Anda di halaman 1dari 5

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.

03
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 01.07.04

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 01.07.04 PEKANBARU


NOMOR : 002/PKPO/XII/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI

RUMAH SAKIT TK IV 01.07.04 PEKANBARU

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 01.07.04 PEKANBARU

MENIMBANG :

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Rumah Sakit dan melaksanakan Visi
dan Misi Rumah Sakit maka dipandang perlu untuk dibentuk Komite Farmasi dan
Terapi di Rumah Sakit
b. Bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, perlu ditetapkan dengan surat
keputusan.

MENGINGAT :

1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. PeraturanPresiden RI No. 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit.
3. PeraturanMenteriKesehatan RI Nomor 72 tahun 2016
tentangPelayananKefarmasian di RumahSakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004, tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
5. KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor 631 tahun 2015
tentangPedomanPeraturan Internal StafMedis di RumahSakit.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

KESATU : Membentuk Komite Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit sebagaimana


terlampir.

KEDUA : Semua pihak yang terkait dalam Komite FarmasidanTerapi Rumah Sakit
tersebut wajib melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan
tanggung jawab.
KETIGA : Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit , mempunyai tugas pokok sebagai
berikut:
1. Menyusun program kerja tentang farmasi dan terapi di RS. .
2. Melaksanakan usaha – usaha peningkatan mutu pelayanan farmasi dan
terapi di RS.
3. Melaporkan hasil kegiatan Komite Farmasi dan Terapi kepada Wadir.
Pelayanan & Medis.

KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal
1 tahun sekali.

KELIMA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan


dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, Desember 2018


Kepala Rumah Sakit TK IV 01.07.04 Pekanbaru

dr. Alexander Indra Humala Sibarani,Sp.OG.M.Kes


Mayor Ckm NRP 11060000500977
Pengertian

Komite Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan


komunikasi antara para staff medis dengan farmasi sehingga anggotanya terdiri dari
para dokter yang mewakili spesialisasi – spesiliasi yang ada di rumah sakit dan
apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
Ketua komite farmasi dan terapi dipilih dari dokter yang ada jika ada ahli
Farmakologi klinik maka sebagai ketua. Sekretaris Apoteker dari IFRS. Mengadakan
rapat secara teratur sedikitnya 2 (dua) bulan sekali. Untuk RS besar 1(satu) bulan
sekali.

1. Tujuan
Menerbitkan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta
evaluasinya. Melengkapi staff fungsional di bidang kesehatan dengan pengetahuan
terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan
kebutuhan.

2. Kebijakan
a. Mengatur penggunaan obat dirumah sakit sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
b. Memberikan rekomendasi pada pimpinan Rumah Sakit untuk mencapai budaya
pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.
c. Khusus untuk pasien kelas tiga agar menggunakan obat generik.

3. Landasan Hukum
a. KEPMENKES no. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang standar pelayanan
farmasi.
b. Peraturan Presiden RI no 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit.
c. KEPMENKES no. 631/Menkes/SK/IV/2015 tentang pedoman peraturan internal
staff medis di rumah sakit.

4. Kewajiban Komite Farmasi dan Terapi


a. Memberikan rekomendasi pada pimpinan rumah sakit untuk mencapai budaya
pengelolaan dan pengunaan obat secara rasional.
b. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah
sakit, penggunaan obat antibiotik dan lain - lain.
c. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat
terhadap pihak – pihak yang terkait.
d. Melaksanakan pengkaijan pengelolaan dan penggunaan obat dan memberikan
umpan balik atas hasil pengkajian tersebut.

5. Pedoman Pembuatan Formularium


a. Membuat Formularium di rumah sakit berdasarkan efek terapi keamanan serta
harga obat dan juga harus meminimalisasi duplikasi dalam tipe obat, kelompok
dan produk yang sama.
b. Mengajukan Formularium kepada Wadir Pelayanan.
c. Mengevaluasi untuk produk baru dan merevisi formularium tiap 3 tahun sekali.
d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan
– kebijakan dan peraturan – peraturan mengenai obat dirumah sakit sesuai
peraturan yang berlaku.
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dirumah sakit dengan mengkaji
Medical Record dibandigkan dengan standar diagnosa dan terapi (tinjauan ini
dimaksud untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan secara
rasional).
f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
g. Menyebar luaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis
dan perawat.

6. Struktur Organisasi Komite Farmasi dan Terapi

Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :

Anggota :

7. Fungsi dan Ruang Lingkup


a. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan obat
untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara
subjektif, terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus
meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama.
b. Komite Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak
produk obat baru atau dosis obat yang disusulkan oleh anggota staf medis.
c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di Rumah Sakit
d. Membantu instalasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan –
kebijakan dan peraturan – peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit
sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji
medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus – menerus penggunaan obat
secara nasional.
f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis
dan perawat.

8. Tugas Apoteker Dalam Komite Farmasi dan Terapi


a. Sebagai Sekretaris.
b. Menetapkan jadwal pertemuan.
c. Mengajukan / menyusun acara yang akan dibahas dalam pertemuan.
d. Menyiapkan dan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan
dalam pertemuan.
e. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan kepada
Wadir Pelayanan Medis.
f. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh Wadir
Pelayanan Medis kepada seluruh pihak yang terkait.
g. Melaksanakan keputusan – keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.

Anda mungkin juga menyukai