Anda di halaman 1dari 37

HIPERTENSI

KELOMPOK 5 :

1. KOMANG NOVY ARINI (17089014059)

2. KETUT SIPTA KRISMIYATI (17089014080)

3. NI KOMANG SRI MUDIARAI (17089014081)

4. NYOMAN WARMA PRADIMA (17089014093)

5. NI KADEK YULI RINDI ANTIKA (17089014102)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-

Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas dari

Keperawatan Medikel Bedah I dalam pembuatan makalah dengan judul “Hipertensi”.

Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu proses

penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan

kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para

pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Singaraja, 14 September 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………….………………….……………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..…………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………………….2
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………...……………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Hati…………………………………………………..3
2.2 Konsep Penyakit
2.2.1 Pengertian Hipertensi….……………………………………………….......4
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi………………………………………………………5
2.2.3 Etiologi Hipertensi ….…..…………………………………………………5
2.2.4 Patofisiologi Hipertensi ………………....………...……………………....6
2.2.5 Woc Hipertensi ………………………….…………..…………………….8
2.2.6 Manifestasi klinis Hipertensi …………...……………..…………………..9
2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik Hipertensi …..………………..…………………10
2.2.8 Penatalaksanaan Hipertensi ………….…………………...……………….11
2.2.9 Komplikasi Hipertensi …………….………………………...…………….11
2.2.10Prognosis Hipertensi ……………..……………………………………….14
2.2.11 Asuhan Keperawatan Hipertensi …….………………………..…………14

BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..25
3.2 Saran…………………………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA……………………….…………………………………..26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan

penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat

dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga

membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.

Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya

(kematian) yang tinggi.

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi

dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Hal ini antara lain dihubungkan

dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko

penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga,

merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah yang didapat adalah:


1.2.1 Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Jantung?
1.2.2 Apakah pengertian Hipertensi?
1.2.3 Bagaimana Klasifikasi Hipertensi?
1.2.4 Apa sajakah Etiologi Hipertensi?
1.2.5 Bagaimanakah Patofisiologi Hipertensi?
1.2.6 Bagaimana WOC Hipertensi?

1
2

1.2.7 Apa sajakah Manifestasi Klinis Hipertensi?


1.2.8 Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Hipertensi?
1.2.9 Bagaimanakah penatalaksanaan medis Hipertensi?
1.2.10 Apa sajakah Komplikasi dari Hipertensi?
1.2.11 Bagaimana Prognosis Hipertensi?
1.2.12 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Hipertensi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan penulisan Makalah ini yaitu:
1.3.1 Tujuan Umum
1. Untuk Mengetahui tentang Hipertensi
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Untuk Mengetahui Anatomi dan Fisiologi Hipertensi
2 Untuk Mengetahui Pengertian Hipertensi
3 Untuk Mengetahui Klasifikasi Hipertensi
4 Untuk Mengetahui Etiologi Hipertensi
5 Untuk Mengetahui Klasifikasi Hipertensi
6 Untuk Mengetahui Patofisiologi Hipertensi
7 Untuk Mengetahui WOC Hipertensi
8 Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Hipertensi
9 Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Medis Hipertensi
10 Untuk Mengetahui Komplikasi Hipertensi
11 Untuk Mengetahui Prognosis Hipertensi
12 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Hipertensi
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat penulisan yaitu:
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Hipertensi dan untuk melengkapi tugas
Keperawatan medikel bedah I
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung

Sistem kardiovaskuler adalah sistem transpor tubuh yang membawa gas-gas

pernafasan, nutrisi, hormon-hormon dan zat-zat lain ke dan dari jaringan tubuh.

Sistem kardiovaskuler dibangun oleh :

1. Darah, jaringan cair kompleks yang mengandung sel-sel khusus dalam cairan

plasma.

2. Jantung, pompa ganda yang terdiri atas empat ruang yang bekerja memompa

darah ke pembuluh-pembuluh darah.

3. Pembuluh-pembuluh darah.

3
4

4. Arteri, yang membawa darah dari jantung ke jaringan.

5. Vena, yang mengembalikan darah dari jaringan ke jantung.

6. Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat halus yang ada pada

seluruh jaringan tubuh kita. Kapiler menghubungkan arteri kecil ke vena kecil.

Pertukaran gas-gas pernafasan dan zat nutrisi di jaringan

terjadi melewati dinding kapiler

2.2 Konsep Penyakit

2.2.1Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh

darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah,

terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas

dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang

lama.
5

2.2.2 Klasifikasi Hipertensi

Menurut Salma Elsanti (2009), klasifikasi penyakit hipertensi terdiri dari:

Kategori Hipertensi

Kategori stadium Tekanan sistolik Tekanan diastolic

Stadium1(hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2 (hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3 (hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119mmHg

2.2.3 Etiologi Hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar

yaitu :

1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu disebabkan oleh penyakit lain hipertensi primer

terdapat lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan

oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan

pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang

sering menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor tersebut adalah sebagai berikut :


6

a). Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b). Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika

umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari

perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

c) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah

konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan

berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol dan minum

obat-obatan.

2.2.4 Patofisiologi

Menurut Smeltzer& Bare (2002:898) mengatakan bahwa Mekanisme yang

mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada

medullaoblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang

berlanjut ke bawah kordaspinalis dan keluar dari kolomnamedulla ke gangliasimpatis

di torax dan abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak ke bawah melalui system syaraf simpatis.


7

Pada titik ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang

merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

melepaskannya nerefrineprine mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Faktor

seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah

akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang / menurun dan berakibat

diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor yang kuat

yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal dimana hormon aldosteron

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan

peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi. Menurut

Lund-Johansen (1989), pada stadium awal sebagian besar pasien hipertensi

menunjukkan curah jantung yang meningkat dan kemudian diikuti dengan kenaikan

tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan. Tekanan darah yang menetap. Guyton

(1989) berpendapat bahwa pada hipertensi terjadi perubahan autoregulasi dan sebagai

penyebab awal perubahan ini adalah retensi garam oleh ginjal. Folkow (1987)

menunjukkan bahwa stress dengan peninggian aktivitas saraf simpatis menyebabkan

konstriksi fungsional dan hipertrifistructural. Berkaitan dengan hal ini Swales (1990)

mengemukakan bahwa perubahan fungsi membran sel juga dapat menyebabkan

konstriksi fungsional dan hipertrofi struktural.


8

2.2.5 Woc

Umur, Jenis kelamin, Gaya hidup, Obesitas

HIPERTENSI

Otak Ginjal Retina Koroner Jantung

Resistensi suplai O2 Vasokonstriksi Spasmus invark miokard


pemb. drh otak pemblh. darah arteriole
otak ginjal
Nyeri Dada
Kesadaran Blood flow Diplopia
Tek. pmblh
drh otak
Respon KAA
Resiko Resiko
injuri injuri
Nyeri Rangsangan
kepala aldosteron

Retensi Na
Gangguan
rasa
nyaman : Oedema
nyeri

Gangguan
keseimbangan
cairan
9

2.2.6 Manifestasi Klinis

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki

gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain

yaitu :

1. gejala ringan seperti

2. pusing atau sakit kepala

3. sering gelisah

4. wajah merah

5. tengkuk terasa pegal

6. mudah marah

7. telinga berdengung

8. sukar tidur

9. sesak napas

10. rasa berat ditengkuk

11. mudah lelah

12. mata berkunang-kunang

13. mimisan (keluar darah dari hidung).


10

2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Penilaian hipertensi pada pasien meliputi pengukuran tekanan darah yang

akurat, fokus menggali riwayat kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan fisik, juga

pemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai kondisi klinis.

Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai rekomendasi dokter pada pemeriksaan

klinis atau pada individu yang dicurigai memiliki hipertensi sekunder. Semua langkah

ini dapat membantu untuk menentukan:

1. Adanya kerusakan organ-akhir

2. Penyebab hipertensi

3. Faktor risiko kardiovaskuler

4. Nilai-nilai dasar fungsi organ untuk menentukan efek biokimia terhadap

respons terapi.

Tes laboratorium yang bisa dikerjakan untuk proses diagnosis antara lain

urinalisis, kadar glukosa darah puasa atau A1c, hematokrit; kadar natrium serum,

kalium, kreatinin dan kalsium; profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL dan

trigliserida) setelah 9 hingga 12 jam puasa. Pengukuran glomerularfiltrationrate

(GFR) yang menurun dengan atau tanpa albuminuria dikaitkan dengan peningkatan

risiko intrakardiovaskuler.
11

Pemeriksaan echocardiography kemungkinan bisa mendeteksi dilatasi atrium

sinistra, hipertrofi ventricularsinistra dan disfungsi sistolik atau

diastolikventricularsinistra dibanding dengan pemeriksaan EKG

(electrocardiography). Indikasi utama terutama untuk evalusia kerusakan organ pada

pasien dengan tekanan darah tinggi borderline. Keberadaan hipertrofi ventrikel

sinistra membutuhkan terapi antihipertensi meskipun tekanan darah normal atau

borderline hipertensi. Pada orang dengan usia lebih dari sama dengan 50 tahun, the

2010 InstituteforClinical Systems Improvement (ICSI) guideline pada diagnosis dan

pengobatan hipertensi mengindikasikan bahwa tekanan darah sistolik menjadi faktor

utama untuk menentukan, mengevaluasi dan mengobati hipertensi.

2.2.8 Penatalaksanaan Hipertensi

1. Terapi non farmakologis

Terapi norfarmakologi harus selalu digunakan pada pasien dengan hipertensi

perbatasan dan tanpa kerusakan organ akhir, terutama pada orang yang kegemukan

(obese). Terapi non farmakologi mencakup penurunan berat badan, pembatasan

garam, latihan isotonok dan mengubah pola hidup misalnya asupan lemak,

menghentikan kebiasaan merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol sampai kurang

dari 2 gelas bir per hari.


12

2. Terapi antihipertensi

Tujuan terapi antihipertensi adalah mencegah komplikasi hipertensi dengan

efek samping sekecil mungkin. Obat yang ideal adalah obat yang tidak mengganggu

gaya hidup/menyebabkan simptomatologi yang bermakna tetapi dapat

mempertahankan tekanan arteri terkendali. Penurunan tekanan arteri jelas mengurangi

risiko morbiditas dan mortalitas akibat stroke, gagal jantung, meskipun terapi

terhadap hipertensi ringan dengan obat belum memperlihatkan banyak harapan dalam

mengurangi risiko penyakit koroner. Sebenarnya, obat-obatan seperti diuretikatiazid

dan penghambat adrenoreseptorbeta yang tidak mempunyai aktifitassimptomimetik

intrinsik biasanya meningkatan rasio kolesterol total terhadap HDL dalam plasma dan

trigliserida dan karenanya dapat memburuk faktor-faktor yang ikut mengembangkan

penyakit aterosklerosis penghambat enzim pengubah (converting enzim) akan

menurunkan resistensi insulin, suatu faktor utama pada penderita diabetes yang tidak

bergantung insulin dan juga diduga terlibat dalam perkembangan penyakit

aterosklerosis.

2.2.9 Komplikasi Hipertensi

Kondisi hipertensi yang berkepanjangan sangat berpotensi menyebabkan

gangguan pembuluh darah di seluruh organ tubuh. Secara umum kondisi darah tinggi

tidak bisa diprediksi secara dini akan menyerang organ bagian mana.
13

1. Organ Jantung

Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa

penebalan pada otot jantung kiri. Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk

memompa, sehingga jantung akan semakin membutuhkan energi yang besar. Kondisi

ini disertai dengan adanya gangguan pembuluh darah jantung sendiri (koroner) akan

menimbulkan kekurangan oksigen dari otot jantung dan berakibat rasa nyeri. Apabila

kondisi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kegagalan jantung untuk

memompa dan menimbulkan kematian.

2. Sistem Saraf

Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan

sistem saraf pusat (otak). Didalam retina terdapat pembuluh-pembuluh darah tipis

yang akan menjadi lebar saat terjadi hipertensi, dan memungkinkan terjadinya pecah

pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan pada organ pengelihatan.

3. Sistem Ginjal

Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan dari pembuluh

darah pada organ ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi

tubuh tidak berfungsi dengan baik. Akibat dari gagalnya sistem ginjal akan terjadi

penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain

terutama otak.
14

2.2.10 Prognosis Hipertensi

Tanpa pengobatan maka hipertensi akan berakibat lanjut sesuai dengan target

organ yang diserangnya. Factor-faktor yang mempengaruhi prognosis seorang

penderita hipertensi adalah :

1. Etiologi hipertensi; hipertensi sekunder yang ditemukan pada tahap dini

akan lebih baik prognosisnya

2. Komplikasi; adanya komplikasi memperberat prognosis

2.2.11 Asuhan Keperawatan Hipertensi

A. Pengkajian

Hari / tanggal masuk rumah sakit : Minggu, 8 Juli 2018

Jam masuk : 10.00 WITA

Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 8 Juli 2018

Jam pengkajian : 14.00- 14.50 WITA

Bangsal/RS : Jempiring/ RSUD

No RM : 070899

Diagnosa Medis : Hipertensi


15

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : Ny. S

Umur : 42th

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Desa Sembiran

Agama : Hindu

Suku :-

Pekerjaan : Petani

No. RM : 070899

Diagnosa Medis : Hipertensi

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. N

Umur : 45th

Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat : Desa Sembiran

Agama : Hindu

Suku :-

Pekerjaan : Petani

Hubungan dengan Pasien : Suami


16

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pada saat dikaji pasien menyatakan nyeri kepala, mata kabur, kaki terasa

kaku, tangan kiri tak dapat digerakkan.

b. Riwayat penyakit sekarang

Dua hari sebelum masuk RSUD tanggal 8 Juli 2018 pasien mengeluh pusing

dan terkejut karena keluarganya/saudaranya ada yang meninggal dunia dan pasien

langsung pingsan. Pasien dibawa ke puskesmas rawat inap, kemudian pasien dirujuk

ke RSUD pada tanggal 8 Juli 2018 dan saat diperiksa tekanan darahnya 200/120

mmHg anggota gerak sebelah kita tak dapat digerakkan

c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien punya penyakit hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan tidak rutin kontrol.

d. Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga klien tidak tahu ada yang menderita penyakit hipertensi.
17

3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)

1. Pola persepsi terhadap kesehatan


Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa sakit adalah kondisi yang tidak
mengenakkan atau yang membuat pasien tidak nyaman sehingga pasien selalu
berusaha menjaga kesehatan.

Selama sakit : Ketika pasien sakit, pasien merasa tidak nyaman dengan
keadaannya, dan pasien langsung ke RS.

2. Pola Eliminasi

Sebelum sakit :PasienBAB 2x dalam sehari dengan konsistensi lembek, bau khas,
warna kuning. Pasien BAK 4x perhari dengan konsistensi kuning, jernih bau khas
urine.

Selama sakit : Pasien BAB 3 hari sekali dengan konsistensi padat dan berwarna
kehitaman. Pasien BAK 2x dalam sehari.

3. Pola aktifitas dan latihan

Sebelum sakit : klien dapat beraktifitas dengan lancar

selama sakit : klien mengalami gangguan dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari


karena sering merasakan pusing dan mata berkunang-kunang apabila melakukan
aktifitas yang berat.

4. Pola Istirahat dan Tidur

sebelum sakit : klien tidur 6-7 jam sehari.

selama sakit : Namun selama sakit klien mengalami gangguan pola tidur dangan tidur
hanya 3-4 jam sehari dikarenakan sakit kepala yang disertai dengan mata kabur
18

5. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : klien mempunyai pola makan yang berlebihan. Dalam sehari klien

dapat makan 4 kali sehari dengan porsi penuh,

selama sakit : namun saat klien dirawat di RS klien kurang nafsu makan karena klien

tidak menyukai makanan yang disediakan oleh rumah sakit tapi Klien pada saat ini

banyak mengkonsumsi buah dan sayuran.

6. Kongnitif – Perseptual

Klien pada saat ini menggunakan kacamata sebagai alat bantu penglihatan.

Pendengaran klien terganggu, pengecap dan pembau masih normal. Sensasi raba pada

klien tidak mengalami masalah. Klien dapat berbicara dengan cukup jelas. Bahasa

sehari-hari klien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa bali .

7. Persepsi diri – Konsep diri

Sejak klien sakit, klien menjadi orang yang mudah marah. Klien saat ini

mengalami kecemasan apabila penyakitnya tak kunjung sembuh karena klien harus

bekerja seperti biasa. Klien merasa saat ini dirinya sangat lemah dan tidak dapat

berbuat banyak untuk keluarganya.

8. Peran – Hubungan

Klien merupakan orang yang cukup ramah, mudah senyum, dan bersikap
kooperatif terhaadap segala tindakan penyembuhan. Klien memiliki kedekatan yang
baik dengan keluarga, sehingga mendapatkan dorongan dari setiap anggota keluarga.
19
Klien pada saat ini mempunyai usaha keripik singgkong. Klien adalah ibu dari 4

orang anak dan 4 orang cucu. Keluarga klien merupakan keluarga yang cukup

harmonis terlihat dari perhatian yang diberikan keluarga kepada pasien.

9. Seksualitas

Klien tidak mengalami gangguan seksualitas.

10. Koping – Toleransi Stress.

Klien pada saat ini mempunyai mekanisme koping yang cukup negative karena

klien mempunyai kecemasan/ stress karena tidak biasa melakukan aktivitas harian

seperti biasa.

11. Nilai – Keyakinan

Klien merupakan seorang yang beragama hindu. Klien adalah orang yang taat

terhadap agama. Klien tidak pernah meninggalkan sembahyang walaupun dalam

keadaan sakit.

4. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : baik, kesadaran composmetis

Tanda-tanda vital : TD: 180/110 mmHg, nadi: 88 x/mnt, pernapasan: 20 kali/menit,

suhu: 36°C
20

a. Inspeksi : Pasien tampak lemah, pucat, adanya sianosis, pasien tampak sesak

(adanya pernafasan cuping hidung, tampak ada retraksi dada, RR > 16 - 20

kali/menit), tampak odema pada ekstremitas.

b. Palpasi : Tekanan darah 180/110 mmHg, turgor kulit >2 detik, CTR > 2 detik,

nadi teraba kuat, jelas, dan cepat, pembesaran ginjal.

c. Perkusi : Suara dullness pada paru.

d. Auskultasi : Terdengar suara jantung S3S4, terdengar suara crackles pada

paru, terdengar suara bruit pada abdomen.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. DATA FOKUS

1.1 Data Subjektif

a. keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hipertensi

b. klien mengatakan merasa sakit kepala yang sangat hebat

c. keluarga klien mengatakan klien susah tidur dan terus merasakan sakit kepala

d. Klien mengatakan sakit perut karena klien tidak makan apapun dan hanya

minum saja sejak sakit kepala yang di rasakan

1.2 Data Objektif

a. TD klien meningkat

b. Klien meringis sampai menangis menahan sakit kepala yang dirasakan

c. mata klien tampak cekung


21

d. peristaltic usus 12x/menit , dan terpasang infuse

e. P : Ny.S mengatakan sering pusing hal ini terjadi jika ny s kelelahan dan

kecapean

Q : Ny. S mengatakan pusing yang dirasakan seperti tertusuk benda tajam

R : Ny. S mengatakan nyeri di rasakan di kepala bagian belakang leher dan

pundak

S : Ny .S mengatakan Skala nyeri 5

T : Ny. S mengatakan pusingnya hilang timbul

f. Tanda-tanda Vital

TD : 180/110 mmHg

Nadi :88x/menit

Suhu : 36°C

Respirasi : 20 x/menit
22

2. Analisis Data

Hari/Tanggal Symtomp Problem Etiologi

Jam

Minggu, 8 Juli Ds: Keluarga klien Peningkatan 1. Medula

2018 mengatakan, klien tekanan darah saraf

14.50 mempunyai simpatis

riwayat hipertensi 2. Ganglia

Do: Tekanan Darah simpatis

klien meningkat

Minggu, 8 Juli Ds: klien Gangguan rasa Peningkatan

2018 mengatakan merasa nyaman nyeri pembuluh darah

18.00 sakit kepala yang serebral

sangat hebat

Do: Klien malas

menggerakan

kepala, klien sering

terlihat memegangi

kepalanya

Minggu, 8 Juli Ds: klien Resiko cedera Penurunan fungsi

2018 mengatakan sensorik


22.00 pandanganya kabur pengelihatan

Do: pandangan

mata kabur, klien

tidak mampu

melihat benda yang

letaknya dekat

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan

pembuluh darah serebral ditandai dengan pasien mengatakan pusing (nyeri

sedang) leher kaku, pasien malas menggerakkan kepala, terlihat sering

memegangi kepala skala nyeri 4, TD 180/110 mmHg

2. Resiko tinggi terjadinya defisit perawatan diri personal hygiene berhubungan

dengan kelemahan ekstremitas

3. Resiko tinggi terjadinya cidera berhubungan dengan penurunan fungsi sensori

penglihatan : pandangan kabur


23

C. INTERVENSI

Hari/Tanggal No. dx NOC NIC Rasional

Jam

Senin, 9 Juli 1 Setelah O: Observasi keadaan - Untuk

2018 dilakukan klien apakah nyeri mengtahui

08.00 tindakan tekanannya berkurang skala nyeri

perawatan 1x24 atau semakin pada klien

jam diharapkan memburuk

nyeri berkurang N: Anjurkan klien tidur - Untuk

tanpa bantal mengurangi

rasa nyeri

E: Berikan edukasi pada


- Agar klien
klien tentang bagaimana
tahu
cara melakukan
bagaimana
relaksasi
teknik

relaksasi

C: kolaborasi - Agar tekanan

pemberian diet lunak darah tidak

rendah garam meningkat


Senin, 9 Juli 2 Setelah O: observasi kebutuhan - Untuk

2018 dilakukan diri klie mengetahui

08.10 tindakan N: Berikan latihan personal

perawatan untuk meningkatkan hygiene klien

selama 3x24 kekuatan otot pada - Untuk

jam kebutuhan ekstremitas yang membantu

perawatan diri mengalami kelemahan klien

klien(personal E: Ajarkan latihan meningkatka

hygiene) sehari- untuk meningkatkan n kemampuan

hari terpenuhi ROM diri

C: kolaborasi dengan - Agar klien

keluarga klien tidak kaku

- Untuk

memantau

operkembang

an kesehatan

klien

Senin, 9 Juli 3 Setelah O: Observasi ketajaman - Untuk

2018 dilakukan pengelihatan dan catat mengetahui

08.20 perawatan 3x24 apakah 1 atau 2 mata ketajaman

jam klien tidak yang ketajamannya pengelihatan

mengalami mengalami penurunan - Agar klien


cidera (jatuh) N: orientasikan klien mudah

menabrak benda pada lingkungan sekitar menjangkau

sekitarnya dan letakkan benda- benda-benda

benda yang dibutuhkan disekitarnya

oleh klien - Agar ruangan

E: Jaga kebersihan bersih dan

ruangan klien nyaman

C: kolaborasi Anjurkan - Agar klien

keluarga untuk tidak

memahami dan mengalami

membantu klien serta cidera

mengawasi klien dalam -

melakukan aktivitas
24

D. IMPLEMENTASI

Hari/ Tanggal No. Implementasi Respon paraf

Jam dx

Senin , 9 Juli 1 Mengukur tanda tanda Ds: -

2018 vital Do: TD : 180/110mmHg

10.00 Nadi : 88x/menit

Suhu : 36°C

RR : 20x/menit

Ds: klien mengatakan kepala

12.00 1 Mengakaji skala nyeri terasa pusing

Do: Klien malas

menggerakkan kepala, klien

terasa memegangi kepalanya

Ds: Klien mengatakan

14.00 1 Mengkaji ketajaman pandangannya kabur sejak ia

penglihatan klien masuk RS

Do: Klien mengalami

penurunan ketajaman

penglihatan pada 2 mata,

klien tidak jelas melihat


benda-benda disekitarnya

Ds: keluarga klien

16.00 1 Menganjurkan mengatakan, klien ditunggui

keluarga klien untuk keluarga secara bergantian

memahami dan Do: Keluarga Klien ada

mengawasi klien didekat klien

dalam melaksanakan Ds: Klien mengatakan minta

aktivitas disuapi anaknya

18.00 1 Kolaborasi pemberian Do: klien makan disuapi

diet rendah garam anaknya habis 2/3 porsi,

2000kkall dan minum setengah gelas air

pemberian obat oral putih dan minum obat

captropil 1 tab 25mg, setelah makan

amoxilin 1 tab 500mg, Ds: klien mengatakan untuk

nefidipin 1 tab 10mg mandi, gosok gigi,

20.00 1 Mengkaji kemampuan berpakaian, BAB, BAK

klien dalam merawat dibantu keluarganya

diri Do: Klien tampak bersih dan

tidak berbau

Ds: -

Do: TD: 180/100 mmHg

22.00 1 Mengukur Tanda- S : 36°C


tanda Vital N : 88x/menit

RR: 20x/menit

Selasa, 10 Juli 2 Mengakji ulang skala Ds: Klien mengatakan

2018 nyeri klien pusing sudah berkurang

06.00 Do: Klien sudah tidak

memegangi kepalanya lagi

Ds: klien mengiyakan

08.00 2 Memotivasi klien Do: klien terlibat dalam

untuk terlibat dalam perawatan dirinya

perawatan dirinya menggunakan tangan kanan

sesuai dengan Ds: -

kemampuannya Do: TD: 160/100 mmHg

12.00 2 Mengukur tanda-tanda N : 80x/menit

vital S: 36,2°C

RR: 22x/menit

Ds: -

Do: Obat masuk melalui

16.00 2 Kolaborasi pemberian selang infuse

obat injeksi Ds: klien mengiyakan

Do: klien memindakan

18.00 2 Menganjurkan klien bantal yang ada dibawah

untuk tidur tanpa kepala


bantal selama klien Ds: Klien mengatakan

merasa pusing bajunya basah tertumpahi air

20.00 2 Membantu klien putih dan minta bajunya

mengganti pakaian diganti

Do: baju klien basah dan

klien mengganti baju dibantu

perawat

Ds:-

Do: obat masuk melalui

22.00 2 Kolaborasi pemberian selang infuse

obat injeksi kalnek 1gr

E. EVALUASI

Hari/tanggal No. Catatan perkembangan Paraf

Jam dx

Rabu, 11 Juli 2018 1 S: Klien mengatakan sudah tidak pusing lagi dan

08.00 leher sudah tidak kaku lagi

O: Pasien tidak malas menggerakkan kepala dan

tidak memegangi kepala lagi

TD: 160/100mmHg

N: 80x/menit
S: 36°C

RR: 20x/menit

A: Masalah teratasi sebagian

P: Pertahana intervensi perawatan : monitor tanda-

tanda vital

12 Juli 2018 2 S: Klien mengatakan untuk mandi, BAK, BAB

08.45 masih membutuhkan orang lain tetapi klien

berusaha terlibat melakukan perawatan diri,

walaupun hanya menggunakan tangan kanan saja

O: Klien tampak bersih dan tak berbau, untuk

mengganti baju klien dibantu perawat

A: Masalah teratasi sebagian

P: Pertahankan intervensi keperawatan. Anjurkan

untuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot

tangan kirinya.

S: Klien mengatakan pandangannya masih kabur

O: Klien tidak mampu melihat benda dengan jelas,

klien tidak cidera, klien mampu beradaptasi dengan

13 Juli 2018 3 lingkungan atau keadaannya.

10.00 A: Masalah teratasi sebagian

P: Pertahankan intervensi keperawatan, jaga jangan

sampai klien jatuh, kolaborasi dengan dari mata.


S: Klien mengiyakan penjelasan perawat klien

menyebutkan batas normal tekanan darahnya,

pentingnya mempertahankan diet dan konsinya saat

ini.

O: Klien mampu mengulangi penjelas perawat

dengan bahasanya sendiri

14 Juli 2018 4 A: Masalah telah teratasi

11.00 P: Pertahankan kondisi pasien


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah

yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat

sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.

Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya. Hipertensi sekunder yaitu disebabkan oleh penyakit lain hipertensi

primer terdapat lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya

disebabkan oleh hipertensi sekunder.

Gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah,

tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas,

rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah

dari hidung). Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai rekomendasi dokter pada

pemeriksaan klinis atau pada individu yang dicurigai memiliki hipertensi sekunder

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui tentang penyakit

hipertensi ini, selain itu asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi sangat

penting dipelajari mahasiswa agar mahasiswa dapat membuat asuhan keperawatan

pada pasien dengan Hipertensi

25
DAFTAR PUSTAKA

Elsa, Nurhayati.2011.Asuhan Keperawatan Hipertensi.

https://askepkita.cpm/tag/aske-hipertensi-nanda-nic-noc/

(Diakses pada tanggal 14 September 2018)

Risky, Ahmad.2012.Asuhan Keperawatan Hipertensi.

https://www.com/12/01/09asuhan-keperawatab-pada-ny-u-dengan-hipertensi/pdf

(Diakses pada tanggal 14 September 2018)

Sahrah.2013.Hipertensi.

(Diakses pada tanggal 14 September 2018)

26

Anda mungkin juga menyukai