Anda di halaman 1dari 4

Peningkatan Mutu

PROBLEM Kelengkapan assesment awal medis dalam waktu 24 jam setelah


pasien masuk rawat inapdi triwulan II = 87% dari target 100%

PLAN Pada triwulan III tercapai 100%

DO  Berkoordinasi dengan Kasie Rawat Inap untuk penambahan SDM


untuk PPA di ruangan rawat inap dewasa sesuai standar
ketenagaan yang telah ditetapkan pada pedoman
pengorganisasian Instalasi Rawat Inap Dewasa dan di Renbut
ABK yang telah diajukan ke kepegawaian.
 Dari Kasie Rawat Inap berkoordinasi ke bagaian kepegawaian
untuk penambahan tenaga PPA.
CONTROL  Standar ketenagaan di Ruang Rawat Inap Dewasa dengan
kapasitas 38 TT
 SK Mutasi penempatan tenaga baik dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya.
ACTION  Ka. Instalasi berkoordinasi dengan Kasie Rawat Inap untuk
ketepatan standar ketenagaan dan kebutuhan tenaga.
 Kasie Rawat Inap berkoordinasi ke bagian kepegawaian untuk
pengajuan formasi ketenagaan ke BKD.
 Kasie Rawat Inap berkoordinasi dengan bidang pelayanan dan
penunjang terkait ketenagaan di rawat inap.
 Mengevaluasi penempatan tenaga dan pengaturan jadwal cuti di
ruangan.

PROBLEM Pengisian dokumen rekam medis pasien pulang masih banyak yang
belum terisi lengkap.
PLAN Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 jam setelah pelayanan dapat
dilakukan secara maksimal.
DO Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 jam setelah pelayanan
tercapai 100%
CHECK Pencapaian kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 jam setelah
pelayanan di rawat inap belum memenuhi target, baru tercapai sebesar
57.63% di tahun 2018
ACTION Rencana tindak lanjut:

 Mengingatkan kembali dokter dan perawat untuk melengkapi


rekam medis, sesaat setelah memberi pelayanan.
 Koordinasi dengan komite medis dan komite keperawatan

PROBLEM Kepatuhan melakukan teknik SBAR-CABAK saat pelaporan lisan per


telepon di triwulan II : 85,33% dari target 100%
PLAN Di triwulan III tercapai 100%

DO  Mengingatkan bagi petugas pelapormemberikan cap CABAK pada


CPPT di rekam medis pasien yang dilaporkan
 Mengingatkan DPJP/dokter umum yang dilaporkan untuk
memverifikasi dalam waktu 1x24jam
CONTROL Suverfisi checklist SPO teknik SBAR-CABAK
Memeriksa ketersediaan cap CABAK di ruangan

ACTION 1. Melaksanakan IHT komunikasi efektif untuk DPJP, dokter umum,


Karu/Katim dan PPJA
2. Melakukan sosialisasikan kembali SPO teknik SBAR-CABAK
3. Melakukan suverfisi yang dilaksanakan oleh komite medis dan
komite keperawatan

PROBLEM Pasien kembali ke unit intensif (IPCU) dengan kasus yang sama < 72
jam 0.79%.
PLAN Saya berencana :
 Melakukan Sosialisasi kembali tentang criteria pasien
pindah ke ruang tenang sesuai standar yang di tetapkan (PANSS-
EC)
Saya berharap :
 Terjadi penurunan angka kejadian pasien kembali ke ruang intensif
< 72 jam
DO Apa yang anda amati :
 Mencatat dan menganalisa jumlah pasien yang kembali ke ruang
intensif < 72 jam
Capaian indicator mutu IGD dan Intensif
CONTROL Apa yang dapat anda pelajari:
 Analisis dilakukan setiap ada pasien kembali ke ruang intensif < 72
jam
ACTION Kriteria pindah pasien dari ruang intensif ke ruang tenang sesuai standar
PANSS-EC belum tersosialisasi dengan baik

PROBLEM Kepatuhan identifikasi pasien di triwulan II : 98,6% dari target 100%

PLAN Di triwulan III tercapai 100%

DO  Mengingatkan bagi petugas semua PPA sebelum melakukan segala


tindakan ke pasien supaya terlebih dahulu melakukan identifikasi
pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir dan
mencocokkan dengan no CM dan gelang pasien dan foto pasien di
status
 Kepala ruangan membuat ceklist pemantauan monev pelaksanaan
identifikasi pasien setiap hari yang disampling 2 petugas setiap hari.
CONTROL  Suvervisi checklist SPO identifikasi pasien
 Memeriksa kelengkapan identifikasi pasien seperti gelang pasien
dan foto.
ACTION  Melaksanakan IHT PMKP SKP untuk CPNS dokter umum dan
perawat
 Melakukan sosialisasi kembali tentang SPO identifikasi pasien
 Melakukan suvervisi yang dilaksanakan oleh komite medis dan
komite keperawatan.

PROBLEM Insiden Keamanan Obat yang perlu diwaspadai di triwulan II : 33,3%


dari target 0 %.

PLAN Di triwulan III tercapai 0%

DO  Mengingatkan bagi petugas Farmasi untuk memberikan penandaan


hight alert
 Kepala Ruangan mengecek dan melaporkan ke bagian farmasi untuk
pemberian penandaan obat obat hight alert
CONTROL  Suvervisi obat-obat yang diterima oleh pasien yang termasuk jenis
obat hight alert
 List daftar oabt-obat hight alert
ACTION  Melakukan sosialisasi kembali tentang obat-oabt hight alert
 Farmasi melakukan suvervisi secara rutin ke ruangan dan
melaporkan ke ruangan dan melaporkna ke kepala ruangan.

Anda mungkin juga menyukai