Anda di halaman 1dari 7

Klasifikasi Motor Motor Sinkron ns = 60f/p = 120f/p

Electric Motors

Alternating Current (AC) Direct Current (DC)


Motors Motors

Synchronous Induction Separately Self Excited


Excited

Single-Phase Three-Phase Series Compound Shunt

Sinkron  frekuensi putar motor = frekuensi putar medan


1 Lihat video berikut! 2

Motor Asinkron = Motor Induksi Motor Sinkron vs Motor Induksi

n = (60f/p)*(1-s)
s = slip 3 sd 5%

Pada motor induksi arus pada rotor timbul akibat induksi !


3 4

Motor Induksi 3 Fasa 3 Fasa  R, S, T Beda Fasa 120o


Tegangan Line-to-neutral dan Line-to-line Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa
Dua macam tipe rotor : rotor belitan dan rotor sangkar
Rotor sangkar
Rotor belitan
(squirrel cage)
(wound rotor)

Slot-slot plat konduktor


yang dihubungkan ujung-
ujungnya

Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa Pembalikan Arah Motor Induksi 3 Fasa
Medan magnet berputar pada  Dilakukan dengan membalik urutan 2 fasa
motor induksi 3 fasa
Diagram wiring Diagram single line

Karakteristik Torsi-Kecepatan Karakteristik Torsi-Kecepatan


Motor Induksi 3 fasa Motor Induksi 3 fasa
Rangkaian Wye Delta Rangkaian Wye (Y)

Tegangan fasa = tegangan line (to-netral) = 220 V


Arus fasa (Iphase) = Arus line (Iline) = 220/Zphase

Rangkaian Delta (∆) Perbandingan Wye & Delta


Rangkaian Wye (Y) :
Tegangan fasa = tegangan line (to-netral) = 220 V
Arus fasa (Iphase) = Arus line (Iline) = 220/Zphase
Rangkaian Delta (∆) :
Tegangan fasa = tegangan line-to-line = 380 V
Arus fasa (Iphase) = 380/Zphase. Arus line (Iline) = 1.73 Iphase
Contoh :
Motor AC induksi 3 fasa. Pada 50 Hz, Z tiap fasa 22 Ω.
Maka dalam kondisi steady-state:
Y  Vphase = 220 V, Iphase = Iline = 220/Zphase = 10 A
Tegangan fasa = tegangan line-to-line = 380 V ∆  Vphase = 380 V, Iphase = 380/Zphase = 17,3 A, Iline = 30 A.
Arus fasa (Iphase) = 380/Zphase. Arus line (Iline) = 1,73 Iphase Arus yang dibutuhkan : Iline ∆ = 3 Iline Y (steady-state)

Perbandingan Wye & Delta Inrush Current

Inrush current dapat


mencapai 600% steady-
state current.
Pada motor (contoh
Arus yang dibutuhkan : Iline ∆ = 3 Iline Y (steady-state) sebelumnya): inrush current
Y =60 A dan ∆ = 180 A!
Wye-delta starter Wye-delta starter

Start wye-delta :
• Bisa dilakukan pada motor yang menyediakan 6
buah konektor (bukan 3 konektor).
• Pada hubungan Y (star), tegangan fasa yang terjadi
hanya 58% (=1/1,73) dari rating motor.
• Arus start dan torsi start berkurang menjadi sekitar
33% (=1/3. Ingat di DinSis: T = K.i) dari arus untuk
rating tegangan penuh.
Ketika start, kontak LC dan kontak S  Biasa dipakai untuk aplikasi yang tidak
ditutup. Setelah beberapa saat sesuai
memerlukan torsi start besar.
seting kontak S dibuka dan kontak D
ditutup dan LC tetap tertutup.

Wye-delta: Arus Motor yang Terjadi Soft starter


Motor Induksi 3 fasa
• Merupakan bentuk lain dari reduced voltage starter
pada motor induksi AC
• Digunakan untuk mengurangi arus-lebih pada saat start
• Identik dengan resistansi atau reaktansi primer yang
diseri dengan suplai arus motor
• Arus yang masuk ke starter sama dengan arus yang
keluar
• Menggunakan solid state untuk mengontrol arus dan
tegangan suplai motor

Pengaturan Tegangan pada Soft Starter

• Switch solid state mengontrol tegangan dengan cara


mengatur sudut penyalaannya.
• Semakin besar sudut penyalaannya maka semakin besar
pula tegangan rata-rata keluarannya
Constant Current dan Ramp Current Soft Starter Torsi Netto untuk Percepatan Beban
Motor Induksi 3 fasa
Constant current soft starter : start dimulai dari tegangan nol
volt dan bertambah secara cepat hingga tercapai arus yang
diperlukan motor, kemudian tegangan diatur hingga
mencapai tegangan penuh
 Cocok untuk beban inersia besar

Constant Current dan Ramp Current Soft Starter Karakteristik Torsi-Kecepatan


pada Pengaturan Kecepatan dengan Tahanan Luar
Ramp current soft starter : seperti constant current soft starter,
namun memiliki nilai arus start tertentu
Kurva torsi
Cocok untuk beban yang memerlukan torsi awal yang kecepatan jika
tidak tetap, seperti beban konveyor, atau beban yang tahanan luar
memerlukan torsi awal lebih kecil, seperti pompa. R1
divariasikan R2
R3

Kecepatan motor
akan berubah dari n1
n3 n2 n1
ke n2 ke n3 dengan
bertambahnya
tahanan luar R1 < R2 < R3

Karakteristik Torsi-Kecepatan Karakteristik Torsi-Kecepatan


pada Pengaturan Kecepatan dengan Variasi Tegangan Suplai pada Pengaturan Kecepatan dengan Variasi Frekuensi

Kurva torsi kecepatan jika tegangan suplai divariasikan Kurva torsi –


kecepatan jika
frekuensi motor
divariasikan

Pada torsi beban


yang tetap (T), jika
n2 n1 frekuensi
T bertambah (k naik)
Untuk tegangan yang berubah menjadi ½ kali semula, n3 maka kecepatan
perubahan kecepatannya hanya kecil  pengaturan putaran n1 n2 n4 putar motor juga
terbatas bertambah.
Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa Definisi Motor
Klasifikasi pengaturan kecepatan :
Constant-speed control Konversi energi :
 untuk mesin yang hanya perlu kecepatan awal (start) dan Daya
kecepatan operasi yang konstan listrik
 menggunakan full voltage starter, reduced voltage starter, Motor Beban
atau soft starter listrik (mekanik)
Multispeed-control Rugi-rugi
 untuk mesin yang tidak memerlukan pengaturan kecepatan Daya mekanik
pada saat operasi (ada beban)
Motor : alat untuk mengubah daya listrik menjadi daya mekanik
 dengan pengaturan lilitan stator (untuk 1 s/d 4 kecepatan)
Variable-speed control Daya mekanik yang dihasilkan umumnya berupa gerak rotasi,
 untuk mesin yang memerlukan pengaturan kecepatan pada walaupun motor linier (penghasil gerak lurus) saat ini telah
saat operasi (ada beban) mulai diproduksi.
 menggunakan variable speed drive (misal : inverter) 32

Motor Listrik Sebagai Penggerak Daya (Masuk) Motor Listrik


Penggerak: Daya listrik yang dibutuhkan pada kondisi steady:
Menggerakkan beban mekanik seperti pompa, fan, blower, Motor DC: P = V.I <W>
(memutar) generator, crusher, mobil, alat angkat, alat angkut
(belt conveyot), dll. Motor AC 1 fasa: P = VRMS.IRMS.cos θ <W> Real Power
Penggerak beban mekanik P = VRMS.IRMS <VA> Total Power
Motor listrik, motor bakar (bensin, Diesel), turbin (air, uap, P = VRMS.IRMS.sin θ <VAr> Reactive Power
gas, angin), motor hidrolik dll. Power Factor (PF) = cos θ
Apa yang penting pada penggerak? PF = 1 beban resistif murni
Daya yang dibutuhkan PF = 0 beban resistif = 0
Daya yang dihasilkan
Efisiensinya Motor AC 1 fasa dengan capasitor run: daya pada rangkaian
Karakteristik Torsi vs Kecepatan putar kapasitor harus diperhitungkan.
33 34
Faktor daya (untuk motor listrik).

Daya (Masuk) Motor Listrik


Daya listrik yang dibutuhkan pada kondisi steady:
Motor AC 3 fasa:

P = 3.VPhase.IPhase.cos θ <W> Real/Actual/True Power


P = 3.VPhase.IPhase <VA> Total/Apparent Power
P = 3.VPhase.IPhase.sin θ <VAr> Reactive Power
Power Factor (PF) = cos θ

Satuan yang akan anda temui di industri: kVAr, MVAr

Ingat: kVA2 = kW2 +kVAr2


35
PF = kW/kVA 36
Daya (Keluar) dan Efisiensi Dynamometer
Daya listrik yang dihasilkan pada kondisi steady:
Semua jenis motor listrik:

P = T.ω <W> Daya yang mekanik motor


Padahal:
T biasanya merupakan fungsi dari ω .
 Untuk menguji T = f(ω) digunakan dynamometer.

Efisiensi motor listrik:


Eddy Current Dynamometer
 η = Daya mekanik/Daya listrik
37 38

Dynamometer Disc Brake

39 40

Anda mungkin juga menyukai