Anda di halaman 1dari 12

10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

2nd October 2017 BEST PRACTICE


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan
penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung
dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang
dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Agar tercapai tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran,
baik dalam penggunaan media maupun strategi dan pendekatan pembelajaran itu sendiri.
Dengan strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan
suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Belajar akan lebih bermakna dan
menyenangkan bagi siswa bila siswa mengalami apa yang dipelajarinya. Agar siswa dapat
mengalami apa yang dipelajarinya, diperlukan pendekatan yang tepat. Dalam pelaksanaan
pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik
untuk mengikuti pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai
(sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya
bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun
melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pembelajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat
memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan,
kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman
terhadap gerak manusia.
Dalam hal ini seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas
paket mata pelajaran pendidikan jasmani, termasuk berusaha untuk memberdayakan dan
mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani
yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada
tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang
mengikuti pelajaran penjas yang diberikan.
Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk
kelancaran jalannya pendidikan jasmani, diantaranya dengan pendekatan modifikasi. Pendekatan
modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan
tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak.

B. Permasalahan
Dari uraian di atas terutama yang menyangkut pentingnya penyampaian materi serta
dengan pertimbangan supaya pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan, maka penulis
seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 1/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

merasa perlu untuk mengkaji tentang pembelajaran lompat jauh dengan judul “Peningkatan
pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain pada siswa SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
Adapun yang menjadi permasalahan yaitu saat pembelajaran pendidikan jasmani ditemui kegiatan
belajar mengajar yang hasil pembelajarannya kurang maksimal. Hal ini disebabkan rendahnya
tingkat minat dan kemampuan dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh siswa kelas XI SMA
Negeri 8 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2015/2016, di antaranya pengaruh lingkungan, yakni
lingkungan pedesaan yang sebagian besar orangtuanya dari golongan menengah kebawah dan
berprofesi sebagai petani yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan primer sehingga kurang
memperhatikan kemajuan belajar siswa. Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk melakukan aktifitas
jasmani dan lebih tertarik untuk membantu orangtuanya. Jika kondisi pembelajaran semacam itu
dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin kemampuan aktifitas jasmani dikalangan siswa akan
terus berada pada tataran yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami kesulitan
dalam mengekspresikan kemampuan dan minatnya, siswa kurang aktif dalam bergerak
khususnya saat mengikuti materi lompat jauh. Dengan berbagai alasan kalau melompat kakinya
sakit, takut kena terpeleset, bisa melukai lutut, sehingga dalam proses pembelajaran lompat jauh
guru penjas mengalami kesulitan jika tidak mengemas materi lompat jauh dengan cara yang
efektif dan menyenangkan.

C. Strategi Pemecahan Masalah


Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu strategi untuk pemecahan
masalahnya, salah satunya dengan cara pendekatan bermain, sehingga upaya untuk mengatasi
permasalahan dalam pencapaian hasil belajar lompat jauh tersebut mudah-mudahan dapat
teratasi. Maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teoritik maupun praktik melalui
Penelitian Tindakan Kelas.
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk
permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran
yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang
Suherman (1999/2000: 35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan
strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi
atau pengembangan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Practice) dan
body scalling (ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)”. Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep
dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik
cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar
yang optimal. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan
teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah
mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya.
Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36) menyatakan, manakala guru menyadari bahwa
rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru
mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:
1. Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa
menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya.

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 2/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

2. Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih
mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi.
3. Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga
siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain.
4. Guru dapat meningkatkan kompetensi diri (membaca, berlatih, browsing)
5. Guru dapat mengembangkan metode pembelajaran
6. Guru dapat berdiskusi, MGMP dan bimtek
Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh seorang guru. Jika dalam
pelaksanaan permainan kurang menarik karena teknik yang masih rendah, maka seorang guru
harus dengan segera mampu mengatasinya. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru
harus mencermati kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan
selama pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

BAB II
IMPLEMENTASI

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Dari analisa masalah di atas, penulis bermaksud meningkatkan pembelajaran lompat jauh
dengan menggunakan metode pendekatan bermain.
Bermain bagi anak mampu meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi
tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya eksplorasi, memberi tempat
berteduh yang aman bagi perilaku yang secara potensial berbahaya. Bermain memungkinkan
anak-anak akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan satu sama lain. Selama interaksi ini,
anak-anak mempraktekkan peran yang mereka laksanakan dalam hidup masa depannya.
Bermain juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh
semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Bermain digunakan untuk penciptaan
suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang
(segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam
suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya bermain
digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau
sekedar permainan. Bermain sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami
sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang
mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah
ranah sikap-nilai.

B. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah


1. Perencanaan (planning)
a. Pembuatan Skenario Pembelajaran

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 3/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

Dalam hal ini, penulis membuat RPP sebagai dasar skenario pembelajaran dengan
indikator pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain.
b. Persiapan sarana dan sumber pembelajaran.
Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran berupa peluit, stopwatch,
cangkul, meteran, bak lompat, dan buku panduan lompat jauh.
2. Tindakan (Action)
a. Guru mempersiapkan siswanya di halaman sekolah dan siswa dibariskan, kemudian
mempresensi siswa.
b. Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran, kemudian menyampaikan materi yang
akan diberikan.
c. Guru memberikan pemanasan berupa permainan beberapa menit kemudian dilanjutkan
dengan streatching.
d. Di bagian pertama, guru memberikan contoh model permainan kepada siswa.
1) Model permainan melewati beberapa kardus
Tujuan dari pembelajaran ini untuk meningkatkan koordinasi gerakan lari dan lompat serta
untuk membuat siswa merasa senang dan termotivasi untuk melaksanakan gerakan.
Tujuan yang paling penting adalah untuk meningkatkan proses hasil belajar lompat jauh.
Alat yang digunakan: 20 buah kardus, cara melaksanakan permainannya: siswa
melakukan lari dan lompat melewati kardus yang tersusun sedemikian rupa, dipasang
dengan jarak antar kardus 1,50 m, jumlah kardus yang dipasang 5 buah kardus/baris.
Model permainannya dapat dilakukan secara individu atau perorangan dan dapat pula
dilakukan dengan sistem kompetisi atau perlombaan dan dilaksanakan secara
berkelompok. masing-masing siswa harus melakukan lari melewati kardus sebanyak 3-5
kali, setelah itu istirahat 1-2 menit, selanjutnya dapat dilakukan permainan seperti yang
telah dilakukan tadi. Alokasi pembelajaran ini 10-15 menit.
2) Model permainan koordinasi
Tujuan pembelajaran untuk mencapai gerakan yang harmonis dan untuk mendapatkan
gerakan yang otomatis, artinya gerakannya dapat dilakukan dengan kontinyu tidak
terputus-putus. Untuk pembelajaran lompat jauh permainan ini dapat melatih koordinasi
antara awalan, tolakan, saat di udara dan pendaratan.
Alat yang digunakan: 20 buah kardus, cara melakukan permainanya hampir sama
dengan permainan yang pertama, perbedaannya pada permainan ini kardus yang
dipasang menjadi 4 baris dan dipasang 5 banjar jarak antar banjar 1,5 cm. Model
permainannya siswa lari melewati kardus secara bersama-sama 4 orang/seri, dapat
dilakukan secara berulang-ulang. Alokasi waktu pembelajaran 10-15 menit.
3) Model permainan sistem sirkuit
Tujuan pembelajaran untuk kekuatan koordinasi dan kekuatan otot kaki, serta untuk
membuat siswa merasa senang dan tidak monoton dengan yang selalu sama. Model
dengan sistem sirkuit ini, dapat meningkatkan kecepatan, kekuatan otot tungkai bagian
bawah.
Alat yang digunakan: 14 buah kardus, cara melaksanakannya kardus yang telah dipasang
menjadi 5 pos, pos pertama 2 buah kardus, pos kedua 3 buah kardus, pos ketiga 3 buah
kardus, pos keempat 4 buah kardus, dan pos kelima 2 buah kardus. Model permainannya

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 4/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

siswa berlari melewati kardus disetiap pos dengan beberapa bagian kaki, seri pertama
dengan langkah biasa, seri kedua dengan salah satu kaki, dan seri ketiga dengan kedua
kaki secara bersama-sama.
Alasan mengapa menggunakan kardus sebagai rintangan dalam pembelajaran lompat
jauh melalui pendekatan permainan. Rintangan yang dijadikan alat harus sesuai dengan
tingkat kesulitan anak atau siswa, yaitu tinggi rendahnya agar diciptakan yang lebih
mudah untuk melompatinya, supaya terhindar dari sentuhan yang dapat membahayakan.
Kardus merupakan alat yang tidak membahayakan dan bersifat lembut, apabila bagian
tungkai atau kaki siswa bersentuhan tidak akan merasa sakit. Kardus juga bersifat ringan
apabila tersentuh akan cepat bergeser dan terjatuh hal ini tidak akan membahayakan
siswa apabila melompatinya. Oleh sebab itu menggunakan kardus sebagai alat bantu
untuk pendekatan permainan dalam pembelajaran lompat jauh, karena tidak akan
membahayakan siswa.

C. Hasil yang dicapai


Dari proses pembelajaran lompat jauh yang telah dilaksanakan, ternyata dapat diambil satu
kesimpulan bahwa pembelajaran teknik lompat jauh efektif diajarkan dengan menggunakan
pendekatan bermain. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa setelah dilaksanakan evaluasi
pada akhir pembelajaran. Hasil rata-rata nilai siswa diambil dari dua aspek penilaian yaitu nilai
proses serta nilai kinerja (unjuk kerja) siswa dalam melakukan lompat jauh.
Rata-rata nilai dari hasil penilaian sebesar 80.60, nilai terendah sebesar 76, serta ketuntasan
100 %, sehingga tidak ada siswa yang harus diremidial dalam pembelajaran lompat jauh ini.
D. Kendala-kendala yang dihadapi
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidika Jasmani,
diantaranya sebagai berikut:
1. Banyak dikalangan pendidik yang belum memahami tentang perbedaan Pendidikan Jasmani
dan Olahraga.
2. Kurangnya pemahaman dari siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani sehingga
pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas jasmani.
3. Kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga mereka
mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh nilai.
4. Penggunaan metode pendekatan bermain butuh waktu yang lebih banyak, sementara waktu
pelaksanaan metode ini harus disesuaikan dengan beban belajar sesuai dengan kurikulum.
E. Faktor-faktor Pendukung
Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang
dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain
yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus
dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang
dijalani oleh mereka.
Penggunaan metode pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya dengan
perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya imajinasi, maka
permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 5/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

kegiatan, maka guru pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu
kepada siswanya majinasi tentang permainan yang akan dilakukannya.
Proses pendidikan dapat berjalan dan berhasil dengan baik seperti yang diharapkan juga
ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal yang harus didukung oleh semua
pihak baik sekolah, pemerintah, maupun masyarakat, terutama dalam penyampaian materi yang
diberikan oleh pendidik terhadap anak didiknya dengan baik. Sesuai dengan hal tersebut bahwa
seorang pendidik (guru) setidaknya harus menggunakan suatu metode pembelajaran pendidikan
jasmani yang tepat agar peserta didik yang memerlukan pembinaan serta bimbingan dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat karakteristiknya.

F. Alternatif Pengembangan
Sebelum diadakan tindakan dengan pendekatan bermain banyak anak yang cenderung
pasif, tetapi setelah penggunaan metode pembelajaran dengan pendekatan bermain anak lebih
termotivasi untuk beraktivitas jasmani. Hal ini disebabkan karena mereka dapat melaksanakan
aktivitas jasmani sambil bermain. Apabila pada setiap kegiatan dibuat metode pembelajaran
dengan pendekatan bermain pada aspek-aspek yang lain tentunya akan lebih baik dan
menguntungkan baik untuk pengajar maupun siswa. Karena dengan demikian stamina akan tetap
terjaga sehingga tingkat kesegaran jasmaninya juga akan lebih meningkat.
Selain metode pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh guru juga
dapat mengembangkan alternatif lain dalam rangka peningkatan hasil belajar lompat jauh
misalnya penggunaan media yang lebih menarik siswa untuk belajar.

BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting menciptakan suatu kondisi atau suatu
proses yang mengarahkan siswa supaya bersemangat melakukan aktifitas belajar. Dengan proses
pembelajaran yang bervariasi dan menumbuhkan daya tarik pada siswa maka diharapkan pada
akhirnya juga akan berkorelasi positif terhadap hasil belajar siswa.

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 6/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

Dengan menggunakan pendekatan bermain diharapkan pembelajaran atletik khususnya


lompat jauh akan berjalan dengan baik. Partisipasi dan minat dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya lompat jauh akan lebih besar dan bersemangat, sehingga akan
tercapai semua tujuan pendidikan yang telah direncanakan.
B. Rekomendasi
Supaya proses pembelajaran bermutu dan menarik maka untuk mengatasinya diperlukan
kemasan baru dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Sehingga guru harus
berusaha seoptimal mungkin merancang pembelajaran gerak yang menggembirakan dan
menyenangkan siswa. Metode-metode mengajar pun belum menjamin hasil baik, kalau kita
menggunakannya secara stereotip, artinya menggunakan suatu metode tertentu dalam setiap
situasi. Situasi belajar senantiasa berlainan. Anak-anak tahun ini lain daripada tahun yang lalu.
Guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan situasi
baru yang dihadapinya. Itu sebabnya mengajar bersifat kreatif yang memerlukan inventivitas guru.
Melalui bermain anak dapat mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri untuk menjadi
dewasa. Seperti halnya atletik adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang
kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut Yudha M. Saputra
(2001: 9-10) kegiatan atletik bernuansa permainan mengandung beberapa ciri sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam tugas gerak yang bervariasi dengan irama tertentu.
2. Mengakibatkan kegemaran berlomba/bersaing secara sehat.
3. Menyalurkan hasrat siswa untuk mencoba menggunakan alat-alat berlatih.
4. Tugas gerak yang mengandung resiko yang sepadan dengan kemampuan siswa dan menjadi
tantangan.
5. Menguji ketangkasan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang baru.
6. Guru pendidikan jasmani hendaknya banyak melaksanakan dengan pendekatan, teknik,
metode ataupun model pembelajaran sebagai bentuk modifikasi dalam pembelajaran
pendidikan jasmani.
7. Metode pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat diterapkan dalam pendidikan jasmani
untuk semua jenjang.
8. Guna menunjang aktivitas dalam pendidikan jasmani sarana dan prasaran hendaknya
disediakan sekalipun dalam memodifikasi pembelajaran dapat menggunakan peralatan yang
sederhana, yang penting semua siswa harus beraktivitas jasmani selama pelajaran
berlangsung.
9. Berdasarkan hasil pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan pendekatan bermain yang
telah dilaksanakan, maka disarankan :
a. Bagi pengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani dapat menerapkan pendekatan
permainan dalam proses pembelajaran karena dapat menjadikan proses pembelajaran
menjadi menarik bagi siswa.
b. Bagi pengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani agar menggunakan segala fasilitas yang
ada disekolah masing-masing, sehingga kendala kekurangan sarana dalam pembelajaran
tidak akan mengganggu proses pembelajaran.
c. Agar dapat diadakan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil pembelajaran
pendidikan jasmani dengan pendekatan dengan menggunakan pendekatan yang lain.

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 7/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

Daftar Pustaka

Lutan, R., 1999, Komponen Umum Kondisi fisik, Aneka Cipta, Semarang

Mansur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya
Nasution. S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nyoman Sumaryadi. 2008. Efektivitas Implementasi Bebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra
Utama
Poerwadaminta. W. J. S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Pupuh Fathurrohman. dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi belajar Mengajar, Bandung, PT. Refika
Aditama.
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Surawan Martinus. 2008. Kamus Kata Serapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. 2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi FIK
UNNES. Semarang: Percetakan UNNES.
Dadan Heryana. 2010. Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Acarya Media Utama
Uno. H. B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Yudha M. Saputra (2010).”Pendidikan Jasmani dan Olahraga”Jakarta: Universitas Pendidikan
Indonesia.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 8 MUARO
JAMBI TP 2015/2016

Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat mengikuti Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tingkat
Nasional Tahun 2017

Diajukan Oleh

Nama : ANIFRAL HENDRI, S.PD, M.PD


NIP : 197904232008011003
NUPTK : 8755-7576-5820-0002
Nama Sekolah : SMAN 8 Muaro Jambi
Kabupaten : Muaro Jambi
Provinsi : Jambi
seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 8/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI


DINAS PENDIDIKAN
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penulisan Best Practice dalam rangka mengikuti Olimpiade Guru
Nasional (OGN) tingkat nasional ini.
Dalam penulisan Best Practice ini saya mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi
Kepala SMA Negeri 8 Muaro Jambi yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan
OGN.
Rekan-rekan guru dan karyawan serta semua siswa SMA Negeri 8 Muaro Jambi yang telah
memberikan dorongan semangat dan doanya sehingga saya sampai lolos OGN tingkat Nasional
Istri dan anak-anakku tercinta yang selalu memberi dukungan do’a dan memberikan kekuatan dalam
setiap langkah
Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa
apapun dalam menyelesaikan risalah akademik ini.
Semoga Best Practice ini bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna, sehingga saya selalu menantikan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Penulis
Anifral Hendri, S.Pd, M.Pd

DAFTAR ISI

Halaman

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 9/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Fakta Integritas
Lembar Pengesahan
Daftar Lampiran
Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………..…… 1
B. Permasalahan …………………………………………… 2
C. Strategi pemecahan Masalah …………………………… 3
BAB II IMPLEMENTASI
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah ……... 5
B. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah ………..… 6
C. Hasil yang dicapai ……………………….………………. 8
D. Kendala-kendala yang dihadapi ………….……………. 8
E. Faktor-faktor Pendukung …………………….…………. 9
F. Alternatif Pengembangan ………………………..………. 10

BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Simpulan ………..………………………………………..…. 11
B. Rekomendas i ………….……………………………………. 11

Daftar Pustaka
Lampiran
Gambar

FAKTA INTEGRITAS

JUDUL:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 8 MUARO
JAMBI TP 2015/2016

ANIFRAL HENDRI, S.PD, M.PD


SMA Negeri 8 Muaro Jambi
seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 10/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya:


1. Karya tulis ini merupakan karya asli sendiri yang dibuat berdasarkan ketentuan dan persyaratan
yang berlaku.
2. Karya tulis ini telah memenuhi kaidah-kaidah penulisan, similarity dan sitasi serta mengutip
dengan benar karya ilmiah lain yang telah dipublikasikan.
3. Karya tulis ini memuat dan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
4. Penulis menjunjung tinggi integritas, kejujuran dan keteladanan sebagai pendidik demi kemajuan
kualitas pendidikan nasional.

Rengas Bandung, 17 Juli 2017


Penulis,

Anifral Hendri, S.Pd, M.Pd


NIP. 197904232008011003

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 8 MUARO
JAMBI TP 2015/2016

ANIFRAL HENDRI, S.PD, M.PD


SMA Negeri 8 Muaro Jambi

Karya tulis ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti Lomba Olimpiade Guru Nasional
(OGN) Tingkat Nasional
Yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Rengas Bandung, 17 Juli 2017


Mengesahkan;
Kepala SMAN 8 Muaro Jambi Penulis,

Bahari T, S.Pd, M.Pdi Anifral Hendri, S,Pd, M. Pd


NIP. 196212311987031111 NIP. 197904232008011003

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 11/12
10/23/2019 BEST PRACTICE | seputarduniaedukasi

Diposting 2nd October 2017 oleh Unknown

1 Lihat komentar

Unknown 26 Juni 2019 06.56


Kelanjutannya isi dimana ?
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:

patimahiis565@ Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

seputarduniaedukasi.blogspot.com/2017/10/best-practice.html 12/12

Anda mungkin juga menyukai