Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.
Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum
kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern
serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi
indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari
urutan penyebab kematian di Indoensia.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut
sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi sering tidak menampakkan gejala.
Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita
hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien
harus dipantau teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka
menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya.
Misalnya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi
sekunder), seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat,
disfungsi organ, tumor dan kehamilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Keluarga ?
2. Bagaimana Konsep Keperawatan Keluarga ?
3. Bagaimana Konsep Penyakit Hipertensi ?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Keluarga.
2. Mengetahui Konsep Keperawatan Keluarga.
3. Mengetahui Konsep Penyakit Hipertensi.
4. Mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA


a. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU
No. 10 Tahun 1992).
Keluarga adalah suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan
melalui perkawinan, darah, adopsi dan berinteraksi satu sama lain yang
menimbulkan yang menimbulkan peranan-peranan sosial antara suami,
istri, ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, serta merupakan
pemeliharaan kebudayaan bersama (Puspitawati, 2009).

b. Pengertian Perawatan Kesehatan Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan


masyarakat yang ditunjukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai saran atau penyalur.

c. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga


1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarganya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.

d. Prinsip Hubungan Perawat-Klien dengan Keluarga


1. Fokus intervensi perawat adalah keluarga.
2. Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan
kesehatan.
3. Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan
terhadap kesehatannya.
4. Perawat adalah tamu di rumah keluarga.

e. Prinsip Perawatan Keluarga


1. Bekerja bersama Keluarga secara kolektif.
2. Dimulai dengan kemauan keluarga.
3. NCP disesuaikan dengan tahap perkembangan keluarga.
4. Menerima dan mengakui struktur keluarga.
5. Menekankan pada kemampuan keluarga.

f. Tugas Keluarga Dalam Kesehatan (Freeman, 1981)


1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

g. Peran Perawat Keluarga


1. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program asuhan keperawatan keluarga
secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
keluarga.
2. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai.
3. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan
perawatan langsung.
4. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit
atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau
melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
6. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan
derajat kesehatannya.
8. Penemu Kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah.
9. Modifikasi Lingkungan’
Prawat juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan
rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercapai lingkungan
yang sehat.

h. Hambatan-hambatan Yang Sering Dihadapi Dalam Memecahkan


Masalah Kesehatan Keluarga
1. Hambatan dari keluarga :
a. Pendidikan keluarga yang rendah.
b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga.
c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat.
d. Sosial budaya yang tidak menunjang.
2. Hambatan dari perawat
a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi.
b. Kondisi alam.
c. Kesulitan dalam berkomunikasi.
d. Keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.

i. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi


1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah sebagai berikut :
a. Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.
c. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan
penyakit keturunan.
2. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan, waktu hamil :
a. Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun).
b. Menderita kekurangan gizi/anemia.
c. Menderita hipertensi.
d. Primipara atau multipara.
3. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi karena :
a. Lahir prematur / BBLR.
b. Berat badan sukar naik.
c. ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
d. Ibu menderita penyakit menular sehingga dapat mengancam bayi
atau anaknya.

B. KONSEP PENYAKIT
a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic nya diatas 90 mmHg (Smith Tom,
1995). Menurut WHO penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic
sama dengan atau lebih besar 95 mmHg.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105-114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih
(Smith Tom, 1995).
b. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi 2
yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas
(keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer
sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,


antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain- lain.
Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial,
maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di


dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Terjadi
penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena
itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Bertambahnya
cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat. Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa
jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari
sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat


dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus
hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila
riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi
primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar
monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang


olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini
juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress
dengan hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah
saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf para simpatis adalah saraf
yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara


intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti,
akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan
dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang
dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan kegemukan merupakan ciri khas dari populasi


hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan
hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan
membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.

c. Patofisiologi

Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah


keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan
tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan
tekanan perifer menurun.
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac output .
Dalam sistim renin - angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi,
glandula supra renal juga menjadi faktor penyebab oleh karena faktor hormon.
Sistim renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angoitensin I
menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Enzym (ACE).
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus perifer
yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer
meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap
vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal
untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra fluid volume
melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan
darah melalui peningkatan cardiac output (Jurnlistik international
cardiovaskuler,1999 ).
d. Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,


muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa
pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah
kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh
darah di otak, serta kelumpuhan.

e. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
12.Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit
pada dan/ EKG atau takik aorta; pembesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16.EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

f. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis


1. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
2. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat
hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi
pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan
natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata
mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari
garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan
tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar
ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
tekanan darah yaitu :
1) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue,
baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau
natrium benzoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang
terbuat dari mentega. Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan
diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Jangan menggunakan garam dapur.
b) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarin, mentega, keju, terasi,
petis, biscuit, ikan asin, sarden, sosis dan lain-lain.
c) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan
tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d) Hindari penggunaan baking soda atau obat-obatan yang mengandung
sodium.
e) Batasi minuman yang bersoda.
2) Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan
fospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diabsorbsi
oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang
mengandung kolesterol tinggi yaitu daging, jeroan, keju, susu, kuning telur,
ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah
menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hipertensi adalah :
a) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
b) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c) Gunakan susu full cream.
d) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
e) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.
f) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup,
dodol.
g) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.
3) Diet kalori bila kelebihan berat badan.
Hipertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian
orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena hipertensi.
Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori,
agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu
diperhatikan hal berikut :
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori
untuk penurunan 0,5 kg berat badan per minggu.
b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
g. Komplikasi

Organ- organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung,
gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis


untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan
terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi
hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
A. PENGKAJIAN
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan ,status
kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota
keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
- Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
- Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
- Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
- Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau
menyebar.
- Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
- Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang nyata
ataupun tidak nyata.
- Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan
penggunaan waktu senggang.
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
Pekerjaan, penghasilan, kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer, jam
kerja ayah dan ibu, siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya .
c) Faktor lingkungan
- Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah, persediaan sumber air,
adanya bahan kecelakaan, dan pembuangan sampah.
- Macam lingkungan / daerah rumah
- Fasilitas social dan lingkungan
- Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
- Upaya pencegahan terhadap penyakit
- Sumber pelayanan kesehatan
- Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.
- Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga, komunikasi dari tiap anggota
keluarga, peran dari tiap anggota keluarga, keadaan rumah dan lingkungan.
(2) Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan,
lingkungan.
(3) Studi dokumentasi antara lain : perkembangan kesehatan anak, kartu keluarga,
catatan kesehatan lainnya.
(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan
keperawatan antara lain : tanda-tanda penyakit dan kelainan organ tubuh.
2) Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan typologi masalah
dalam family health care. Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Contoh :
- Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi.
- Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet.
b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Contoh:
- Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
- Siapakah yang menderita penyakit hipertensi.
c. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka. Contoh :
- Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3) Prioritas Masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim
scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut:

K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat(aktual) 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu 1
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1.Tentukan skor untuk tiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Skor X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria , skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot.

b. Penjajakan pada tahap kedua


Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan
tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang /tidak
sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap
pertama. Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara
umum pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi.
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan.
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat
penykit hipertensi .
4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan
penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS,dana sehat dan tidak
memahami manfaatnya.
2. PERENCANAAN
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ) .
Ciri- ciri rencana perawatan keluarga:
1) Berpusat pada tindakan- tindakaan yang dapat memecahkan atau meringankan
masalah yang sedang dihadapi.
2) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan
pikiran yang logis.
3) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang.
4) Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
diidentifikasi.
5) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
6) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Perumusan Tujuan:
- Tujuan jangka panjang mengacu pada penyelesaian masalah.
- Tujuan jangka pendek mengacu pada penyelesaian etiologi.
Kriteria Evaluasi:
- Kriteria
- Standar
Hal yang perlu dipertimbsngksn sebelum menetspksn intervensi, yaitu:
 Apakah pendekatan itu menyebabkan meningkatnya ketergantungan atau
kemandirian keluarga?
 Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan keterampilan
keluarga?
 Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan koping keluarga?
 Apakah keluarga punya komitmen dan motivasi yg memadai terhadap
perencanaan tersebut ?
 Apakah kelugrg a punya sumber-sumber yang memadai untuk melaksanakan
perencanaan tersebut ?
Tipologi Intervensi:
a. Kognitif: mengemukakan informasi dan gagasan serta pengalaman contohnya
pengajaran.
b. Afektif : tindakan dirancang untuk mengubah emosi dari anggota keluarga
sehingga dapat memecahkan masalah secara lebih efektif. Orang tua membantu
mengurangi ansietas thd perawatan anak sakit.
c. Perilaku : strategi perawatan yang diarahkan untuk membantu anggota keluarga
berinteraksi/ bertingkah laku dengan anggota keluarga lain.
3. PELAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal- hal yang peru diperhatikan
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga adalah:
- Sumber daya keluarga (keuangan)
- Tingkat pendidikan keluarga
- Adat istiadat yang berlaku
- Respon dan penerimaaan keluarga
- Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
4. EVALUASI
Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah:
a. Kriteria keberhasilan
b. Standar keperawatan
c. Perubahan perilaku
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

1. TINJAUAN KASUS
Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z
(13 th) seorang laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-
laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga,
yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit hipertensi, pasien nampak lemas dan
mengeluh pusing. Dua tahun yang lalu pasien pernah MRS karena pingsan
dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat
penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya
membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah,
dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya,
keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S
keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,
meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan
yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan
darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena hipertensi
sebelumnya.
2. FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Alamat : Tanjungsari
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK
1. Tn. A L Suami 50 th SMA

2. Ny. S P Istri 45 th SMP

3. Nn. Z L Anak 13 th SMP

4. An. D L Anak 6 th SD

6. Tipe Keluarga
Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.
7. Suku bangsa.
Sunda – Indonesia. Tn. A berasal dari Tanjungsari dan Ny.S dari Sumedang.
8. Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A
habis tepat waktu karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2
minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan
pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan
penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
- Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan
bermain dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.
- Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di
Sumedang jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
Anak pertama berusia 13 th dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah
masing-masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi
dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan
tugas dan kewajibannya sebagai anak.
3. Riwayat keluarga inti :
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi
karena ayah Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke
ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS
karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua
anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat
yang dibeli di toko).
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
Nama Umur BB/ Keadaan Imunisasi Tindakan yang
Kg sehat (BCG/ Masalah telah dilakukan
Polio/ kesehatan
DPT/ HB/
Campak
Tn. A 50 thn 60 Baik Lengkap - -
Ny. S 45 thn 48 Sakit Lengkap Ggn nutrisi Membantu
An. Z 13 thn 27 Sakit Lengkap - pemenuhan
An. 6 thn 25 Baik Lengkap - nutrisi Ny.S
D tanpa membawa
ke pelayanan
kesehatan

4. Riwayat keluarga sebelumnya :


Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan
dalam keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak
Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga
kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk
sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti
dan motor box untuk menjual roti,merupakan rumah permanent dan milik
sendiri. Setiap ruangan memiliki jendela kecuali kamar mandi sehingga
sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi dengan WC, lantai rumah
terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah
atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa
menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m
dari jarak belakang rumah.
DENAH RUMAH:

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai
negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan bersuku jawa
meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka
dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke
musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-
pindah tempat, saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-
anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga
hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat
berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan
di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan pengajian rutin yang
dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anaknya
setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun
kadang-kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling
mengantar roti sehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan
Tn.A mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan
untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S
dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A
juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara
medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung).
Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan
puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga
keluarga lebih memilih ke dokter desa.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga
anak-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka
tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang
santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap
anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-anaknya ketika mereka salah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A
menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
- Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah
tangga.
- Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
- An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.
- An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi
penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh
suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu, sehingga mereka lebih
memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat
tradisional.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak
yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-
kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal
yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga :
Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat
Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anaknya, sehingga
keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi
masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah
bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih
mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan
suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan
memberi pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun
Ny.S sakit dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan
keluarga yang dapat digunakan kapan saja.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan
keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa
depan, sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal
mungkin untuk kesembuhan istrinya.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik
dan kelak menjadi anak yang berguna.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama
dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-
harapan mereka terhadap anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil
suatu keputusan.
VII. Pemeriksaan Fisik.
Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
No Pemeriks Tn. A Ny.S An. Z An. D
aan
Fisik
1 Kepala Simetris, Simetris,tidak Simetris, Simetris,
rambut ada rambut rambut
berwarna hitam, ketombe,Ramb berwarna hitam, berwarna
tidak ada ut sedikit kusut tidak ada hitam, tidak
ketombe. ketombe. ada ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak
nampak adanya nampak adanya nampak adanya nampak
peningkatan peningkatan peningkatan adanya
tekanan vena tekanan vena tekanan vena peningkatan
jugularis dan jugularis dan jugularis dan tekanan vena
arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis, jugularis dan
tidak teraba tidak teraba tidak teraba arteri carotis,
adanya adanya adanya tidak teraba
pembesaran pembesaran pembesaran adanya
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid pembesaran
(struma). (struma). (struma). kelenjar tiroid
(struma).
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ada katarak, ada katarak, ada katarak, ada katarak,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
jelas jelas jelas jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan keadaan keadaan keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik
5. Hidung Simetris,keadaa Simetris,keadaa Simetris,keadaa Simetris,kead
n bersih,Tidak n bersih,Tidak n bersih,Tidak aan
ada kelainan ada kelainan ada kelainan bersih,Tidak
yang ditemukan yang ditemukan yang ditemukan ada kelainan
yang
ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa
lembab,keadaan agak sedikit lembab,keadaan mulut
bersih,Tidak kering,Mulut bersih,Tidak lemb,keadaan
ada kelainan sedikit kotor, ada kelainan bersih,Tidak
makan 1x/hari ada kelainan
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
dada terlihat dada terlihat dada terlihat dada terlihat
simetris, suara simetris, suara simetris, suara simetris,
jantung S1 dan jantung S1 dan jantung S1 dan suara jantung
S2 tunggal,tidak S2 tunggal,tidak S2 tunggal,tidak S1 dan S2
terdapat terdapat terdapat tunggal,tidak
palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara terdapat
mur-mur (-), mur-mur (-), mur-mur (-), palpitasi,
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), suara mur-
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) mur (-),
ronchi (-),
wheezing (-)
8. Abdome Pada Pada Pada Pada
n pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak abdomen
didapatkan didapatkan didapatkan tidak
adanya adanya adanya didapatkan
pembesaran pembesaran pembesaran adanya
hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak pembesaran
kembung, kembung, kembung, hepar, tidak
pergerakan pergerakan pergerakan kembung,
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus pergerakan
35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak peristaltik
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka usus 35x/mnt,
operasi operasi operasi tidak ada
bekas luka
operasi
9. TTV dan TD : 120/80 TD : 160/100 TD: 110/80 TD: 105/63
ekstremit mmHg, mmHg, mmHg mmHg
as N : 74x/m, N : 100x/m, R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
S : 360C S : 36,50C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt
R: 20x/m R: 20x/mnt S: 37,2OC S: 370C

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi
pelayanan kesehatan dengan baik.
Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS: Gangguan
- Ny.S mengatakan Kenaikan tekanan darah pemenuhan
mual,muntah,lemas, nafsu makan ↓ nutrisi kurang
menurun. Kompensasi tubuh (pusing) dari kebutuhan
DO: ↓ tubuh.
- Ny.S terlihat lemas mempengaruhi hypothalamus
- Ny.S makan 1x/hari habis ½ ↓
porsi dengan bantuan, dan kurang nafsu makan
kadang tidak makan. ↓
- Mukosa bibir kering. Kurang nutrisi
DS: Hipertensi
- Pasien mengatakan pusing dan Riwayat hipertensi, gaya
lemas. hidup
- Ny.S mengatakan menderita ↓
penyakit hipertensi sejak 2 th Penumpukan kolesterol
yang lalu dan sempat MRS d dalam pemb.darah
RSUD selama 3 hari. ↓
- Karena merasa sudah sehat Ny.S Vasokontriksi vascular
jarang lagi periksa ke dokter ↓
meskipun hanya sekedar periksa. Tekanan darah meningkat
- Ny.S bekerja berdagang di pasar
dari pagi sampai hampir sore
sehingga kurang istirah
- Ny.S mengatakan jarang berolah
raga
- Ny.S tidak merokok
- Ny.S suka mengkonsumsi
makanan berlemak, seperti
gorengan dan bumbu santan.
- Tn.A mengatakan bahwa ibu
sudah biasa seperti ini.
DO:
- Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
- TD : 160/100mmH, N : 100x/m,
S : 36,50C , R: 20x/m

Diagnosa keperawatan:
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga
Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan
nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan
keluarga Tn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sbb :
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S
keluarga Tn.A b.d kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara
parsial anggota keluarga yang sakit.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan
yang sudah terjadi dan
1.aktual (3) perlu di lakukan tindakan
segera.
2. resiko tinggi (2)

3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada
diubah : dan tindakan untuk me-
mecahkan masalah dapat
1.tinggi (2) dijangkau keluarga.
2. sedang (1)

3. rendah (0)
3. Potensi untuk mencegah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah
masalah: untuk tidak memper-
buruk keadaan dapat
1. Mudah (3) dilakukan Ny.S dan
2. Cukup (2) keluarga dengan
3. Tidak dapat (1) memperbaiki perilaku
hidup sehat.
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari
4. adanya masalah tetapi
1. Masalah dirasakan dan tidak didukung dengan
perlu penanganan segera. pemahaman yang ade-
(2) kuat tentang karakteristik
2. Masalah di rasakan, tidak penyakit .
perlu di tangani segera
(1)
3. Masalah tidak dirasakan
(0)
Total skor 3 3/3
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-
tan tetapi tidak perlu
1. Actual (3) ditangani segera.
2. Resiko tinggi (2)
3. Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Membawa Ny.S ke
dapat diubah pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan
1. Tinggi (2) dan perawatan.
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
masalah dengan menjaga pola hidup
dan pola makan.
1. Mudah (3)
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa
menerima keadaan mereka
1. Masalah dirasakan saat ini meskipun belum
4. dan perlu penanganan stabil.
segera (2)
2. Masalah dirasakan,
tidak perlu di tangani
segera (2)
3. Masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 3 2/3
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S
TANGGAL 10 November 2013
No Diagnosis Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standart
Keluarga
1 Gangguan Setelah di Setelah di lakukan Verbal : - Mengetahui 1. Memberitahu pasien dan keluarga
pemenuhan lakukan kunjungan sampai 1 hari Pasien dan tentang betapa pentingnya untuk tetap
nutrisi kurang tindakan selama 30 menit keluarga bisa pentingnya nutrisi menjaga kebutuhan nutrisi walau
dari kebutuhan diharapkan diharapkan pasien dan memahami bagi tubuh. saat sakit.
tubuh pada Ny.S kebutuhan keluarga mampu materi yang - Mengetahui 2. Memberitahu keluarga dan pasien
keluarga Tn.A nutrisinya memahami tentang di berikan. komposisi nutrisi tentang komposisi nutrisi yang
b.d pasien pentingnya nutrisi. yang seimbang. seimbang.
kekurangefektif terpenuhi 3. Memberitahu keluarga supaya lebih
an keluarga secara aktif dalam membantu Ny.S dalam
dalam sembang pemenuhan kebutuhan nutrisinya
membantu nya secara parsial, perlahan-lahan
memenuhi sambil melatih pasien agar mampu
kebutuhan melaksanakannya secara mandiri.
nutrisi keluarga
yang sakit.

Setelah di lakukan Perilaku: - Makan 3x sehari 1. Menjelaskan bagaimana pentingnya


kunjungan sampai 1-2 Pasien porsi habis tanpa nutrisi bagi tubuh dan sebagai
hari selama 30 menit mampu bantuan penunjang kesembuhan penyakit.
diharapkan pasien makan dan - Minum air putih 8 2. Memotivasi Ny.S untuk melakukan
mampu makan 3x/hari minum gelas perhari aktifitas tersebut.
porsi habis dan minum secara tanpa bantuan 3.Membantu keluarga supaya lebih
8 gelas air / hari. seimbang aktif dalam membantu Ny.S dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisinya
secara parsial, sampai tujuan
terpenuhi.
2. Hipertensi pada Setelah 1.Setelah dilakukan Verbal a. Pengertian 1. Berikan pengetahuan keluarga
Ny.S keluarga dilakukan kunjungan 2-3 hari :Pasien dapat hipertensi tentang karakteristik
Tn.A kunjungan selama 30 menit menyebutkan b. Penyebab : penyakit hipertensi dan
berhubungan keperawata Keluarga dapat dengan jelas - Keturunan perawatannya.
dengan n, keadaan mengenal ka- dan benar 2. Mendiskusikan bersama tentang
ketidakmampua - Kelelahan
penyakit rakteristik pen-yakit karakteristik penyakit hipertensi
n keluarga Ny.S hipertensi - Kurang olah raga
dan perawatannya.
mengenal berangsur -Penyakit tekanan
3. Memberikan bimbingan dengan
karakteristik membaik darah tinggi
ilustrasi menggunakan brosur dan
penyakit dan c.Menjawab sebagainya.
perawatannya pertanyaan dengan
4. Mendengarkan dengan seksama
baik dan benar.
sanggahan yang diajukan keluarga.
5. Menanggapi pertanyaan dengan
sabar.
6. Membimbing keluarga untuk
mengulangi penjelasan yang sudah
diberikan.
7. Berikan pujian bila keluarga mampu
menjawab dengan baik dan benar.
2.Setelah dilakukan Verbal: Keputusan yang 1.Mendiskusikan alternatif untuk
kunjungan 2-3 hari Pasien dibuat keluarga dan mengatasi masalah yaitu :
selama 30menit memperhatik Ny.S sendiri - Pentingnya berobat teratur ke
Keluarga dapat an dengan sarana kesehatan.
membuat kepu-tusan baik - Pentingnya kerjasama dengan
yang tepat tentang petugas kesehatan.
upaya pengobatan
- Manfaat istirahat dan olah raga
Ny.S ke sarana
teratur
kesehatan dan
bersedia memberikan 2. Berikan dorongan kepada keluarga
perawatan yang baik dan Ny.S untuk membuat
dan benar. keputusan.
3.Beri pujian terhadap keputusan yang
baik dan benar sebaliknya beri
koreksi atas keputusan keliru

3. Pada akhir pertemuan Perilaku: -melakukan olah 1. Menjelaskan manfaat evaluasi


keluarga sepakat jika Pasien raga yang cukup sewaktu-waktu.
diadakan evaluasi melaksanakn -makan teratur 2. Menjelaskan bahwa diskusi akan
sewaktu-waktu. apa yang -meluangkan waktu dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak
sudah di untuk istirahat dan sesuai dengan keputusan yang telah
ajarkan refreshing. dibuat keluarga.
dengan baik
C. EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Gangguan Tgl 11-11-2013 Jam S: Tgl 11-
pemenuhan 08.30-09.00 - Keluarga menjawab 11-2013
nutrisi - Mengucapkan salam Jam
kurang dari salam - Tn.A mengatakan 08.30-
kebutuhan - Memvalidasi Ny.S masih mual, 09.00
tubuh pada keadaan keluarga pahit di mulut, dan Sampai
Ny.S - Mengingatkan belum bisa Tgl. 12-
keluarga kontrak sepenuhnya 11-2013
Tn.A b.d - Menjelaskan tujuan menghabiskan porsi jam
kekurangefek makannya. 08.30-
tifan TUK - Keluarga menyetujui 09.00
keluarga 1. Memberitahu pertemuan saat ini
dalam kepada pasien dan selama 30 menit
membantu keluarga betapa tentang pentingnya
memenuhi pentingnya pemenuhan nutrisi
kebutuhan menjaga dan komposisi
nutrisi keseimbangan seimbangnya.
keluarga nutrisi walaupun - Keluarga
yang sakit. saat sakit. mengatakan sudah
2. Memberitahu faham tentang proses
pasien dan membantu
keluarga tentang pemenuhan nutrisi
komposisi nutrisi Ny.S.
yang seimbang. O:
3. Memberikan - Keluarga kooperatif
kesempatan pada dan aktif saat
keluarga untuk dijelaskan.
bertanya dan - Keluarga
mengulangi mendengarkan
penjelasan apa penjelasan yang
yang sudah kita diberikan.
ajarkan. - Keluarga membantu
4. Memberitahu proses pemenuhan
keluarga untuk kebutuhan nutrisi
lebih aktif dalam Ny.S sampai
membantu akhirnya bisa makan
pemenuhan dan minum.
kebutuhan nutrisi - Ny.S belum
secara parsial. menghabiskan
5. Memberikan seluruh porsi, tapi
motivasi pasien 2/3 porsi dan
dan minum kurang lebih
membantu anggot 5 gelas/hari.
a keluarga untuk A:
membantu Ny.S Masalah teratasi
perlahan-lahan sebagian
memenuhi P:
kebutuhan nutrisi Lanjutkan intervensi.
sampai tujuan
tercapai.
2 Hipertensi Tgl 11-11-2013 Jam S: Tgl 13-
pada Ny.S 08.30-09.00 - Keluarga menjawab 11-2013
keluarga - Mengucapkan salam Jam
Tn.A salam - Tn.A mengatakan 08.30-
berhubungan - Memvalidasi Ny.S masih sedikit 09.00
dengan keadaan keluarga pusing dan belum
ketidakmamp - Mengingatkan bisa sepenuhnya
uan keluarga kontrak melakukan aktifitas.
mengenal - Menjelaskan tujuan - Keluarga menyetujui
karakteristik TUK pertemuan saat ini
penyakit dan 1. Memberikan selama 30 menit
perawatanny pendidikan tentang pentingnya
a kesehatan tentang aktifitas sehari-hari.
Hipertensi yang - Keluarga dan pasien
meliputi: mengatakan belum
- Pengertian sepenuhnya
hipertensi memahami apa itu
- Tanda dan gejala yang berkaitan
-Penyebab dan dengan hipertensi.
pencegahan - Keluarga sudah
2. Memberikan membawa Ny.S ke
masukan /saran dokter yang biasa di
kepada keluarga kunjungi.
untuk membawa O:
Ny.S untuk - Keluarga kooperatif
berobat ke pelayan dan aktif saat
kesehatan sebagai dijelaskan.
keputusan yang - Keluarga
baik. mendengarkan
3. Mengajukan penjelasan yang
kontrak waktu diberikan.
pada akhir - Ny.S masih terlihat
pertemuan untuk sedikit lemas , tapi
di lakukan sudah agak lebih
evaluasi keadaan baik.
Ny.S dan - TD: 130/90mmHg
keluarga. A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang
dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi
primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena
penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan
penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala
(asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi
medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.

B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu,
melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai
dengan kebutuhan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai