Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
RUANG K-613
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang bejudul
“Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka”.
Makalah ini berisikan informasi tentang Definisi biaya dan pajak dibayar dimuka, tujuan
dari pemeriksaan dari pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka, prosedur yang harus
dilakukan dalam proses pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka, dan penentuan resiko dalam
pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka.
Kami harap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua, tentang hal-hal
mengenai pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bereperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba (profit) maupun
non laba (profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di dalam suatu perusahaan, beban
adalah suatu elemen penting dalam aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan
perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan beban merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk menjalankan operasi sehingga mencerminkan kinerja perusahaan.
Disamping itu, Beban adalah perkiraan perusahaan yang cukup mudah untuk
diselewengkan termasuk beban-beban yang dibayar dimuka.
Untuk menghindari terjadinya berbagai macam penyelewengan terhadap beban,
maka diperlukan adanya sistem pengendalian (pengawasan) yang cukup terhadap beban.
Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan
terhadap beban perusahaan.
Pemeriksaan pada beban yang dibayar dimuka menjadi salah satu fokus utama
auditor dalam tugasnya dalam melakukan audit kepada perusahaan/entitas. Apabila
auiditor tidak mendapatkan temuan-temuan yang janggal pada saat pemeriksaan beban dan
penilaian yang baik terhadap pengendalian internal beban perusahaan, auditor akan lebih
mudah untuk melanjutkan pemeriksaan pada elemen keuangan perusahaan yang lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibyar
dimuka ?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka ?
3. Prosedur yang harus dilakukan dalam proses pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka ?
4. Resiko dalam pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka ?
1
C. TUJUAN MASALAH
1. Mampu menjelaskan definisi pemeriksaan biaya dan pajakdibyara dimuka;
2. Mengetahuai tujuan dari pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka;
3. Dapat memehami prosedur yang harus dilakukan dalam proses pemeriksaan biaya dan
pajak dibayar dimuka;
4. Dapat memahami penetuan resiko dalam pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
1. Sifat Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga
dikelompokkan sebagai harta lancar (current assets)
2. Sifat Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka menurut Standar Akuntansi
Keuangan
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.
3. Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya dibayar dimuka
adalah :
a. Premi asuransi (prepaid insurance).
b. Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent).
c. Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid others), misalnya: biaya iklan di radio,
televisi yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (hadiah berupa
gantungan kunci, payung).
3
4. Contoh dari pajak dibayar dimuka adalah :
a. PPh 22 (dari import barang).
b. PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, mamagement fee).
c. PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan).
d. PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh pengguna kena pajak
pada waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak).
4
bank yang membayar bungan deposito/jasa giro. PPh 25 : SSP PPN Masukan : faktur
pajak dari pengusaha kena pajak.
5
1) Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
2) Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical accuracy).
3) Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid rent.
4) Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5) Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan
pemeriksaan lease agreement ( jika sudah dilakukan di compaliance test, refer ke
kertas kerja compliance test ).
6) Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar
biaya sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa (
tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih
besar.
7) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
3. Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar Dimuka (Prepaid
Insurance)
Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai dan
kompeten atas asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis
substantive. Pengujian terinci atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai
bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar
di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah saji diperkirakan. Karena pada
umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi dibayar di muka dank arena
jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi dibayar di muka
biasanya tidak material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk
memverifikasi saldo akun.
a. Prosedur Amalisi Subtantive
1. Minta rincian prepaid insurance per tanggalll neraca.
2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku besar
(general ledger) prepaid insurance.
6
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun
lalu.
5. Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan,
perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincian
prepaid insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya
asuransi.
8. Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cukup atau tidak
dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S CLAUSE,
maksudnya apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang
menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar
atau hilang, maka ganti rugi harus dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
b. Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar Dimuka
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi
mungkinperlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu atau
ketika prosedur analitis substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin
mengandung salah saji. Auditor mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di muka
dengan memperoleh skedul dari klien yang berisi analisis terinci mengenai polis
yang termasuk dalam akun asuransi dibayar di muka.
c. Keberadaan dan kelengkapan (Existence and Completensess)
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi yang
tercakup dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi
entitas, meminta informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa
berlaku, dan premi. Hal ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam
mendapatkan bukti mengenai dua asersi. Pendekatan alternative adalah
pemeriksaan dokumen pendukung yang mendasarinya seperti tagihan dan polis
asuransi. Auditor dapat juga menguji kelengkapan dengan membandingkan polis
7
terinci di daftar asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di daftar asuransi
tahun lalu.
d. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirmasi yang
dikirimkan kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi. Jika pemegang
polis adalah orang lain di luar klien, auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban
yang tidak tercatat atau bukti behwa pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang
diasuransikan.
e. Penilaian (Valuation)
Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh tempo atas asuransi
dibayar di muka, dan juga beban asuransi, telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat
dengan mudah diuji dengan menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh
tempo setelah mempertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis. Drngan
memverifikasi porsi asuransi dibayar di muka yang belum jatuh tempo, auditor juga
memverifikasi jumlah total beban asuransi.
f. Klasifikasi (Classification)
Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai jenis asuransi
dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya, pemerikasaan
mengenai cakupan polis asuransi menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis
asuransi kebakaran pada fasilitas pabrik dan administrasi utama harus dibebankan
baik kea kun beban asuransi overhead manufaktur maupun kea kun beban asuransi
umum dan administrasi.
4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising :
1) Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
2) Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan
saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
3) Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan di tv/radio/bill board )
dan bukti pembelian ( untuk barang-barang souvenir ).
4) Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang souvenir harus
dilakukan stock opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.
5. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes :
8
1) Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian bisa per jenis pajak atau di
campur).
2) Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.
3) Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT
PPH Badan.
4) Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid taxes
di rincian dengan SPT Masa (SPM).
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan kesimpulan dari hasil
pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor, perkiraan tersebut
disajikan secara wajar atau tidak.
9
Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan
transaksi dan informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insurance
register) dapat dibuat sebagai catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi
yang masih berlaku. Daftar asuransi berisi informasi penting seperti hal-hal yang
dijamin asuransi dan tanggal habis masa berlaku tiap polis asuransi. Daftar ini harus
di-review secara berkala oleh orang yang independen untuk memverifikasi bahwa
entitas telah memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan kebutuhannya.
Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari
asuransi dibayar di muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien
harus menyiapkan ayat jurnal untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi
dibayar di muka. Dalam beberapa kasus, entitas menggunakan jumlah estimasi
ketika mencatat ayat jurnal ini pada tahun berjalan. Pada akhir tahun, akun asuransi
dibayar di muka disesuaikan untuk mencerminkan jumlah actual dari asuransi yang
belum jatuh tempo.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Pajak dibayar di muka adalah
pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga
dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak penghasilan) atau
dibayar dimuka dan pajak dibayar di muka sesuai dengan prosedur pemeriksaan biaya
dibayar di muka dan pajak dibayar di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari
adanya penggelapan pajak ataupun beban yang dilakukan oleh pihak pihak yang tidak
bertanggung jawab.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis para
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah
11
DAFTAR PUSTAKA
Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik
Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasley, Buku 1 dan 2 , Airlangga, Jakarta, 2006
12