OLEH :
ASTRIANI
PO713241171011
TAHUN AJARAN
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam menyikapi berbagai keilmuan,
penelitian merupakan petunjuk utama penyelesain masalah. Awal dari sebuah penelitian
adalah adanya sebuah problem (masalah). Masalah ilmu social dan ilmu pendidkan sangat
kompleks, semenjak adanya dunia sampai sekarang tidak pernah lepas dari yang namanya
masalah, untuk mencari solusi (jalan keluar) masalah, dengan demikian diperlukan penelitian
secara logis, sistimatis, dan empiris, sebagai pencerahan untuk mengetahui kebenaran ilmiah.
Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah menyusun alat ukur
(instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel- variabel penelitian. Alat
ukur tersebut harus valid dan reliabel. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian ini
digunakan untuk meneliti variabel yang diteliti.
Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada
jumlah variabel yang diteliti. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibekukan, tapi
ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap
instrument harus mempunyai skala.
RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Skala merupakan perbandingan antar kategori dimana masing- masing ketegori diberi
bobot nilai yang berbeda. Sedangkan Pengukuran merupakan cabang ilmu statistika terapan
yang bertujuan untuk membangun dasar- dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga
dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid dan reliabel. Reynolds, et al.
(2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai sekumpulan aturan untuk menetapkan suatu
bilangan yang mewakili objek, sifat atau karakteristik, atribut atau tingkah laku. Azwar
(2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi)
terhadap atribut atau variabel sepanjang garis kontinum. Dengan demikian secara sederhana
pengukuran dapat dikatakan sebagai suatu prosedur membandingkan antara atribut yang
hendak diukur dengan alat ukurnya.
Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable yang akan
diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian
selanjutnya. Jenis-jenis skala pengukuran dapat berupa : Skala nominal, Skala Ordinal, Skala
interval, dan Skala rasio. Kemudian dijabarkan sebagai berikut :
a. Skala Nominal
Skala Nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis
(kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karakteristk dengan karakteristik lainnya. Skala nominal memberikan suatu sistem
kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas atau
klasifikasi.
Contoh : - Jenis Kulit : 1. Hitam, 2. Putih, 3.Kuning. Agka 1,2,3 hanya sebagai label
saja.
b. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka- angka tersebut
mengandung pengertian tingkatan. Skala nominal digunakan untuk mengurutkan
objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan
nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja.
Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain : kategori data saling memisah,
kategori data memiliki aturan yang logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan
jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya. Contoh, urutan siswa di dalam kelas
berdasarkan tinggi badan, mulai dari paling tinggi ke rendah, siswa dengan badan
tertinggi diberi urutan ke- 1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke- 2 dan
seterusnya.
c. Skala Interval
d. Skala Rasio
Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala
ini memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur.
Panjang, kecepatan dan berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita
dapat menginterpretasikan perbandingan antar skor. Sebagai contoh, tinggi pohon 20
m adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang tingginya 10 m,
kendaraan yang melaju denagn kecepatan 60 km/ jam adalah dua kali lebih cepat
dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam. Contoh lain, Berat Sari 35 Kg
sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama
dengan 1 dibanding 2.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan
Sosial antara lain adalah :
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutmya disebut sebagai variable penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif)
bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta
memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan.
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yag beupa kata-kata antara lain :
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut: Item Favorable: sangat
setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik
(1) Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/
baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi
tanda (X) pada kolom yang tersedia
SS : Sangat setuju
S : Setuju
RG : Ragu- Ragu
TS : Tidak Setuju
1. Pelibatan masyarakat bukan hanya memotivasi, tetapi aktif dalam menghimpun dana,
tenaga, dan materi guna menunjang mutu pendidikan.
a. Sangat Setuju,
b. Setuju,
c. Ragu-ragu,
d. Tidak Setuju,
a. Sangat Setuju,
b. Setuju,
c. Ragu-ragu,
d. Tidak Setuju,
a. Sangat Setuju,
b. Setuju,
c. Ragu-ragu,
d. Tidak Setuju,
Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakkan pada tempat yang berbeda-
beda. Untuk jawaban diatas “Sangat Tidak Setuju” diletakkan pada jawaban nomor pertama.
Untuk item selanjutnya jawaban “Sangat Tidak Setuju”dapat diletakkan pada jawaban nomor
akhir.
2. Skala Guttman
Misalnya : Yakin – Tidak Yakin, Ya- Tidak, Benar- Salah ; Positif – Negatif, pernah – Belum
pernah ; Setuju- Tidak Setuju dan lain sebagainya.
Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikotomi (dua alternative
yang berbeda). Oerbedaan skala likert dengan skala guttman ialah kalau skala likert terdapat
jarak (interval); 3, 4, 5, 6 atau 7 yaitu dari sangat benar (SB) sampai denagn Sangat Tidak
Benar (STB), sedangkan dalam skala Guttma hanya ada dua interval, yaitu : Benar (B) dan
Salah (S).
Contoh :
- Yakin atau tidakkah anda, pergantian Presiden akan dapat mengatasi persoalan bangsa :
a. Yakin
b. Tidak
a. Setuju
b. Tidak Setuju
a. Pernah
b. Tidak Pernah
Skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda dan juga bisa dibuat dalam
bentuk checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor
terendah (0). Misalnya : untuk jawaban benar (1) dan salah (0). Analisis dilakukan seperti
pada skala Likert.
Contoh :
a. Ya
b. Tidak
c. Sudah
d. Belum
a. Punya
b. Tidak
Skala rating umumnya melibatkan penilaian tingkah laku atau performa seseorang yang
hendak diteliti. Dalam skala rating ini, seolah- olah penilai diminta oleh peneliti untuk
menempatkan seseorang yang dinilai pada beberapa titik yang telah disusun secara berurutan
atau dalam kategori yang menggambarkan tingkah laku seseorang tersebut.
Pada skala rating ini, penilai atau reater diasumsikan bahwa mereka adalah orang- orang yang
mengetahui benar tentang tingkah laku individual tersebut. Ada beberapa tipe skala rating
yang banyak digunakan sebagai skala pengukuran dalam penelitian. Mereka dapat
dikelompokkan sebagai skala rating individual dan skala rating kelompok. Dilihat dari cara
menggambarkannya, skala rating juga dapat dibedakan menjadi skala grafik dan skala
kategori. Berikut contoh dari skala grafik :
Skala grafik merupakan skala rating yang memberikan kesempatan kepada para penilai
dengan secara mudah memberikan tanda check (Ö) pada titik- titik yang tepat pada garis yang
menunjukkan tentang tingkah laku.
Penampilan Pribadi
Ketrampilan
Berkomunikasi
Adaptasi dengan
Lingkungan sosial
Bekerja secara
Kelompok
Untuk skala kategori, peneliti hendak melakukan penilaian kreativitas seorang siswa. Item
kategorinya mungkin dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
- Sangat kreatif
- Kreatif
- Tidak kreatif
Jika item kategorinya adalah pernyataan, maka bentuk item kategori dapat seperti berikut :
Kreativitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas dapat dikelompokkan sebagai
siswa,
- Sangat kreatif
- Kreatif
- Tidak kreatif
Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala
ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat
positifnya” terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya
skala ini digunakan untuk mengukur sikap/ karakteristik tertentu yang dipunyai seseorang.
Contoh :
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Mmpercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif samapai dengan
negative. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai. Responden yang
memberi penilaian dengan angka 5, berarti persepsi responden terhadap Kepala Sekolah itu
sangat positif, sedangkan bila memberi jawaban pada angka 3, berarti netral, dan bila
memberi jawaban pada angka 1, maka persepsi responden terhadap kepala Sekolah sangat
negative.
ANALISIS
Data kualitatif yang biasanya berupa masalah sosial dan psikologis sering memerlukan
semacam pengukuran variable- variable. Karena tidak dapat dipungkiri hasil penelitian
dianggap lebih mantap bila melalui proses penelitian yang melibatkan perhitungan secara
kuantitatif. Untuk itu aspek- aspek sosial dan psikologis seperti sifat, sikap, nilai- nilai
diusahakan dinyatakan denagn angka- angka, sehingga dapat dioalah dengan statistik.
E. MENYUSUN INSTRUMEN
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian,
yaitu :
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yanga digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut jika
digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Maksud dari skala pengukuran ini untuk
mengklasifikasikan variable yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya.
Macam- macam skala pengukuran dapat berupa : Skala nominal, Skala Ordinal, Skala
interval, dan Skala rasio. Juga terdapat skala yang diterapkan dalam penelitian pendidikan
khususnya maupun pendidikan tingkah laku khususnya yaitu Skala Likert, skala Guttman,
Rating Scale dan Semantic Different.
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah. Instrumen penelitian dapat diartikan pula sebagai alat
untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis
serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi
semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian
DAFTAR PUSTAKA