Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Askep Emfisema
Emfisema
A. Pengertian
Emfisema adalah penyakit obtruktif kronik akibat kurangnya elastisitas paru dan
luas permukaan alveoli.(Corwin.2000.435)
B. Klasifikasi
C. Etiologi
1. Rokok
Rokok secara patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia
pada jalan nafas, menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan
hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bromkus.
2. Polusi
Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden dan
angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang
padat industrialisasi, polusi udara seperti halnya asap tembakau, dapat
menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi makrofag alveolar.
3. Infeksi
Infeksi saluran nafas akan menyebabkan kerusakan paru lebih berat.
Penyakit infeksi saluran nafas seperti pneumonia, bronkiolitis akut dan
asma bronkiale, dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya emfisema.
4. Genetik
5. Paparan Debu
D. Manifestasi Klinis
1. Dispnea
2. Pada inspeksi: bentuk dada ‘burrel chest’
3. Pernapasan dada, pernapasan abnormal tidak efektif, dan penggunaan otot-
otot aksesori pernapasan (sternokleidomastoid)
4. Pada perkusi: hiperesonans dan penurunan fremitus pada seluruh bidang
paru.
5. Pada auskultasi: terdengar bunyi napas dengan krekels, ronki, dan
perpanjangan ekspirasi
6. Anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan umum
7. Distensi vena leher selama ekspirasi.
E. Patofisiologi
Pengisian udara berlebihan dengan obstruksi terjadi akibat dari obstrusi sebagian
yang mengenai suatu bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari
dalam alveolus menjadi lebih sukar dari pemasukannya. Dalam keadaan demikian
terjadi penimbunan udara yang bertambah di sebelah distal dari alveolus.
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan diagnostik
Emfisema
A. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
o Keletihan, kelelahan, malaise
o Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena
sulit bernapas
o Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk
tinggi
o Dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau
latihan
Tanda :
2. Sirkulasi
Gejala :
o pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda :
3. Makanan/Cairan
Gejala :
o Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema)
o Ketidakmampuan untuk makan karena distres pernapasan
o Penurunan berat badan menetap (emfisema), peningkatan berat
badan menunjukkan edema (bronkitis)
Tanda :
o Turgor kulit buruk, edema dependen
o Berkeringat, penuruna berat badan, penurunan massa otot/lemak
subkutan (emfisema)
o Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali (bronkitis)
4. Hygiene
Gejala :
o Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari
Tanda :
5. Pernafasan
Gejala :
o Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai
gejala menonjol pada emfisema) khususnya pada kerja, cuaca atau
episode berulangnya sulit nafas (asma), rasa dada tertekan,
ketidakmampuan untuk bernafas (asma)
o “Lapar udara” kronis
o Bentuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama
pada saat bangun) selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap
tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (hijau, putih dan
kuning) dapat banyak sekali (bronkitis kronis)
o Episode batuk hilang timbul biasanya tidak produktif pada tahap
dini meskipun dapat terjadi produktif (emfisema)
o Riwayat pneumonia berulang: terpajan pada polusi kimia/iritan
pernafasan dalam jangka panjang (mis., rokok sigaret) atau
debu/asap (mis., abses, debu atau batu bara, serbuk gergaji)
o Faktor keluarga dan keturunan, mis., defisiensi alfa-anti tripsin
(emfisema)
o Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus
Tanda :
7. Seksualitas
Gejala :
o Penurunan libido
8. Interaksi sosial
Gejala :
o Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, ketidak
mampuan membaik/penyakit lama
Tanda :
9. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala :
o Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan, kesulitan
menghentikan merokok, penggunaan alkohol secara teratur,
kegagalan untuk membaik.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan
pertukaran gas yang adekuat
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan :
o Bunyi paru bersih
o Warna kulit normal
o Gas-gas darah dalam batas normal untuk usia yang diperkirakan
Intervensi :
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan pasien tidak terjadi kelebihan
volume cairan
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan :
o TTV normal
o Balance cairan dalam batas normal
o Tidak terjadi edema
Intervensi :