Articles
Oleh:
Seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya perubahan paradigma pada
pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru sebagai ujung tombak perubahan dapat mengubah
pola pikir dan strategi pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru (teacher
centered) berubah menjadi berpusat pada siswa (student centered). Guru diharapkan lebih kreatif
dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran. Terciptanya manusia Indonesia yang produktif,
kreatif dan inovatif dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilaksanakan
di berbagai lingkup dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran
yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan memberdayakan untuk berfikir tingkat tinggi
(high order thinking). Kurikulum 2013 telah mengadobsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh
Anderson dimulai dari level mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta. Karena tuntutan Kurikulum 2013 harus sampai pada taraf mencipta, maka siswa
harus terus menerus dilatih untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Higher
Order of Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu
kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun
membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
Pemberian materi Sains disesuaikan dengan hakikatnya yaitu sebagai produk, proses, dan sikap
ilmiah, sehingga diharapkan akan terbentuk juga sikap ilmiah pada siswa. Penerapan beberapa
model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (Project based learning),
pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), belajar penemuan (Discovery/
inquiry) menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level
HOTS (Higher order thinking skill). Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal
yang mudah dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar-benar menguasai materi dan
strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan dengan lingkungan dan intake siswa
yang diajarnya. Adapun karakteristik pembelajaran pada HOTS (Higher Order of Thinking Skill)
yaitu:
Soal-soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill) bukan berarti soal yang sulit, redaksinya
panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang banyak waktu membacanya dan sekaligus
memusingkan siswa, tetapi soal tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk
mengukur Indikator Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki kedalaman
materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab pertanyaan dengan baik.