Klmpok 4
Klmpok 4
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan waktu, wajah pendidikan di Indonesia nampaknya masih belum mampu
bersaing dengan dunia. Indonesia sebagai negara berkembang masih dalam proses peningkatan
mutu pendidikan. Akan tetapi, tidak semua siswa di Indonesia rendah dalam pendidikan, buktinya
banyak juga yang memenangkan lomba tingkat internasional. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya
menggunakan metode lama dalam proses pembelajaran. Sehingga pencapaian tujuan pembelajaran
berbagai konsep mata pelajaran dalam satu paket pembelajaran yang saling terkait dengan
membuat suatu batasan-batasan dalam tema, sehingga pembelajaran terpadu tidak memaksakan
keterpaduan, dan pembelajarannya berorientasi pada pengalaman bermakna pada anak. Anak
membuat pengertian, konsep-konsep materi berdasarkan pengalamannya dan guru bersifat sebagai
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu di sekolah dasar biasa disebut sebagai suatu
upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala
penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di
perkembangan anak, karena terlalu banyak menuntut anak untuk mengerjakan aktivitas atau tugas-
tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Dengan demikian anak kehilangan sesuatu
yang seharusnya bisa mereka kerjakan. Jika dalam proses pembelajaran anak hanya merespon
segalanya dari guru, maka mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran yang alamiah dan
kemampuan pembelajaran abstrak siswa tidak tersentuh, hal tersebut merupakan karakteristik
utama perkembangan anak usia sekolah dasar. Di sinilah mengapa pembelajaran terpadu sebagai
beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
1. HOLISTIK
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati
dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus,tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
2
Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau
2. BERMAKNA
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas,
disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan
yang nyata dari semua konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya
akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini akan mengakibatkan
3. OTENTIK
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep
yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh
sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui eksperimen.
Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari
4. AKTIF
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-
menerus belajar. Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar merancang
aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu
3
bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek
kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.
Selain itu, Hilda Karli dan Margaretha (2002:15) mengemukakan beberapa ciri
Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari
beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang
harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. Siswa dapat mencari tahu sendiri apa yang
dia butuhkan. Hal ini sesuai dengan penedekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberkan
4
2. Memberikan pengalaman langsung pada anak (Direct Experince)
Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan
prisip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara
langsung sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung. Siswa akan memahami
hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar memperoleh
informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah
tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta serta informasi untuk
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala
atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-
dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk
semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang
diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari siswa. Hal ini
mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dari kegiatan ini diharapkan dapat
5
berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan apa yang diperoleh dari belajarnya
pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan siswa tersebut sehari-hari. Dengan
demikian siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untik
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran terpadu bersifat luwes, sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu bahan
ajar dengan mata pelajaran lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
minat dan kebutuhannya. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. Menggunakan prinsip belajar menyenangkan bagi siswa.
Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
Dari beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan
keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Sehingga siswa dapat aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang
6
terpadu peran guru lebih banyak sebagai fasilitator dan siswa dituntut untuk selalu aktif dalam
pembelajaran.
Contoh:
Guru melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator, salah satunya menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan. Sehingga kelas lebih terasa nyaman dan mengasyikan untuk belajar. Selain itu,
guru dapat berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan praktikum. Guru hanya memberi petunjuk
dan mengarahkan proses pelaksanaan praktikum. Siswa melaksanaakan praktikum sendiri sesuai
dengan arahan dari guru. Siswa mencatat hasil praktikumnya. Guru meluruskan konsep yang salah.
2. Otentik
Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara otentik (langsung) pada
konsep dan prisip yang dipelajari. Kegiatan tersebut memungkinkan siswa belajar dengan
melakukan kegiatan secara langsung sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara
langsung sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar memperoleh
informasi dari gurunya. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Contoh:
Guru mengajak siswa ke tempat sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari, misalnya museum,
pantai, gunung, kebun, dan lain sebagainya. Dengan pengalaman langsung tersebut, siswa dapat
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan suatu peristiwa dari beberapa
mata pelajaran sekaligus. Pemisahan antara bidang studi tidak ditonjolkan. Sehingga
7
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa.
Contoh:
“Jam 06.30, Andi pergi ke sekolah. Sebelum berangkat, tidak lupa Andi berpamitan kepada kedua
orang tuanya. Sesampainya disekolah, Andi dan teman-temannya dikejutkan dengan berita bahwa
Jery teman sekelasnya tidak masuk sekolah karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Jery
melanggar peraturan lalu lintas karena ia mengendarai sepeda di sebelah kanan jalan. Andi dan
teman-temannya iuran untuk menjenguk Jery. Uang iuran terkumpul Rp.100.000,00. Uang
tersebut dibelikan 2 bungkus Roti tawar, masing-masing seharga Rp. 7.500,00. Selain itu membeli
buah-buahan : 1 kilogram Apel seharga Rp.20.000,00 dan 2 kilogram jeruk seharga Rp. 30.000,00
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk
semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari secara utuh dan diharapkan anak mampu
kehidupannya.
Contoh:
Siswa belajar tentang jual beli dengan menggunakan metode bermain peran. Ada yang berperan
sebagai penjual dan pembeli. Dalam bermain permain peran tersebut, terjadi interaksi antara
penjual dan pembeli. Dalam berinteraksi sebagai penjual dan pembeli terdapat komunikasi. Jadi,
8
siswa dapat belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik (mata belajaran Bahasa Indonesia),
materi tentang pasar tersebut (penjual, pembeli, tawar-menawar) termasuk dalam mata pelajaran
IPS dan tawar menawar harga yang terjadi antara penjual dan pembeli termasuk dalam
5. Bersikap luwes
Pembelajaran terpadu bersifat luwes, sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu bahan
ajar dengan mata pelajaran lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
Contoh:
Guru dengan fleksibel dapat mengaitkan beberapa bahan ajar. Dalam mengaitkan beberapa bahan
ajar tersebut, guru menyesuaiakan dengan lingkungan sekitar siswa. Misalnya dalam pelajaran
olahraga, siswa sedang bermain bola. Kemudian dalam pembelajaran IPA materi gravitasi bumi,
guru membahas kembali kegiatan ketika olah raga. Guru menanyakan mengapa bola dilempar akan
jetuh ke tanah?
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
minat dan kebutuhannya. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. Menggunakan prinsip belajar menyenangkan bagi siswa.
Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
berbagai konsep mata pelajaran dalam satu paket pembelajaran yang saling terkait. Anak membuat
pengertian, konsep-konsep materi berdasarkan pengalamannya dan guru bersifat sebagai mediator
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Sehingga
siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu
2. Otentik .
pada konsep dan prisip yang dipelajari. Kegiatan tersebut memungkinkan siswa belajar dengan
melakukan kegiatan secara langsung sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara
langsung sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar memperoleh
beberapa mata pelajaran sekaligus. Pemisahan antara bidang studi tidak ditonjolkan. Sehingga
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi. Fokus
10
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
membentuk semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa, keterkaitan antara konsep-
konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari secara utuh dan diharapkan
dalam kehidupannya.
5. Bersikap luwes.
Pembelajaran terpadu bersifat luwes, sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu
bahan ajar dengan mata pelajaran lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
B. SARAN
pembelajaran terpadu sehingga suatu saat dapat menerapkannya dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hernawan, dkk. 2011. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Maret 2013.
Niken septiasih. 2011. Pembelajaran Terpadu Di SD. Kebumen : Universitas Sebelas Maret
12