LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Manajemen Perawatan Gedung
yang diampu oleh: Dr. H. Nanang Dalil Heman, S.T., M.T.
Oleh:
Nidzar Fashy Muzaki NIM. 1600271
Vini Julia NIM. 1601153
Muhammad Sandre N BR NIM. 1602057
Dewi Janti S NIM. 1602173
Muhammad Faj’al A NIM. 1602367
Ghani Kusuma W NIM. 1603779
Anisya Lestari NIM. 1603825
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pentingnya rumah susun sebagai solusi perumahan di lingkungan perkotaan
semakin mendesak pemerintah untuk dapat memfasilitasi pembangunan rumah
susun yang tidak hanya memiliki kualitas bangunan fisik yang baik, tetapi juga
mampu mengakomodasi kebutuhan penghuni ataupun calon penghuninya. Dalam
upaya mendukung terpenuhinya kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat
berpenghasilan rendah, khususnya para pekerja industri, penataan kawasan kumuh
perkotaan serta percontohan pengelolaan hunian rumah susun di Jawa Barat,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Pusat sejak tahun
2011 telah memulai pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) pada
empat lokasi yang tersebar di kawasan peri-urban Bandung Raya bertempat di
Ujung Berung (Kota Bandung), Rancaekek dan Solokan Jeruk (Kabupaten
Bandung), dan Batujajar (Kabupaten Bandung Barat). Peningkatan kualitas hidup
penghuni rusunawa hanya dapat dicapai jika penghuni merasa terfasilitasi beragam
kebutuhannya.
Hasil penelitian Setiadi (2014) pada dua lokasi rusunawa di lingkungan
ibukota, serta berbagai rusunawa di kota-kota besar di Indonesia lainnya, seperti di
Medan dan Yogyakarta, secara indikatif menunjukkan adanya ketidakpuasan
penghuni terhadap aspek fisik maupun pengelolaan rusunawa ATR diresmikan
pada 29 Desember 2015 atau telah beroperasi selama kurang lebih tiga tahun.
Sebagai rusunawa pionir yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
penting kiranya untuk mengetahui bagaimana kualitas ATR melalui skema evaluasi
pascahuni (EPH). EPH terhadap kinerja bangunan dan pengelolaan ATR penting
dilakukan sebagai bahan masukan bagi pengelolaan ATR serta pengembangan
program rusunawa selanjutnya, khususnya di Jawa Barat.
Hakekatnya pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung adalah
dimaksudkan untuk mempertahankan, dan memulihkan kembali sesuai fungsi dan
kondisi bangunan sebagaimana yang telah di rencanakan. Dengan kondisi
bangunan rusunawa yang dimaksud diatas, akan terkait dua hal yaitu performance
bangunan dan keandalan bangunan. Sedangkan fungsi dari bangunan biasanya
1
2
sudah direncanakan sewaktu diadakan perencanaan awal yang tidak boleh dirubah,
karena akan ada kemungkinan mempengaruhi keandalan struktur bangunan.
Sebagai contoh bangunan yang berfungsi untuk hunian tidak boleh dirubah menjadi
bangunan yang berfungsi untuk komersial. Atau lebih detail ruang untuk kantor
tidak boleh dirubah menjadi ruang untuk gudang, hal ini akan sangat berbahaya
karena beban pelat lantai akan tidak mampu.
Kami sebagai mahasiswa prodi pendidikan teknik bangunan akan membahas
mengenai Manajemen Perawatan Gedung pada Bangunan Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa) dari hasil observasi. Rusunawa yang akan kami tinjau dan amati
adalah Rusunawa Cingised.
Bab ini membahas berupa kajian literatur atau dasar teori yang berhubungan pada
pembahasan laporan.
BAB III METODOLOGI
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas kesimpulan dan saran pembahasan pada laporan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa
Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan
bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu
laik fungsi (preventive maintenance). Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan
memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan
bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi
(currative maintenance).
Setiadi (2015) mengungkapkan bahwa sejarah rusunawa dalam konteks
public housing di Eropa dan Amerika umumnya dipersepsikan memiliki gambaran
umum yang negatif dan memunculkan berbagai ketidakpuasan penghuninya. Baru
setelah tahun 1980, stigma tersebut perlahan berubah. Sementara itu, di Indonesia
gambaran umum rusunawa yang ada di kota-kota besar menunjukkan
kecenderungan yang tidak jauh berbeda dengan kondisi rusunawa di Amerika dan
Eropa sebelum tahun 1980 tersebut.
Pemeliharaan bangunan gedung rusunawa adalah merupakan kegiatan
menjaga keandalan bangunan gedung rusunawa beserta prasarana dan sarananya
agar bangunan gedung rusunawa selalu laik fungsi. Sedangkan perawatan bangunan
gedung rusunawa adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian
bangunan gedung, komponen bangunan gedung, bahan bangunan, dan/atau
prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi. Fungsi bangunan
gedung rusunawa dapat merupakan hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya
dan juga fungsi khusus.
Untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan rusunawa, ada beberapa
peraturan yang dikeluarkan oleh instansi terkait, salah satunya adalah Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan
dan Perawatan Bangunan Gedung.
4
5
undang ini dapat berbentuk badan hukum, kecuali untuk rumah susun umum sewa,
rumah susun khusus, dan rumah susun negara. Ekuivalen istilah pengelola dalam
undang-undang dengan badan pengelola rusunawa yang terdapat dalam
permenpera, tapi khusus untuk pengelola pada rumah susun sew2.3 a, rumah susun
khusus, dan rumah susun negara.
Pengelola yang berbadan hukum harus mendaftar dan mendapatkan izin
usaha dari bupati/walikota, khusus DKI Jakarta, harus mendaftar dan mendapatkan
izin usaha dari Gubernur.
Dalam pasal tersebut, pada ayat (2), (3), (4) merinci syarat-syarat untuk
Kepala badan pengelola, bendahara, pengurus administrasi, pemeliharaan, dan
penghunian dan/atau urusan lainnya.
Sedangkan arti pengelola menurut Surat Edaran Menteri PU Nomor 07 Tahun
2013 adalah perorangan yang merupakan bagian dari organisasi pengelola dan
mampu melakukan tindakan hukum untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
pengelolaan rumah susun sewa. Artinya orang perorangan yang ditunjuk sebagai
bagian dari badan pengelola adalah pengelola rusunawa.
Mengingat tugas dan fungsinya yang cukup berat, maka tenaga-tenaga
pengelola ini perlu dipersiapkan secara matang, karena dipersiapkan untuk
7
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA