Anda di halaman 1dari 14

Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia

Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN POLA TIDUR


LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

Cahyana Witriya1), Ngesti W Utami2), Mia Andinawati3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email : jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Seiring dengan peningkatan kecemasan pada lansia maka berdampak pada kualitas dan pola
tidur lansia, sehingga mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola tidur lansia
di Posyandu Permadi Kelurahan Tlogomas Kota Malang.Pada penelitian ini menggunakan
desain correlation dengan metode pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua
orang lanjut usia yang ada di Kelurahan Tlogomas Kota Malang bejumlah 214 orang lanjut
usia. Sampel bejumlah 53 orang. Pengambilan sampel dengan purvosive sampling. Data yang
dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner menggunakan HARS dan PSQI dan
dianalisis dengan menggunakan uji statistik spearman’s rank dengan derajat kemaknaan
(0,05).Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar (62,3%) tingkat kecemasan responden
masuk kategori sangat ringan sebanyak 33 orang. Sebagian besar (58,5%) pola tidur responden
masuk kategori baik sebanyak 31 orang. Berdasarkan hasil analisis Spearman’s rank
diketahui terdapat hubungan yang kategori sedang antara tingkat kecemasan dengan pola tidur
lansia di Posyandu Permadi Kelurahan Tlogomas Kota Malang dengan nilai pvalue : 0,00 < 0,05
dengan r = 0,599.Saran yang dapat direkomendasikan kepada lansia: diharapkan lansia dapat
mengurangi kecemasan yang berdampak pada kualitas tidur dengan cara tetap aktif melakukan
aktivitasnya dan menjaga kesehatan, serta mengurangi rasa stress pada lansia.

Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Pola Tidur, Lansia

190
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

RELATIONSHIP ANXIETY LEVELS IN ELDERLY SLEEP PATTERNS IN


TLOGOMAS VILLAGE OF MALANG

ABSTRACT

The increasing of anxiety in erderly have an impact on the quality and behaviour in elderlies’
sleep, so it makes various healty disruptions. The aim of this study is to know the correlation
of the level of anxiety and elderlies’ sleep behaviour in Posyandu Permadi, Tlogomas Malang.
This study use correlation research design with cross elderlies in Tlogomas Malang that is
214 elderlies and sample the nesearcher use purposive sampling technique. The data were
gathered by using the instrument questionaire HARS and PSQI and analyzed in statistically
using sperman’s rho with significance level (0,05). Based on the result of this study, majority
of the respondent (62,3%) in the level of anxiety were categorized in a very light. As many as
53 people. Most of the respondent (58,5%) in sleep behaviours were categorized to analysis
of sperman’s rho, we of anxiety and a sleep behavioun in posyandu permadi tlogomas malang
which is p value : 0,00< 0,05 with r = 0.599. The suggestions that the researcher could give to
the elderlies are: the elderlies can reduce the anxiety that affects to the quality of sleeping by
still active in doing their activities and kepp this healthy, and also decreasing stress.

Keywords: The Level of Anxiety, Sleeping Behaviour, Elderly

PENDAHULUAN Menurut BPS, pada tahun 1970


populasi penduduk lansia 5,3 juta jiwa
Definisi Lansia adalah kelompok (4,48 Keberhasilan pemerintah dalam
usia 60 tahun keatas yang rentan terhadap pembangunan nasional, telah terwujud
kesehatan fisik dan mental. Penuaan atau hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu
dikenal dengan aging berarti merupakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
tahap lanjut dari proses kehidupan yang terutama di bidang medis sehingga dapat
ditandai dengan penurunan kemampuan meningkatkan kualitas kesehatan penduduk
tubuh untuk beradaptasi dengan stress serta meningkatkan umur harapan hidup
lingkungan. Penurunan kemampuan (Arfian, 2013). Akibatnya jumlah
berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh penduduk yang lanjut usia semakin
bersifat alamiah/fisiologis. Pada umumnya meningkat sehingga menimbulkan berbagai
tanda proses menua mulai tampak sejak permasalahan yang dihadapi oleh lansia
usia 45 tahun dan memimbulkan masalah terutama mengalami tingkat kecemasan
di usia sekitar 60 tahun (Merry, 2008). yang tinggi.

191
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Menurut Titus (2011), lanjutusia Kecemasan digambarkan sebagai


merupakan yang mengalami perubahan- perasaan takut yang tidak menyenangkan
perubahan fisik yang wajar, kulit sudah dan keprihatinan mengenai masa yang akan
tidak kencang, otot-otot sudah datang, biasanya disebabkan oleh hal-hal
mengendor,dan organ-organ tubuhnya yang tidak jelas dan tidak dapat dipahami
kurang berfungsi dengan baik. World serta sering disertai dengan gejala
Health Organization (WHO) mencatat fisiologis. Kecemasan merupakan gejala
bahwa terdapat600juta jiwa lansia pada yang normal pada manusia namun dapat
tahun 2012 diseluruh dunia .WHO juga menjadi patologis apabila gejala yang
mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia timbul bersifat menetap dan berlangsung
diwilayah regional Asia Tenggara. dalam jangka waktu tertentu yang dapat
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik mengganggu kelangsungan hidup Individu
(BPS), tercatat jumlah lansia Indonesia terutama lansia (Darmojo, 2009).
mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun Kecemasan terdiri dari dua
2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada komponen yaitu psikis / mental yang
tahun 2006. Jumlah penduduk Jawa Timur meliput kecemasan itu sendiri, atau yang
mencapai 36,058,107 jiwa dengan jumlah biasa disebut dengan khawatir atau was-
lansia mencapai 2,971,004 jiwa (BPS, was dan komponen yang kedua adalah fisik
2011) dan di kota Malang mencapai yang meliputi jantung berdebar, nafas
836.373 jiwa orang (DinKes Kota Malang, menjadi cepat, mulut kering, keluhan
2013). lambung, tangan dan kaki terasa dingin
Tingginya jumlah lansia maka dan otot menjadi tegang. Berdasarkan data
permasalahan yang dihadapi oleh lansia Depertemen Kesehatan Republik Indonesia
juga semakin tinggi, terutama dalam tahun 2007 sebesar 35% lansia mengalami
mengalami tingkat kecemasan yang tinggi gangguan kecemasan sehingga berdampak
disebabkan oleh berbagai faktor seperti pada gangguan susah tidur (Depkes RI,
memikirkan umur yang semakin lanjut 2007).
sehingga berdampak pada ketidak Dampak dari kecemasan yang
mampuan dalam memenuhi kebutuhan dan berlebihan bagi lansia yaitu susah tidur.
memikirkan masalah yang terjadi pada Gangguan tidur merupakan salahsatu
keluarga. Seiring dengan mengalami masalah kesehatan yang sering dihadapi
tingkat kecemasan yang tinggi maka oleh lansia. Kondisi ini membutuhkan
berdampak pada kualitas dan pola tidur perhatian yang serius. Buruknya kualitas
lansia yang tidak baik sehingga tidur lansia disebabkan oleh meningkatnya
mengakibatkan berbagai macam latensi tidur, berkurangnya efisiensi tidur
kemungkinan lansia mengalami penurunan dan terbangun lebih awal karena proses
kesehatan (Arfian, 2013). penuaan. Proses penuaan tersebut

192
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

menyebabkan penurunan fungsi lanjut (Hidayati, 2012).


neurontransmiter yang ditandai dengan Lansia membutuhkan kualitas tidur
menurunnya distribusi norepinefrin yang baik untuk meningkatkan kesehatan
(Hidayati, 2012). dan memulihkan kondisi dari sakit.
Lansia berisiko tinggi mengalami Kualitas tidur yang buruk dapat
gangguan tidur akibat berbagai faktor menyebabkan gangguan-gangguan seperti:
proses patologis terkait usia dapat kecenderungan lebih rentan terhadap
menyebabkan perubahan pola tidur. penyakit, pelupa, konfusi, disorientasi serta
Gangguan tidur tersebut disebabkan oleh menurunnya kemampuan berkonsentrasi
beban pikiran yaitu adanya kekhawatiran dan membuat keputusan. Selain itu
yang dirasakan oleh lansia terhadap kemandirian lansia juga berkurang yang
keluarganya,Lansia yang mengalami ditandai dengan menurunnya partisipasi
keluhan beban pikiran disebabkan dalam aktivitas harian (Darmojo, 2009).
memikirkan keluarga yang ditinggalkan Hal ini tentu berdampak buruk terhadap
karena keadaan ekonomi keluarga yang kualitas hidup lansia. Oleh karena itu
masih kurang mencukupi (Arfian, 2013). masalah kualitas tidur pada lansia harus
Berdasarkan data Departemen segera ditangani.
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 Berdasarkan hasil penelitian
gangguan tidur menyerang 66% lansia. Wiyanto (2010), menunjukkan bahwa
Secara fungsional perubahan fisik didapatkan sebanyak 42% dari 35 lansia
mempunyai pengaruh pada kehidupan mengalami tingkat kecemasan yang tinggi
sehari-hari usia lanjut (Depkes RI, 2007). disebabkan oleh barbagai faktor seperti
Ada persepsi bahwa gangguan tidur faktor eksternal berupa ancaman terhadap
mempunyai konsekuensi psikososial yang integritas biologis dan ancaman terhadap
mempengaruhi kualitas hidup lansia. konsep diri serta faktor internal berupa
Perubahan pola tidur tersebut membawa umur, status pendidikan, status ekonomi.
dampak secara keseluruhan terhadap Hal tersebut berdampak pada pola tidur
kualitas dan kuantitas tidur lansia, masalah lansia yang menurun. Pola tidur yang
tidur itu seperti tidur tidak lebih dari lima dialami lansia biasanya terbangun dimalam
jam sehari. Keluhan-keluhan seputar hari dan seringkali lansia memerlukan
masalah tidur menduduki peringkat tinggi waktu yang lama untuk dapat kembali
di antara masalah-masalah yang tidur. Kebutuhan tidur lansia yang baik
berhubungan dengan lansia. Walaupun sekitar 6 jam setiap malam (Titus, 2011).
beberapa keluhan mengenai kualitas tidur Pada penelitian ini Peneliti tertarik
dapat berhubungan dengan proses penuaan untuk melaksanakan penelitian di
alami, tetapi biasa juga sebagai kombinasi Kelurahan Tlogomas, khususnya lansia
dari perubahan faktor resiko pada usia yang berusia diatas 60 tahun. Karena lansia

193
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

yang tinggal di daerah sekitar tersebut 60 tahun keatas di Posyandu Permadi


peneliti menemukan sebagian besar lansia Kelurahan Tlogomas Kota Malang yang
yang mengalami masalah pada pola berjumlah 214 Lanjut usia. Sampel seluruh
tidur.Menurut lansia hal ini disebabkan populasi dalam penelitian ini sebanyak 53
adanya rasa cemas yang mereka alami. lansia yang berusia 60 tahun keatas di
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang Posyandu Permadi Kelurahan Tlogomas
dilakukan oleh peneliti yaitu Kota Malang.
mewawancarai lansia di Kelurahan Kriteria inklusi dari penelitian ini
Tlogomas Kota Malang diketahui bahwa adalah lansia dari umur 60-80 tahun di
dari 10 lansia sebanyak 6 (60%) lansia Posyandu Prmadi Kelurahan Tlogomas
mengalami kecemasan sebelum tidur hal Kota Malang, bersedia untuk menjadi
tersebut menurunkan kualitas tidur lansia responden dan hadir pada saat penelitian.
yang tidak terpenuhi selama tidur 6 Waktu penelitian di mulai pada 10
jam/malam. Adapun salah satu lansia September sampai 25 September 2015.
menjelaskan bahwa, kualitas tidur yang Pada penelitian ini yang menjadi variabel
dialami lansia kurang baik karena saat dependent adalah Pola Tidur Lansia dan
tengah malam terbangun kerena variabel independen dalam penelitian ini
memikirkan anak dan cucu-cucunya yang adalah Tingkat Kecemasan.
memiliki kehidupan di kota lain. Teknik yang digunakan untuk
Sedangkan didapatkan sebanyak 4 (40%) pengumpulan data dalam penelitian ini
lansia tidak mengalami cemas sebelum adalah teknik kuesioner yaitu sejumlah
tidur. Berdasarkan uraian dan masalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
yang bisa terjadi pada lansia di atas penting memperoleh informasi dari responden
untuk dilakukan penelitian tentang dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
“Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan hal-hal yang di ketahui (Arikunto, 2010).
Pola Tidur Lansia di Kelurahan Tlogomas Adapun langkah-langkah pengumpulan
Kota Malang”. data dalam penelitian ini adalah 1)
Persiapan administrasi, sebelum saya
melakukan penelitin, saya terlebih dahulu
METODE PENELITIAN membuat surat ijin penelitian ke kampus,
langsung ke Bankesbangpol, dapat surat
Desain dalam penelitian ini adalah balasan dari Bankesbangpol langsung ke
analitik korelasi dengan menggunakan Kantor Lurah Tlogomas, dapat surat
pendekatan cross sectional. Populasi dalam balasan dari kantor Lurah Tlogomas
penelitian ini adalah seluruh lanjut usia langsung meminta izin ke Pak RW 02,
yang mengalami kecemasan sehingga dapat surat izin dari pak rw langsung ke
berdampak dengan pola tidur lansia berusia Ketua Posyandu Lansia Permadi, 2)

194
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Peneliti datang ketempat penelitian di HASIL DAN PEMBAHASAN


Posyandu Lansia Permadi, 3) Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan Karakteristik Responden Berdasarkan
kedatanganya di Posyanu Lansia Permadi, Umur
4) Lansia laki-laki dan perempuan yang Tabel 1. Distribusi frekuensi umur
berusia 60-80 tahun, 5) Bersedia menjadi responden di Posyandu
responden, 6) Peneliti meminta kesediaan Permadi Kelurahan Tlogomas
responden untuk diteliti, 7) Sebelum Kota Malang Tahun 2015
menyebarkan kuesioner, peneliti terlebih
dahulu menjelaskan tentang maksud dan Umur n %
tujuan penelitian dilanjutkan dengan 60-65 Tahun 27 50.9
meminta persetujuan untuk menjadi 66-70 Tahun 22 41.5
responden, 8) Kemudian membaca 71-75 Tahun 2 3.8
76-80 Tahun 2 3.8
kuesioner yang sudah berisi pertanyaan
Total 53 100
lengkap dan terperinci sehingga responden
tinggal memberi jawaban sehingga peneliti
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
tinggal memberi tanda pada jawaban yang
bahwa sebagian besar (50,9%) responden
berikan sesuai intruksi selama kurang lebih
berusia antara 60-65 tahun sebanyak 27
30 menit.
orang.
Pada penelitian ini dilakukan uji
statistik dengan metode analisa uji kolerasi
Karakteristik Berdasarkan Jenis
spearman rank untuk menentukan
Kelamin Responden
hubungan dua variabel yang keduanya
merupakan data ordinal dengan
Tabel 2. Distribusi frekuensi jenis kelamain
menggunakan bantuan software SPSS
responden Di Posyandu Permadi
dengan taraf signifikan (α = 0,05) dengan
Kelurahan Tlogomas Kota Malang
interpretasi apabila α < 0,05 artinya H0
tahun 2015
ditolak yaitu ada hubungan antara variabel
Jenis Kelamin n %
dependen dengan independen. Apabila α >
0,05 artinya H0 diterima yaitu tidak ada Laki-laki 16 30,2
hubungan antara variabel dependen dan Perempuan 37 69,8
Total 53 100
variabel independen. Pada penelitian ini
yang di uji yaitu variabel independen
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
(tingkat kecemasan) dan variabel dependen
bahwa sebagian besar (69,8%) responden
(pola tidur).
alam penelitian ini berjenis kelamin
perempuan sebanyak 37 orang.

195
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Karakteristik Tingkat Pendidikan responden masuk kategori baik sebanyak


Tabel 3. Distribusi frekuensi jenis kelamain 31 orang. Hampir sebagian (41,5%) pola
responden di Posyandu Permadi tidur responden masuk kategori tidak baik
Kelurahan Tlogomas Kota Malang sebanyak 22 orang.
tahun 2015 Tabel 5. Berdasarkan Karakteristik Pola
Pendidikan n % Tidur di Posyandu Permadi
SD 22 41.5 Kelurahan Tlogomas Kota
SMP 20 37.7 Malang tahun 2015
SMA 7 13.2 Pola tidur n %
Perguruan Tinggi 4 7.5 Baik 31 58.5
Total 53 100 Tidak baik 22 41.5
Total 53 100
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
bahwa hampir sebagian (41,5%) dari Tingkat Kecemasan
responden bertingkat pendidikan SD Berdasarkan penelitian, sebagian
sebanyak 22 orang. besar (62,3%) tingkat kecemasan
responden masuk kategori sangat ringan
Tabel 4. Berdasarkan karakteristik sebanyak 33 orang. sebagian kecil (26,4 %)
Tingkat Kecemasan di tingkat kecemasan responden masuk
Posyandu Permadi kategori tidak ada kecemasan sebanyak 14
Kelurahan Tlogomas Kota orang. Tingkat kecemasan yang dialami
Malang tahun 2015 oleh setiap individu tentunya berbeda-beda.
Tingkat Kecemasan n % Adanya perbedaan tingkat kecemasan
Tidak ada kecemasan 14 26.4 tentunya berbagai factor yang
Ringan 33 62.3 mempengaruhinya. Factor internal dan
Sedang 6 11.3 eksternal yang dapat menjadikan lansia
Berat merasa tidak cemas. Faktor internal
Total 53 100 tersebut antara lain: umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, dan kondisi fisik.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat Faktor eksternal yang mempengaruhi
bahwa sebagian besar (62,3%) tingkat kecemasan lansia yaitu dukungan social
kecemasan responden masuk kategori dan dukungan keluarga. Salah satu faktor
sangat ringan sebanyak 33 orang. internal yang mempengaruhi kecemasan
lansia adalah umur.
Pola Tidur Jika usia inividu masih muda, maka
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bisa dikatakan individu yang berusia muda
bahwa sebagian besar (58,5%) pola tidur ini akan mudah berpikiran negative dengan

196
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

apa yang dialaminya. Usia muda, mudah perkembangan mentalnya bertambah baik,
tersinggung dengan ucapan-ucapan yang bertambahnya proses perkembangan
negatife dari lingkungaan. Berbeda dengan mental ini tidak secepat ketika berusia
usia tua, perasaannya lebih peka tehadap belasan tahun. Dengan demikian dapat
apa yang di alami, jika seorang individu dikatakan faktor umur akan mempengaruhi
dalam usia tua mengalami atau mendengar tingkat kecemasan seseorang. Selain umur
kata-kata kasar. Maka individu tersebut yang mmepengaruhi tingkat kecemasan,
akan berkomunikasi dengan diri sendiri jenis kelamin juga dapat mempengaruhi
dan memikirkan solusi agar individu tingkat kecemasan pada individu.
tersebut tidak mengalami kecemasan. Berdasarkan data jeniskelamin responden
Banyaknya pengalaman yang telah dialami yang didapatkan, sebagian besar (69,8%)
dimasa muda akan menjadikan masa tua responden alam penelitian ini berjenis
individu tersebut manjadi lebih dewasa dan kelamin perempuan sebanyak 37 orang.
lebih bijaksana dalam mengatasi masalah sebagian kecil (30,2%) responden alam
yang aka dialami. penelitian ini berjenis kelamin perempuan
Menurut Hawari (2009) Ada yang sebanyak 16 orang.
berpendapat bahwa faktor umur muda lebih Menurut Noorkasiani (2009),
mudah mengalami stres daripada yang Perbedaan gender juga dapat merupakan
berumur lebih tua, dimana terlalu banyak salah satu faktor yang mempengaruhi
masalah yang sering dialami oleh psikologis lansia, sehingga akan
seseorang pada usia muda. Meskipun umur berdampak pada bentuk adaptasi yang
sukar ditentukan karena sebagain besar digunakan. Perempuan lebih mudah merasa
pasien melaporkan bahwa mereka cemas, ini dikarenakan perempuan
mengalami kecemasan selama yang dapat memiliki hubungan sosial yang lebih luas
mereka ingat, tetapi seringkali kecemasan dan lebih erat dengan lingkungan. Jika
terjadi pada usia 20-40 tahun. Hal ini seseorang beradaptasi dengan lingkungan
dibenarkan juga oleh Nugroho (2009) yang baik dan menerima informasi lebih
Semakin bertambah usia atau umur banyak maka individu tersebut akan
seseorang semakin siap pula dalam merasa tidak cemas. Demikiam juga
menerima cobaan, hal ini didukung oleh sebaliknya, jika lingkungannya tidak baik
teori aktivitas yang menyatakan bahwa dan informasi yang didapatkan hanya
hubungan antara sistem sosial dengan sedikit maka idividu tersebut akan merasa
individu bertahan stabil pada saat individu cemas. Selain itu perempuan memiliki
bergerak dari usia pertengahan menuju usia perasaan yang peka terhadapap sesuatu
tua. yang begitu menyentuh. Sehingga hati
Noorkasiani (2009) menambahkan, seorang perempuan yang begitu medah
semakin tua umur seseorang maka prosese mengerti akan orang lain membuat dia

197
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

akan mudah mengerti dengan apa yang Orang tidak selamanya dapat
akan dilakukan dalam menghadapi masalah menikmati tidur dengan baik. Tidur bagi
dan berusaha mencari jalan keluar untuk manusia adalah hal yang sangat penting.
memecahkan masalah tersebut. Karena tidur dapat mengendalikan irama
Berdasarkan penelitian ini ada kehidupan sehari-hari. Setiap manusia
beberapa responden yang berjenis kelamin menghabiskan kehidupannya untuk tidur.
laki-laki, dan sebagian besar responden Menurut penelitian hampir setiap manusia
perempuan. Jika dibaningkan prempuan pernah mengalami masalah tidur, tidak
akan lebuh mudah merasakan kecemasan. sedikit orang yang dilaporkan mengalami
Tetapi jika inividu trsbut mnritakan bban gangguan tidur atau Insomnia. Insomnia
pikirannya kepada teman dekat atau adalah suatu gangguan tidur yang dialami
anggota keluarganya yang dianggap akrab oleh penderita dengan gejala-gejala selalu
dan memberikan rasa nyaman maka beban merasa letih dan lelah sepanjanng hari dan
pikiran tersebut akan menjadi hilang. secara terus menerus (lebih dari sepuluh
hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau
Pola Tidur selalu terbangun ditengah malam dan
Berdasarkan hasil penelitian kembali tidur (Sinar Harapan, 2009).
diketahui sebagian besar (58,5%) pola tidur Insomnia itu sendiri berkaitan dengan
responden masuk kategori baik sebanyak kesulitan memasuki tidur, melanjutkan
31 orang. Hampir sebagian (41,5%) pola tidur dan sering terbangun di tangah
tidur responden masuk kategori tidak baik malam. Penyebab insomnia ada 2 faktor
sebanyak 22 orang. Gangguan tidur juga yaitu gangguan fisik dan gangguan psikis,
dikenal sebagai penyebab morbiditas yang faktor fisik misalnya terserang flu yang
signifikan. Ada beberapa dampak serius menyebabkan kesulitan tidur sedangkan
gangguan tidur pada lansia misalnya faktor psikis adalah stress, cemas dan
mengantuk berlebihan di siang hari, depresi (Galih, 2006).
gangguan atensi dan memori, mood, Menurut Naylor dan Aldrich
depresi, sering terjatuh, penggunaan (2009), Gangguan pola tidur adalah kondisi
hipnotik yang tidak semestinya, dan yang jika tidak diobati secara umum akan
penurunan kualitas hidup. Angka kematian, menyebabkan gangguan tidur malam yang
angka sakit jantung dan kanker lebih tinggi mengakibatkan munculnya salah satu dari
pada seseorang yang lama tidurnya lebih ketiga masalah berikut: insomnia; gerakan
dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari atau sensasi abnormal dikala tidur atau
bila dibandingkan dengan seseorang yang ketika terjaga ditengah malam atau rasa
lama tidurnya antara 7-8 jam per hari. mengantuk yang berlebihan di siang hari.
Insomnia merupakan gangguan tidur yang Berbagai macam faktor yang
paling sering ditemukan (Amir, 2007). mempengaruhi pola tidur pada individu,

198
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

salah satunya adalah lingkungan. tidur. Seseorang yang sedang sakit


Lingkungan yang bising membuat inividu membutuhkan waktu tidur lebih lama dari
tidak dapat tidur, suara bising yang di pada keadaan normal. Sering sekali pada
dengar oleh individu sehingga individu orang sakit pola tidurnya juga akan
sulit memejamkan mata dan sulit untuk terganggu karena penyakitnya seperti
berkonsentrasi menenangkan pikiran rasa nyeri yang ditimbulkan oleh nyeri
sehingga individu mengalami insomnia. sendi, luka, tumor atau kanker pada
Menurut pendapat peneliti hal ini stadium lanjut.
dimungkinkan banyak faktor, salah satunya Menurut Kozier (2011)Lingkungan
adalah faktor lingkungan. Lingkungan dapat mempercepat dan memperlambat
dengan iklim yang berbeda-beda pada tidur. Misalnya suara kebisingan dapat
setiap daerah dapat menjadikan individu menggangu tidur. Ketidaknyamanan akan
merasa tidak nyaman pada saerah tersebut. suhu lingkungan juga mempengaruhi tidur.
Terutama pada iklim panas ke iklim yang Selain itu intensitas cahaya juga
dinggin. Individu yang kedinginan akan berpengaruh, misalnya individu yang
sering terbangun sehinnga merasakan terbiasa tidur gelap tentu akan terganggu
merasakan tidurnya teganggu. Apalagi jika saat cahaya terang. Hal ini dibenarkan
kondisi lingkungan yang bising, akan dapat Webster dan Thompson (2011 ) lingkungan
mempengaruhi pola tidur anak menjadi dapat mendukung atau menghambat tidur.
terganggu. Jika salah anak membuka musik Temperatur, ventilasi, penerangan
dengan volume yang keras pada malam ruangan, dan kondisi kebisingan sangat
hari, maka individu yang lain akan merasa berpengaruh terhadap tidur seseorang.
terganggu dengan suara bising yang Menurut Walsh dkk (2009) Orang
terdengar keras. Kerasnya volume musik yang mengalami insomnia akan merasakan
yang dimainkan oleh salah satu individu ketidakmampuan untuk mencukupi
tersebut, dapat mempengaruhi anak tidur. kebutuhan tidur baik kualitas maupun
Tentunya memikili gejala gelisah, kuantitas. Insomnia juga sangat berkaitan
binggung dan mata ingin tidur tapi tidak dengan kebiasaan tidur yang buruk dan
bisa memejamkan mata. Hal ini ketergantungan akan obat-obatan untuk
menjadikan individu akan mengalami bisa tidur. Cara untuk mengobati insomnia
gangguan pola tidur. dapat dilakukan terapi yang bersifat
Gangguan pola tidur juga simptomatik, memperbaiki higiene tidur,
dipengaruhi oleh faktor penyakit. Setiap umpan balik biologis tehnik kognitif dan
penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidak tehnik relaksasi.
nyamanan fisik (kesulitan bernapas), atau
masalah suasana hati (kecemasan atau
depresi) dapat mengakibatkan masalah

199
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan dalam kehidupannya, sehingga kecemasan


Pola Tidur Lansia menghambat kegiatannya sehari-hari.
Mungkin dari luar seseorang tidak nampak
Berdasarkan hasil penelitaian apabila dia mengalami kecemasan maupun
didapat data sebagai berikut : sebagian stres, akan tetapi apabila kita bergaul dekat
besar (62,3%) tingkat kecemasan dengannya maka akan tampak sekali
responden masuk kategori sangat ringan manifestasi kecemasan dan stres yang
sebanyak 33 orang. Sebagian besar dialaminya (Prawitasari, 2010). Kecemasan
(58,5%) pola tidur responden masuk merupakan respon psikologis dan tingkah
kategori baik sebanyak 31 orang. Data laku terhadap stres dan merupakan bagian
yang telah didapat di analisis dengan yang penting dari pengalaman manusia.
mengunakan uji korelasi spearman rank Gejala klinik dapat berupa rasa takut, rasa
dengan mengunakan bantuan SPSS versi tegang, gelisah, hiperventilasi, kordis dan
17 for Window, didapat p value = 0,00 < α meningkatnya tekanan darah, sakit kepala,
(0,05) yang berarti H0 ditolak, H1 ditolak, rasa capek, sulit tidur dan lain-lain.
artinya terdapat hubungan antara Kecemasan yang terjadi pada lansia akan
“Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan mengakibatkan lansia menjadi sulit tidur.
Pola Tidur Lansia di Kelurahan Tlogomas Kualitas tidur lansia menjadi baik apabila
Kota Malang”. lansia tidak mengalami keemasan, begitu
Kecemasan merupakan pengalaman juga sebaliknya jika kecemasan dialami
tegang baik yang disebabkan oleh keadaan individu maka kualitas tidur menjadi tidak
khayalan atau nyata. Konflik-konflik yang baik. (Panjaitan, 2009).
ditekan dan berbagai masalah yang tidak Pada lansia akan terjadi perubahan–
terselesaikan akan menimbulkan perubahan fisik, psikososial dan spiritual.
kecemasan. Rasa cemas yang dialami oleh Salah satu perubahan tersebut adalah
individu akan menjadikan pengganggu terjadi perubahan pola tidur. Menurut
yang sama sekali tidak diharapkan Waspada (2007) ada dua proses normal
kemunculannya, kecemasan yang normal yang paling penting di dalam kehidupan
dapat membuat seseorang mampu bergerak manusia adalah makan dan tidur.
cepat dan gesit (Hawari, D.2010). Walaupun keduanya sangat penting akan
Kecemasan merupakan bagian di tetapi, karena sangat rutin maka kita sering
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Bagi melupakan akan proses itu dan baru setelah
orang yang penyesuaiannya baik maka adanya gangguan pada kedua proses
kecemasan dapat cepat diatasi dan tersebut maka kita ingat akan pentingnya
ditanggulangi. Bagi orang yang kedua keadaan ini.
penyesuaian dirinya kurang baik, maka
kecemasan merupakan bagian terbesar di

200
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

KESIMPULAN 2) Bagi Institusi Posyandu Lansia


Hasil penelitian ini dapat menjadi
Penelitian tentang Hubungan Tingkat masukan dalam meningkatkan mutu
Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia di pelayanan kesehatan bagi lansia dan
Kelurahan Tlogomas Kota Malang, meminimalkan perasaan kecemasan
menyimpulkan bahwa: yang dialami lansia dengan melatih
1. Sebagian besar (62,3%) tingkat mekanisme koping yang tepat
kecemasan responden masuk kategori sehingga dapat menerima keadaan
sangat ringan sebanyak 33 orang. lansia dengan tenang dan bisa
2. Sebagian besar (58,5%) pola tidur meningkatkan kebutuhan tidur pada
responden masuk kategori baik lansia.
sebanyak 31 orang. 3) Bagi Mahasiswa Keperawatan
3. Hasil analisis data dengan mengunakan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
uji kolerasi spearman rank, didapatkan sebagai tolak ukur atau pertimbangan
hasil = 0,00 < α (0,05) yang artinya ada dalam melakukan penyuluhan tentang
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan tinkat kecemasan dalam meningkatkan
Pola Tidur Lansia di Kelurahan kualitsa tidur yang baik pada lansia
Tlogomas Kota Malang. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya
4. Pada penelitian ini dapat disimpulkan Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
yaitu ada hubungan yang signifikan menggunakan penelitian ini sebagai
antara tingkat kecemasan dengan pola acuan sumber pustaka.
tidur. Semakin tinggi skor tingkat
kecemasan, maka semakin tinggi pula
skor pola tidur yang berarti bahwa DAFTAR PUSTAKA
semakin berat tingkat kecemasan maka
kualitas tidur semakin buruk Alimul, A. 2010. Metode Penelitian
keperawatan dan Teknik Analisa
SARAN Data. Jakarta: Salemba Medika.

1) Bagi Responden / Masyarakat Arfian. 2013. Hubungan tingkat kecemasan


Dengan adanya penelitian ini terhadap Kualitas Hidup Para Lanjut
diharapkan responden / masyarakat Usia. Skripsi: Universitas Indonesia.
dapat mengurangi kecemasan yang Jakarta.
berdampak pada kualitas tidur dengan
Arikunto, S. 2010. ”Prosedur Penelitian
cara tetap aktif melakukan aktivitasnya
Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:
dan menjaga kesehatan, serta
PT. Rineka Cipta.
mengurangi rasa stres pada lansia.

201
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Azizah. L. M. 2011. Keperawatan Lanjut tidur. Skripsi:Universitas Brawijaya


Usia. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu. Malang.

Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitan Hidayati. 2012. Hubungan Fungsi Kognitif
Sosial Format Kuantitatif dan Dengan Tingkat Kemandirian Lansia
Kualitatif. Surabaya: Penerbit Dalam Melakukan Aktifitas Sehari-
Airlangga University. Hari. Skripsi:Universitas
Muhammadiyah. Surakarta.
Darmojo, b., Hadi Martono. 2009.
Geriatrik (Ilmu Kesehatan Usia Kozier. 2011. Faktor penghambat tidur.
lanjut) edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Jakarta: PT. Salemba Medika.
FKUI
Mangoenprasodjo. 2010. Mengisi Hari Tua
Dargobercia. 2011. Cara menjaga tingkat dengan Bahagia. Jakarta: PT.
kecemasan manusia. Yogyakarta: PT. Pradipta Publishing.
Graha Ilmu.
Martono, HH & Pranarka. 2009. Buku Ajar
Depkes RI. 2007. Profil kesehatan Boedhi-Darmojo: Geriatri (Ilmu
Indonesia 2010 Menuju Indonesia Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 4.
sehat. Jakarta: Departemen Jakarta: PT. Balai Penerbit FKUI.
Kesehatan RI.
Maryam. 2013. Geriatrik (Ilmu Kesehatan
DinKes Kota Malang, 2013. Pedoman Usia lanjut) edisi 3. Jakarta: PT.
Pengolahan Kegiatan Kesehatan dan Balai Penerbit FKUI.
Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Malang: EGC. Nevid, J.S, Rathus, S.A & Green, B. 2003.
Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta:
Fransiska, Sohat. 2013. Hubungan Tingkat Erlangga
Kecemasan Dengan Insomnia Pada
Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik
Usia Senja Cerah Paniki Kecamatan dan Geriatrik. Jakarta: ECG.
Mapanget Manado.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Skripsi:Universitas Sam Ratulangi
Metodologi Penelitian Ilmu
Manado.
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Hawari. 2009. Analisis Tingkat Medika.
kecemasan lansia terhadap kualitas
Notoatmodjo. 2011.Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian

202
Nursing News Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Lansia
Volume 1, Nomor 2, 2016 Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Purnama, Akhmad. 2009. Kepuasan Hidup


dan Dukungan Sosial. Yogyakarta:
B2P3KS PRESS

Titus, Irto. 2011. Gambaran Perilaku


Lansia Terhadap Kecemasan Di
Panti Sosial Tresna Werdha
Theodora Makassar.
Skripsi:Universitas Hassanudin
Makassar

Wiyanto. 2010. Hubungan Antara Tingkat


Kecemasan Dengan Kecenderungan
Insomnia Pada Lansia Skripsi:
Universitas Dharma Bhakti
Surakarta.

Stanley. 2012. Faktor Penyebab Susah


Tidur. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono, 2011. “Statistika Untuk


Penelitian”. Bandung: CV. ALVABETA.

Suliswati. 2009. Hubungan kecemasan


terhadap kesehatan lansia.
Universitas Pertanian Bogor.

203

Anda mungkin juga menyukai