Anda di halaman 1dari 7

1.

Hipervitaminosis Vitamin A
1.1 Definisi
Hipervitaminosis Vitamin A adlah suatu kondisi dimana kadar Vitamin A dalam darah
atau jaringan tubuh sangat tinggi sehingga menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang tidak
diinginkan. Hipervitaminosis Vitamin A dibagi menjadi dua yaitu Hipervitaminosis akut dan
Hipervitaminosis kronis. Jika seseorang mengkosumsi Vitamin A dosis tinggi yang melebihi
200.000 SI, maka sebagian besar dari Vitamin A yang berlebihan tersebut dalam bentuk yang
tidak berubah akan dukeluarkan melalui air seni dan tinja dan selebihnya disimpan dalam hati.

1.2 Etologi
Hipervitamin A terjadi akibat mengkosumsi tablet vitamin A secara berlebihan dan
dengan dosis yang tinggi. Mengonsumsi vitamin A terlalu banyak saat hamil dapat
menyebabkan cacat lahir yang serius. Karena semua vitamin prenatal mengandung beberapa
vitamin A, untuk itu tidak harus mengambil suplemen vitamin secara terpisah.

1.3 Patogenesis
Terlalu banyak vitamin A adalah racun dan dapat menyebabkan gagal hati dan kerusakan
pada ginjal, bahkan kematian. Serta pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat pada saat lahir.
Gejala keracunan vitamin A meliputi:

 Sakit kepala
 Kelelahan
 Nyeri otot dan sendi
 Kulit kering dan bibir
 Kering atau teriritasi
 Mual atau diare
 Rambut rontok

1.4 Gambaran Klinis

Vitamin A termasuk ke dalam jenis vitamin larut lemak. Setelah diserap dari saluran
cerna, selanjutnya vitamin A akan disimpan dalam sel lemak dan hati dalam waktu lama.
Jika perlu digunakan, tubuh akan melepaskannya sedikit demi sedikit agar cadangannya
tidak langsung habis.

Semakin banyak asupan vitamin A harian Anda, semakin cadangannya menumpuk


dalam hati seiring berjalannya waktu. Karena masa simpannya dalam tubuh sangat lama,
seseorang sangat berisiko kelebihan vitamin A. Kelebihan vitamin ini bisa
menimbulkan efek toksik atau racun yang membahayak tubuh.
1.5 Pengobatan

Dengan melakukan pengukuran dosis pada tablet atau suplemen yang diberikan, jika
keadaan masih saja tidak berubah. Maka dilakukan pemberhentian meminum tablet atau
suplemen vitamin. Maka dapat diganti dengan vitamin yang diperoleh dari buah atau sayur
agar lebih aman.

2. Hipervitamin Vitamin D
2.1 Definisi
Biasanya disebabkan konsumsi suplemen vitamin D dan kalsium secara bersamaan.
Kondisi hipervitaminosis D biasanya tidak menyebabkan gejala secara langsung, namun
karena efek sekunder dari kelebihan kalsium dalam darah (hypercalcaemia), karena
terlalu banyak kalsium yang diserap dengan adanya vitamin D dalam tubuh. Batas
konsumsi vitamin adalah sekitar 600 IU per hari.

2.2 Etiologi

Mengkosumsi tablet dan suplemen Vitamin D melebihi dosis yang dianjurkan. Dosis
vitamin D yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian
Kesehatan adalah 15 μg (mikrogram) per hari untuk anak-anak dan orang dewasa, baik
perempuan maupun laki-laki. Sedangkan orang lanjut usia perlu mencukupi kebutuhan
vitamin D harian sebesar 20 μg. Untuk memastikan keamanannya, Anda tidak boleh
mengonsumsi lebih dari 100 μg vitamin D atau 4.000 unit internasional per hari.

2.3 Patogenesis

Seseorang berisiko mengalami hipervitaminosis karena mengonsumsi suplemen


dalam jumlah besar. Gejala terkena hipervitamin vitamin D ialah :

1. Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan

Jika tubuh kelebihan vitamin D, Anda bisa mengalami mual, muntah, dan kehilangan
nafsu makan. Sebuah studi yang diikuti oleh 10 orang yang mengonsumsi vitamin D
dengan dosis yang tinggi mengalami gejala ini.

Empat orang mengalami mual dan muntah serta tiga orang lainnya kehilangan nafsu
makan. Penelitian lain yang serupa juga menemukan bahwa seorang perempuan
mengalami mual dan penurunan berat badan setelah mendapat suplemen yang ternyata
mengandung vitamin D sebanyak 78 kali lipat dari yang tercantum di label.

2. Gagal ginjal

Asupan vitamin D yang berlebih bisa menyebabkan gagal ginjal. Dalam sebuah kasus
ditemukan seorang pria dirawat di rumah sakit karena gagal ginjal. Setelah diperiksa
ternyata ia mengalami peningkatan kadar kalsium dalam darah dan gejala lainnya yang
terjadi setelah mendapatkan suntikan vitamin D oleh dokternya.
Sebagian besar penelitian juga melaporkan adanya kegagalan ginjal dari kasus sedang
hingga berat pada orang-orang yang mengalami kelebihan vitamin D dalam tubuhnya.

3. Sakit perut, sembelit, dan diare

Selain dikaitkan dengan masalah pencernaan secara umum, sakit perut, sembelit, dan diare
bisa menjadi pertanda hipervitaminosis D dalam tubuh. Sebuah studi menyatakan bahwa
anak berusia 18 bulan mengalami diare, sakit perut, dan gejala lainnya setelah diberikan
vitamin D3 sebanyak 50.000 IU.

Gejala ini hilang setelah dilakukan penghentian pemberian suplemen tersebut. Studi
lainnya menyatakan bahwa seorang anak laki-laki menderita sakit perut dan sembelit
setelah mengonsumsi suplemen vitamin D tanpa aturan yang jelas

4. Peningkatan kalsium dalam darah

Peningkatan konsumsi vitamin D berbanding lurus dengan peningkatan kalsium


dalam darah. Hal ini karena tubuh menyerap kalsium dari makanan yang Anda konsumsi.
Jika asupan vitamin D berlebih, maka tingkat kalsium dalam darah pun berlebih yang bisa
mengakibatkan beberapa efek negatif seperti gangguan pencernaan, keletihan, pusing,
haus yang berlebih, dan peningkatan intensitas buang air kecil.

Sebuah studi kasus memperlihatkan adanya peningkatan kadar kalsium pada dua
pria yang mengonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis yang tidak sesuai. Kalsium
dalam darahnya mencapai 13,2-15 mg/dl padahal normalnya hanya sekitar 8,5-10,2 mg/dl.
Akibatnya, butuh waktu setahun setelah menghentikan konsumsi suplemen untuk
menormalkan lagi kadar kalsium dalam darah.

5. Tulang keropos

Walaupun vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium dan


metabolisme tulang, terlalu banyak vitamin D juga bisa mengakibatkan kekeroposan pada
tulang. Beberapa peneliti menyatakan bahwa kelebihan vitamin D bisa menyebabkan
penurunan kadar vitamin K2 dalam darah.

2.4 Gambaran Klinis

Efek akut dari vitamin D adalah sembelit, dehidrasi, hilangnya nafsu makan, kelelahan,
pusing, tekanan darah tinggi, dan aritmia. Sedangkan efek kronis yang ditimbulkan adalah
kerusakan pada ginjal, pengeroposan tulang, dan kalsifikasi (pengerasan) arteri dan dan
jaringan lunak pada tubuh. Untuk mengatasinya, segera hentikan asupan vitamin D, dan
kurangi konsumsi dalam beberapa saat. Pengobatan dengan mengurangi kadar kalsium
juga diperlukan agar kadar kalsium dalam tubuh kembali normal.
2.5 Pengobatan

Menghentikan suplementasi vitamin D dan penggunaan obat simpatomatis. Gejala


akan hilang dalam 3-4 hari. Dan menggantinya dengan makanan yang alami.sepetti buah
dan sayur.

3. Hipervitamin Vitamin E

3.1 Definisi

Vitamin E berasal dari berbagai bahan makanan namun kondisi kelebihan vitamin E
hanya ditemukan pada orang yang mengkonsumsi suplemen vitamin E. Konsumsi vitamin
E yang dianjurkan hanya sebesar 30 mg per hari namun efek hipervitaminosis E muncul
apabila mengonsumsi vitamin E dengan dosis di atas 1gr per kg berat tubuh dalam satu
hari. Hipervitaminosis E menyebabkan perdarahan karena menghambat kerja vitamin K.
Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah kelelahan, sakit kepala, dan masalah pada
sistem pencernaan. Gejala ini dapat diatasi dengan menghentikan suplemen dan
pengobatan sesuai gejala pada individu.

3.2 Etiologi

Hipervitamin E biasanya terjadi karena seseorang mengkosumsi tablet atau


suplemen vitamin E secara berlebihan dan dengan dosis yang tinggi tidak seseuai dengan
yang dianjurkan. Konsumsi vitamin E yang dianjurkan hanya sebesar 30 mg per hari
namun efek hipervitaminosis E muncul apabila mengonsumsi vitamin E dengan dosis di
atas 1gr per kg berat tubuh dalam satu hari. Hipervitaminosis E menyebabkan perdarahan
karena menghambat kerja vitamin K.

3.3 Patogenesis

Kelebihan vitamin E dapat memicu penyakit pada tulang atau yang sering disebut
osteoporosis. Diketahui dengan terjadinya konsumsi berlebihan akan memicu efek alfa-
tokoferol berlebihan sehingga menyebabkan kekuatan tulang menjadi menurun. Bisa
menyebabkan kekeroposan tulang.

Bahkan bisa terjadi pembengkakan seperti pembengkakan pada bibir, lidah, dan wajah.
Bisa menyebabkan pendarahan dan kematian akibat pendarahan tersebut. Selain itu,
kelebihan vitamin E dapat menimbulkan sakit kepala dan mual, penglihatan kabur, perut
kembung dan diare.

1.4 Gambaran Klinis


Vitamin E jarang menyebabkan efek samping terutama jika dikonsumsi dalam dosis
yang sesuai. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, vitamin E dapat menyebabkan:
 Diare
 Mual
 Kram perut
 Sakit kepala
 Tubuh menjadi lemah
 Ruam kulit
 Gangguan pada penglihatan

1.5 Pengobatan
Dengan berhenti mengkosusmsi suplem dan menggatinya dengan makanan dan
minuman secara alami seperti buah dan sayur yang mengandung vitamin E yang tinggi.
Seperi tomat, paprika, alvukat, kacang kiwi dan lain-lain.

4. Hipervitaminosis Vitamin K
4.1 Definisi
Meskipun vitamin K tersimpan di dalam lemak, gejala Hipervitaminosis K sangat
jarang ditemukan. Batas asupan vitamin K adalah 500 mikrogram per hari. Melebihi
batas dosis tersebut dapat menyebabkan rekasi alergi dan menyebabkan gangguan pada
liver, namun hal ini sangat jarang.

4.2 Etiologi
Kekurangan vitamin K pada orang dewasa jarang terjadi, lebih umum dialami bayi
baru lahir. Kondisi ini disebut sebagai perdarahan akibat defisiensi vitamin K (VKDB).
Pada orang dewasa, makanan yang umum dikonsumsi mengandung kadar vitamin
K1 yang cukup, serta tubuh memproduksi vitamin K2. Selain itu, tubuh juga mampu
mendaur ulang suplai vitamin K di tubuh. Meski demikian, beberapa kondisi dan obat-
obatan dapat memengaruhi penyerapan dan pembentukannya, sehingga bisa terjadi
defisiensi.

Pada bayi, ketika ia masih di dalam kandungan, vitamin K kurang diangkut melalui
plasenta, sehingga defisiensi bisa terjadi. American Academy of Pediatrics
merekomendasikan bahwa setiap bayi baru lahir menerima dosis tunggal 0,5 hingga 1
miligram vitamin K1 saat lahir.

Meskipun kekurangan vitamin K jarang terjadi pada orang dewasa, tetapi Anda
berisiko lebih tinggi jika punya beberapa kondisi di bawah ini:

 Kekurangan gizi.
 Minum terlalu banyak berlakohol.
 Minum obat antikoagulan yang mencegah pembekuan darah tetapi menghambat
aktivasi vitamin K.
 Mengonsumsi antibiotik yang mengganggu produksi dan absorpsi vitamin K.
 Overdosis vitamin A atau E.
 Orang-orang yang punya masalah penyerapan lemak mungkin punya beberapa
kondisi seperti: penyakit Celiac, Crohn, fibrosis kistik, gangguan saluran usus atau
empedu, atau ada bagian dari usus yang diangkat.

4.3 Patogenesis
Vitamin E merupakan antioksidan penting yang juga diperlukan untuk
reproduksi normal pada manusia.Akibat dari kelebihan vitamin E adalah:

1. Hipertensi
2. Kelemahan otot
3. Kelelahan
4. Payudara lunak
5. Lambat penyembuhan luka

4.4 Gambaran Klinis


Konsumsi vitamin K3 berlebihan bisa memicu munculnya berbagai
gangguan berikut:

1. Kesemutan hingga mati rasa


2. Kerusakan sel tubuh (karena oksidasi)
3. Kanker
4. Merosotnya fungsi dan aktivitas tubuh
5. Nafsu makan berkurang
6. Sesak nafas
7. Gangguan emosional seperti cemas, gampang marah atau tersinggung
8. Organ hati atau wajah jadi bengkak
9. Otot kaku
10. Pingsan
11. Susah menelan
12. Muncul keringat berlebih
13. Kulit menjadi kemerana
14. Sakit kepala karena tekanan darah turun
15. Melemahnya detak jantung.

4.5 Pengobatan

Berhenti mengkosumsi suplemen vitamin K dan menggatinya dengan


Mengkosumsi Vitamin K dari sumber makanan segar, seperti sayuran berdaun hijau
(brokoli, bayam, sawi, daun bawang, kembang kol, kubis, timun, asparagus, selada),
kacang-kacangan (edamame, kedelai, kacang tanah), minyak sayur, susu dan produk
olahannya (keju, susu, yogurt, mentega), hingga daging dan telur.
Daftar Pusaka

1. Arnarson, A. Healthline.com (2017). 20 Food That Are High in Vitamin A.


2. Baby Center (2016). Vitamin A in Your Pregnantcy Diet.
3. Elango, G., Venkataraman, D., Rao, S. & Kiran, R., 2015.
Hypervitaminosis. International Journal of Biomedical Research, 6, pp.151-54.
4. Butler, N, 2015. Hypervitaminosis D
5. Mineravita, n.d. VITAMIN K: Deficiency / Overdose.
6. Harvard School of Public Health. The Nutrition Sourch : Vitamin K.
7. Mohan, C.P. WebMD (2017). Vitamin E

Anda mungkin juga menyukai