Anda di halaman 1dari 19

A.

Audit Mutu dan Audit Kendali Mutu berikut Pemeriksaan Mutu

Mutu terdapat beberapa pengertian diantaranya: – Gambaran dan karakteristik

menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuan dalam memuaskan

kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat (Dari ISO 8402); – Memenuhi persyaratan

pelanggan; – Sesuai dengan kegunaan; – Memuaskan pelanggan pada biaya yang kompetitif;

– Keseluruhan gabungn karakteritik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan

dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa, digunakan untuk memenuhi harapan

pelanggan.

Mutu, keseluruhan karakteristik dari entitas (entity) yang mengandung kemampuannya

dalam memuaskan yang yang dinyatakan atau yang tersirat.

Entitas (entity). Sesuatu yang berwujud atau tak berwujud, dapat dijelaskan dan

dipertimbangkan secara individu. Atau entitas dapat diartikan sebagai individu yang

mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain

Audit mutu berarti mempelajari mutu suatu produk tertentu dengan mengambil contoh

sekali-sekali di dalam perusahaan atau di pasar. Atau audit mutu memeriksa mutu produk

untuk mengetahui apakah tuntutan konsumen dipenuhi. Atau audit mutu memperbaiki cacat

jika ada yang ditemukan dan meningkatkan mutu produk (nilai jual) yang menarik

perhatian. Dengan kata lain Audit mutu merupakan suatu audit siklus PDCA (plan, do,

Check, action), tidak hanya mendorong mutu lebih baik, tapi juga terhadap “perangkat

keras”.

Tujuan audit Mutu adalah menentukan apakah sistem manajemen mutu bekerja. Sedangkan
Tujuan pemeriksaan mutu adalah untuk menentukan apakah kegiatan suatu perusahaan

telah sesuai dengan program mutu atau apakah perlu membuat perubahan pada praktek

bisnisnya.

Audit mutu perusahaan dapat juga dilakukan secara sendiri untuk menentukan apakah

kegiatan program mutu telah sesuai dengan standar mutu tertentu, yang ditetapkan oleh

manajmen perusahaan atau Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO)

9000. Sederhananya, ISO 9000 adalah sertifikasi bahwa suatu perusahaan mengikuti

prosedur bisnis formal.

Audit mutu (disebut juga diagnosis mutu) sejenis dengan audit kendali mutu, tetapi

terdapat perbedaan di antara keduanya. Audit mutu adalah suatu pemeriksaan sistematik dan

mandiri untuk menetapkan apakah kegiatan mutu dan hasil-hasilnya sesuai dengan

pengaturan yang direncanakan dan apakah pengaturan tersebut diterapkan secara efektif dan

sesuai untuk mencapai tujuan mutu. Audit mutu dilakukan untuk satu atau lebih tujuan: (1).

Mengevaluasi keefektifan sistem mutu yang diterapkan, (2). Menilai kesesuaiannya

terhadadap persyaratan yang ditentukan, (3). Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam

sistem mutu dan (4). Mengidentifikasi kemungkinan penyempurnaan

Audit Kendali Mutu adalah memeriksa proses pelaksanaan kendali mutu,

memberikan suatu diagnosis yang tepat dan menunjukkan cara untuk memperbaiki

kekurangan. Prosedur ini disebut juga diagnosis dan saran. Audit kendali mutu juga berarti

memeriksa cara kendali mutu dilaksanakan: cara bagaimana pabrik membentuk mutu dalam

suatu produk, pengendalian subkontraktor, cara menangani pengaduan konsumen dan metoda

penerapan jaminan mutu pada setiap langkah produksi baru. Jadi audit mutu adalah audit

yang menentukan seberapa baik sistem kendali mutu berfungsi, untuk memungkin

perusahaan mengambil tindakan-tindakan pengecegahan terhadap terulangnya kesalahan-


kesalahan. Audit kendali mutu merupakan siklus PDCA pada proses kendali mutu dan

menjadi audit mutu “perangkat lunak”. Tentu sebaiknya audit kendali mutu dan audit mutu

dilaksanakan berdampingan.

Pemeriksaan (produk) adalah penyelidikan atau melihat dengan teliti untuk mengetahui

keadaan [(baik tidaknya atau salah benarnya) produk] yang dihasilkan berdasarkan kriteria

(mutu) yang ditetapkan.

Audit mutu mempunyai beberapa kesamaan dengan pemeriksaan dan audit kendali mutu

sangat mirip pengendalian proses. Hanya melakukan audit mutu saja tidak dapat menjamin

praktek jaminan mutu dalam jangka panjang. Audit kendali mutu secara langsung

berhubungan dengan penetapan mutu produk yang akan diproduksi di masa

depan. Perbedaan dasar antara audit mutu dengan audit kendali mutu adalah pada audit mutu

kendali menekankan pada peng-audit-an sistem dan cara sistem itu dijalankan.

Kecenderungan terakhir dalam audit kendali mutu adalah untuk membantu audit

pengendalian mutu terpadu yang mempelajari seluruh sistem manajemen. Kriteria audit

ditetapkan oleh direktur utama. Isi auditpun terus-menerus meluas.

Audit kendali mutu dapat pula dilakukan oleh orang luar terhadap perusahaan yaitu: 1).

Audit kendali mutu pemasok oleh pembeli, 2). Audit kendali mutu untuk mendapat sertifikat,

3). Audit kendali mutu oleh konsultan. 4). Audit kendali mutu untuk Deming Application

prize dan Medali Mutu Jepang. Dari ke empat hal diatas, yang keempat hanya dilakukan di

Jepang saja.

Manajemen dalam menjalankan perusahaan tentu memiliki keinginan bahwa seluruh

kegiatan, bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur dibuat agar tidak

terjadi penyimpangan antar satu bagian dengan bagian yang lain, selain itu dimaksudkan
untuk mencegah terjadi inefisiensi sistem mutu. Untuk mengetahui bahwa seluruh prosedur

yang ditetapkan dan dilaksanakan dengan sistematis, maka dilakukan dengan audit mutu,

yaitu melalui pemeriksaan yang dilakukan secara berencana dan terinci sehingga

pelasanaannya bersifat sistematik serta dilakukan secara “mandiri’ oleh personel yang

mengaudit.

Manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan audit mutu adalah diperoleh temuan-temuan

oleh auditor berupa ketidaksesuaian, selanjutnya dirangkum dalam laporan Audit

mutu. Temuan-temuan audit mutu harus berdasarkan bukti-bukti objektif serta berdasarkan

temuan nyata dilapangan yang tertuang dalam laporan ketidaksesuaian, temuan-temuan ini

merupakan masukan kepada perusahaan tentang efektifitas sistem mutu perusahaan. Selain

itu manfaat audit mutu adalah untuk mengecek apakah persyaratan SNI 19-9001/2/3 yang

digunakan diterapkan atau tidak. Pengecekan dilakukan oleh auditor melalui pertanyaan.

Bukti obyektif adalah informasi yang dapat dibuktilan kebenarannya, berdasarkan kenyataan

yang diperoleh melalui pengamatan, pengukuran, pengujian atau saran lainnya.

Ketidaksesuaian Audit Mutu. Sebelum membahas Ketidaksesuaian Audit Mutu dipaparkan

terlebih dahulu Ketidaksesuaian. Ketidaksesuaian adalah tidak dipenuhi suatu persyaratan

yang ditetapkan oleh manajemen. Setelah audit mutu dilaksanakan, auditor menulis temuan-

temuan ketidaksesuaian dalam format laporan ketidaksesuaian. Laporan ketidaksesuaian

diperlukan untuk mengetahui sejauhmana perusahaan telah menerapkan persyaratan yang

ditetapkan manajemen perusahaan dan/atau SNI seri 9000. Apakah benar-benar telah

diterapkan oleh setiap bagian, juga dapat dijadikan mengukur efektifitas sistem mutu. Hal

yang harus dipahami benar adalah agar kriteria kategori ketidak sesuaian telah dimengerti

secara mendalam oleh seluruh personel di perusahaan dengan maksud agar pada waktu

pelaksanaan kendali mutu tidak ada lagi diskusi atau debat tentang kategori ketidak sesuaian,
karena ketidaksesuaian adalah sarana komunikasi antara auditor dan auditi untuk menyatakan

hasil-hasil audit mutu yang akan disampaikan pada waktu pertemuan penutupan audit mutu

baik lisan ataupun tertulis.

Sistem adalah suatu perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain, bekerja

sendiri-sendiri dan bersama-sama untuk mencapai tujuan keseluruahan dalam lingkungan

yang kompleks. Sistem secara implisit mengandung dua pengertian, yaitu struktur dan

rencana, metoda alat dan prosedur.

Sistem mutu adalah program perencanaan, kegiatan, sumberdaya dan kejadian yang

didorong oleh manajemen berlaku diseluruh perusahaan dan proses. Program ini

dilaksanakan dan dikelola dengan tujuan untuk menjamin bahwa keluaran proses akan:

Memenuhi persyaratan mutu pembeli dan secara logis menjamin bahwa tujuan laju

pengembalian investasi (ROI- return on investment) dipenuhi.

Jaminan mutu. Seluruh kegiatan terencana dan sistematik yang diterapkan dalam sistem

mutu dan diperagakan sesuai kebutuhan, untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa

mawujud akan memenuhi persyaratan mutu.

Jaminan mutu berarti menjamin mutu suatu produk sehingga konsumen dapat membelinya

dengan penuh kepercayaan dan menggunakannya dalam jangka waktu yang lama dengan

kepercayaan dan kepuasan. Jaminan mutu dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1). Jaminan mutu berorientasi pada pengawasan, artinya bahwa kerusakan diungkapkan

dengan pemeriksaan, tetap hasil akhirnya belum menunjukkan jaminan mutu yang

sebenarnya. Jika kerusakan ditemukan, tindakan yang dapat diambil adalah penyesuaian,

mengolah ulang produk itu atau membuangnya sebagai sampah. Pelakuan seperti ini, biaya

akan naik dan produktivitas menurun. Pada keadaan seperti ini bila terdapat kerusakan,
prinsipnya adalah semua barang harus diperiksa, mungkin pemeriksaan saat pengiriman

sebelum sampai ketangan konsumen. Konsumen adalah pemakai barang-barang dan jasa

hasil produks

2). Jaminan mutu menekankan pada proses artinya mempelajari kemampuan proses dan

meyakini bahwa setiap produk memenuhi standard mutu melalui pengendalian pada proses

pembuatan. Semboyan mutu adalah “mutu harus dibentuk dalam setiap proses”. Artinya

menggunakan pendekatan yang menekankan pada pengendalian proses. Setiap orang harus

terlibat, ini berarti disamping devisi pemeriksaan, devisi pembelian, rekayasa produksi,

pembuatan dan devisi pemasaran serta semua subkontraktor harus bekerja sama dalam

melaksanakan kewajiban kendali mutu masing-masing. Hal ini juga berarti bahwa karyawan

dari eksekutif puncak sampai pekerja lini harus berpartisipasi dalam kendali mutu. Dengan

kata lain, semua devisi dan karyawan harus dilibatkan.

Sistem adalah saling terkait antar bagian dalam suatu organisasi/usaha

Sistem mutu. Struktur organisasi, prosedur, proses dan sumberdaya yang diperlukan untuk

menerapkan manajemen mutu.

Proses adalah suatu perangkat sumberdaya dan aktifitas yang saling berhubungan (inter-

related), yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (outputs).

Sumberdaya bisa mencakup personil, keuangan, fasilitas, peralatan, teknik dan metode.

Manajemen mutu. Keseluruhan maksud dan tujuan organisasi yang berkaitan dengan mutu,

yang secara formal dinyatakan oleh pimpinan puncak.


Organisasi adalah perusahaan atau institusi atau unit kerja atau bagiannya, bersifat public

atau private, yang masing-masing mempunyai fungsi dan administrasi. Terhadap organisasi,

pelanggan internal atau eksternal.

Pelanggan adalah penerima suatu produk atau jasa yang diberikan oleh pemasok. Dalam

situasi kontraktual, pelanggan bisa disebut pembeli. Produk bisa mencakup jasa, perangkat

keras, bahan yang diproses, perangkat lunak atau kombiasai dari semuanya. Jasa (servise)

adalah hasil yang dibangkitkan (generated) oleh aktivitas hubungn (bidang) antara pemasok

dan pelanggan oleh aktivitas internal pemasok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pemasok adalah organisasi yang memberikan produk atau jasa kepada pelanggan.

Pengendalian Mutu. Teknik dan kegiatan operasional yang digunakan untuk memenuhi

persyaratan mutu.

Inspeksi. Kegiatan seperti pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan perbandingan mutu atau

lebih karakteristik mawijud dan membandingkan dengan peersyaratan yang ditentukan, agar

dapat menetapkan apakah kesesuaian dicapai untuk masing-masing karakteristik.

Kebijakan mutu. Keseluruhan maksud dan tujuan organisasi yang berkaitan dengan mutu,

yang secara formal dinyatakan dinyatakan oleh pimpinan puncak.

Perencanaan Mutu. Kegiatan yang menetapkan sasaran dan persyaratan mutu dan

penerapan dari unsur sistem mutu.

3. Dasar-dasar Audit Mutu

Audit mutu adalah suatu pemeriksaan sistematik dan mandiri untuk menetapkan

apakah kegiatan mutu dan hasil-nasilnya sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan
apakah pengaturan tersebut diterapkan secara efektif dan sesuai untuk mencpai tgujuan mutu.

Definisi ini diadop dari Standart internasional ISO 8402 dan ISO 10011.

Audit mutu dilakukan untuk satu atau lebih dari beberapa tujuan berikut ini: (1).

Mengevaluasi keefektifan mutu yang diterapkan, (2). Menilai kesesuaian mutu terhadap

persyaratan yang ditentukan, (3). Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam sistem

mutu dan (4) mengidentifikasi kemungkinan penyempurnaan.

Terdapat beberapa jenis audit mutu: 1). Audit sistem: menilai bagaimana prosedur

manajemen mutu diterapkan dalam praktek dan bagaimana keefektifannya. 2). Audit

produk/jasa: mengevaliasi kesesuaian produk/jasa terhadap persyaratan teknis yang

ditentukan. 3). Audit Operasional: menilai unjuk-kinerja pemasok/internal atau

kebutuhan/keinginan konsumen. 4). Audit proses: memferifikasi sampai seberapa dekat

metoda/prosedur yang ada diikuti dalam praktek sehari-hari. 5). Audit pemantauan:

memverifikasi proses-proses yang ada untuk memastikan bahwa semua parameter

dipertahankan sesuai dengan spesifikasinya.

4. Tipe audit Mutu

Audit mutu dibagi dalam tiga jenis yakni audit internal, eksternal dan pihak ketiga:

(1). Audit mutu Internal. Audit mutu internal dilaksanakan oleh personal atau bagian di

perusahaan itu sendiri, tanpa melibatkan pihak lain. Dengan persyaratan bahwa personel

tersebut tidak mempunyai tanggung jawab langsung dengan bagian yang

diaudit. Pelaksanaan audit mutu internal dilakukan oleh bagian yang ditunjuk dengan

persyaratan tertentu. Yang paling mendasar dalam menangani audit mutu internal adalah

bahwa bagian tersebut harus bekerja secara sistematik dan mandiri. Kegiatan Audit mutu

Internal ini merupakan persyaratan dalam menerapkan ISO 9000.


(2). Audit Mutu Eksternal. Audit Mutu Eksternal dilakukan baik atas perusahaan untuk

menilai kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan ataupun atas

konsumen atau pelanggan terhadap pemasok, untuk menilai kebutuhan dan keinginannya,

yang dilakukan oleh personal dari luar perusahaan. Kedatangan auditor dilakukan dengan

memberitahu terlebih dahulu secara resmi tentang tanggal, waktu dan jumlah personel yang

akan mengaudit. Audit ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas sistem mutu pemasok.

(3). Audit mutu pihak ketiga. Audit mutu pihak ketiga dilakukan oleh lembaga sertifikasi

Sistem Mutu kepada perusahaan dengan mengadakan kontrak perjanjian sesuai dengan

prosedur-prosedur termasuk pembiayaan yang disepakati oleh keduabelah pihak dengan

tujuan untuk mengecek system mutu yang diterapkan dengan mengacu kepada standar sistem

mutu SNI atau yang setara.

Audit sistem mutu internal atau eksternal dilaksanakan dengan tujuan tertentu yaitu sesuai

dengan rencana, prosedur dan kriteria yang sudah ditentukan.

5. Peranan Audit Mutu

Audit mutu merupakan evaluasi keefektifan sistem mutu secara obyektif. Audit mutu

memberikan laporan status kesehatan mutu perusahaan secara lengkap tepat pada waktunya.

Audit mutu dilakukan sesua dengan prosedur terdokumentasi dn membeikan jaminan bahwa

penerapan mutu dan memelihara sistem mutu sesuai dengan kebijakan, tujuan,

perencanaan dan prosedur mutu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, audit mutu

merupakan alat verifikasi yang mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan maslah-masalah

yang mengganggu dan bila audit mutu ini dilakukan, memberikan ruang untuk melaksanakan

tindakan koreksi dan penyempurnaan sistem.


Audit sistem mutu memberikan beberapa keuntungan: (1). Membantu mengembangkan

sistem mutu terpadu yang efektif. (2). Menyempurnakan proses pengambilan keputusan

manajemen, (3). Membantu pembagian sumberdaya secara optimal, (4). Membantu

mencegah timbul masalah yang dapat mengganggu, (5). Memungkinkan tindakan koreksi

tepat waktu, (6). Mengurangi biaya-biaya umum tambahan, (7). Meningkatkan produktifitas

dan (8). Meningkatkan kepuasan konsumen dan pemasaran.

Audit mutu yang dilaksanakan oleh pembeli dapat merupakan pengalaman yang sangat

berharga, baik bagi pembeli maupun bagi pemasok. Jika manajemen pemasok hanya

bertujuan agar lulus audit kendali mutu dan membiarkan orang-orang yang mengurus devisi-

devisi yang bersangkutan hanya menghasilkan dokumen-dokumen, maka hanya akan

menimbulkan masalah saja. Praktek semacam ini hanya menciptakan “kendali mutu asal-

asalan” atau “kendali mutu untuk menciptakan dokumen saja.”

B. Langkah-langkah dalam Audit internal

Sebagai pemilik proses, proses Internal Audit dapat menjadi cara terbaik untuk mendapatkan

pandangan dari orang luar, yang dapat secara langsung melihat proses Anda dan membantu

mengidentifikasi area mana saja yang diperlukan perbaikan, atau membantu Anda

merampingkan proses untuk berjalan lebih baik, lebih cepat atau lebih efisien. Berikut adalah

lima langkah utama dalam proses Audit Internal dan bagaimana langkah-langkah tersebut

dapat digunakan oleh pemilik proses internal dalam meningkatkan proses mereka.

1) Perencanaan Jadwal Audit. Bagian terpenting dari suatu proses Audit yang baik adalah

memiliki Jadwal Audit yang tersedia untuk membiarkan semua orang tahu kapan setiap

proses akan diaudit selama siklus yang akan datang (biasanya jadwal tahunan). Jika Anda

tidak memiliki rencana audit dan melakukan audit secara mendadak, hal itu seperti
memberikan kesan bahwa manajemen “sudah tidak percaya lagi dengan karyawannya.”

Dengan menerbitkan jadwal audit, kesan yang disampaikan adalah bahwa auditor datang

untuk membantu pemilik proses untuk melakukan perbaikan. Hal ini dapat memungkinkan

pemilik proses untuk menyelesaikan perbaikannya sebelum audit dilakukan, sehingga mereka

mendapat informasi berharga tentang hasil pelaksanaan perbaikan yang telah mereka

lakukan, atau meminta auditor untuk fokus membantu mengumpulkan informasi untuk

melakukan perencanaan improvement di area lainnya.

2) Perencanaan Proses Audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit adalah

mengkonfirmasi dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan. Rencana diatas lebih

kepada pedoman seberapa sering proses akan diaudit dan kapan kira-kira akan dilakukan,

tetapi dengan mengkonfirmasi memungkinkan auditor dan pemilik proses untuk

berkolaborasi dalam menentukan waktu terbaik dan secara bersama-sama meninjau proses

yang ada. Auditor dapat meninjau hasil audit sebelumnya dan melihat apakah ada tindak

lanjut yang diperlukan pada komentar atau masalah yang sebelumnya ditemukan, dan ketika

pemilik proses dapat mengidentifikasi daerah yang perlu perbaikan maka auditor dapat

melihat dan membantu pemilik proses untuk mengidentifikasi informasi yang diperlukan.

Sebuah rencana audit yang baik dapat memastikan bahwa pemilik proses akan mendapatkan

nilai tambah dari proses audit yang dilakukan.

3) Melakukan Audit. Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik proses untuk

memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap. Maka ada banyak jalan bagi auditor untuk

mengumpulkan informasi selama audit: meninjau catatan, berbicara dengan karyawan,

menganalisis data dari proses kunci atau bahkan mengamati proses secara langsung. Fokus

dari kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan bukti bahwa proses ini berfungsi seperti yang

direncanakan dalam SMM, dan efektif dalam menghasilkan output yang dibutuhkan. Salah
satu hal yang paling berharga yang auditor dapat lakukan untuk pemilik proses, tidak hanya

untuk mengidentifikasi area-area yang tidak berfungsi dengan baik, tetapi juga untuk

menunjukkan proses mana saja yang dapat berfungsi lebih baik jika dilakukan perubahan.

4) Pelaporan Audit. Pertemuan penutupan dengan pemilik proses adalah suatu keharusan

untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak tertunda. Pemilik proses ingin tahu apakah

ada kelemahan yang perlu ditangani, dan juga untuk mengetahui jika ada proses yang bisa di

Improve. Ini harus diikuti dengan catatan tertulis sesegera mungkin untuk memberikan

informasi dalam format yang lebih permanen untuk membuat tindak lanjut dari informasi

tersebut. Dengan mengidentifikasi tidak hanya area-area yang tidak sesuai dengan proses,

tetapi juga area positif dan area yang memiliki potensi untuk improvement, pemilik proses

akan mendapatkan nilai tambah yang lebih baik dari Internal Audit yang dilakukan, dengan

melakukan perbaikan proses dari informasi tersebut.

5) Tindak lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang ditemukan. Seperti banyak standar

manajemen mutu, tindak lanjut merupakan salah satu langkah penting. Jika masalah telah

ditemukan dan tindakan lanjut perbaikan telah dilakukan, lalu memastikan bahwa temuan

tersebut telah diperbaiki dan itumerupakan kunci dari perbaikan. Jika improvement telah

selesai dilakukan, kemudian proses berikutnya adalah melihat berapa banyak proses telah

meningkat dari sebelumnya.


C. Pihak-pihak yang terlibat dalam audit mutu

1. Auditor

Auditor adalah orang atau pihak yang memiliki kompeten dalam melakukan audit.

Dalam melakukan audit, auditor harus objektif dan independen.

2. Audite

Auidite adalah oraang atau pihal yang menjadi objek audit. Objek audit ini sangat

beragam, bisa berupa laporan,proses,hasil kerja,dsb. Meskipun demikian, apapun

objek yang diaudit tentu ada pihak atau orang yang bertanggung jawab terhadap objek

tersebut.

3. Stakeholder

Stakeholder adalah pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit. Stakeholder ini

bisa bersal dari internal organisasi, misalnya manajemen puncak atau bisajuga berasal

dari eksternal seperti peegang saham atau pemerintah

D. Kendala-kendala yang biasa ditemukan dalam pelaksanaan audit internal:

1. Kurang Respon dari Manajemen (atasan) prioritas utama tetep produksi harus jalan - jadi

Internal audit, hanya buang waktu

2. Pass atau Fail dalam proses Internal Audit tidak ada efek yang berarti, tidak seperti halnya

audit dari Customer.


3.Internal auditor yg ditugaskan melakukan audit tetap memiliki tanggung jawab thd

pekerjaan utamanya, akibatnya kesulitan untuk menjadwal audit dan pelaksanaan audit tidak

efektif.

4.Seringkali auditor internal mengkaitkan tidak adanya reward tambahan sbg seorang auditor.

5. Auditee kurang merespon baik saat diaudit oleh internal auditor, bahkan beberapa orang

merasa bahwa audit mengganggu pekerjaan utama

6.Hasil temuan audit internal biasanya tidak di follow up dengan baik, karena tidak ada

sangsi jika tidak difollow up.

7. Top management seringkali tidak melihat audit internal sbg alat u mendapatkan feedback

untuk improvement bisnis perusahaan, mereka lebih melihat sebagai pesyaratan formal

belaka u mempertahankan sertiikat iso 9001.

8. Komitmen manajemen yaitu mengenai pelaksanaan yang cenderung tertunda

9.karena terganggunya aktifitas utama masing2 section terkait pelaksanaan audit.

10. Auditor kurang punya power karena auditor internal berasal dari dalam organisasi

sehingga temuan2 direspon tidak sepenuh hati.

11. kontrol dari superordinat atau manajemen atas follow up hasil audit lemah (ini jg

berkaitan dengan komitmen)

12. pemahaman auditee tentang audit itu sendiri (kadang masih dianggap sebagai beban

tambahan pekerjaan, belum mengganggap bahwa audit membantu proses perbaikan

berkelanjutan)
13. kita selaku auditee kadang masih menganggap bahwa audit dilakukan untuk mencari2

kesalahan kita. padahal mestinya kita menganggap audit dilakukan untuk menunjukkan

kepada kita bahwa masih ada kelemahan atas apa yang kita kerjakan selama ini.

14. kita selaku auditor internal terkadang sok telah mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh

auditee. sehingga yang kita lakukan hanya terfokus pada mencari dokumen ini dan dokumen

itu dan seringkali tidak menyentuh esensi dari proses yang dijalani oleh auditee. sehingga

auditee akhirnya terfokus pada menyiapkan dokumen operasional, bukan pada level mengapa

dokumen ini perlu dibuat, mengapa dokumen ini perlu disimpan dsb.

15. Komitmen manajemen yang ditunjukan oleh jajaran manajemen seringkali setengah hati.

Sebagian contohnya respon jajaran manajemen yang kurang suka bila ada temuan yang

berasal dari bagian yang dipimpinnya.

16. Tidak adanya semangat perbaikan system melalui audit internal yang ditunjukan oleh

auditor internal yang notabene di rekrut dari seluruh bagian dalam organisasi karena

mengganggap audit intenal adalah tambahan pekerjaan dan seharusnya menjadi pekerjaan

divisi mutu.

17. Tidak adanya punish and reward atas kegiatan audit internal. Misal tidak adanya sangsi

bagi divisi dengan temuan terbanyak atau punishment bagi divisi yang terlambat atau

ogah2an menutup temuan yang dihasilkan.

18. Belum adanya pemahaman tentang system ISO dikalangan pegawai, sehinga kegiatan

audit intenal di anggap aktifitas eksklusif yang tidak berpengaruh tehadap pegawai di level

terbawah ( baca : mayoritas )


19. Belum seragamnya informasi yang di miliki oleh auditor internal terkait pelaksanaan

audit internal. Misalnya bagaimana membuat laporan ketidaksesuaian dan potensi

ketidaksesuaian. Ketidakjelasan ruang lingkup audit internal diantara auditor internal

20. Kompetensi koordinator audit intenal yang kurang cakap bahkan terlihat tidak tahu

bagaimana mengelola kegiatan audit intenal.


Daftar Pustaka

https://lizenhs.wordpress.com/2014/07/28/audit-mutu-dan-audit-kendali-mutu/

https://qmc.binus.ac.id/2016/12/29/langkah-langkah-dalam-pelaksanaan-audit-internal-

iso-9001/

https://www.slideshare.net/k_tarou/bmp-ekma4476

https://www.linkedin.com/pulse/kendala-kendala-yang-biasa-ditemukan-dalam-audit-

internal-taufik
SISTEM MANAJEMEN MUTU

Audit Mutu

Dosen Pengampu:

Dr. Retno Hidayati, MM

Disusun oleh;

Ainun Azizah 40010217060036

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019

Anda mungkin juga menyukai