Anda di halaman 1dari 13

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 111

Artikel Review
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI BERBAGAI TANAMAN DIDUGA BERASAL DARI
FLAVONOID
Nur Ramadhani*, Sri Adi Sumiwi
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor Kode Pos 45363
Telp. (022)7996200, Fax.(022) 7796200, e-mail : ramadhani.nr@gmail.com*

Abstrak

Inflamasi adalah suatu respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh kerusakan pada jaringan.
Obat antiinflamasi steroid dan nonsteroid memiliki banyak efek samping sehingga banyak
dilakukan pengembangan antiinflamasi yang berasal dari bahan alam, terutama pada tanaman.
Tanaman yang terbukti secara ilmiah memiliki khasiat sebagai antiinflamasi diantaranya daun
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Shecff.) Boerl.), rimpang kencur (Kaempferiae galanga
L.), daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lamk.), kelopak bunga rosela merah (Hisbiscus
sabdariffa), serta bunga dan daun asam jawa (Tamarindus indica). Metode yang digunakan
dalam artikel review ini adalah tinjauan pustaka dari berbagai jurnal yang diterbitkan secara
online. Terdapat 5 jurnal sebagai pustaka primer, yaitu jurnal yang menampilkan hasil dari
penapisan fitokimia dan persentase inhibisi radang dari tanaman tersebut dengan metode
pengujian yang sama. Metode dalam proses pengujiannya, yaitu pengambilan dan pengujian
metabolit sekunder dari tanaman, pengujian aktivitas antiinflamasi, dan analisis data secara
statistik. Hasil menunjukkan bahwa tanaman-tanaman yang diuji memiliki aktivitas antiinflamasi.
Kekuatan efek antiinflamasi yang ditunjukkan oleh persentase inhibisi udema pada tanaman
tersebut berbeda-beda, tergantung pada dosisnya. Senyawa yang diduga memberikan aktivitas
antiinflamasi tersebut adalah senyawa golongan flavonoid.
Kata kunci : antiinflamasi, tanaman, persentase inhibisi, flavonoid

Abstract

Inflammation is a protective response of local posed by damage to the tissues. Steroidal and
nonsteroidal anti-inflammatory drugs have many side effects, so many made the development of
anti-inflammatory derived from natural materials, especially in plants. Plants that are
scientifically proven to have anti-inflammatory properties as a god among the petals (Phaleria
macrocarpa (Shecff.) Boerl.), Rhizome kencur (Kaempferiae galanga L.), leaf purple sweet
potato (Ipomoea batatas (L.) Lamk.), Petal red roselle (Hisbiscus sabdariffa), as well as the
flowers and leaves of tamarind (Tamarindus indica). The method used in this review article is a
review of the literature of various journals published online. There are five journals as the
primary literature, namely journals that displays the results of phytochemical screening and the
percentage inhibition of inflammation of the plants with the same test method. The methods in the
process of testing, which is taking and testing of secondary metabolites from plants, testing the
anti-inflammatory activity, and analysis of statistical data. The results showed that the plants tested
had anti-inflammatory activity. Strength anti-inflammatory effects demonstrated by the percentage
inhibition of edema in these plants vary, depending on the dose. Compounds that allegedly gave
the anti-inflammatory activity is a class of flavonoid compounds.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 112

Keywords : anti-inflammatory, plants, the percentage of inhibition, flavonoids


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 113

Pendahuluan hal tersebut maka banyak dilakukan

Inflamasi adalah suatu respon pengembangan antiinflamasi yang berasal

protektif setempat yang ditimbulkan oleh dari bahan alam, terutama pada tanaman.

kerusakan pada jaringan yang disebabkan Bagian tanaman yang dapat digunakan

oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, sebagai bahan obat diantaranya buah, daun,

atau zat mikrobiologik. Inflamasi berfungsi kulit batang, rimpang, dan bunga.5

untuk menghancurkan, mengurangi, atau Ada beberapa tanaman yang

melokalisasi (sekuster) baik agen yang dipercaya oleh masyarakat atau secara

merusak maupun jaringan yang rusak.1 empiris dapat mengobati inflamasi,

Tanda terjadinya inflamasi adalah diantaranya kulit batang pauh kijang

pembengkakan/edema, kemerahan, panas, (Irvingia malayana Oliv. Ex. A. Benn), kulit

nyeri, dan perubahan fungsi.2 batang jambu mete (Anacardium ocidentale

Obat antiinflamasi yang biasa L.), dan buah kaktus (Opuntia elatori

digunakan dibagi menjadi dua, yaitu Mill.).3,6,7 Tanaman yang telah terbukti

antiinflamasi steroid dan antiinflamasi secara ilmiah memiliki khasiat sebagai

nonsteroid.3 Namun kedua golongan obat antiinflamasi, yaitu daun mahkota dewa

tersebut memiliki banyak efek samping. (Phaleria macrocarpa (Shecff.) Boerl.),

Antiinflamasi steroid dapat menyebabkan rimpang kencur (Kaempferiae galanga L.),

tukak peptik, penurunan imunitas terhadap daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.)

infeksi, osteoporosis, atropi otot dan jaringan Lamk.), kelopak bunga rosela merah

lemak, meningkatkan tekanan intra okular, (Hisbiscus sabdariffa), serta bunga dan daun

serta bersifat diabetik, sedangkan asam jawa (Tamarindus indica).4,5,8,9,10

antiinflamasi nonsteroid dapat menyebabkan Dari berbagai hasil penelitian yang

tukak lambung hingga pendarahan, dilaporkan, kandungan kimia yang memiliki

gangguan ginjal, dan anemia.4 Berdasarkan khasiat sebagai antiinflamasi adalah


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 114

flavonoid. Flavonoid dapat menghambatan jurnal ilmiah terbitan 10 tahun akhir dengan

siklooksigenase atau lipooksigenase dan tema aktivitas antiinflamasi dari suatu

menghambat akumulasi leukosit di daerah tanaman. Jurnal yang diperoleh merupakan

sehingga dapat menjadi antiinflamasi.1,11 jurnal nasional maupun jurnal internasional

Terus berkembangnya penelitian yang diterbitkan secara online dari berbagai

antiinflamasi dari tanaman ini salah satunya web jurnal ataupun melaui mesin pencarian

dipicu oleh masyarakat yang lebih suka dan berupa google. Berdasarkan pencarian

percaya pada pengobatan tradisional karena tersebut jurnal yang diperoleh sebanyak 37

beranggapan bahwa penggunaan obat jurnal. Kemudian dilakukan skrining

tradisional lebih aman dan memiliki efek terhadap jurnal-jurnal tersebut. Skrining

samping yang lebih sedikit dibandingkan dilakukan berdasarkan kriteria jurnal ilmiah

dengan obat kimia.7 Namun, kurangnya yang menjadi pedoman Dikti. Jurnal yang

informasi mengenai obat tradisional dieksklusi merupakan jurnal yang tidak

menjadikan penggunaannya menjadi kurang memenuhi standar e-journal dari Dikti.

optimal. Berdasarkan hasil skrining jurnal tersebut

Pada artikel review ini akan maka menyisakan sebanyak 19 jurnal.

memberikan informasi dan membahas Kemudian dilakukan penentuan jurnal yang

mengenai aktivitas antiinflamasi dari digunakan sebagai pustaka primer atau

beberapa tanaman beserta dugaan golongan jurnal utama, yaitu jurnal yang menampilkan

senyawa yang berperan dalam menghambat hasil dari penapisan fitokimia dan persentase

inflamasi tersebut. inhibisi radang dari tanaman tersebut.

Metode Sehingga diperoleh 5 jurnal utama dan 14

Metode yang digunakan dalam jurnal lainnya sebagai jurnal pendukung.

pembuatan artikel review ini adalah studi Adapun kriteria jurnal sebagai

pustaka. Pustaka yang digunakan merupakan pustaka primer yang data hasil penelitiannya
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 115

ditampilkan dalam artikel review ini adalah Metode analisis data yang digunakan yaitu

jurnal penelitian yang menggunakan metode secara statistik menggunakan anava desain

yang sama namun dilakukan pada tanaman acak sempurna dan dapat pula dilanjutkan

yang berbeda. Metode yang dipilih dalam dengan uji rentang Newman-Keuls ataupun

artikel review ini terdiri dari 3, yaitu uji perbandingan berbandingan berganda

pengambilan dan pengujian metabolit Bonferroni untuk mengetahui ada tidaknya

sekunder dari tanaman, pengujian aktivitas perbedaan antarpasangan kelompok

antiinflamasi, dan analisis data. perlakuan.4,8

Pengambilan metabolit sekunder dari Hasil

tanaman dilakukan dengan ektraksi. Metode Berikut adalah hasil skrining

ekstraksi yang dipilih adalah maserasi fitokimia dan pengujian aktivitas

dengan pelarut etanol (70-95%).4,8,10 antiinflamasi dari rimpang kencur

Pengujian kandungan metabolit sekunder (Kaempferiae galanga L.), daun mahkota

dari tanaman dilakukan dengan penapisan dewa (Phaleria macrocarpa (Shecff.)

atau skrining fitokimia.5 Metode pengujian Boerl.), daun ubi jalar ungu (Ipomoea

aktivitas antiinflamsi yang dipilih adalah batatas (L.) Lamk.), kelopak bunga rosela

secara in vivo, yaitu metode hambatan merah (Hisbiscus sabdariffa), dan asam jawa

edema yang diinduksi karagenan pada (Tamarindus indica) terhadap tikus galur

hewan uji berupa tikus galur Wistar, dengan Wistar.4,5,8,9,10

pembanding atau standar yang digunakan Hasil skrining fitokimia dapat dilihat

adalah natrium diklofenak. Edema diukur pada tabel 1 dan hasil persentase inhibisi

dengan menggunakan alat pletismometer.9,10 dapat dilihat pada tabel 2.


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 116

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia dari 5 Tanaman yang Berbeda

Kandungan Metabolit Sekunder


Tanaman
A B C D E F G H I J
Rimpang Kencur (Kaempferiae
- - + + - - + + + +
galanga L.)
Daun Mahkota Dewa (Phaleria
- - + + + - - - - -
macrocarpa (Shecff.) Boerl.)
Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
- + + + - + + + + +
batatas (L.) Lamk.)
Kelopak Bunga Rosela Merah
- - - + + + - - + -
(Hisbiscus sabdariffa)
Asam Jawa (Tamarindus indica) - + + + + + + + + +

Keterangan :
A : Triterpenoid G : Monoterpen
B : Alkaloid H : Seskuiterpen
C : Tanin I : Steroid
D: Flavonoid J : Polifenolat
E : Saponin + : terdeteksi
F : Kuinon - : tidak terdeteksi

Tabel 2. Hasil Persentase Inhibisi dari 5 Tanaman yang Berbeda

Tanaman Kelompok Perlakuan Persentase Inhibisi (%)


Kontrol + : Na-diklofenak 9 mg/kg bb 36,72
Rimpang Kencur
Ekstrak 18 mg/kg bb 36,47
(Kaempferiae galanga
Ekstrak 36 mg/kg bb 40,07
L.)
Ekstrak 45 mg/kg bb 51,27
Kontrol + : Na-diklofenak 200
30,70
Daun Mahkota Dewa mg/hari/g bb
(Phaleria macrocarpa Fraksi air 0,5 g/kg bb 27,35
(Shecff.) Boerl.) Fraksi air 1 g/kg bb 18,58
Fraksi air 2 g/kg bb 20,17
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 117

Tanaman Kelompok Perlakuan Persentase Inhibisi (%)


Kontrol + : Na-diklofenak 50 mg 39,78
Daun Ubi Jalar Ungu
Ekstrak 300 mg/kg bb -5,19
(Ipomoea batatas (L.)
Ekstrak 600 mg/kg bb 20,93
Lamk.)
Ekstrak 900 mg/kg bb 7,17
Kontrol + : Na-diklofenak 12 mg/kg bb 55,17
Kelopak Bunga Rosela
Ekstrak 102 mg/200 g bb 22,03
Merah (Hisbiscus
Ekstrak 205 mg/200 g bb 31,48
sabdariffa)
Ekstrak 410 mg/200 g bb 31,93
Kontrol + : Na-diklofenak 9 mg/kg bb 61,64
Asam Jawa (Tamarindus Ekstrak Buah 0,4 g/kg bb 35,31
indica) Ekstrak Daun 1 g/kg bb 50,22
Ekstrak Kombinasi 0,2 g/kg bb 47,9

Pembahasan tersebut adalah flavonoid. Maka dapat

Tahapan ekstraksi dimaksudkan diduga bahwa golongan senyawa yang

untuk memperoleh semua kandungan menghambat peradangan pada pengujian

metabolit sekunder yang terdapat dalam aktivitas antiinflamasi dari kelima tanaman

suatu tanaman. Skrining fitokimia dilakukan tersebut adalah flavonoid.

untuk mengetahui kandungan golongan Penelitian Ravi (2009) dan Linnet

metabolit sekunder apa saja yang terdapat (2010) menunjukkan bahwa induksi

dalam tanaman tersebut. Dari hasil skrining karagenan mengakibatkan terbentuknya

fitokimia inilah yang nantinya dapat radang yang terdiri dari dua fase, yaitu 1-2

diperoleh dugaan senyawa apa yang dapat jam setelah injeksi karagenan, menyebabkan

memberikan aktivitas antiinflamasi. trauma akibat radang yang ditimbulkan oleh

Berdasarkan hasil di atas, tabel 1, dapat karagenan. Pada fase pertama terjadi

diketahui bahwa golongan metabolit pelepasan serotonin dan histamin ke tempat

sekunder yang dimiliki oleh setiap tanaman radang serta terjadi peningkatan sintesis
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 118

prostaglandin pada jaringan yang rusak. menunjukkan bahwa fraksi air daun mahkota

Pada fase kedua terjadi pelepasan dewa dapat menghambat radang pada kaki

prostaglandin dan dimediasi oleh bradikinin tikus yang diinduksi dengan karagenan

dan leukotrien.12,13 dengan persentase inhibisi radang terbesar

Pada penelitian Hasanah (2011), pada dosis 0,5 g/kg bb, yaitu sebesar

rimpang kencur diperoleh dari Kabupaten 27,35%. Pemberian fraksi air daun mahkota

Subang. Hasil menunjukkan bahwa rimpang dewa dengan dosis yang lebih tinggi

kencur memiliki aktivitas antiinflamasi, menurunkan persentase inhibisi radang. Hal

dimana semakin besar dosis yang diberikan ini sejalan dengan penelitian beberapa jenis

maka semakin besar pula aktivitas obat dalam dosis tinggi yang menyebabkan

antiinflamasi yang dihasilkan. Hasil pelepasan histamin secara langsung dari sel

persentase inhibisi yang signifikan mast sehingga mengakibatkan pembuluh

ditunjukkan pada perlakuan dengan dosis 45 darah menjadi lebih permeabel terhadap

mg/kg bb, persentase inhibisi yang cairan plasma dan menimbulkan proses

dihasilkan adalah 51,27%. Mekanisme peradangan. Diduga bahwa senyawa pada

antiinflamasi pada kencur diduga dengan daun mahkota dewa yang berperan dalam

menghambat pelepasan serotonin dan inhibisi radang tersebut adalah flavonoid.4

histamin ke tempat terjadinya radang serta Studi in vitro yang dilakukan oleh Gonzales

menghambat sintesis prostaglandin dari GJ et al (2007) menunjukkan bahwa

asam arakhidonat dengan cara flavonoid mampu menghambat produksi

penghambatan kerja siklooksigenase (COX). nitrit oksida dan menghambat ekspresi

Senyawa yang diduga memberikan aktivitas iNOS, kekuatan antiinflamasinya tergantung

antiinflamasi tersebut adalah flavonoid.8 pada struktur atau subklas dari flavonoid.14

Pada pengujian aktivitas Selain itu, Shah BN et al. (2011)

antiinflamasi daun mahkota dewa mengatakan bahwa flavonoid juga dapat


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 119

menghambat akumulasi leukosit di daerah Pada pengujian aktivitas

inflamasi.15 Dalam penelitian Nor F et al antiinflamasi yang dilakukan oleh Saptarini

(2012) dilaporkan pula bahwa senyawa (2012) menunjukkan bahwa kelopak bunga

phalerin (secara in vitro) pada daun mahkota rosela merah mampu menghambat

dewa memiliki efek antiinflamasi ringan. peradangan yang diakibatkan oleh induksi

Phalerin dapat menghambat enzim karagenan. Persentase inhibisi radang yang

lipoksigenase dan xantin oksidase tetapi terbesar pada kelompok uji adalah 31,93%,

tidak memiliki efek hambatan terhadap yaitu pada dosis 410 mg/200 g bb.10 Pada

enzim hyaluronidase.16 laporan penelitian ini tidak dijelaskan

Hasil penelitian yang dilaporkan dugaan senyawa apa dan bagaimana

Riansyah (2015) terhadap daun ubi jalar mekanisme aktivitas antiinflamasinya.

ungu menunjukkan bahwa adanya aktivitas Namun, jika dilihat dari hasil skrining

antiinflamasi pada ekstrak daun ubi jalar fitokimianya, kemungkinan aktivitas

dengan dosis yang efektif yaitu 600 mg/kg antiinflamasi berasal dari steroid dan

bb memberikan persentase inhibisi sebesar flavonoid yang telah banyak dilaporkan dari

20,93%, sedangkan pada dosis 300 mg/kg bb berbagai penelitian bahwa diduga golongan

ekstrak daun ubi jalar ungu tidak dapat senyawa tersebut yang memberikan efek

menginhibisi edema yang ditunjukkan antiinflamasi dari berbagai bahan alam.17,18

dengan hasil negatif pada persentase Pengujian aktivitas antiinflamasi

inhibisinya yaitu sebesar -5,19%. Senyawa asam jawa menunjukkan bahwa

yang diduga berperan dalam menghambat penghambatan dimulai pada jam ke-4.

peradangan tersebut adalah senyawa Berdasarkan data persentase inhibisi, ekstrak

flavonoid dengan penghambatan COX dan yang memberikan aktivitas antiinflamasi

lipooksigenase.9 yang paling efektif adalah ektrak daun asam

jawa dibandingkan dengan ekstrak buah


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 120

ataupun kombinasi keduanya. Perbedaan (Shecff.) Boerl.), daun ubi jalar ungu

hasil yang demikian dikarenakan dosis yang (Ipomoea batatas (L.) Lamk.), kelopak

digunakan berbeda. Dosis pada ekstrak daun bunga rosela merah (Hisbiscus sabdariffa),

sebesar 1 g/kg bb, dosis pada ekstrak buah dan asam jawa (Tamarindus indica) terbukti

sebesar 0,4 g/kg bb, dan dosis pada secara ilmiah memiliki aktivitas

kombinasi keduanya sebesar 0,2 g/kg bb. antiinflamasi yang ditunjukkan dengan

Senyawa yang diduga berperan sebagai adanya persentase inhibisi udema. Senyawa

antiinflamasi adalah tanin dan flavonoid.5 yang diduga memberikan efek antiinflamasi

Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari dari kelima tanaman tersebut adalah

Bandawane (2013) yang menyatakan bahwa senyawa golongan flavonoid.

tanin dan flavonoid pada Tamarandus indica Ucapan Terima Kasih

diduga menimbulkan efek antiinflamasi.19 Penulis mengucapkan terima kasih

Keterbatasan dari artikel review ini kepada Ibu Dr. Sri Adi Sumiwi, MS., Apt.

adalah tidak bisa membandingkan aktivitas atas bimbingan dalam pembuatan artikel

antiinflamasi antara satu tanaman dengan review ini dan kepada rekan-rekan yang

tanaman yang lainnya sehingga tidak dapat telah membantu dalam penyelesaian artikel

diketahui tanaman mana yang paling efektif review ini.

untuk digunakan sebagai pengobatan Konflik Kepentingan

alternatif inflamasi. Hal ini dikarenakan Seluruh penulis menyatakan tidak

dosis setiap tanaman yang diberikan pada terdapat potensi konflik kepentingan dengan

tikus kelompok uji berbeda-beda meskipun penelitian, kepenulisan (authorship), dan

dengan metode dan perlakuan yang sama. atau publikasi artikel ini.

Simpulan Daftar Pustaka

Rimpang kencur (Kaempferiae galanga L.), 1. Agustina, Ri., D. T. Indrawati, dan M.

daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa A. Masruhin. Aktivitas Ekstrak Daun


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 121

Salam (Eugenia poyantha) Sebagai 5. Yuniarni U., Siti H., Winda O., dan

Antiinflamsi Pada Tikus Putih (Rattus Ratu C. Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak

norvegicus). J. Trop. Pharm. Chem. Etanol Buah dan Daun Asam Jawa

2015;3(2):120-123. (Tamarindus Indica) Serta

2. Erlina R., A. Indah, dan Yanwirasti. Kombinasinya Pada Tikus Jantan Galur

Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Wistar. Prossiding SnaPP.

Kunyit (Curcuma domestica Val.) pada 2015;1(1):83-88.

Tikus Putih Jantan Galur Wistar, J. 6. Veriony, L., Sudarsono, dan Agung E.

Sains dan Teknologi Farmasi. N. Aktivitas Antiinflamasi Rebusan

2007;12(2):112-115. Jambu Mete (Anacardium ocidentale L.)

3. Widiyantoro, A., Lia D., Indri K., Pada Udema Kaki Tikus Terinduksi

Supardi, Dedy G. H., Niwick, dkk. Karagenan. Majalah Obat Tradisional.

Aktivitas Antiinflamsi Senyawa 2011;16(3):145-152.

Bioaktif dari Kulit Batang Pauh Kijang 7. Sativa O., Yuliet, dan Evi S. Uji

(Irvingia malayana Oliv. Ex. A. Benn) Aktivitas Antiinflamasi gel Ekstrak

Terhadap Tikus Putih (Rattus Buah Kaktus (Opuntia elatori Mill.)

norvegicus) yang Diinduksi Karagenan. Pada Tikus (Rattus norvegicus L.) yang

Kaunia. 2012;8(2):118-126. Diinduksi Lamda karagenan. Online

4. Rinayanti, A., Ema D., dan Melisha A. Journal of Natural Science.

H. Uji Efek Antiinflamsi Fraksi Air 2014;3(2):79-94.

Daun Mahkota Dewa (Phaleria 8. Hasanah A. N., Fikri N., Ellin F., dan

macrocarpa (Shecff.) Boerl.) Terhadap Ade Z. Analisis Kandungan Minyak

Tikus Putih (Rattus norvegicus L.). Atsiri dan Uji Aktivitas Antiinflamsi

Pharm Sci Res. 2014;1(2):78-85. Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferiae


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 122

galanga L.). Jurnal Matematika & 13. Linnet A., P. G. Latha, M. M. Gincy, G.

Sains. 2011;16(3):147-152. I. Anuja, S. R. Suja, S. Shymal, et al.

9. Riansyah Y., Lanny M., dan Ratu C. Uji Anti-inflammatory, Analgesic, and

Aktivitas Antiinflamasi Ektrak Etanol Anti-lipid Peroxidative Effects of

Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas Rhaphidophora pertusa (Roxb.) and

(L.) Lamk.) Terhadap Tikus Wistar Epipremnum pinnatum (Linn.) Engl.

Jantan. Prosiding PenelitianSPeSIA aerial parts. Indian J. Nat. Prod. and

Unisba. 2015;3(2):630-636. Res. 2010;1(1):5-10.

10. Saptarini N. M., Fitriani D., dan Bedjo 14. González-Gallego, Sánchez-4, Campos

P. Aktivitas Antiinflamasi Ektrak S., and Tunon M. Anti-inflammatory

Kelopak Bunga Hisbiscus sabdariffa. properties of dietary flavonoids.

Jurnal Medika Planta. 2012;1(5):18-23. Nutrición Hospitalaria. 2007;22:287-

11. Narande J. M., Anne W., dan Adithya 293.

Y. Uji Efek Antiinflamsi Ekstrak etanol 15. Shah B.N., Seth K., and Mheswari K.M.

Daun Suji (Dracaena angustifolia A review on medical plants as source of

Roxb) Terhadap Edema Kaki Tikus anti-inflamattory agents. Journal

Putih Jantan Galur Wistar. Pharmacon. Research of Medicinal. 2011;5(2):101-

2013;2(3):14-18. 111.

12. Ravi V., T. S. M. Saleem, S. S. Patel, J. 16. Nor-Fariza J., Fadzureena A., Zunoliza.,

Raamamurthy, and K. Gauthaman. Anti- A. Luqman Chuah, K.Y. Pin, and I.

Inflammatory Effect of Methanolic Adawiah. Anti-inflammatory activity of

Extract of Solanum nigrum Linn. the major compound from methanol

Berries. Inter. J. App. Res. Nat. Prod. extract of Phaleria macrocarpa Leaves.

2009;2(2):33-36. Journal of Applied Sciences.

2012;12:1195-1198.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 123

17. Serafini M., I. Peluso, and A. Raguzzini.

Flavonoids as Anti-inflammatory

Agents. Proc. Nutr. Soc. 2010;69:273-

278.

18. Garcia-Lafuente A., E. Guillamo´n, A.

V. Mauricio, A. R. Jose, and A.

Martı´nez. Flavonoids as Anti-

inflammatory Agents : Implications in

Cancer and Cardiovascular Disease.

Inflam. Res. 2009;58:537–552.

19. Bandawane D., Mayuri H., Ashish M.,

and Nilam M. Evaluation of Anti-

Inflamatory and Analgesic Activity of

Tamarind (Tamarindus indica L) Seeds.

Int J Pharm Sci. 2013;5:623-629.

Anda mungkin juga menyukai