Prak Biotek
Prak Biotek
JADWAL PRAKTIKUM:
TATA-TERTIB:
1. Mengikuti aturan (tata-tertib) yang berlaku di laboratorium
2. Harus hadir dan melaksanakan semua kegiatan praktikum (100%), baik sesuai
jadwal maupun berbagai kegiatan di luar jadwal praktikum yang disepakati
bersama.
3. Pelaksananaan kegiatan: secara kelompok dan akan diatur setiap kali praktikum,
tetapi praktikan harus saling tukar data sehingga masing-masing kelompok
memperoleh data lengkap.
4. Laporan: dikumpulkan paling lambat 1 mg setelah praktikum selesai (saat TAS)
beserta buku laporan sementara. Keterlambatan pengumpulan laporan hanya
diijinkan bila praktikan memiliki ijin resmi.
LAPORAN PRAKTIKUM:
1. Induksi variasi somaklonal gandum toleran salinitas
2. Pembuatan rennet dan keju
3. Isolasi, Identifikasi dan pemurnian cendawan Trichoderma sp.
4. Isolasi, Identifikasi dan pemurnian bakteri Acetobacter xylinum & Pembuatan Nata
5. Pembuatan Pupuk Hayati- bahan sayur/buah
PENILAIAN:
1. Aktivitas 20 %
2. Laporan sementara 10 %
3. Laporan 40 % (Note: laporan tidak sah bila tidak ada data di laporan sementara)
4. Test 30 %
Endang P- fp uksw-2015 1
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
TUJUAN:
1. Mengetahui tahapan dan proses induksi variasi somaklonal dalam rangka perakitan
tanaman gandum toleran salinitas
2. Mengetahui penurunan daya regenerasi ES (control dan hasil induksi) pada
berbagai media regenerasi.
Endang P- fp uksw 2
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Endang P- fp uksw 3
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Alat:
Erlen meyer 500 ml, beaker glass 500 ml, beaker glass 1000 ml, otoklaf, inkubator,
pengaduk gelas steril, pemanas (hot-plate), pisau, shaker, lemari es/freezer, oven sentrifus.
Bahan:
Susu sapi segar 3500 ml, kapas, aluminium foil steril, susu asam komersial (Gedono), CaCl2
25% , abomasum sapi, kain saring steril, larutan garam jenuh, NaCl, asam asetat, kertas pH,
NaOH,
PELAKSANAAN
A. PEMBUATAN STARTER KEJU (senin)
A.1. Untuk memperoleh starter keju cara pertama:
1. Masukkan 250 ml susu sapi segar ke dalam erlen meyer 500 ml. Tutup
rapat dengan kapas dan aluminium-foil.
2. Otoklaf 121C selama 15 menit.
3. Setelah dingin (suhu sekitar 35C), tambahkan susu asam (yoghurt
komersial) kemudian aduk dengan pengaduk gelas steril.
4. Peram dalam inkubator pada suhu 30C selama 48 jam, akan diperoleh
starter keju-(a)
A.2. Untuk memperoleh starter keju cara kedua:
1. Masukkan 250 ml susu sapi segar ke dalam erlen meyer 500 ml. Tutup
rapat dengan kapas dan aluminium-foil.
2. Pasteurisasi sekejap (HTST= High Temperature Short Time) dengan cara
memanaskan susu selama 1-2 menit dengan suhu 85oC – 95oC
3. Peram dalam inkubator pada suhu 30C selama 48 jam, akan diperoleh
starter keju-(b)
A.3. Untuk memperoleh starter keju cara ketiga:
1. Masukkan 250 ml susu sapi segar ke dalam erlen meyer 500 ml. Tutup rapat
dengan kapas dan aluminium-foil.
2.Pasteurisasi susu pada suhu 65C selama 15 menit.
Endang P- fp uksw 4
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
3.Peram dalam inkubator pada suhu 30C selama 48 jam, akan diperoleh
starter keju-(c)
Starter keju yang diperoleh dapat disimpan dalam lemari pendingin (suhu 3C).
Apabila akan digunakan untuk pembuatan keju, starter keju harus disegarkan
kembali dengan cara seperti di atas (=pembuatan starter)
4. Mukosa kemudian dicincang dengan pisau sampai ukuran sekecil mungkin, lalu
dimasukkan ke dalam gelas piala 1 liter yang telah diisi dengan larutan asam
asetat 10 % yang sudah ditambah 5 gram NaCl/100 ml lar Asam Asetat (5%
NaCl), dengan perbandingan mukosa : asam asetat = 1 : 2. Untuk mempercepat
ekstraksi, campuran asam asetat dan mukosa di-shaker selama 24 jam pada suhu
ruang
5. Setelah proses ekstraksi berjalan selama 24 jam, dilakukan pemisahan ampas
dari larutan hasil ekstraksi dengan cara sentrifugasi pada kecepatan 2750 rpm
selama 15 menit. Endapan dipisahkan dari filtrat (bagian cairan) dengan cara
menuangkan cairan pada wadah gelas.
6. Endapan dari hasil ekstraksi selanjutnya diekstraksi lagi, empat kali, dengan
cara yang sama dengan ekstraksi pertama. Filtrat atau cairan hasil ekstraksi
kemudian dikumpulkan dan dinetralkan dengan cara menambahkan NaOH 1 N
sampai pH menjadi 5.4. Penambahan NaOH dilakukan sedikit demi sedikit dan
selama penambahan dilakukan pengadukan.
7. Larutan rennet kemudian di endapkan dengan cara menambahkan larutan garam
amonium sulfat jenuh. Perbandingan volume larutan rennet dengan amonium
sulfat jenuh ditentukan berdasarkan hasil percobaan. Endapan yang terjadi
kemudian dipisahkan secara sentrifusa pada kecepatan 5.000 rpm selama 15
menit.
Endang P- fp uksw 5
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Endang P- fp uksw 6
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Endang P- fp uksw 7
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Macroscopic Appearance
Growth rate is rapid and colonies are
wooly becoming compact in time; and
The surface colony color is white and
scattered greenish patches become visible as the
conidia are formed and may form concentric rings
at times while on the reverse, the color is pale,
tan, or yellowish;
Endang P- fp uksw 8
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Microscopic Appearance
Septate hyaline hyphae (divided by a septum or septa), conidiophores, phialides, and
conidia are present;
Trichoderma longibrachiatum and Trichoderma viride may also produce chlamydospores
(=chlamydoconidia - a thick-walled, thallic conidium formed within the vegetative hyphae;
Chlamydoconidia function as organs of perennation rather than dissemination);
Phialides (- a specialized conidiogenous cell that produces conidia in basipetal succession
without increasing in length) are hyaline, branched, flask – shaped, inflated at the base,
solitary or may appear in clusters, and are attached to the conidiophores at right angles;
Conidiophores (a specialized hypha upon which conidia develop) are hyaline, branched,
and may occasionally demonstrate a pyramidal arrangement; and
Conidia (an asexual reproductive propagule formed in any manner that does not involve
cytoplasmic cleavage and conidia function as organs of dissemination) are unicellular,
round or ellipsoidal, green in color, smooth walled or rough, with an average diameter of 3
µm, and are grouped in sticky heads at the tips of the phialides, however, these clusters
usually get disrupted during slide preparation procedure intended for microscopic
examination.
PENGECATAN NIGROSIN
1. Siapkan gelas preparat
2. Bersihkan dan sterilkan dengan kapas beralkohol
3. Teteskan sedikit nigrosin di satu sisi permukaan gelas preparat
4. Ambil cendawan menggunakan jarum ent/ose steril (sudah dipanaskan membara di
atas lampu spiritus, tetapi ditunggu dingin). Campurkan ke dalam nigrosin.
Endang P- fp uksw 9
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Endang P- fp uksw 10
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
DASAR TEORI:
Banyak sekali makanan yang dapat dihasilkan dari fermentasi bakteri Acetobacter xylinum
salah satu yang banyak digunakan saat ini adalah untuk pembuatan nata. Nata adalah
biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih
seperti gel. Massa ini berasal dari pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada
permukaan media cair yang asam dan mengandung gula.
Bakteri pembentuk nata tersebar secara luas di alam dan dapat ditemukan pada sari
tanaman bergula.yang telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan
bergula yang telah membusuk. Isolasi bakteri tersebut dapat dilakukan dengan cara
menumbuhkannya pada media agar yang telah ditambah dengan gula dan diperkaya
dengan sari buah atau ekstrak ragi.
Nata de Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang
mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain (Lapuz et al., 1967).. Bakteri ini
dapat menghasilkan asam asetat dari etanol. Beberapa spesies yang termasuk bakteri
asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari
adalah Acetobacter xylinum (Swissa et al., 1980). Bakteri Acetobacter xylinum termasuk
genus Acetobacter (Ley & Frateur, 1974)., Bakteri A. xylinum bersifat (menunjukkan reaksi)
Gram negatip, bersifat obligat aerobik, berbentuk batang pendek atau kokus, non-motil
dan tidak membentuk endospora(Moat, 1986; Forng et al., 1989).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Acetobacter xylinum adalah nutrisi,
sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media, suhu, dan udara (oksigen.
Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan
disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula.
Sumber nitrogen dapat berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Syarat tumbuh bakteri
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5 namun akan tumbuh optimal bila pH
nya 4,3. Sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu
ruang, yaitu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.
Untuk mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum diperlukan media agar khusus yaitu media
agar bernutrisi dengan air kelapa sebagai pengencer. Air kelapa yang ditambahkan dapat
meningkatkan selektivitas pada saat isolasi.
Endang P- fp uksw 11
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
TUJUAN:
1. Mampu melakukan isolasi bakteri Acetobacter xylinum dengan memanfaatkan
mikroorganisme dari berbagai sumber inokulum
2. Mampu melakukan identifikasi bakteri Acetobacter xylinum
3. Mampu melakukan pemurnian isolat bakteri Acetobacter xylinum untuk
pembuatan starter/bibit nata de coco
Endang P- fp uksw 12
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
A.2.2. Membuat media Yeast Extract Agar (YEA) untuk Isolasi dan pemurnian bakteri:
1. Disiapkan bahan-bahan pada Tabel 2, ditimbang dan dicampur, kemudian diencerkan
dengan akuades. Untuk mempercepat larutnya bahan-bahan tersebut, perlu dilakukan
pemanasan.
2. Kemudian larutan didinginkan dan ditambah asam cuka sampai pH mencapai 4,5.
Selanjutnya disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121C, tekalan 15 lbs selama 15
menit.
3. Dalam keadaan masih panas dimasukkan ke dalam cawan petri dan tabung reaksi-agar
miring steril, dan didiamkan miring sampai beku.
Endang P- fp uksw 13
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Adapun cara pengenceran dan Plating larutan kultur bakteri adalah sebagai berikut:
Endang P- fp uksw 14
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Sedangkan cara menggores (streak) larutan kultur bakteri pada media padat adalah
sbb.:
(1) (2)
(4)
(3)
PELAKSANAAN: Amati, hitung ada berapa macam koloni yang tumbuh. Kemudian tiap
macam koloni dimurnikan
B.1. TAHAP PEMURNIAN BAKTERI dilakukan dengan metode Goresan Kuadran (Streak
Quadrant):
a. Dipilih satu koloni yang nampak terdiri dari satu tipe sel
b. Jarum ose dibakar, setelah dingin disentuhkan ke permukaan koloni bakteri yang
akan di streak pada plating media HBA/YEA, pada daerah kuadran I
Endang P- fp uksw 15
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
c. Streak ini dianggap sebagai streak primer pada permukaan media HBA/YEA
d. Jarum ose kemudian diangkat dan dibakar, setelah dingin, jarum ose di streak lagi
pada bagian kuadran II, diawali dengan cara melewati streak primer.
e. Jarum ose kemudian diangkat dan dibakar, setelah dingin, jarum ose di streak lagi
pada bagian kuadran III, diawali dengan cara melewati streak seconder.
f. Langsung dilanjutkan streak pada kuadran IV, tanpa mengangkat & membakar
jarum ose
g. Koloni diinkubasi selama 48-72 jam pada suhu ruang.
h. Koloni yang terpisah dan tumbuh dengan baik selanjutnya dipilih dan ditanam
kembali sebanyak dua ulangan.
Endang P- fp uksw 16
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Endang P- fp uksw 17
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Endang P- fp uksw 18
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Endang P- fp uksw 19
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
TUJUAN:
1. Mengetahui tahapan dan proses pembuatan NATA DE COCO
2. Mampu membuat NATA DE COCO
PELAKSANAAN:
A. PENYARINGAN DAN PEMANASAN
1. Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa dilakukan penyaringan
air kelapa dengan menggunakan kain saring.
2. Kemudian campurkan gula pasir 2,5%- 10% (25-100 g/l air kelapa ) dan amonium sulfat
0,5%.
3. Lakukan pasteurisasi dengan merebus pada suhu 61°C selama 30 menit, atau 75°C
selama 15 detik atau 131°C selama 0,5 detik), kemudian dinginkan.
B. INOKULASI (PENCAMPURAN DENGAN STARTER)
1. Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan asam asetat 99,8% sebanyak
0,75% atau asam cuka sekitar 20 ml untuk menurunkan pH hingga diperoleh kisaran
keasaman (pH) 4,0 agar sesuai bagi pertumbuhan bakteri.
2. Selanjutnya dapat ditambahkan starter nata (Acetobacter xylinum) sebanyak 170 ml
3. Tuang ke dalam nampan (wadah dengan permukaan luas untuk menjamin
ketersediaan oksigen) dan diinkubasi selama 1-2 minggu pada suhu kamar. Bakteri ini
sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat
namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat
mengakibatkan kontaminasi – dapat menggunakan kertas Koran bersih/steril (oven
suhu 50C atau disetrika)
Endang P- fp uksw 20
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
C. PEMANENAN
Nata yang terbentuk kemudian dipanen dan lembaran direndam dalam air segar
selama 1 hari untuk menghilangkan lendir dan asam.
Endang P- fp uksw 21