Abstract: Shopping Centre is one of land use utilization that will lead to trip attraction of
vehicles. Trip attraction of vehicles on shopping centre will cause on traffic towards highway
network system around it. Banda Aceh is the capital of the province of Aceh, which has several
shopping centre among others: Hermes Palace Mall, Suzuya Mall, Barata Shopping Centre,
komplek Sinbun, Pasar Aceh Baru dan Pante Pirak Sp. 5. A large number of shopping centre
in Banda Aceh will certainly increase the number of visitors who came, so did the number of
employee. The purpose of this study is to model the statistical relationship between the
magnitude of the vehicle towing the motorcycle and shopping centre parameter. The
parameters in this study is reflected by building area, land area, parking area, number of
shops, employees and cashiers. Processing data using multiple regression analysis methods,
models generated then tested statistically. the results showed a motorcycle towing equation Y1
= 59.587 + 0.323X6 with variable X6 is number of cashiers.
Keywords : Trip attraction, shopping center, motorcycle, regression model
Abstrak: Pusat Perbelanjaan merupakan salah satu jenis tata guna lahan yang akan
menimbulkan tarikan pergerakan kendaraan. Tarikan pergerakan kendaraan yang terjadi pada
pusat perbelanjaan di kota Banda Aceh akan menimbulkan dampak lalu-lintas terhadap sistem
jaringan jalan yang ada disekitarnya. Kota Banda Aceh merupakan Ibukota provinsi Aceh
yang memiliki beberapa pusat perbelanjaan antar lain : Hermes Palace Mall, Suzuya Mall,
Barata Shopping Centre, komplek Sinbun, Pasar Aceh Baru dan Pante Pirak Sp. 5. Banyaknya
jumlah pusat perbelanjaann di Kota Banda Aceh tentu akan meningkatkan jumlah pengunjung
yang datang, demikian pula dengan jumlah pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat model hubungan statistik antara besarnya tarikan kendaraan sepeda motor dengan
parameter pusat perbelanjaan. Parameter dalam penelitian ini dicerminkan oleh luas bangunan,
luas tanah, luas lahan parkir, jumlah gerai, jumlah karyawan dan jumlah kasir. Pengolahan data
menggunakan metode analisis regresi berganda, model-model yang dihasilkan kemudian di uji
secara statistik . hasil menunjukan persamaan tarikan sepeda motor Y1 = 59,587 + 0,323X6
dengan variabel X6 adalah jumlah kasir.
Banda Aceh sebagai ibukota propinsi di Aceh Timur. Letak yang strategis ini menjadi salah
mempunyai banyak potensi yang bisa satu penyebab Kota Banda Aceh berkembang
dikembangkan. Secara geografis kota ini pesat, terutama dibidang ekonomi. Banyak
terletak 05° 16’ 15’’– 05° 36’ 16” Lintang pusat perdagangan dan bisnis didirikan untuk
Utara dan 95° 16’ 15”– 95° 22’ 35” Bujur mengimbangi permintaan masyarakat yang
semakin meningkat dan beragam. pasar. Pasar modern tidak banyak berbeda
Salah satu tolak ukur pengembangan dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini
wilayah kota juga terlihat dari kemajuan dan penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
perkembangan fasilitas pusat perbelanjaan langsung melainkan pembeli melihat label
untuk masyarakat kota tersebut. Kota Banda harga yang tercantum dalam barang (barcode),
Aceh memiliki 6 pusat perbelanjaan modern. 6 berada dalam bangunan dan pelayanannya
pusat perbelanjaan modern ini diperkirakan dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
memiliki potensi dampak lalu lintas. Tujuan dilayani oleh pramuniaga. Pergerakan orang
penelitian ini adalah untuk membuat model dan barang di kota, menunjukkan pada arus
hubungan statistik antara besarnya tarikan lalu lintas, adanya hubungan konsekuensi
kendaraan sepeda motor dengan fasilitas pusat antara aktivitas lahan dan kemampuan sistem
perbelanjaan. Fasilitas dalam penelitian ini transportasi untuk menangani arus lalu lintas
dicerminkan oleh luas bangunan, luas tanah, ini. Secara alami, ada interaksi langsung antara
luas lahan parkir, jumlah gerai, jumlah tipe dan intensitas tata guna lahan dan
karyawan dan jumlah kasir. penyediaan fasilitas transportasi yang tersedia.
Satu tujuan utama perencanaan tata guna lahan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
dan sistem transportasi adalah untuk
Dalam kajian pustaka ini diuraikan
memastikan bahwa ada keseimbangan yang
beberapa teori yang mendukung penelitian
efisien antara tata guna lahan dan kemampuan
yang dikutip dari beberapa referensi yang ada
transportasi (Black, 1981).
kaitan dengan penelitian.
Bangkitan atau tarikan perjalanan dapat
Dasar Teori Secara Teknis diartikan sebagai banyaknya jumlah
Pasar adalah salah satu dari berbagai pergerakan atau lalu lintas yang dibangkitakan
sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan oleh suatu zona (kawasan) per satuan waktu.
infrastruktur di mana usaha menjual barang, Tamin (2008) juga menyatakan bahwa
jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang bangkitan pergerakan adalah tahapan
dengan imbalan uang. Menurut jenis transaksi permodelan yang memperkirakan jumlah
pasar dibedakan menjadi dua jenis yaitu Pasar pergerakan yang berasal dari suatu zona tata
Tradisional dan Pasar Modern. Pasar guna lahan dan jumlah pergerakan yang
tradisional merupakan tempat bertemunya tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.
penjual dan pembeli serta ditandai dengan Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata
adanya transaksi penjual pembeli secara guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu
langsung dan biasanya ada proses tawar- lintas. Bangkitan lalu lintas ini mencakup lalu
menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios- lintas yang meninggalkan suatu lokasi dan lalu
kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi.
dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola Bangkitan dan tarikan pergerakan dapat
(4)
yang variasinya dipengaruhi oleh variabel å ( yi - y) 2
Dua persyaratan statistik utama yang • Nilai koefisien determinasi (R2) besar
harus dipenuhi dalam memilih peubah bebas (semakin mendekati satu semakin baik)
• Peubah bebas harus mempunyai korelasi regresi akan dapat dipakai untuk prediksi jika
tinggi dengan peubah tidak bebas; memenuhi sejumlah asumsi, yang disebut
dengan asumsi klasik. Dalam praktik, sebuah
• Sesama peubah bebas tidak boleh saling
model akan sulit untuk memenuhi semua
berkorelasi. Jika terdapat dua peubah bebas
asumsi yang ada; walaupun demikian
yang saling berkorelasi, pilih salah satu
pelanggaran yang signifikan terhadap asumsi
yang mempunyai korelasi lebih tinggi
Volume 6, Nomor 3, Mei 2017 - 255
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
yang ada akan mengakibatkan prediksi sekunder. Data primer ( Y) adalah jumlah
menjadi bias. tarikan pergerakan yang menuju masing-
Menurut Suliyanto (2011) Pengujian masing pusat perbelanjaan yang menggunakan
lineritas ini perlu dilakukan untuk mengetahui moda transportasi yaitu sepeda motor,
model yang dibuktikan merupakan model sedangkan data sekunder (X) yang digunakan
linear atau tidak. Hasil dari uji linearitas ini meliputu luas bangunan (X1), luas tanah (X2),
adalah informasi apakah model empiris luas lahan parkir (X3), jumlah gerai (X4),
sebaiknya linier, kuadrat atau kubik. Untuk jumlah karyawan (X5) dan jumlah kasir (X6)
residual yang telah terstandarisasi pada model interval waktu 15 menit dan
disebabkan karena distribusi data yang c. Data yang sudah dikelaskan kemudian di
dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai jumlahkan sehingga menjadi kendaraan
ektrem pada data yang diambil. Nilai eksterm /11 jam kemudian di konversi menjadi
dalam pengambilan sampel, bahkan karena d. Data yang sudah dikonversi kemudian
kesalahan dalam melakukan input data atau ditampilkan dalam bentuk tabel.
memang karena karateristik data tersebut Pada penelitian ini variabel terikat (Y)
berbeda. enam lokasi tersebut yang di ambil Rekapitulasi data primer dan sekunder
adalah Hermes Palace Mall, Suzuya Mall, diperlihatkan pada Tabel 1. Dengan Y adalah
Barata Shopping Center, komplek Sinbun, Tarikan pergerakan kendaraan sepeda motor;
Pasar Aceh Baru dan Pante Pirak Sp. 5. X1 adalah luas bangunan (m2); X2 adalah luas
Data yang digunakan dalam penelitian ini tanah (M2); X3 adalah luas lahan parkir (M2);
dibagi menjadi dua jenis data primer dan data X4 adalah jumlah gerai unit); X5 adalah jumlah
256 - Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
karyawan (orang) dan X6 adalah jumlah kasir Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada
(orang). tabel 2.
X4 1 0,925 0,999
X5 1 0,932
X6 1
Keterangan :
Fhitung < Ftabel → H0 diterima
Fhitung>Ftabel→H0ditolak
Tabel 5. Uji t
No Model thitung ttabel Kesimpulan
1 Y1 = 14,744 - 0,001X1 + 0,005X2 + 0,019X3 + 0,105X5 + 0,217X6 - - -
2 Y1 = 24,983 + 0,004X1 + 0,001X2 + 0,022X3 + 2,771X4 – 2,449X6 - - -
3 Y1 = 15,289 + 0,006X2 + 0,015X3 – 0,129X4 + 0,216X6 1,444 12,706 H0 diterima
0,472 12,706 H0 diterima
0,109 12,706 H0 diterima
0,182 12,706 H0 diterima
4 Y1 = 41,016 + 0,025X3 - 0,874X4 + 1,2126X6 0,657 4,302 H0 diterima
-0,736 4,302 H0 diterima
1,008 4,302 H0 diterima
5 Y1 = 55,261 – 0,611X4 + 0,940X6 -0,608 3,182 H0 diterima
0,925 3,182 H0 diterima
6 Y1 = 59,587 + 0,323X6 10,381 2,776 H0 ditolak
Pengujian model
a. Uji Linearitas
b. Uji Normalitas
1. Model yang memenuhi persyaratan hasil Teori dan Aplikasi dengan SPSS,
uji statistik dan pengujian model adalah : Penerbit CV. Andi Offset,
Y1 = 59,587 + 0,323X6 Yogyakarta
Keterangan : Tamin, O.Z, 2008, Perencanaan,
• Y1= Tarikan pergerakan kendaraan Permodelan dan Rekayasa
sepeda motor (kend/jam). Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
• X6 = Jumlah Kasir (Orang)
2. Faktor yang paling mempengaruhi jumlah
tarikan pergerakan kendaraan sepeda
motor pada pusat perbelanjaan di Kota
Banda Aceh adalah variabel pusat per-
belanjaan (X6), artinya bila jumlah kasir
bertambah, makan akan bertambah pula
tarikan sepeda motornya.
Saran
Perlunya penganalisaan dengan metode
yang berbeda agar model yang didapatkan
dapat menjelaskan lebih menyeluruh terhadap
objek penelitian
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Black, J.A., 1981, Urban Transport
Planning : Theory and
Practice,London.
Morlok, E.K., 1988, Pengantar Teknik
Dan Perencanaan Transportasi,
Erlangga, Jakarta.
Ortuzar JD & Willumsen LG. 2003.
Modelling Transport Third Edition,
Department of Transport
Engineering Pontificia Universidad
Catolica’ de Chile’ Santiago, Chile
Priyatno, D., 2008, Mandiri Belajar SPSS,
Mediakom, Yogyakarta
Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan –