RMK Pertemuan 3
RMK Pertemuan 3
“RMK PERTEMUAN 3”
DOSEN PENGAMPU:
DR.H.M.RASULI, SE, M.SI, AK, CA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2019
Statement of Authorship
N I M : 1602122637 N I M : 1602114419
POKOK PEMBAHASAN :
Kode Etik
Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dalam Pemeriksaan Keuangan Negara
MATA KULIAH : AUDIT KEUANGAN NEGARA
JAM : 13.00
KELAS :C
DOSEN : DR.H.M.RASULI, SE, M.SI, AK, CA
NAMA KELOMPOK : 1. ALYA DWI RAHMADANI (1602122637)
2. NUGRAHA TASYA RAMADHANTY (1602114419)
STANDAR PERILAKU AUDITOR KEUANGAN NEGARA (SPAKN) / KODE ETIK.
PENERIMAAN PENUGASAN DAN PERENCANAAN DALAMPEMERIKSAAN
KEUANAN NEGARA
1. Tanggung Jawab
2. Kepentingan Umum (Publik)
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
Dalam menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan
dengan statusnya sebagai pegawai negeri dan standar auditor APIP sebagaimana diatur dalam
peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatu Negara No. PER/M. PAN/03/2008 M.
PAN/03/2008 dan No. PER/05/M. PAN/03/2008 Tanggal 31 Maret 2008.
Disisi lain terdapat pula auditor pemerintah khususnya auditor BPKP adalah akuntan
anggota IAI yang dalam keadaan tertentu melakukan audit atas entitas yang menerbitkan
laporan keuangan yang disusun berdasar PABU (BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam
PSAK. Karena itu auditor pemerintah tersebut wajib mengetahui dan mentaati kode etik
akuntan Indonesia dan standar audit yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik
yang ditetapkan oleh IAI.
Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk
melakukan audit. Oleh karena itu, auditor pemerintah dapat diibaratkan sebagai seseorang
yang kaki kanannya terikat pada ketentuan-ketentuan sebagai pegawai negeri sedangkan kaki
kirinya terikat pada ketentuan-ketentuan profesinya.
Auditor APIP yang meliputi auditor dilingkungan BPKP, Inspektorat Jenderan
Departemen, Unit Pengawasan, LPND, dan Inspektorat Provinsi, Kabupaten, dan kota dalam
menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan dengan statusnya
sebagai pegawai negeri dan standar audit APIP sebagaimana diatur dalam peraturan menteri
pendayagunaan aparatur negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008 dan
No.PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008. Kode etik harus ditaati oleh setiap
auditor baik itu dilingkungan swasta maupun dilingkungan pemerintah yang sebagaimana
telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Kode etik APIP dimaksudkan sebagai pegangan atau pedoman bagi para pejabat dan
audiotr APIP dalam bersikap dan berperilaku agar dapat memberikan citra APIP yang baik
serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap APIP.
Pelanggaran
Kebijakan atas pelanggaran kode etik APIP sesuai dengan pernyataan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret
2008 menetapkan sebgai berikut:
1. Tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik tidak dapat diberi toleransi, mes kipun
dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisas i atau
diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.
2. Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa karyawan lain
melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis.
3. Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran kode etik oleh auditor kepada
pimpinan organisasi.
4. Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan pelanggaran kode etik ditangani oleh Badan
Kehormatan Profesi, yang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlah
ganjil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan. Profesi
diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan APIP.
Pengecualian
Terdapat beberapa pengecualian atas pelanggaran kode etik profesi karena dalam
penerapan kode etik profesi berkaitan dengan peran manusia yang lingkungannya tidak selalu
normal. Dalam hal-hal tertentu seorang auditor dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan
perilaku tertentu. Oleh karena itu, terdapat beberapa aturan pengecualian sebagai berikut:
1. Permohonan pengecualian atas penerapan kode etik tersebut harus dilakukan secara
tertulis sebelum auditor terlibat dalam kegiatan atau tindakan yang dimaksud.
2. Persetujuan untuk tidak menerapkan kode etik hanya boleh diberikan oleh pimpinan
APIP. Pengecualian untuk tidak menerapkan kode etik hanya dilakukan atas situasi
yang telah direncanakan, bukan secara spontan pada saat kejadian itu berlangsung.
3. Pengecualian tidak diperkenankan ketika pelanggaran atas kode etik telah dilakukan
baru kemudian diajukan permohonan.
Tujuan elemen pengendalian mutu ini adalah untuk melihat bahwa tingkat keahlian
teknis dan pengalaman tim audit akan dapat memenuhi keburuhan untuk menangani
penugasan secara profesional. Dalam menetapkan anggota tim, perlu dipertimbangkan
pula sifat dan luasnya supervisi yang harus dipersiapkan. Tim audit pada umumnya
terdiri dari :
Seorang partner yang bertanggung jawab penuh dan merupakan penanggung jawab
akhir dari suatu penugasan.
Seorang manajer atau lebih yang mengkoordinasi dan melakukan supervisi
pelaksanaan program audit.
Seorang senior atau lebih yang bertanggung jawab atas sebagian program audit dan
melakukan supervisi serta mereview pekerjaan staf asisten.
Staf asisten yang mengerjakan berbagai prosedur audit yang diperlukan.
Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis
Saat Penunjukan
Penunjukan auditor secara dini oleh klien dan penerimaan penugasan oleh auditor
akan berpengaruh pada perencanaan audit, Sebaliknya apabila penerimaan penugasan
terjadi pada saat mendekati / sesudah akhir tahun buku , auditor bisa mendapat
berbagai hambatan dalam perencanaan audit dan pelaksanaan pekerjaan lapangan ,
termasuk kemungkinan auditor harus menggeser ke belakang prosedur-prosedur yang
seharusnya dilakukan pada tanggal neraca.
Penjadwalan audit.
Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan umumnya dibagi menjadi dua kategori berikut
:
- Pekerjaan interim yaitu pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun
waktu antara tiga sampai empat bulan sebelum tanggal neraca.
- Pekerjaan akhir tahun yaitu pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam
kurun waktu tidak lama sebelum tanggal neraca sampai kira-kira tiga bulan setelah
tanggal neraca.
Personal Klien.
Penggunaan personal klien juga mempunyai dampak besar dalam penentuan staff dan
penjadwalan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada honorarium audit, pengaruh
ini berkaitan dengan tiga kategori prosedur auditing, yaitu: prosedur untuk
memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien, pengujian
pengendalian, dan pengujian substantif.
menyebutkan dengan jelas nama perusahaan atau satuan organisasi dan laporan
keuangan yang akan diperiksa
menyebutkan tujuan audit
menyebutkan bahwa audit akan dilakukan berdasarkan standar profesional
menjelaskan tenteng sifat dan lingkup audit dan tanggung jawab auditor
menyebutkan bahwa walaupun audit telah dirancang dan dilaksanakan dengan baik
mengingatkan manajemen
menyebutkan bahwa manajemen akan diminta untuk mmberikan representasi tertulis
kepada auditor.
menjelaskan mengenai dasar perhitungan honorarium audit dan cara penagihan
honorarium.
meminta klien untuk mnegaskan kesepakatannya atas berbagai hal yang tercantum
dalam surat penugasan dengan menandatangani surat penugasan tersebut dan
mengirimkan kembali salinannya kepada auditor.
Perencanaan Audit
Merupakan tahap yang vital bagi pelaksanaan audit yang luas perencanaan audit yang
dipengaruhi oleh :
a) Ukuran dan kompleksitas perusahaan klien
b) Pengalaman auditor dengan klien
c) Pengetahuan dan kemampuan auditor beserta seluruh stafnya