Makalah Komunikasi
Makalah Komunikasi
PENDAHULUAN
Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama
lain. Seperti anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa
seperti, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang
status emosional dari orang dewasa. Sedangkan komunikasi pada lansia yang
harus di perhatikan yaitu, faktor fisik, psikologi, dan keterampilan komunikasi
yang tepat. Selain itu, dalam komunikasi terhadap lansia juga dibutuhkan
keterampilan, di karenakan lansia mengalami berbagai penurunan diantaranya
adalah mengalami penurunan fungsi pendengaran.
Makalah ini terdiri dari tiga bab sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan ; Bab
II Pembahasan ; dan Bab III Penutup.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut Berelson dan Stainer (1964), Komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain.
Menurut Hovland, Janis & Kelley (1953), Komunikasi adalah suatu proses
melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang
lainnya (khalayak).
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata
yang diungkapkan atau ditulis. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
komunikasi verbal adalah :
a. Kesederhanaan kalimat yang digunakan
b. Kejelasan kalimat
c. Tepat waktu dan relevan
2. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal sering diartikan sebagai bahasa tubuh yang
menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap tubuh.
Komunikasi nonverbal lebih banyak menunjukan apa yang dirasakan
daripada apa yang diungkapkan. Hal yang harus diperhatikan dalam
komunikasi nonverbal adalah:
a. Sikap tubuh dan cara berjalan
3
b. Ekspresi wajah
c. Gerakan tangan
Menurut Erikson 1985, pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi vs
isolasi, dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan
cinta kasih, monat, masalah dengan orang lain. Orang dewasa sudah mempunyai
sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah
sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya.
Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama
lain. Seperti anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa.
Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status
emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa
mempunyai kendala pada hal-hal ini. Orang dewasa yang di rawat di rumah sakit
biasa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh
tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi
status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan
mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang
4
dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini dapat terungkap dalam bentuk
kemarahan dan agresi.
1. Teknik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan
bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan
dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi
dapat dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan dan etika
komunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.
2. Responsive
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien
merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat
mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil
apapun hendaknya segera menanyakan tentang perubahan tersebut,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan, “apa yang sedang bapak/ibu
5
fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya bantu?” Berespon berarti
bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan dari klien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap
materi komunikasi yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan
pertanyaan-pertaanyaan di luar materi yang diinginkan, maka perawat
hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu
diperhatikan karena umumnya klien lansia senang menceritakan hal-
hal yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugas kesehatan.
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun
psikis secara terhadap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil.
Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien
lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala
ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan
menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi
beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien
termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuan.
5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses
komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara
mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu
kali perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat
diterima dan dipersepsikan sama oleh klien.
6
6. Sabar dan Ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umumnya
mengalami perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan
kekanak-kanakan. Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan
ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga
komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, solutif, namun dapat
berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan
kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.
7
9. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia
a. Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat
tangan
b. Bila hanya menyentuh tangannya hanya untuk mengucapaka
pesan-pesan verbal dan merupak metode primer yang non verbal
c. Jelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan intervensi
keperawatan yang akan diberikan
d. Mulai pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang efektif
f. Secara periodic mengklarifikasi pesan
g. Mempertahankan kontak mata dan mendengar yang baik dan
mendorong untuk berfokus pada informasi
h. Jangan berespon yang menonjolkan rasa simpati
i. Bertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan yang
mengancam dan akan mengakiri interview
j. Minta ijin bila ingin bertanya secara formal
Selain itu yang perlu di perhatikan di dalam komunikasi pada lansia yaitu,
factor fisik, psikologi, waktu yang tepat, serta keterampilan komunikasi
(pendengar yang baik) misalnya :
8
a. Mendengarkan dengan perhatian telinga kita
b. Memahami dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati yang
jernih
c. Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita
9
ROLE PLAY
Kakek : ”Cu...cu...cu....”
Cucu pun pergi ke dapur dan membuatkan mie untuk kakeknya. Beberapa
menit kemudian cucu pun datang membawakan mie untuk kakek tercinta.
10
Kakek : ”Mie untuk siapa cu ?”
Ketika Cucu sedang menyantap mie yang dibuatnya, sang kakek datang
kembali...
Cucu : ”Astagfirulooh ke, kakek ini gimana, ya sudah nanti dibikinin lagi ya ke..”
Cucu : ”Hah? Gini ya ke, sekarang kakek tuh ,maunya apa ?mie atau kopi ke ?”jadi
nanti aku bikinya ga salah lagi ?”
Kakek : ”Apa cu ?”
Kakek : ”Iya kakek mau makanya mie, dan minumnya kopi cu....”
Cucu : ”Oh begitu, yasudah kakek tunggu disini nanti aku bikinin dulu “
Tidak lama kemudian Cucu pergi kembali kedapur untuk membuatkan mie dan
Kakek pun malah pergi keluar mencari cucunya. Dan cucunya kebingungan
mencari kakeknya ....
Karena kakek tidak hati-hati, kakek malah terjatuh karena tersandung batu dan
kakek pun terjatuh dan tak lama kemudian cucunya datang untuk menolong kakeknya.
11
Cucunya pun membawa kakek kerumah sakit , dan dibantu oleh orang-orang
yang menolong kakeknya..
Dirumah Sakit...
Suster1: ”Iya mba, sabar mba tunggu disini sebentar, kakek akan ditangani oleh tim
medis”
Kakek pun dibawa suster 1 dan tim medis untuk diberikan perawatan luka.
Sementar itu diruang tunggu , cucunya menangis dan panik dan di tenangkan oleh suster
yang ada disana.
Suster2 : ”Sabar mba, kakek mba sedang di tangani oleh tim medis, untuk sementara
mba tunggu disini”
Cucu : ”Bagaimana saya bisa sabar sus, saya takut kakek saya kenapa-kenapa, kasian
dia sus”
Suster2: ”Iya saya mengerti mba, sekarang mba berdoa saja semoga kakek mba tidak
apa-apa”
Cucu : ”Saya pasti berdoa untuk kakek saya sus, itu pasti, saya akan berdoa semoga
kakek saya tidak apa-apa”
Tante : “de, gimana keadaan kakek sekarang? Apakah lukanya parah? Apakah kakek
pingsan? Kapan kejadiannya? ”
Tante :”Kenapa bisa terjadi ? kamu tidak menjaga kakek dengan baik? Kamu tau kan
kakek itu sudah tua? Kenapa gak kamu temani kemana-mana? “
Cucu :”jangan nyalahin aku dong! Aku juga ga tau bakalan kaya gini”
Suster2 :”sabar mba!!bukan seperti itu cara menyampaikannya. Maaf mba, bukannya
saya mau ikut campur, tetapi sebaiknya mba tidak berbicara seperti itu pada
tante mba. Karena tante mba itu lebih tua usianya.”
Cucu :”oh, ia terima kasih sus, sudah mengingatkan saya. Dan maafkan saya tante,
saya sudah berbicara kasar pada tante, saya terlalu terbawa emosi”
12
Tante :”ya sudah tidak apa-apa de, maafkan tante juga sudah cerewet sama kamu. Oh
ia, bagaimana keadaan ayah saya sus?”
Suster2 :”ayah anda sedang di periksa oleh dokter bu, ibu tunggu saja di sini.”
Suster1:”Ke, sebentar ya, saya periksa dulu, sebelah mana yang sakit ?”
(Suster tertawa)
Suster1:”Kakek maksud saya bukan kakek seperti apa tapi sakitnya seperti apa?”
Kakek :”Oh, ngomong dong dari tadi sus, kan saya jadi malu, seperti ngilu sus, sakit
sekali!”
Suster1:”Oh begitu kakek tunggu dulu disini sebentar lagi dokter akan memeriksa”
Kakek:”Sus mau kemana?ko ga pamit dulu sama saya, ini sakit sus”
Dokter :”Siapa yang bercanda bapak, saya tanya bagaimana perasaan bapak”(dokter
sambil memeriksa kaki kakek)
13
Kakek:”oh, masih terasa sakit dok”
Dokter :”Iya saya sudah periksa kaki bapak, kaki bapak hanya bengkak biasa , saya akan
berikan resep untuk mengurangi bengkak di kaki bapa”
Kakek:”Saya ga butuh resep dok, cucu saya sudah jago masak dok, saya butuh obat”
Dokter :”Iya, yang saya maksudkan resep obat, bukan resep makanan”
Kakek:”Ih dokter ga usah maksa, saya ga butuh resep yang saya butuhin itu obat”
Suster2 :”Bu, kakek telah di periksa, kakinya tidak apa-apa hanya bengkak, ini resep dari
dokter yang harus ditebus di apotek”
Kakek:”Kalau butuh uang minta saja ke ayah, pasti ayah kasih ko, “
Tante :”Astagfiruloh”
Kakek pun di bawa pulang oleh keluarganya...dan di rawat dengan baik oleh
keluarganya dirumah...
14
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Cara berkomunikasi ada dua, yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan kata-kata yang
diungkapkan, sedangkan komunikasi non verbal sering diartikan sebagai bahasa
tubuh yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap tubuh.
15
DAFTAR PUSTAKA
_____. 2011.http://pocongkesurupan.blogspot.com/2010/01/komunikasi-pada-
lansia.html. Diperoleh tanggal 30 September 2011.
_____. 2011.http://makalahkuliahjurusanpai.blogspot.com/2011/05/teknik-
komunikasi-berdasarkan-tingkatan.html. Diperoleh tanggal 30 September
2011.
_____. 2011.http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi/.
Diperoleh tanggal 02 Oktober 2011.
16
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah
“Komunikasi pada orang dewasa dan lansia” bertujuan untuk memahami bahasan
dalam Ilmu Dasar Keperawatan VI tentang komunikasi. Penyusun mencoba
memaparkan pengertian komunikasi, cara berkomunikasi dengan baik, teknik
berkomunikasi dengan orang dewasa dan lansia. Selain itu, dibuatnya makalah ini
adalah untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan VI.
Terima kasih penyusun ucapkan pada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini, khususnya pada teman-teman
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani Cimahi dan Ibu Yayat yang
telah membimbing penyusun dalam membuat makalah ini. Semoga dengan
dibuatnya makalah ini, penyusun pada khususnya, dan pembaca pada umumnya,
dapat lebih memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan baik pada orang
dewasa dan lansia. Penyusun juga berharap agar makalah ini dapat memenuhi
nilai tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan VI dengan nilai yang baik.
Segala kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati
guna berkembangnya ilmu dan pengetahuan yang kita pelajari.
Penyusun.
17i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
18
ii
diajukan untuk memenuhi tugas IDK VI
Disusun oleh :
Kelompok 3
Vera Monica (213110087)
Isma Adya Agistiani (213110088)
Gina Puspitasari (213110089)
Jerani Antara (213110091)
Feby Restunengsih (213110093)
Ahda Muharam (213110105)
Kelas : 2 C
19