Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riska Nanda

NIM : 1701203010032

Mata kuliah : Pasar Modal Syariah

Ringkasan Obligasi Syariah

Obligasi syariah (Sukuk) menurut fatwa Dewan Syariah Nasional ialah


suatu surat berharga jangka panjang yang berdasarkan prinsip syariah, yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sedangkan menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions (AAOIFI) berpendapat lain mengenai arti sukuk. Menurut organisasi
tersebut, sukuk adalah sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti
kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu asset, hak manfaat, dan jasa – jasa
atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.

Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah yaitu


mudharabah, musyarakah, qiradh, murabahah, salam, istisna, dan ijarah.
Pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad yang
digunakan. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah juga mengikuti akad-akad
yang digunakan. Syarat untuk dapat menerbitkan obligasi syariah antara
lain: Aktivitas utama yang halal yang sesuai dengan prinsip syariah dan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Yang kedua peringkat investment grade
dimana harus memiliki fundamental usaha yang kuat, memiliki fundamental
keuangan yang kuat, memiliki citra baik dimata public. Yang ketiga keuntungan
tambahan jika masuk ke dalam kelompok Jakarta Islamic Indec (JII).

Bentuk-bentuk obligasi syariah; obligasi mudharabah ialah obligasi syariah


yang menggunakan akad mudharabah. Akad mudharabah adalah akad kerja sama
antara pemili modal dengan pengelola modal. Produk obligasi mudharabah juga
dapat dikonversi menjadi saham dalam jangka waktu tertentu dengan perstujuan
pemiliknya. Sehingga pemilik surat ini berubah menjadi mitra kerja sama
kontemporer bagi perusahaan. Dalam keuntungan investasinya menjadi pemilik
saham atau mitrra sama selamanya.

Obligasi ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad ijarah. Akad ijarah
adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Artinya,
pemilik harta memberikan hak untuk memanfaatkan objek dengan manfaat
tertentu dengan membayar imbalan kepada pemilik objek. Ijarah mirip dengan
leasing. Tetapi tidak sepenuhnya sama. Dalam akad ijarah disertai dengan adanya
perpindahan manfaat tetapi tidak tejadi perpindahan kepemilikan. Secara teknis,
obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: pertama investor dapat
bertindak sebagai penyewa. Yang kedua setelah investor memperoleh hak sewa,
maka investor menyewakan kembali objek sewa tersebut kepada emiten.

Obligasi musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian


atau akad musyarakah yaitu di mana terdapat dua pihak atau lebih yang
bekerjasama menggabungkan modal untuk dapat membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha.
Keuntungan dan kerugian yang timbul, ditanggung bersama sesuai dengan jumlah
partisipasi modal masing-masing. Obligasi Istishna dan Obligasi Murabahah yaitu
kepemilikan utang yang semakin meningkat yang diperoleh dari jenis pembiayaan
istishna dan murabahah. Sebagaimana disebutkan bahwa Islam melarang
perdagangan utang, maka sertifikat ini tidak dapat diperdagangkan. Obligasi
salam ialah dalam bentuk ini, dana dibayarkan di muka dan komoditi menjadi
utang. Dana juga dapat dalam bentuk sertifikat yang merepresentasikan utang.
Sertifikat ini juga tidak dapat diperdagangkan.
Jenis-jenis obligasi syariah berdasarkan institusi yang menerbitakan terbagi
menjadi: Obligasi korporasi (perusahaan), yaitu obligasi syariah yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memenuhi prinsip syariah. Dalam penerbitannya
terdapat beberapa pihak yang terlibat yaitu: obligor, yaitu emiten yang
bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai nominal obligasi yang
diterbitkan sampai dengan jatuh tempo. Wali amanat, yaitu untuk mewakili
kepentingan investor. Investor, yaitu pemegang obligasi yang memiliki hak atas
imabalan, margin, dan nilai nominal obligasi sesuai partisipasi masing-masing.

Surat berharga syariah negara selanjutnya disebut SBSN, yaitu merupakan


surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti
atas bagian penyertaan aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta
asing. Karakteristik SBSN: Sebagai bukti kepemilikan aset berwujud atau hak
bermanfaat : pendapatan berupa imbalan, margin, dan bagi hasil sesuai jenis akad
yang digunakan. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir.
Penerbitannya melalui wali amanat berupa spesial purpose vehicle (SPV).
Memerlukan underlying aset (sejumlah tertentu aset yang jadi objek perjanjian.
Berfungsi untuk menghindari riba, sebagai persyaratan untuk dapat
diperdagangkannya obligasi di pasar sekunder, dan akan menentukan jenis
struktural obligasi. Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah.

Dalam penerbitannya terdapat beberapa yang terlibat yaitu Obligor, yaitu


emiten yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai nominal
obligasi yang diterbitkan sampai dengan jatuh tempo. Investo, yaitu pemegang
obligasi yang memilik hak imabalan, amrgin, dan nilai nominal obligasi sesuai
partisipasi masing-masing. Special Purpose Vehicle (SPV), yaitu badan hukum
yang didirikan khusus untuk penerbitan obligasi dengan fungsi sebagai penerbit
obligasi, menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi pengalihan aset.
bertindak sebagai wali amanat untuk mewakili kepentingan investor.

Anda mungkin juga menyukai