DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Kariyani (17.01.031.058)
PRODI MANAJEMEN
Cover…..........................................................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.3 Fokus dan Tujuan dari Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap
kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacara dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik
jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, alat kerja, proses
pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam
kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah
suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar
kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka
yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan
aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,
terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan
fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
a) Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.
b) Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
c) Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum.
d) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut.
B. Dasar Pemberlakuan
Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan menghindari
kecelakaan kerja antara lain:
Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:
1) Melibatkan Karyawan.
Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard analysis. Mereka
memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal tersebut merupakan informasi yang
tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.
b. Risk Management
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian/kehilangan
(waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan program keselamatan dan
penanganan hukum
c. Safety Engineer
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya
d. Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya,
yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta
lingkungan kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Job Rotation
2. Personal protective equipment
3. Penggunaan poster/propaganda
4. Perilaku yang berhati-hati
CONTOH KASUS
MEDAN | Dikonews- Kebakaran pabrik sarung tangan milik PT Indo Glove di KIM Mabar yang
menewaskan 4 karyawan dan melukai 5 lainnya harus dipertanggungjawabkan oleh manajemen
PT Indo Glove. “Hal ini sudah dipastikan merupakan akibat lalainya perusahaan sarung tangan
Indo Glove dalam menerapkan standar keselamatan kerja dipabrik,”ujar Direktur LBH Medan
Suryadinata dalam rilisnya. Pemilik pabrik telah menunjukan kelalaian kriminal dan pelanggaran
aturan keselamatan kerja. Menurut aturan setiap pabrik harus menyediakan alat pemadam api,
adanya alarm kebakaran kemudian dilatihnya buruh dalam cara penggunaan alat pemadam
kebakaran, jikalau semua hal tersebut terpenuhi maka kemungkinan besar korban jiwa dapat
diminimalisir.
Diduga disekitar pabrik tidak ada ditemukan hidrant air padahal merupakan suatu kewajiban
pemilik pabrik untuk menyediakan hidrant air apalagi pabrik tersebut bahan baku dan bahan
jadinya adalah karet yang resiko kebakaran sangat tinggi. Perbuatan pemilik pabrik yang tidak
menyediakan hidrant air disekitar pabrik dapat dikualifisir sebagai bentuk kelalaian pemilik
pabrik yang dapat dipidana. Dikatakannya, para keluarga korban maupun keluarga korban yang
telah meninggal dunia dapat menuntut pertanggungjawaban perusahaan secara pidana maupun
secara perdata dan pemerintah dapat mengenakan denda terhadap perusahaan.
LBH Medan meminta kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara untuk memulai proses pidana
dan mengusut tuntas kejadian ini serta menangkap pemilik pabrik. Sudah semestinya semua
orang yang bertanggung jawab harus dibawa kepengadilan. Kemudian meminta kepada
pemerintah agar melakukan pemantauan dan pengawasan yang efektif dï tempat kerja khususnya
pabrik-pabrik agar insiden serupa tidak terjadi kembali dimasa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan
dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu
berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang
dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan
yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di
lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Jakarta: Penerbit Erlangga
Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan
Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-
dan-keselamatan-kerja-k3.html)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt)
http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
http://hidayattullohade.blogspot.com/2016/04/studi-kasus-k3.html