Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah berkembang biak. Berkembang


biak adalah proses reproduksi atau proses memperbaharui keturunan pada mahluk
hidupuntuk mempertahankan jenisnya agar tidak punah. Reproduksi adalah suatu
proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi.

Fungsi reproduksi pada alat kelamin jantan dapat dibagi menjadi tiga
subdivisi utama: pertama, spermatogenesis, yang berarti hanya pembentukan
sperma. Kedua, kinerja kegiatan seksual alat kelamin jantan. Dan
ketiga,pengaturan fungsi reproduksi alat kelamin jantan oleh berbagai
hormon.(Guyton & Hall,1997)
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan
berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai
sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta sebuah kloaka yang
menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono, 1997). Alat
reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok danalat kelamin
pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk
spermatozoa yaitu testis.

Spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan spermatozoa (sel


gamet jantan) yang terjadi di Tubuli seminiferi yang terletak di testes. Testes 90%
tersusun oleh tubuli seminiferi, sedangkan yang 10% adalah sel intertitiel dan
jaringan ikat. Spermatozoa yang dihasilkan oleh tubuli seminiferi dikeluarkan ke
saluran reproduksi jantan yang terdapat silia dan muskulernya yang dapat
menggerakkan spermatozoa dalam proses transportasi, saluran reproduksi jantan
tersebut adalah retetestes, vas defferens epididimis, vas defferens dan terakhir di
uretra.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui proses spermatogenesis
2. Mengetahui tahapan perkembangan spermatogenesis
3. Mengetahui berapa lama proses dan tahapan perkembangan
spermatogenesis
4. Mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari sperma unggas

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses spermatogenesis ?
2. Bagaimana tahapan perkembangan spermatogenesis ?
3. Berapa lama terjadinya proses dan tahapan perkembangan
spermatogenesis ?
5. Apa saja bagian-bagian dan fungsi dari sperma unggas ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di


epithelium seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis
(pituitaria bagian depan)..Hormon utama yang berperan dalam spermatogenesis
adalah LH, FSH, dan testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig. Testosteron
akan mempengaruhi sel sertoli dengan cara meningkatkan tingkat
responsifitasnya terhadap FSH dan secara simultan akan menghambat LH
dengan cara mekanisme umpan balik negatif melalui poros hipotalamo-
hipofiseos. FSH bertugas mengontrol pematangan epithelium germinal dengan
mempengaruhi langsung sel sertoli dan menginduksi sel sertoli untuk
memproduksi protein yang mengikat androgen atau disebut andogen binding
protein. Dalam kondisi tidak adanya kelenjar pituitari, spermatogenesis dapat
diinisiasi oleh FSH dan testosteron. FSH merangsang untuk memproduksi
ABP oleh sel sertoli dan membantu fungsi sel sertoli sebagai blood-testis barier
serta fungsi lain sel sertoli. Ketika sel sertoli telah berfungsi maka
testosterondapat bertindak memelihara spermatogenesis. Dalam kondisi normal,
FSH akan memicu terbentuknya spermatogonia dengan cara mencegah atresia
spermatogonia A yang sedang berdeferensiasi. Spermatogonia A 50% dapat
dikurangi 5dengan cara meningkatkan aktivitas seksual. Kadar FSH
dipengaruhi oleh lingkungan, dittingkatkan oleh aktivitas seksual dan dihambat
oleh inhibin.Androgenkemudian ditransport dari tempat produksinya yaitu sel
leydiguntuk merangsang perkembangan sel-sel benih di tubulus seminiferus.
ABP diproduksi oleh sel sertoli dan dicurahkan ke lumen untuk bergabung
dengan androgen menuju ke caput epididimis. Sintesis ABP tergantung pada
stimulasi FSH tetapi hanya setelah sel seryoli tidaka ada pengaruh dari
androgen. Testosteron berpartisipasi untuk menginduksi dan memelihara
spermatogenesis, beraksi melalui reseptor androgen sel sertoli atau melalui
reseptor androgen sel spermotogenik.Selain mekanisme di atas, testis juga
mensekresikan hormon-hormon lain yang berperan dalam regulasi
spermatogenesis namun mekanisme yang jelas belum diketahui. Salah satu
diantaranya adalah estradiol E2. Saat pertama diteliti, E2 merupakan hormon
kelamin betina, tapi reseptor estrogen (ER) juga ditemukan banyak di sel-
sel testikuler mengidentifikasikan bahwa estrogen juga berperan di dalam
pengaturan kerja testikuler. Di testis, ER merupakan reseptor utama dari
estrogen yang berada di nukleus spermatogonia, spermatosit dan
perkembangan awal spermatid
.

2. 2 Tahapan perkembangan spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses dinamis perkembangan sel – sel spermatogenik


dari tahap spermatogonia sampai terbentuk spermatozoa. Spermatogenesis
dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Fungsi reproduksi pada alat
kelamin jantan dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama yaitu spermatogenesis,
kinerja kegiatan seksual alat kelamin jantan, dan pengaturan fungsi reproduksi
alat kelamin jantan oleh berbagai hormon. (Guyton & Hall, 1997).

Spermatozoa merupakan sel gamet pejantan yang dibentuk di dalam tubuli


seminiferi pada testis. Spermatozoa yang sudah terbentuk seluruhnya merupakan
perpanjangan sel yang terdiri dari kepala yang hampir seluruhnya terdiri dari
kromatin, dan ekor yang memberi daya gerak sel (Garner dan Hafez, 1980)

Dalam proses spermatogenesis, jumlah kromosom direduksi dari diploid (2n)


menjadi haploid (n) pada setiap sel. Spermatogonium merupakan tahap pertama
pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari
46 kromosom dan (2n) kromatid. Proses selanjutnya yaitu spermatosit primer.
Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak
terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4n
kromatid. Setelah spermatosit primer kemudian spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom
dan 2n kromatid. Selanjutnya yaitu spermatid. Spermatid merupakan meiosis dari
spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang
kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.hasil dari proses
ini yaitu sperma. Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid.
Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N
kromatid dan merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
Proses spermatogenesis sebenarnya merupakan suatu proses yang berlangsung
secara kontinyu selama masa produktif. Perjalanan spermatozoa dari tubuli
seminiferi sampai di vas deferens membutuhkan waktu 1- 4 hari, kemudian terjadi
proses pendewasaan pada bagian proximal vas deferens selama beberapa jam lalu
disimpan pada bagian distal vas deferen (Wayan, dkk, 2013)

Semen
Semen merupakan cairan yang diproduksi oleh organ genetalia jantan
dan diejakulasikan keluar dari tubuh untuk dapat membuahi sel telur. Semen
mengandung spermatozoa dan jumlah suspensi kimia. Bahan –bahan
kimia tersuspensi tersebut memberikan sifat semen yaitu konsistensi yang
lengket, dan sedikit basa. Kondisi ini sangat mendukung spermatozoa agar
dapat bertahan hidup di sistem reproduksi betina terutama dibagian vagina
yang cenderung asam

2.3 Waktu pembentukan Spermatogenesis


Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelium
(tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis (pituitaria
bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis.
Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial, fase meiosis,
dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13 –14 hari.
2.4 Bagian-bagia sperma pada unggas

Spermatozoa unggas secara umum memiliki bagian-bagian yang sama

dengan spermatozoa ternak mamalia yang lain namun bentuk spermatozoa pada

kelompok unggas berbeda. Spermatozoa unggas nunukan memiliki kepala

silindris dengan titik akrosom pada pagian ujungnya, bagian tengah yang pendek
dan ekor yang lebih panjang.

Spermatozoa ungags memiliki kepala sedikit melengkung yang terdiri dari

akrosom dan nukleus. Kepala spermatozoa ayam lebih sederhana karena kantung
akrosom tidak sampai segmen ekuatorial seperti halnya spermatozoa mamalia
(Etches 1996).

Kepala spermatozoa memiliki panjang 12,766±2,307 μm dan mengandung

nukelus atau intisel yang terdiri atas materi genetik. Bagian kepala spermatozoa

terdiri atas akrosom dengan panjang 1,911±0,455 μm dan nucleus dengan

panjang 10,850±1,798 μm. Akrosom berasal dari badan golgi spermatogonia dan

terdiri atas tudung akrosom dan punggung akrosom (Etches, 1996). Akrosom

mengandung enzim yang dibutuhkan oleh spermatozoa pada saat fertilisasi, antara

lain proakrosin, hialuronidase, zoana lisin esterase dan asam hydrolase (Etches,
1996; Jamieson, 2007)

Bagian tengah spermatozoa memiliki panjang 4,220±1,127 μm. Panjang

bagian tengah terkait dengan pasokan energi yang lebih besar melalui produksi
ATP dalam mitokondria (Cardullo dan Baltz, 1991).

Panjang bagian ekor spermatozoa ayam nunukan adalah 75,738± 9,061

μm. Ekor ini berfungsi sebagai alat gerak spermatozoa. Bagian tengah dan ekor

spermatozoa berasal dari mitokondria dan sitoskleton sel yang menyebabkan


spermatozoa menjadi motil
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme
baru diproduksi. Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya
elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing
mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta sebuah
kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono, 1997).

Spermatogenesis merupakan suatu proses dinamis perkembangan sel-sel


spermatogenik dari tahap spermatogonia sampai terbentuk spermatozoa (sel gamet
jantan) yang terjadi di Tubuli seminiferi yang terletak di testes. Spermatozoa
unggas secara umum memiliki bagian-bagian yang sama dengan spermatozoa
ternak mamalia yang lain namun bentuk spermatozoa pada kelompok unggas
berbeda. Spermatozoa unggas nunukan memiliki kepala silindris dengan titik
akrosom pada pagian ujungnya, bagian tengah yang pendek dan ekor yang lebih
panjang.

3.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penyusunan makalah ini


mengenai proses spermatogenesis pada unggas.
DAFTAR PUSTAKA

Ardhani,Fikri, dkk. 2015. MORFOLOGI DAN MORFOMETRIK

SPERMATOZOA AYAM NUNUKAN. JURNAL BIOPROSPEK


UNIVERSITAS MULAWARMAN. 10 (2) 2015 61-66.
Sarengat, W. 1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan dan
Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai