Isi Teh
Isi Teh
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teh merupakan salah satu jenis minuman yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Minuman teh dapat dihasilkan dari pucuk muda daun
tanaman teh (Camellia sinensis L.) yang sudah diolah. Industri komoditi teh
dalam negeri teh juga penting sebagai komoditi ekspor (Xenia, 2010).
Indonesia sebagai sumber devisa negara dari sub sektor pertanian atau
memiliki banyak manfaat dari segi kesehatan. Teh mengandung alkaloid kafein
yang bersama dengan polifenol teh akan membentuk rasa alami yang
klon teh unggul. Kegiatan pemuliaan yang dilakukan oleh tim peneliti Fakultas
Pertanian UGM telah menghasilkan 17 klon PGL yang berpotensi untuk dilepas
sebagai klon unggul baru. Hasil seleksi awal terhadap ketujuhbelas klon PGL
didapatkan tujuh klon yang berpotensi untuk dilepas sebagai klon unggul baru.
Ketujuh klon tersebut adalah PGL 1, 3, 4, 10, 12, 15, dan 17 (Alexander, 1997).
Klon PGL terpilih sebagai klon unggul baru. Data pendukung yang cukup
penting yaitu tingkat kemudahan klon PGL untuk distek. Selain itu, diperlukan
juga data laju pembentukan dan pertumbuhan akar serta tajuk stek. Karakter
ketika akan dilakukan pengembangan teh menggunakan klon tersebut. Klon yang
(Tjitrosoepomo, 1994).
Pembentukan dan pertumbuhan akar serta tunas dari bahan stek dapat dipercepat
dengan aplikasi ZPT sehingga periode pembibitannya lebih pendek. Selain itu,
melalui aplikasi ZPT dapat memberi tingkat keseragaman bibit yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, aplikasi ZPT secara langsung dapat meningkatkan kualitas bibit
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
Universitas Sumatera Utara dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Camellia sinensis L.
tersebut masuk ke dalama lapisan tanah yang dalam. Percabangan akarnya pun
banyak. Perakaran pohon ini akan menjadi baik jika mempunyai gerakan yang
leluasa, yaitu dapat menembus tanah dengan mudah dan juga bergerak
menyamping. Semua itu akan dapat dipenuhi jika mempunyai susunan dan fisik
Batang pohon teh ini tumbuh denga lurus dan banyak, akan tetapi batang
ini mempunyai ukuran yang lebih kecil. Dengan demikian maka pohon teh ini
akan tumbuh dengan bentuk yang mirip pohon cemara. Hal itu terjadi jika pohon
teh dibiarkan tumbuh tanpa adanya pemangkasan. Akan tetapi jika pohon teh
teh itu akan berjumlah antara 4-5 helai dan berwarna agak hijau. Kalau daun
mahkota bunga berjumlah sekitar 5-8 helai, adapun jumlah benang sarinya antara
100-250 helai. Diatas mahkota bunga terdapat putik, kepala putik bersirip 3 helai.
Tangkai putik berukuran panjang, tapi kadang-kadang ada yang lumayan pendek
4
mengandung 1 atau 2 biji. Atau kalau agak besar dapat pula mengandung sekitar 4
sampai 5 biji. Warnanya putih. Semakin tua warnanya akan berubah coklat. Buah
teh terbentuk bulat dan bergaris tengah antara 1,2 sampai 1,5 cm
Biji yang telah tua akan berkulit tebal dank eras. Maka memerlukan waktu
yang agak lama kalau akan ditanam. Berbulan-bulan baru menjadi kecambah dan
Syarat Tumbuh
Iklim
Faktor iklim yang harus diperhatikan seperti suhu udara yang baik berkisar
13 - 15 derajat C, kelembaban relatif pada siang hari > 70%, curah hujan tahunan
tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm
Makin banyak sinar matahari makin tinggi suhu, bila suhu mencapai 30 derajat C
pelindung tetap atau sementara. Disamping itu perlu mulsa sekitar 20 ton/ha untuk
menurunkan suhu tanah. Suhu tanah tinggi dapat merusak perakaran tanaman,
terutama akar dibagian atas. Faktor iklim lain yang harus diperhatikan adalah
tiupan angin yang terus menerus dapat menyebabkan daun rontok. Angin dapat
5
Tanah
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh adalah tanah yang
serasi. Tanah yang serasi adalah tanah yang subur, banyak mengandung bahan
organik, tidak terdapat cadas dengan derajat keasaman 4,5 – 5,6. Tanah yang baik
Selain Andisol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu
Latosol dan Podzolik. Kedua jenis tanah ini terdapat di daerah yang rendah di
bawah 800 m dpl. Dalam rangka pembukaan dan pengelolaan kebun perlu
Kesesuaian tanah yang ada dibagi kedalam kategori I, II, dan III.
ketebalan tanah, peta kemampuan lahan dan peta rekomendasi penggunaan lahan
(Sutanto, 2006).
6
Pengertian Stek
batang, dan daun dari pohon induknya. Potongan bahan perbanyakan disebut
sebagai stek kemudian ditanam pada medium tumbuh agar terbentuk akar dan
menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih
(Tjitrosoepomo, 1994).
bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk
tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih
regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang
true to name dan true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor
intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu
faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon
yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh menemukan substansi yang disebut
dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta
tidak terserang hama dan/atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi
lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar
Stek Daun
setek batang. Pada perbanyakan dengan setek daun, akar maupun tunas terbentuk
dari hasil inisiasi kalus yang membengkak pada dasar tangkai daun yang
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa
lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol. Bahan awal pada stek daun
tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Penggunaan bahan yang
Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer
atau meristem sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru berasal
dari meristem primer pada kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi pada
tanaman Begonia rex, Saint paulia (Avrican violet), Sansevieria, Crassula dan
Lily, akar dan tunas baru berkembang dari meristem sekunder dari hasil pelukaan
Pada beberapa species seperti Peperomia, akar dan tunas baru muncul dari
jaringan kalus yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder karena pelukaan.
Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif,
bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah
Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan
kemudian ditanam pada media. Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia yang
umum dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm (Rao, 1996).
Tanaman teh dapat diperbanyak dengan biji ataupun stek daun. Dengan
menggunakan perbanyakan secara stek daun akan diperoleh bibit dalam jumlah
banyak serta kualitasnya sesuai dengan induknya. Jika menggunakan biji secara
dengan dosis 9092 +15 gr TSP + 45 gr KCC per pohon pertahun, pengendahan
hama dan penyakit, penyemprotan Zing Sulfat dengan konsentrasi 1% pada satu
(Endah, 2008).
Stek dengan satu daun yang prima adalah stek yang ada dibagian tengah
ranting stek dengan warna hijau tua. Stek yang berwarna coklat dibagian pangkal
dan hijau muda dibagian ujung harus dibuang. Pemotongan stek dilakukan 0,5 cm
diatas ruas daun dan 5 cm dibawah ruas daun dengan kemiringan 450 . Mata tunas
yang lebih dari 5 cm harus dipotong. Stek yang telah dipotong langsung
dimasukan kedalam air bersih selama 30 menit dan segera direndam dalam larutan
pungisida selama 1 menit. Selama pemotongan stek hendaknya hanya satu klon
agar tidak ada off-tipe. Stek selanjutnya siap ditanam dipembibitan atau dikemas
potensi stek setiap perdu adalah tergantung umur pohon induk perbanyakannya
(Lingga, 2007).
dalam kantong plastik ukuran 40 x 50 cm yang diberi kapas basah dan diatur
setiap kantong berisi 50 stek.setelah diberi label kantong di tutup rapat. Kantong
dapat berisi 3.000 stek. Untuk pengangkutan sampai 2 hari stek yang telah
50 cm yang diberi kapas 25 gr. Setiap kantong dapat berisi 2.000 stek. Selama
(Endah, 2008).
10
menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya
dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah dan
berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun
banyak kelebihan yang antara lain sebagai berikut:1. Hasil tanaman yang
dalam waktu yang relatif singkat, 2. Tanaman mempunyai sifat yang sama dengan
induknya baik sifat, jenis dan umur, 3. tidak perlu menggunakan teknik-teknik
khusus sehingga tidak rumit dan mudah untuk dipraktekkan, 4. biaya yang
diperlukan dalam perkembangbiakkan tanaman dengan cara setek ini murah dan
secara setek ini juga mempunyai beberapa kerugian yang antara lain adalah
sebagai berikut: 1. perakaran yang dangkal dan tidak ada akar tunggang
menjebabkan tanaman akan mudah roboh apabila diterjang angin, 2. pada saat
musim kemarau yang panjang tanaman dapat tidak tumbuh karena pengaruh suhu
Mutu bahan stek tidak dipengaruhi oleh umur pohon induk, tetapi sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain mutu bahan stek, kematangan
perencanaan dan persiapan, pemilihan atau pengelolaan media tanam, lokasi yang
tepat, serta tenaga kerja yang cukup dan terampil (Panggabean, 2011).
tanaman induk sebaiknya bebas dari hama dan penyakit, kuat, tumbuh normal
biji yang dapat tumbuh secara normal diperlukan penyerbukan silang. Apabila
dalam suatu areal pertanaman bibitnya dari biji maka antara perdu yang satu
Pertumbuhan akar pada stek terlihat dua hal yang menarik, yaitu : 1. Tunas
berkembang secara normal akan tetapi tidak terbentuk akar. Daun indung sudah
mulai gugur sehingga tidak dapat berfungsi sebagai sumber makanan cadangan, 2.
tunas tidak berkembang (stagnasi), sedang bagian ujung atas dan bawah gugur
Bahan tanaman teh yang diperbanyak secara vegetatif dalam jumlah yang
banyak maka stek harus diambil dari tunas ujung yang sudah dewasa yang terdiri
atas satu daun. Daun ini berfungsi sebagai sumber makanan cadangan untuk
12
Tanaman teh yang berasal dari bibit asal stek menunjukkan pertumbuhan
tunas lebih awal dan lebih cepat kekar, sehingga merupakan pilihan yang tepat
untuk mendapatkan bibit cepat tumbuh dalan jumlah banyak dan sifat seragam
menggunakan media tanam yang gembur, bebas nematoda dan busuk akar
Ranting stek diambil dari tanaman pada kebun induk, tanaman berumur 4-
5 bulan setelah dipangkas, ranting yang tegak lurus atau vertikal, mulai berkayu,
berwarna hijau tua/coklat. Panjang ranting stek 3-4 cm, dipotong miring 45
derajat, memiliki satu helai daun, direndam dengan larutan perangsang tumbuh
atau anti jamur akar sesuai rekomendasi. Upaya petani untuk mendapatkan bibit
yang cepat berakar adalah menggunakan urin sapi yang berfungsi juga sebagai
KESIMPULAN
2. Pada perbanyakan dengan setek daun, akar maupun tunas terbentuk dari hasil
inisiasi kalus yang membengkak pada dasar tangkai daun yang disetekkan,
4. Kerugian stek daun adalah perakaran yang dangkal dan tidak ada akar
regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru
DAFTAR PUSTAKA
Endah. 2008. Agri Bisnis Tanaman Sayur. Jakarta: Niaga Swadaya. Bukhari.
2013.”Sains Riset”. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan Air.
Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung.
(Solanum Melongena L.) (3): 1.
Hendrata, R. dan Sutardi. 2009. Respon bibit teh pada bagian pangkal, tengah, dan
pucuk terhadap pemupukan majemuk. Agrovigor 2: 103-109.
Lingga, P. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 360 hal.
Lukito. 2010. Budidaya Teh. Pusat penelitian kopi dan teh Indonesia. Jakarta. 298
hal.
Pusat Penelitian Kopi dan Teh Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Teh.
Jakarta (ID) : PT Agromedia Pustaka
Siregar THS ; S Riyadi & L Nuraeni. 1999. Budidaya Pengolahan dan Pemasaran
Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tisdale, S. I., W . I. Nelson and J. D. Beaton. 1990. Soil Fertility and Fertlizers.
3rd Ed.
Wahyudi, T., T.R Panggabean, dan Pujiyanto., 2008. Panduan Lengkap Teh
Manajemen Agribisnis dai hulu hingga hilir. Penebar Swadaya,
Jakarta.