437 471 1 SM PDF
437 471 1 SM PDF
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email : jurnalpsik.unitri@gmail.com
ABSTRAK
Seiring dengan peningkatan kecemasan pada lansia maka berdampak pada kualitas dan pola
tidur lansia, sehingga mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola tidur lansia
di Posyandu Permadi Kelurahan Tlogomas Kota Malang.Pada penelitian ini menggunakan
desain correlation dengan metode pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua
orang lanjut usia yang ada di Kelurahan Tlogomas Kota Malang bejumlah 214 orang lanjut
usia. Sampel bejumlah 53 orang. Pengambilan sampel dengan purvosive sampling. Data yang
dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner menggunakan HARS dan PSQI dan
dianalisis dengan menggunakan uji statistik spearman’s rank dengan derajat kemaknaan
(0,05).Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar (62,3%) tingkat kecemasan responden
masuk kategori sangat ringan sebanyak 33 orang. Sebagian besar (58,5%) pola tidur responden
masuk kategori baik sebanyak 31 orang. Berdasarkan hasil analisis Spearman’s rank
diketahui terdapat hubungan yang kategori sedang antara tingkat kecemasan dengan pola tidur
lansia di Posyandu Permadi Kelurahan Tlogomas Kota Malang dengan nilai pvalue : 0,00 < 0,05
dengan r = 0,599.Saran yang dapat direkomendasikan kepada lansia: diharapkan lansia dapat
mengurangi kecemasan yang berdampak pada kualitas tidur dengan cara tetap aktif melakukan
aktivitasnya dan menjaga kesehatan, serta mengurangi rasa stress pada lansia.
190
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
ABSTRACT
The increasing of anxiety in erderly have an impact on the quality and behaviour in elderlies’
sleep, so it makes various healty disruptions. The aim of this study is to know the correlation
of the level of anxiety and elderlies’ sleep behaviour in Posyandu Permadi, Tlogomas Malang.
This study use correlation research design with cross elderlies in Tlogomas Malang that is
214 elderlies and sample the nesearcher use purposive sampling technique. The data were
gathered by using the instrument questionaire HARS and PSQI and analyzed in statistically
using sperman’s rho with significance level (0,05). Based on the result of this study, majority
of the respondent (62,3%) in the level of anxiety were categorized in a very light. As many as
53 people. Most of the respondent (58,5%) in sleep behaviours were categorized to analysis
of sperman’s rho, we of anxiety and a sleep behavioun in posyandu permadi tlogomas malang
which is p value : 0,00< 0,05 with r = 0.599. The suggestions that the researcher could give to
the elderlies are: the elderlies can reduce the anxiety that affects to the quality of sleeping by
still active in doing their activities and kepp this healthy, and also decreasing stress.
191
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
192
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
193
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
194
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
195
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
196
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
apa yang dialaminya. Usia muda, mudah perkembangan mentalnya bertambah baik,
tersinggung dengan ucapan-ucapan yang bertambahnya proses perkembangan
negatife dari lingkungaan. Berbeda dengan mental ini tidak secepat ketika berusia
usia tua, perasaannya lebih peka tehadap belasan tahun. Dengan demikian dapat
apa yang di alami, jika seorang individu dikatakan faktor umur akan mempengaruhi
dalam usia tua mengalami atau mendengar tingkat kecemasan seseorang. Selain umur
kata-kata kasar. Maka individu tersebut yang mmepengaruhi tingkat kecemasan,
akan berkomunikasi dengan diri sendiri jenis kelamin juga dapat mempengaruhi
dan memikirkan solusi agar individu tingkat kecemasan pada individu.
tersebut tidak mengalami kecemasan. Berdasarkan data jeniskelamin responden
Banyaknya pengalaman yang telah dialami yang didapatkan, sebagian besar (69,8%)
dimasa muda akan menjadikan masa tua responden alam penelitian ini berjenis
individu tersebut manjadi lebih dewasa dan kelamin perempuan sebanyak 37 orang.
lebih bijaksana dalam mengatasi masalah sebagian kecil (30,2%) responden alam
yang aka dialami. penelitian ini berjenis kelamin perempuan
Menurut Hawari (2009) Ada yang sebanyak 16 orang.
berpendapat bahwa faktor umur muda lebih Menurut Noorkasiani (2009),
mudah mengalami stres daripada yang Perbedaan gender juga dapat merupakan
berumur lebih tua, dimana terlalu banyak salah satu faktor yang mempengaruhi
masalah yang sering dialami oleh psikologis lansia, sehingga akan
seseorang pada usia muda. Meskipun umur berdampak pada bentuk adaptasi yang
sukar ditentukan karena sebagain besar digunakan. Perempuan lebih mudah merasa
pasien melaporkan bahwa mereka cemas, ini dikarenakan perempuan
mengalami kecemasan selama yang dapat memiliki hubungan sosial yang lebih luas
mereka ingat, tetapi seringkali kecemasan dan lebih erat dengan lingkungan. Jika
terjadi pada usia 20-40 tahun. Hal ini seseorang beradaptasi dengan lingkungan
dibenarkan juga oleh Nugroho (2009) yang baik dan menerima informasi lebih
Semakin bertambah usia atau umur banyak maka individu tersebut akan
seseorang semakin siap pula dalam merasa tidak cemas. Demikiam juga
menerima cobaan, hal ini didukung oleh sebaliknya, jika lingkungannya tidak baik
teori aktivitas yang menyatakan bahwa dan informasi yang didapatkan hanya
hubungan antara sistem sosial dengan sedikit maka idividu tersebut akan merasa
individu bertahan stabil pada saat individu cemas. Selain itu perempuan memiliki
bergerak dari usia pertengahan menuju usia perasaan yang peka terhadapap sesuatu
tua. yang begitu menyentuh. Sehingga hati
Noorkasiani (2009) menambahkan, seorang perempuan yang begitu medah
semakin tua umur seseorang maka prosese mengerti akan orang lain membuat dia
197
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
akan mudah mengerti dengan apa yang Orang tidak selamanya dapat
akan dilakukan dalam menghadapi masalah menikmati tidur dengan baik. Tidur bagi
dan berusaha mencari jalan keluar untuk manusia adalah hal yang sangat penting.
memecahkan masalah tersebut. Karena tidur dapat mengendalikan irama
Berdasarkan penelitian ini ada kehidupan sehari-hari. Setiap manusia
beberapa responden yang berjenis kelamin menghabiskan kehidupannya untuk tidur.
laki-laki, dan sebagian besar responden Menurut penelitian hampir setiap manusia
perempuan. Jika dibaningkan prempuan pernah mengalami masalah tidur, tidak
akan lebuh mudah merasakan kecemasan. sedikit orang yang dilaporkan mengalami
Tetapi jika inividu trsbut mnritakan bban gangguan tidur atau Insomnia. Insomnia
pikirannya kepada teman dekat atau adalah suatu gangguan tidur yang dialami
anggota keluarganya yang dianggap akrab oleh penderita dengan gejala-gejala selalu
dan memberikan rasa nyaman maka beban merasa letih dan lelah sepanjanng hari dan
pikiran tersebut akan menjadi hilang. secara terus menerus (lebih dari sepuluh
hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau
Pola Tidur selalu terbangun ditengah malam dan
Berdasarkan hasil penelitian kembali tidur (Sinar Harapan, 2009).
diketahui sebagian besar (58,5%) pola tidur Insomnia itu sendiri berkaitan dengan
responden masuk kategori baik sebanyak kesulitan memasuki tidur, melanjutkan
31 orang. Hampir sebagian (41,5%) pola tidur dan sering terbangun di tangah
tidur responden masuk kategori tidak baik malam. Penyebab insomnia ada 2 faktor
sebanyak 22 orang. Gangguan tidur juga yaitu gangguan fisik dan gangguan psikis,
dikenal sebagai penyebab morbiditas yang faktor fisik misalnya terserang flu yang
signifikan. Ada beberapa dampak serius menyebabkan kesulitan tidur sedangkan
gangguan tidur pada lansia misalnya faktor psikis adalah stress, cemas dan
mengantuk berlebihan di siang hari, depresi (Galih, 2006).
gangguan atensi dan memori, mood, Menurut Naylor dan Aldrich
depresi, sering terjatuh, penggunaan (2009), Gangguan pola tidur adalah kondisi
hipnotik yang tidak semestinya, dan yang jika tidak diobati secara umum akan
penurunan kualitas hidup. Angka kematian, menyebabkan gangguan tidur malam yang
angka sakit jantung dan kanker lebih tinggi mengakibatkan munculnya salah satu dari
pada seseorang yang lama tidurnya lebih ketiga masalah berikut: insomnia; gerakan
dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari atau sensasi abnormal dikala tidur atau
bila dibandingkan dengan seseorang yang ketika terjaga ditengah malam atau rasa
lama tidurnya antara 7-8 jam per hari. mengantuk yang berlebihan di siang hari.
Insomnia merupakan gangguan tidur yang Berbagai macam faktor yang
paling sering ditemukan (Amir, 2007). mempengaruhi pola tidur pada individu,
198
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
199
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
200
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
201
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitan Hidayati. 2012. Hubungan Fungsi Kognitif
Sosial Format Kuantitatif dan Dengan Tingkat Kemandirian Lansia
Kualitatif. Surabaya: Penerbit Dalam Melakukan Aktifitas Sehari-
Airlangga University. Hari. Skripsi:Universitas
Muhammadiyah. Surakarta.
Darmojo, b., Hadi Martono. 2009.
Geriatrik (Ilmu Kesehatan Usia Kozier. 2011. Faktor penghambat tidur.
lanjut) edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Jakarta: PT. Salemba Medika.
FKUI
Mangoenprasodjo. 2010. Mengisi Hari Tua
Dargobercia. 2011. Cara menjaga tingkat dengan Bahagia. Jakarta: PT.
kecemasan manusia. Yogyakarta: PT. Pradipta Publishing.
Graha Ilmu.
Martono, HH & Pranarka. 2009. Buku Ajar
Depkes RI. 2007. Profil kesehatan Boedhi-Darmojo: Geriatri (Ilmu
Indonesia 2010 Menuju Indonesia Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 4.
sehat. Jakarta: Departemen Jakarta: PT. Balai Penerbit FKUI.
Kesehatan RI.
Maryam. 2013. Geriatrik (Ilmu Kesehatan
DinKes Kota Malang, 2013. Pedoman Usia lanjut) edisi 3. Jakarta: PT.
Pengolahan Kegiatan Kesehatan dan Balai Penerbit FKUI.
Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Malang: EGC. Nevid, J.S, Rathus, S.A & Green, B. 2003.
Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta:
Fransiska, Sohat. 2013. Hubungan Tingkat Erlangga
Kecemasan Dengan Insomnia Pada
Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik
Usia Senja Cerah Paniki Kecamatan dan Geriatrik. Jakarta: ECG.
Mapanget Manado.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Skripsi:Universitas Sam Ratulangi
Metodologi Penelitian Ilmu
Manado.
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Hawari. 2009. Analisis Tingkat Medika.
kecemasan lansia terhadap kualitas
Notoatmodjo. 2011.Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian
202
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang
203