Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktivitas penting manusia dalam menjalani


kehidupan. Sebagai`bagian dari makhluk sosial yang syarat dengan keberagaman,
kebutuhan, dan kepentingan serta harapan-harapan yang ingin dicapai, manusia
tidak bisa lepas dari aktivitas komunikasi. Perawat sebagai salah satu profesi
kesehatan yang mempunyai waktu paling lama berinteraksi dengan klien dituntut
mempunyai keterampilan komunikasi.

Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama
lain. Seperti anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa
seperti, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang
status emosional dari orang dewasa. Sedangkan komunikasi pada lansia yang
harus di perhatikan yaitu, faktor fisik, psikologi, dan keterampilan komunikasi
yang tepat. Selain itu, dalam komunikasi terhadap lansia juga dibutuhkan
keterampilan, di karenakan lansia mengalami berbagai penurunan diantaranya
adalah mengalami penurunan fungsi pendengaran.

I.2 Tujuan Penulisan

a. Mampu memahami pengertian komunikasi


b. Mampu memahami cara berkomunikasi dengan baik
c. Mampu melakukan komunikasi dengan orang dewasa
d. Mampu melakukan komunikasi dengan lansia

I.3 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan ; Bab
II Pembahasan ; dan Bab III Penutup.

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata “Communicare” (bahasa latin) yang artinya


memberitahukan. Sedangkan menurut bahasa inggris disebut Communication
yang artinya pertukaran informasi konsep, ide, perasaan antara dua atau lebih.

Menurut Oxford Dictionary, komunikasi adalah pengiriman atau tukar


menukar informasi, ide, dsb. Menurut Ensiklopedia, komunikasi adalah
penyelenggaraan tata hubungan kegiatan menyampaikan warta dari satu pihak
dalam suatu organisasi. Jadi sebenarnya komunikasi itu adalah proses pernyataan
antar manusia, pernyataan manusia disini dinamakan pesan (message), dan orang
yg menyampaikan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yg
menerima pernyataan pesan (message) disebut komunikan (communicator).
Adapun isi pesan yg disampaikan komunikator itu adalah pikiran atau perasaan,
serta lambang dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan.

Menurut Kozier dan Erb (1995), Komunikasi adalah pertukaran informasi


antara dua atau lebih manusia, atau dengan kata lain pertukaran ide dan pikiran.
Menurut Potter dan Perry (1993), Komunikasi merupakan proses kompleks yang
melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan
orang lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
intrapersonal, interpersonal dan publik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi
yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama
dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan dan pertumbuhan
personal.

2
Menurut Berelson dan Stainer (1964), Komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain.

Menurut Hovland, Janis & Kelley (1953), Komunikasi adalah suatu proses
melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang
lainnya (khalayak).

Menurut Barnlund (1964), Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-


kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif,
mempertahankan atau memperkuat ego. Sedangkan menurut Ruesch, (1957)
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian
lainnya dalam kehidupan.

II.2 Cara Dalam Berkomunikasi

1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata
yang diungkapkan atau ditulis. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
komunikasi verbal adalah :
a. Kesederhanaan kalimat yang digunakan
b. Kejelasan kalimat
c. Tepat waktu dan relevan
2. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal sering diartikan sebagai bahasa tubuh yang
menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap tubuh.
Komunikasi nonverbal lebih banyak menunjukan apa yang dirasakan
daripada apa yang diungkapkan. Hal yang harus diperhatikan dalam
komunikasi nonverbal adalah:
a. Sikap tubuh dan cara berjalan

3
b. Ekspresi wajah
c. Gerakan tangan

II.3 Teknik Komunikasi pada Klien Dewasa

Menurut Erikson 1985, pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi vs
isolasi, dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan
cinta kasih, monat, masalah dengan orang lain. Orang dewasa sudah mempunyai
sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah
sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya.

Dari segi psikologis, orang dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai


sikap-sikap tertentu yaitu:

1. Komunikasi adalah suatu pengetahuan yang diinginkan oleh orang


dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak di ajari tetapi
dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih mutakhir.
2. Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus,
manusia punya perasaan dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling
memberi dan menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran
pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya
mengenai suatu masalah.

Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama
lain. Seperti anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa.
Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status
emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa
mempunyai kendala pada hal-hal ini. Orang dewasa yang di rawat di rumah sakit
biasa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh
tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi
status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan
mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang

4
dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini dapat terungkap dalam bentuk
kemarahan dan agresi.

Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai


orang dewasa oleh para professional, pasien dewasa akan mampu bergerak lebih
jauh dari imobilitas bio psikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap
masalahnya.

II.4 Teknik Komunikasi pada Lansia

Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain


pemahaman yang memadai tentang karakteristik lansia, petugas
kesehatan/perawat juga harus mempunyai teknik-teknik khusus agar komunikasi
yang dilakukan dapat berlangsung lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Beberapa teknik komunikasi yang dapat di terapkan antara lain:

1. Teknik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan
bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan
dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi
dapat dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan dan etika
komunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.

2. Responsive
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien
merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat
mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil
apapun hendaknya segera menanyakan tentang perubahan tersebut,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan, “apa yang sedang bapak/ibu

5
fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya bantu?” Berespon berarti
bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan dari klien.

3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap
materi komunikasi yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan
pertanyaan-pertaanyaan di luar materi yang diinginkan, maka perawat
hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu
diperhatikan karena umumnya klien lansia senang menceritakan hal-
hal yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugas kesehatan.

4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun
psikis secara terhadap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil.
Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien
lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala
ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan
menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi
beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien
termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuan.

5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses
komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara
mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu
kali perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat
diterima dan dipersepsikan sama oleh klien.

6
6. Sabar dan Ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umumnya
mengalami perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan
kekanak-kanakan. Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan
ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga
komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, solutif, namun dapat
berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan
kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.

7. Tekhnik komunikasi dengan penggunaan bahasa yang baik.

Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan


pada topik pembicaraan dan kebutuhan lansia, berbicara dengan lansia
yang dimensia dengan pelan. Tetapi berbicara dengan lansia dimensia
yang kurang mendengar dengan lebih keras hati-hati karena tekanan
suara yang tidak tepat akan merubah arti pembicaraan.

Berikan kesempatan orang lain untuk berbicara hindari untuk


mendominasi, pembicara sebaiknya mendorong lansia untuk berperan
aktif. Merubah topik pembicaraan dengan menggunakan objek sekitar
bila lansia tidak interest lagi.

Contoh : siapa yang membelikan pakaian bapak/ibu yang bagus ini?

8. Teknik nonverbal komunikasi


a. Perilaku : ramah tamah, sopan dan menghormati, cegah supaya
tidak acuh tak acuh, perbedaan
b. Kontak mata : jaga tetap kontak mata
c. Expresi wajah : mereflexsikan peraaan yang sebenarnya
d. Postur dan tubuh : mengangguk, gerakan tubuh yang tepat,
meletakan kursi dengan tepat
e. Sentuhan : memegang tangan, menjbat tangan

7
9. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia
a. Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat
tangan
b. Bila hanya menyentuh tangannya hanya untuk mengucapaka
pesan-pesan verbal dan merupak metode primer yang non verbal
c. Jelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan intervensi
keperawatan yang akan diberikan
d. Mulai pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang efektif
f. Secara periodic mengklarifikasi pesan
g. Mempertahankan kontak mata dan mendengar yang baik dan
mendorong untuk berfokus pada informasi
h. Jangan berespon yang menonjolkan rasa simpati
i. Bertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan yang
mengancam dan akan mengakiri interview
j. Minta ijin bila ingin bertanya secara formal

10. Lingkungan wawancara.


a. Posisi duduk berhadapan
b. Jaga privasi
c. Penerangan yang cukup dan cegah latar belakang yang silam
d. Kurangi keramaian dan berisik
e. Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk mengerti dan
menjaga kita mengekspresikan diri kita sendiri efek dari
kmunikasi adalah pengaruh timbal balik seperti cermin.

Selain itu yang perlu di perhatikan di dalam komunikasi pada lansia yaitu,
factor fisik, psikologi, waktu yang tepat, serta keterampilan komunikasi
(pendengar yang baik) misalnya :

8
a. Mendengarkan dengan perhatian telinga kita
b. Memahami dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati yang
jernih
c. Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita

9
ROLE PLAY

Vera Monica sebagai Tante

Isma Adya Agistiani sebagai Cucu

Gina Puspitasari sebagai Suster 2

Jerani Antara sebagai Dokter

Feby Restunengsih sebagai Suster 1

Ahda Muharam sebagai Kakek

Komunikasi pada Orang Dewasa dan Lansia


Pada suatu hari di sebuah desa terdapat seorang Kakek yang hidup bersama
cucunya, Sang Kakek kini telah berumur 85 tahun dan pendengaranya terganggu juga
pikun.

Kakek : ”Cu...cu...cu....”

Cucu : ”Iya ke, da apa ?”

Kakek : ”Tolong buatkan Kakek Mie Ya “

Cucu : ”Iya ke, Mienya pake telor ga ke ?”

Kakek : ”Ga usah cu, kakek tidak begitu suka pedas “

Cucu : ”Bukan cabe ke, tapi telor ?”

Kakek : ”Iya Kakek ga suka pedes, kakek maunya pakai telor “

Cucu : ” Iya ke......”

“sabar...sabar...kakek sudah pikun dan kurang mendengar, demi kakek aku


bakalan sabar...”

Cucu pun pergi ke dapur dan membuatkan mie untuk kakeknya. Beberapa
menit kemudian cucu pun datang membawakan mie untuk kakek tercinta.

Cucu : ”Ke, ini mienya sudah jadi “

10
Kakek : ”Mie untuk siapa cu ?”

Cucu : ”Kan tadi kakek yang minta mie ?”

Kakek : ”Loh ..Kapan ya cu ?”(sambil pergi meninggalkan cucunya)

Cucu : ”Sabar..sabar...ya sudah aku makan saja”

Ketika Cucu sedang menyantap mie yang dibuatnya, sang kakek datang
kembali...

Kakek : ”Cu, mana mie yang buat kakek ?”

Cucu : ”Astagfirulooh ke, kakek ini gimana, ya sudah nanti dibikinin lagi ya ke..”

Kakek : ”Iya iya jangan lupa susunya pake kopi ya ?”

Cucu : ”Hah? Gini ya ke, sekarang kakek tuh ,maunya apa ?mie atau kopi ke ?”jadi
nanti aku bikinya ga salah lagi ?”

Kakek : ”Apa cu ?”

Cucu : ”iya kakek maunya ap ?mie, susu atau kopi ?”

Kakek : ”Iya kakek mau makanya mie, dan minumnya kopi cu....”

Cucu : ”Oh begitu, yasudah kakek tunggu disini nanti aku bikinin dulu “

Tidak lama kemudian Cucu pergi kembali kedapur untuk membuatkan mie dan

Secangkir kopi, Namun sang Kakek malah mencari cucunya ...

Kakek : ”Cu...cu....dimana ya ? mungkin pergi keluar, saya cari saja ...”

Kakek pun malah pergi keluar mencari cucunya. Dan cucunya kebingungan
mencari kakeknya ....

Sementara itu, diluar rumah....

Kakek : ”cu...cu...kamu dimana cu...”

Karena kakek tidak hati-hati, kakek malah terjatuh karena tersandung batu dan
kakek pun terjatuh dan tak lama kemudian cucunya datang untuk menolong kakeknya.

Cucu : ”Astagfiruloh ke, tolong, tolong, tolong...kakek ini bagaimana..aku sedang


membuatkan mie tadi di dapur, malah kakek cari aku diluar ?Ayo kita bawa ke
rumah sakit...”

11
Cucunya pun membawa kakek kerumah sakit , dan dibantu oleh orang-orang
yang menolong kakeknya..

Dirumah Sakit...

Cucu : ”sus...suster...tolong kakek saya sus...”

Suster1: ”Iya mba, sabar mba tunggu disini sebentar, kakek akan ditangani oleh tim
medis”

Kakek pun dibawa suster 1 dan tim medis untuk diberikan perawatan luka.
Sementar itu diruang tunggu , cucunya menangis dan panik dan di tenangkan oleh suster
yang ada disana.

Suster2 : ”Sabar mba, kakek mba sedang di tangani oleh tim medis, untuk sementara
mba tunggu disini”

Cucu : ”Bagaimana saya bisa sabar sus, saya takut kakek saya kenapa-kenapa, kasian
dia sus”

Suster2: ”Iya saya mengerti mba, sekarang mba berdoa saja semoga kakek mba tidak
apa-apa”

Cucu : ”Saya pasti berdoa untuk kakek saya sus, itu pasti, saya akan berdoa semoga
kakek saya tidak apa-apa”

Tiba-tiba Tantenya datang dan menghampiri...

Tante : “de, gimana keadaan kakek sekarang? Apakah lukanya parah? Apakah kakek
pingsan? Kapan kejadiannya? ”

Cucu :”Ga tau tante, masih diperiksa oleh dokter”

Tante :”Kenapa bisa terjadi ? kamu tidak menjaga kakek dengan baik? Kamu tau kan
kakek itu sudah tua? Kenapa gak kamu temani kemana-mana? “

Cucu :”jangan nyalahin aku dong! Aku juga ga tau bakalan kaya gini”

Suster2 :”sabar mba!!bukan seperti itu cara menyampaikannya. Maaf mba, bukannya
saya mau ikut campur, tetapi sebaiknya mba tidak berbicara seperti itu pada
tante mba. Karena tante mba itu lebih tua usianya.”

Tante :”tidak apa-apa sus, mungkin dia terlalu terbawa emosi”

Cucu :”oh, ia terima kasih sus, sudah mengingatkan saya. Dan maafkan saya tante,
saya sudah berbicara kasar pada tante, saya terlalu terbawa emosi”

12
Tante :”ya sudah tidak apa-apa de, maafkan tante juga sudah cerewet sama kamu. Oh
ia, bagaimana keadaan ayah saya sus?”

Suster2 :”ayah anda sedang di periksa oleh dokter bu, ibu tunggu saja di sini.”

Di ruang Perawatan , Dokter memeriksa Kakek di bantu oleh perawat..

Suster1:”Ke, sebentar ya, saya periksa dulu, sebelah mana yang sakit ?”

Kakek :”Kakek terjatuh sus”

Suster1 :”Bukan ke, sebelah mana yang sakitnya ?”

Kakek:”Oh, di sebalah warung kopi jatuhnya”

(Suster tersenyum dan dengan sabar menjelaskan kembali )

Suster1:”Maksud saya, sebelah mana yang sakit ke?”

Kakek:”Ini sus kaki kakek sakit ,”

Suster1:”Rasa sakitnya seperti apa ke ?”

Kakek:”Banyak orang bilang kakek seperti Syahruk khan”

(Suster tertawa)

Suster1:”Kakek maksud saya bukan kakek seperti apa tapi sakitnya seperti apa?”

Kakek :”Oh, ngomong dong dari tadi sus, kan saya jadi malu, seperti ngilu sus, sakit
sekali!”

Suster1:”Oh begitu kakek tunggu dulu disini sebentar lagi dokter akan memeriksa”

Kakek:”Sus mau kemana?ko ga pamit dulu sama saya, ini sakit sus”

Suster1:”Iya sebentar ke, sebentar lagi kakek akan diperiksa”

Kakek:”Oh,aduh aduh...”(kakek kesakitan)

Tak lama kemudian dokter menghampiri ...

Dokter :”Ya pa, bagaimana perasaan bapak sekarang?”

Kakek :”Dokter gimana sih ,saya kesakitan malah di ajak becanda”

Dokter :”Siapa yang bercanda bapak, saya tanya bagaimana perasaan bapak”(dokter
sambil memeriksa kaki kakek)

13
Kakek:”oh, masih terasa sakit dok”

Dokter :”Iya saya sudah periksa kaki bapak, kaki bapak hanya bengkak biasa , saya akan
berikan resep untuk mengurangi bengkak di kaki bapa”

Kakek:”Saya ga butuh resep dok, cucu saya sudah jago masak dok, saya butuh obat”

Dokter :”Iya, yang saya maksudkan resep obat, bukan resep makanan”

Kakek:”Ih dokter ga usah maksa, saya ga butuh resep yang saya butuhin itu obat”

Dokter:” Iya baik saya akan berikan obat untuk bapa”

Kakek :’Nah gitu dong dok”

Dokter memberikan resep dan suster2 memanggil keluarganya....

Suster2 :”Bu, kakek telah di periksa, kakinya tidak apa-apa hanya bengkak, ini resep dari
dokter yang harus ditebus di apotek”

Kakek :”Kamu ngegadein apa , kenapa harus ditebus ?”

Tante :”Bukan yah, ini obat harus di tebus di apotek”

Kakek:”Kalau butuh uang minta saja ke ayah, pasti ayah kasih ko, “

Tante :”Astagfiruloh”

Suster2:”Begini ke, ini resep obat, nanti di beli di apotek, “

Kakek:”Oh begitu, iya deh”

Tante dan Cucu:”Sabar...sabar....”

Kakek pun di bawa pulang oleh keluarganya...dan di rawat dengan baik oleh
keluarganya dirumah...

14
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, pernyataan manusia


disini dinamakan pesan (message), dan orang yang menyampaikan disebut
komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan pesan
(message) disebut komunikan (communicator). Adapun isi pesan yang
disampaikan komunikator itu adalah pikiran atau perasaan, serta lambang dengan
menggunakan bahasa lisan maupun tulisan.

Cara berkomunikasi ada dua, yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan kata-kata yang
diungkapkan, sedangkan komunikasi non verbal sering diartikan sebagai bahasa
tubuh yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap tubuh.

Komunikasi non verbal pada anak-anak sama pentingnya seperti pada


orang dewasa. Misalnya: ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi
tanda tentang status emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa
orang dewasa mempunyai kendala pada hal-hal ini.

Sedangkan komunikasi pada lansia yang harus di perhatikan yaitu, faktor


fisik, psikologi, dan keterampilan komunikasi yang tepat. Selain itu, dalam
komunikasi terhadap lansia juga dibutuhkan keterampilan, di karenakan lansia
mengalami berbagai penurunan diantaranya adalah mengalami penurunan fungsi
pendengaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

_____. 2011.http://pocongkesurupan.blogspot.com/2010/01/komunikasi-pada-
lansia.html. Diperoleh tanggal 30 September 2011.

_____. 2011.http://makalahkuliahjurusanpai.blogspot.com/2011/05/teknik-
komunikasi-berdasarkan-tingkatan.html. Diperoleh tanggal 30 September
2011.

_____. 2011.http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi/.
Diperoleh tanggal 02 Oktober 2011.

16
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah
“Komunikasi pada orang dewasa dan lansia” bertujuan untuk memahami bahasan
dalam Ilmu Dasar Keperawatan VI tentang komunikasi. Penyusun mencoba
memaparkan pengertian komunikasi, cara berkomunikasi dengan baik, teknik
berkomunikasi dengan orang dewasa dan lansia. Selain itu, dibuatnya makalah ini
adalah untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan VI.

Terima kasih penyusun ucapkan pada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini, khususnya pada teman-teman
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani Cimahi dan Ibu Yayat yang
telah membimbing penyusun dalam membuat makalah ini. Semoga dengan
dibuatnya makalah ini, penyusun pada khususnya, dan pembaca pada umumnya,
dapat lebih memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan baik pada orang
dewasa dan lansia. Penyusun juga berharap agar makalah ini dapat memenuhi
nilai tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan VI dengan nilai yang baik.
Segala kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati
guna berkembangnya ilmu dan pengetahuan yang kita pelajari.

Bandung, 02 Oktober 2011

Penyusun.

17i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. i


Daftar Isi ………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1

I.2 Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 1

I.3 Sistematika Penulisan ………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Komunikasi ………………………………………….. 2

II.2 Cara Berkomunikasi ………………………………………….. 3

II.3 Teknik Berkomunikasi pada Orang Dewasa ………………….. 4

II.4 Teknik Berkomunikasi pada Lansia ………………………….. 5

ROLE PLAY …………………………………………. 10

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan ……….…………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 16

18
ii
diajukan untuk memenuhi tugas IDK VI
Disusun oleh :
Kelompok 3
Vera Monica (213110087)
Isma Adya Agistiani (213110088)
Gina Puspitasari (213110089)
Jerani Antara (213110091)
Feby Restunengsih (213110093)
Ahda Muharam (213110105)

Kelas : 2 C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL AHMAD YANI
CIMAHI
2011

19

Anda mungkin juga menyukai