Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

STANDAR Tanggal terbit : Ditetapkan :


PROSEDUR PLT. DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU
OPERASIONAL PROVINSI JAWA BARAT,

Dr. LUCYA AGUNG SUSILAWATI, MARS


Pembina Tk.I
NIP. 19640414 198903 2 00
PENGERTIAN 1. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana oleh Rumah
Sakit merupakan rangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan risiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan, tanggap darurat, dan rehabilitasi, pada
dasarnya penyelenggaraan penanggulangan bencana ada
tiga tahapan yaitu pra bencana (situasi tidak terjadi
bencana, situasi terdapat potensi bencana), saat tanggap
darurat (dalam situasi terjadi bencana) dan pascabencana
(situasi setelah terjadi bencana).
2. Rumah Sakit membuat rencana manajemen
penanggulangan bencana / kedaruratan dan program
penanganan kedaruratan komunitas, wabah dan bencana
baik bencana alam atau bencana lainnya.
TUJUAN 1. Menyediakan kerangka kerja (framework) penanggulangan
bencana internal maupun eksternal yang mungkin terjadi.
2. Memberikan pedoman atau panduan dalam menyusun
rencana penanggulangan bencana (Disaster Management
Plan) yang menyeluruh, terarah dan terpadu.
KEBIJAKAN Surat Keputusan PLT. Direktur Rumah Sakit Paru Sidawangi
Provinsi Jawa Barat Nomor : tentang Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat.
PROSEDUR 1. Bencana internal adalah bencana yang terjadi didalam
rumah sakit dan bencana eksternal yang berdampak di
dalam rumah sakit. Potensi jenis bencana (Hazard) yang
mungkin terjadi. adalah kebakaran, gempa bumi,
kebocoran gas, ledakan dan penyakit menular misalnya
diare, demam berdarah, serta new emerging desease
akibat pembauran peradaban global
2. Rumah Sakit mungkin menerima korban bencana
eksternal, maupun memberikan bantuan terhadap korban
bencana di luar rumah sakit. Potensi bencana eksternal
yang berdampak kepada rumah sakit adalah kegagalan
teknologi, ledakan/bom, kecelakaan transportasi, gempa
bumi, tsunami, banjir, kebakaran, tanah longsor dan
letusan gunung berapi
3. Rumah Sakit.menjalin kerjasama dengan instansi dan
rumah sakit jejaring sebagai upaya memperluas dan
meningkatkan peran aktif sektor/instansi lain untuk
bersama-sama memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Proses penanganan korban
dilakukan secepatnya untuk mencegah resiko kecacatan
dan atau kematian di IGD yang dipimpin Kainst IGD.
4. Ruangan perawatan tertentu harus dikosongkan untuk
menampung korban dan pasien-pasien diruangan tersebut
harus dipindahkan ke ruangan yang lain sudah ditentukan.
Proses ini dilaksanakan oleh Instalasi Rawat Inap dan
dipimpin Manager keperawatan.
5. Pengelolaan bantuan tambahan (donasi) menjadi tugas
dan tanggung jawab bagian Pelayanan Medik.
6. Pengelolaan media yang meliput proses pelayanan dan
kunjungan tamu ke unit pelayanan menjadi tugas dan
tanggung jawab Kehumasan.
7. Rekam medis dan Identitas Korban menjadi tugas dan
tanggung jawab Penunjang Medis.
8. Tamu yang berkunjung ke rumah sakit untuk meninjau
pelaksanaan pelayanan terhadap korban formal / non
formal dikelola oleh Bagian Pelayanan Umum.
9. Pengelolaan jenazah akibat terjadinya bencana langsung
menjadi tugas serta tanggung jawab unit jangsus
bekerjasama dengan unit forensik.
10. Perpindahan / evakuasi pasien / korban keluar dari rumah
sakit dilakukan atas persetujuan tim medis dengan
keluarga maupun negara yang bersangkutan bila korban
adalah warga negara asing.
UNIT TERKAIT K3 RS, Seluruh unit terkait

Anda mungkin juga menyukai