*1611122037 Kelompok D1
ABSTRAK
Susu mengandung karbohidrat (laktosa), protein, lemak, vitamin, dan mineral yang
dibutuhkan tubuh. Namun komposisi susu berbeda-beda untuk spesies yang berbeda. Analisa
proksimat dilakukan untuk membandingkan kadar masing-masing kandungan gizi pada susu sapi
bubuk dan susu kedelai bubuk .Pengujian kadar air menggunakan metode oven, kadar lemak
menggunakan metode ekstraksi soxhlet, kadar protein dengan menggunakan metode Kjehdal. Kadar
air susu sapi bubuk (basis basah) rata-rat 5,20% dan kadar air susu kedelai bubuk (basis basah) rata-
rata 4,24 %. Kadar abu susu sapi bubuk sebesar 6,67 % lebih tinggi dibandingkan kadar abu susu
kedelai bubuk sebesar 4,67 %. Kadar lemak susu sapi bubuk yaitu 22,70% dan kadar lemak susu
kedelai bubuk adalah 34,17%. Kadar protein susu sapi adalah 0,27 % dan kadar protein susu kedelai
bubuk adalah 0,25 %. Kadar karbohidrat pada susu sapi bubuk sebesar 65,16% lebh tinggi
diandingkan kadar karbohidrat susu kedelai bubuk yang sebesai 56,68 % . kadar konponen kimia
setiap bahan berbeda tergantung pada komoditas
PENDAHULUAN
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing)
pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Susu
mengandung karbohidrat (laktosa), protein, lemak, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan
tubuh. Namun komposisi susu berbeda-beda untuk spesies yang berbeda, karena
kebutuhan setiap spesies juga berbeda. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya susu segar menyebabkan peningkatan konsumsi susu segar, namun susu segar
tidak bertahan lama jika disimpan pada suhu ruang tanpa pengolahan terlebih dahulu. Salah
satu pengolahan tersebut adalah dengan menggunakan spray dryer sehingga susu menjadi
bubuk dan dapat disimpan pada waktu yang lama.
Susu merupakan bahan makanan yang seimbang dan bernilai gizi tinggi. Perbandingan
zat-zat tersebut sempurna sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan akan susu hewani, menyebabkan harga susu sapi
semakin mahal. Dan disinyalir susu hewani dapat meningkatkan kadar kolesterol sehingga
tidak dianjurkan dikonsumsi secara berlebihan, terutama bagi seseorang yang menderita
beberapa penyakit tertentu dan alergi terhadap protein hewani (Budimarwandi)
Tidak semua orang dapat mengkonsumsi susu sapi, hal ini disebabkan susu sapi
mengandung lebih dari 20 protein alergen yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Susu
kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti susu sapi karena mengandung gizi yang
hampir sama dengan susu sapi. Kandungan protein susu kedelai mencapai 1,5 kali protein
susu sapi. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamun A, vitamin B1, vitamin B2 dan isoflavon. Kandungan asam lemak tak jenuh
pada susu kedelai lebih besar serta tidak mengandung kolesterol (Susanti, 2016).
Meskipun susu kedelai bubuk memiliki kandungan gizi yang hampir sama
dibandingkan susu sapi bubuk, namun susu kedelai bubuk kurang diminati oleh masyarakat
karena susu cepat mengendap dan berbau langu. Analisa proksimat dilakukan untuk
membandingkan kadar masing-masing kandungan gizi pada susu sapi bubuk dan susu kedelai
bubuk .
METODE PRAKTIKUM
Kadar Karbohidrat (%) = 100% - (kadar air + kadar abu + kadar lemak +kadar protein)
Dari praktikum tersebut diperoleh kadar air susu sapi bubuk (basis basah) rata-rat
5,20% dan kadar air susu kedelai bubuk (basis basah) rata-rata 4,24 %. Hasil ini kurang lebih
sesuai dengan SNI susu bubuk. Dimana kadar air dari susu bubuk maksimal adalah 5 % (SNI,
2015). Pada susu bubuk diperoleh kadar air yang sedikit karena susu telah mengalami proses
pengeringan. Menurut SNI (2015) susu bubuk diperoleh dengan cara mengurangi sebagian
besar air melalui proses pengeringan susu segar atau susu rekombinasi atau pencampuran
kering (dry blend) dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, unsur gizi lainnya, dan
bahan tambahan yang diinginkan.
2. Analisa Kadar Abu
Kadar abu (%) susu kedelai bubuk dan susu sapi bubuk yang diperoleh dari hasil
praktikum ditampilakan pada tabel.2
Tabel. 2 kadar abu (%) susu sapi dan susu kedelai
Pada tabel. 2 terlihat bahwa kadar abu susu sapi bubuk sebesar 6,67 % lebih tinggi
dibandingkan kadar abu susu kedelai bubuk sebesar 4,67 %. Hal ini disebabkan susu sapi
bubuk pada pengolahannya telah diperkaya dengan vitamin dan mineral.
Menurut Sudarmaji (2010) kadar abu erat hubungannya dengan kadar mineral yang
terdapat pada bahan. Penentuan kadar abu pada bahan dimaksudkan untuk mengetahui
komponen yang tidak menguap yaitu komponen anorganik dan mineral yang tetap tinggal
pada pembakaran senyawa organik. Semakin tinggi kadar abu suatu bahan maka semakin
rendah kemurnian bahan tersebut. Tinggi rendahnya kadar abu pada bahan disebabkan
perbedaan kandungan mineral yang ada pada bahan serta dipengaruhi proses demineralisasi
pada saat pembuatan produk .
3. Analisi Kadar Lemak
Kadar lemak pada susu sapi bubuk dan susu kedelai bubuk yang diperoleh saat
praktikum ditampilkan pada tabel. 3
Tabel. 3 Kadar lemak (%) susu sapi bubuk dan susu kedelai bubuk
Berdasarkan hasil praktikum kadar lemak susu sapi bubuk yaitu 22,70% dan kadar
lemak susu kedelai bubuk adalah 34,17%. Kadar lemak susu sapi bubuk yang diperoleh lebih
kecil dibandingkan kadar lemak susu kedelai bubuk. Kadar lemak produk hewani seharusnya
lebih tinggi dibandingkan kadar lemak nabati. Hal ini disebabkan kandungan lemak semakin
menurun walaupun penurunannnya sangat kecil, hal ini diduga disebabkan karena lemak
yang terhidrolisis oleh air dan adanya perlakuan suhu tinggi yang dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan lemak yang berakibat menurunnya kandungan lemak pada susu
(Picaully,2015).
4. Analisa Kadar Protein
Kadar protein pada susu sapi bubuk dan susu kedelai bubuk yang diperoleh melalui
praktikum ditampilkan dalam tabel. 4
Tabel. 4 Kadar Protein (%) susu sapi bubuk dan susu kedelai bubuk
Berdasarkan hasil praktikum yang ditampilkan pada tabel.4 kadar protein susu sapi
adalah 0,27 % dan kadar protein susu kedelai bubuk adalah 0,25 %. Menurut SNI (2015)
kandungan protein susu bubuk minimal adalah 3 %. Hal ini jauh bebeda dengan hasil
praktikum yang diperoleh. Menurut Laryska (3013) Komponen-komponen susu yang
terpenting adalah protein dan lemak. Kandungan protein susu berkisar antara 3 - 5 persen
.Penurunan kandungan protein ini diduga disebabkan penambahan air yang semakin
banyak dengan perlakuan panas yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein.
Dengan semakin banyaknya protein yang terdenaturasi oleh panas, makin sedikit jumlah
protein yang terekstrak dalam susu kedelai dan susu sapi
Berdasarkan hasil praktikum yang ditampilkan pada tabel. 5 diperoleh hasil bahwa
kadar karbohidrat pada susu sapi bubuk sebesar 65,16% lebh tinggi diandingkan kadar
karbohidrat susu kedelai bubuk yang sebesai 56,68 % . hal ini disebabkan pada pengolahan
susu sapi bubuk telah ditambahkan gula sebagai pemanis sehingga kandungan karbohidratnya
tinggi.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Laryska,Nabila dan Tri Nurhayati.2013.Peningkatan Kadar Lemak Susu Sapi Perah dengan
Pemberian Pakan Konsentrat Komersial dibandingkan dengan Ampas Tahu.Jurnal
Agroveteriner. Vol.1:79-87.No.2.