Anda di halaman 1dari 5

Catatan

1. Uji Asumsi Klasik


a. Uji normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak, dikatakan normal jika sebagian besar nilai residunya
mendekati nilai rata-rata atau jika digambarkan dalam grafik maka akan membentuk
gambar lonceng dengan kedua sisi yang melebar tidak berhingga. Uji normalitas itu
tidak dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat
korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebasnya, jika terdapat korelasi yang
tinggi antar variabel bebas maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat akan terganggu
c. Uji heterokedastisitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan variansi pada
residual satu ke pengamatan yang lain pada model regresi linier berganda.
Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah model yang memiliki kesamaan
variansi residual.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk melihat apakah terdapat pengaruh variabel lag waktu
sebelumnya terhdap variabel y, jika terdapat autokeralsi maka terjadi pengaruh
variabel lag waktu sebelumnya terhadap variabel y. Dengan kata lain adakah
hubungan antara waktu t dengan waktu t-1

2. Saham: surat berharga sbg tanda kepemilikan perusahaan


3. Return saham: hasil keuntungan (capital gain) atau kerugian (capital loss)
4. Rumus return
𝐾𝑢𝑟𝑠𝑡
𝑥𝑡 = −𝑙𝑛
𝐾𝑢𝑟𝑠𝑡−1
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡
𝑦𝑡 = 𝑙𝑛
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
Rumus untuk Xt (Kurs beli) negatif karena “Ketika perekonomian menguat, saham
meningkat, biasanya nilai tukar rupiah tehadap valas juga menguat. Menguatnya nilai
tukar ini ditandai dengan menurunnya nilai tukar.” Maka dikasi negatif.
5. Hubungan Kondisi Politik dengan Saham:
Investor melakukan investasi atau menanamkan modal kepada emiten untuk melakukan
kegiatannya yg dapat memberikan nilai tambah. IHSG adalah jenis indeks harga saham
yang menggunakan seluruh saham emiten yang terdaftar di BEI. Ukuran keberhasilan
pasar modal dapat dilihat dari jumlah saham yang diperdagangkan di BEI. Suatu peristiwa
yang terjadi di suatu negara seperti peristiwa politik, ketahanan/keamanan negara, akan
membuat investor khawatir dan memiliki dampak negatif bagi pasar modal., dikhawatirkan
akan menyebabkan portofolio dalam mereka mengalami kerugian. Akibatnya, harga
saham yang ada di BEI mengalami fluktuasi, dan menyebabkan adanya ketidakpastian
Capital gain atau return saham.
Portofolio negatif  emiten (perusahaan di indo) macet karena dipengaruhi situasi politik
– tidak menghasilkan untung – jadi rugi – portofolio negatif – investor tidak mau tanam
modal dulu.

6. IHSG merupakan indikator perkembangan harga saham secara keseluruhan di Indonesia,


yg dpt menggambarkan keadaan dan stabilitas perekonomian Indonesia. Menurut Alwi
(2013), faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan atau penurunan IHSG adalah tingkat
suku bunga, inflasi, nilai tukar mata uang (valuta asing).
7. Kurs rupiah thd valas: perbandingan nilai mata uang rupiah thd nilai mata uang negara
lain. Kurs rupiah thd valas mempengaruhi volatilitas return harga saham2 di BEI (Bursa
Efek Indonesia). Fluktuasi harga saham suatu perusahaan emiten BEI yang disebabkan oleh
penguatan atau pelemahan kurs rupiah thd valas tentu mempengaruhi IHSG. Scr tidak
langsung, penguatan atau pelemahan kurs rupiah thd valas memiliki pengaruh thd
kenaikan atau penurunan IHSG.
8. Estimasi parameter copula

Frank & Plackett: metode numerik  Monte Carlo


Parameter copula  ukuran keterhubungan.
- Linier positif
- Linier negatif
- Nonlinier : monoton naik / monoton turun.

9. Skripsi Mas Hariyanto: tentang analisis keterhubungan dua peubah (IHSG dan Kurs CNY-
IDR) menggunakan analisis kurva kuantil bersyarat yang diperoleh dari beberapa copula.
Copula terbaik yg dpt menggambarkan keterhubungan tsb adalah copula Frank dg dis-
tribusi marginal Cauchy. Hasilnya  data saling bebas, hampir tidak ada keterhubungan.
10. Skripsi Mas Anggoro: melakukan regresi median pada berbagai copula untuk data
bivariat. Data dibangkitkan daaari R.
11. Tesis Darwis: analisis hubungan dan prediksi IHSG dengan faktor makroekonomi (inflasi,
suku bunga, kurs USD-IDR). Copula yg dipakai Gaussian (keluarga eliptik), copula keluarga
archimedian (clayton, gumbel, frank). Hasil IHSG-Inflasi (Gumbel), IHSG-suku bunga
(clayton), IHSG-kurs (frank). Korelasi 70,63&.
12. Bivariat normal dan univariat normal.  distribusi multivariat adalah bentuk gene-
ralisasi dari distribusi univariat di dimensi yang lebih tinggi.
a. Bivariat normal = secara bersama-sama berdistribusi normal, di dimensi dua akan
membentuk bidang menyerupai selimut, karena masing-masing peubah mem-
bentuk kurva lonceng.

b. Univariat normal = peubah berdistribusi normal, pada dimensi dua akan


membentuk kurva lonceng.
13. Copula Normal (Gaussian)

Bentuk umum dari copula Normal adalah


𝐶𝐺,𝜌 (𝑢, 𝑣) = Φ𝜌 (Φ−1 (𝑢), Φ−1 (𝑣)) (3)
dengan Φ𝜌 adalah fungsi distribusi bivariat normal dengan korelasi Pearson 𝜌.
𝐶(𝑢, 𝑣) = 𝑁𝜌 (Φ−1 (𝑢), Φ−1 (𝑣))
𝑥 𝑦
1 −(𝑠 2 − 2𝜌𝑠𝑡 + 𝑡 2 )
= ∫ ∫ 𝑒𝑥𝑝 [ ] 𝑑𝑠𝑑𝑡 (3.1)
2𝜋√1 − 𝜌1 −∞ −∞ 2(1 − 𝜌2 )

𝑥
1 2 /2
Φ(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√2𝜋 −∞
Distribusi Normal baku 𝑁(0,1)

Properti bersyarat copula Normal ditunjukkan oleh persamaan berikut :


𝜕𝐶𝐺,𝜌 (𝑢, 𝑣) Φ−1 (𝑣) − 𝜌Φ−1 (𝑢)
= Φ( ) (4)
𝜕𝑢 √1 − 𝜌2
Φ−1 (𝑣) − 𝜌Φ−1 (𝑢)
Φ( ) =𝛼
√1 − 𝜌2
Φ−1 (𝑣) − 𝜌Φ−1 (𝑢)
= Φ−1 (𝛼)
√1 − 𝜌 2

Φ−1 (𝑣) − 𝜌Φ−1 (𝑢) = Φ−1 (𝛼)√1 − 𝜌2


Φ−1 (𝑣) = Φ−1 (𝛼)√1 − 𝜌2 + 𝜌Φ−1 (𝑢)
𝑣 = Φ (Φ−1 (𝛼)√1 − 𝜌2 + 𝜌Φ−1 (𝑢))

𝑣̂𝛼 (𝑢) = Φ (Φ−1 (𝛼)√1 − 𝜌2 + 𝜌Φ−1 (𝑢))


Mengingat bahwa 𝑢 = 𝐹(𝑥) dan 𝑣 = 𝐺(𝑦) , maka 𝑦 = 𝐺 −1 (𝑣)
𝑦̂𝛼 (𝑥) = 𝐺 −1 (𝑣̂𝛼 (𝐹(𝑥)))

= 𝐺 −1 (Φ (Φ−1 (𝛼)√1 − 𝜌2 + 𝜌Φ−1 (𝐹(𝑥)))) (6)


14. Distribusi

Laplace, 𝑿~𝑳𝒂𝒑𝒍𝒂𝒄𝒆(𝝁, 𝝀).

1 (𝜇 − 𝑥)
exp (− ) 𝑥≤𝜇
2 𝑏
𝐹𝑥 (𝑋) = , 𝑥 ∈ (−∞, ∞)
1 (𝜇 − 𝑥)
1 − exp (− ) 𝑥>𝜇
{ 2 𝑏
𝜇 ∈ ℝ= mean
𝑏 > 0, 𝑏 = 𝑠𝑐𝑎𝑙𝑒 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Normal, 𝑿~𝑵(𝝁, 𝝈𝟐 ).
𝑥
1 1 𝑡−𝜇 2
𝐹𝑥 (𝑋) = ∫ exp {− ( ) } 𝑑𝑡, 𝑥 ∈ (0, ∞)
𝜎√2𝜋 −∞ 2 𝜎
𝜇 ∈ ℝ = mean, 𝜎 2 > 0
15. Distribusi peubah acak kontinu yang support dari −∞ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 ∞ dan merupakan keluarga
eksponensial adalah normal dan laplace. Nantinya akan dilihat kombinasi Normal-Normal,
Normal-Laplace, Laplace-Normal, Laplace-Laplace untuk mengestimasi copula Normal
yang nanti akan digunakan untuk menentukan kurva kuantil bersyarat.

Anda mungkin juga menyukai