PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang mempunyai
tiga fungsi utama promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hal ini wajib
diupayakan oleh rumah sakit yang melaksanakan tugas pelayanan Puskesmas,
sedangkan tugas pokok fungsi Rumah Sakit sebagai kuratif dan rehabilitative.
Keperawatan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan mempunyai peran utama dalam mendukung pelayanan
kesehatan bagi pasien dengan memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
selama 24 jam. Mutu pelayanan keperawatan sangat didukung manajemen dibidang
keperawatan, yang secara umum bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelayanan
keperawatan yang meliputi manajemen asuhan keperawatan dan manajemen
pelayanan keperawatan. Management keperawatan mempunyai lima fungsi, yaitu :
Perencanaan, Pengorganisasian, Kepegawaian, Pengarahan dan kontroling.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara
bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang profesional
serta langkah-langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan
selama 3 minggu di ruang Amarylis RS Sentra Medika cibinong, mahasiswa
mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang Rawat Inap Keperawatan
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
keperawatan
c. Melakukan kegiatan implementasi manajemen pelayanan keperawatan
d. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi
Ners dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara
langsung.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang Amarylis RS
Sentra Medika cibinong untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan yang mengacu kepada model praktek keperawatan professional.
BAB II
TINJAUAN LAHAN
4. Metode Ruang Amarilys sudah Pada saat hand over Penanggung awab Pelayanan terhadap
melakukan serah diagnose keperawatan shift diikutsertakan pasien belum
terima dinas pada belum menjadi point untuk mengikuti maksimal sehingga
setiap shiftnya. serah terima. pelatihan manajemen pasien kurang puas
Tersedianya uraian Belum dilakukannya bangsal dan komplain
tugas sesuai dengan pre dan post meningkat
metode yang conference secara
digunakan di ruangan rutin (saat ini jika ada
Metode yang dipakai pasien istimewa)
di ruangan adalah Dari Hasil wawancara
metode Tim karu menggunakan
Terdapat 360 SPO di metode TIM tetapi
ruang Amarylis masih kombinasi
dengan metode
fungsional terutama
pada shift sore dan
malam karena
keterbatasan tenaga
perawat
Diagnosa
keperawatan setiap
pasien rata-rata hanya
ada satu diagnosa dari
awal masuk hingga
pulang
Dari Hasil observasi
belum semua perawat
patuh dalam
melaksanakan SPO
reisko pasien jatuh
krn ada pasien yang
belum menggunakan
gambar resiko jatuh
sesuai dengan SPO
klasifikasi resiko
jatuh sedang.
2. Data khusus ruangan (Fungsi manajemen keperawatan di ruangan)
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi, Misi Organisasi
a) Visi : “Menjadi rawat inap kelas unggulan dan pilihan yang
memberikan pelayanan terbaik “
b) Misi : “Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan
mengutamakan keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan”
c) Motto : “Pulang Dengan Senyum”
d) Tagline : RCTI (Ramah, Cepat, Teliti, Informatif), Hati, Bertanggung
Jawab
2) Standar operasional Prosedur
Di ruang Amarylis terdapat berbagai macam SPO dengan jumlah 360
SPO
3) Standar Asuhan Keperawatan
Di ruang Amarylis Asuhan keperawatan yang diberikan sudah mengacu
pada Standar Asuhan keperawatan (SAK) berdasarkan 10 diagnosa
terbanyak yang sudah di tetapkan.
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Di ruang Amarylis terdapat struktur organisasi dimana terdapat kepala
ruang, Penanggungjawab shift, perawat pelaksana, dan asisten perawat.
Wadir Medis
Ka. Bid
Keperawatan Ka. Bid YanMed
Kepala Ruangan
Perawat Pelaksana
Asisten Perawat
Masalah yang ditemukan : Di ruang Amarylis sudah terdapat struktur
organisasi tetapi belum sesuai dengan tugas dan fungsinya
2) Uraian Tugas
Setiap perawat sudah mempunyai RKK ( rincian kewenangan klinis )
sesuai dengan PK ( perawat klinis ) dan jabatan structural selain RKK
ditambah uraian tugas jabatan.
3) Sistem perhitungan tenaga keperawatan
Rumus : Total jam /hari x jumlah total ps x 365
( 365 – jml hari tidak efektif) x jml jam/shift
4,5 x 20 x 365 = 32,850 = 16, 82
(365 – 86) x7 1953
Jumlah perawat yang dibutuhkan/ hari
Rumus : Jumlah pasien/ hari x jam perawatan ps/ hari
Jumlah jam / shift
18 X 4,5 = 11
7
Loss Day
0,3 X 11 = 3
Koreksi
0,25 x (11 + 3) = 3
Total tenaga yang dibutuhkan : 11 + 3 + 3 = 18
Jumlah tenaga perawat yang ada sudah sesuai dengan BOR pasien
amarilys.
4) Metode Penugasan
Metode penugasan yang dilakukan diruang amarillys adalah metode TIM
moduler.
c. Fungsi pengarahan
1) Hand Over :
Berdasarkan hasil observasi di minggu pertama, didapat hand over yang
dilakukan belum optimal karena masalah keperawatan tidak disampaikan
saat hand over.
Masalah yang ditemukan : Diagnose keperawatan, intervensi dan
evaluasi yang sudah dilakukan tidak disampaikan.
2) Pre dan Post conference
Berdasarkan hasil wawancara maupun observasi, pre dan post
converence belum dilakukan secara rutin, dilakukan hanya jika ada
masalah saja.
3) Supervisi :
Supervisi keperawatan bagi perawat orientasi dilakukan oleh preceptor
ruangan dan kepala ruang.
4) Ronde Keperawatan :
Ronde keperawatan di ruang amarilys sudah dilakukan tapi belum sesuai
standart MAKP yang melibatkan pasien, keluarga dan PPA lain.
d. Pengendalian
1) Indikator Mutu
a) BOR ( Bed Occupancy Rate)
Hasil pengkajian didapatkan jumlah bed diruangan Amarylis di RS.
Sentra Medika Cibinong adalah 18 bed, rata- rata jumlah BOR
periode bulan januari tahun 2019 di Ruangan Amarylis yaitu : 76,3%.
Dengan rumus DepKes, (2005) :
Rumus : (Jumlah hari perawatan di RS) x 100%
Jumlah tt x jml dalam 1 periode
= (663) x 100% = 663 x 100% = 76,3%
28x31 868
Menurut DepKes (2005) Nilai BOR yang ideal antara 60- 85%,
yang berarti hasil BOR Ruang Lily dengan hasil 76,3% dikatakan
sudah Ideal
b) LOS ( Length Of Stay)
Rumus : Jumlah lama rawat z
Jml ps keluar (hidup+ mati) = 663 = 3 hari
241
c) TOI ( Turn Over Interval)
Rumus Toi : (Jumlah tt x periode) – Hari perawatan
Jml ps keluar (hidup+ mati)
(28x31) - 663 = 868 – 663 = 0,85 hari
241
d) BTO (Bed Turn Over)
Rumus : Jml ps keluar (hidup+ mati) X 100%
Jml tt
= 241 = 86
28
e) GDR ( GROSS DEATH RATE) :
Rumus : Jml Ps Meninggal X 100%
Jml ps keluar (hidup+ mati)
1 x 100% = 0,41
241
2) Keselamatan Pasien (Patient Safety) :
a) Ketepatan Identifikasi pasien
Sudah dilakukan dengan menyebutkan nama pasien dan tanggal
lahir, setiap melakukan tindakan yang beresiko, antara lain :
sebelum pemberian obat, sebelum pengambilan sampel darah,
sebelum tranfusi darah, tindakan invasive dan tindakan
pembedahan.
b) Peningkatan Komunikasi efektif
Sudah dilakukan dengan tehnik SBAR dan TULBAKON.
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai (High Alert
Medication)
Sudah dilakukan dengan tehnik double cek oleh perawat setiap
memberikan obat yang diwaspadai (High Allert medication) dengan
cara double check dengan dua orang perawat dan menandatangani
form daftar obat
d) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur tepat pasien operasi
Sudah dilakukan dengan tehnik pemberian tanda lingkaran oleh
operator pada daerah yang akan dioperasi.
e) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sudah dilakukan dengan indikator mutunya hand higyene dan 5
Moment.
f) Pengurangan risiko pasien jatuh
Setiap pasien yang dirawat dilakukan pengkajian resiko jatuh lalu
diklasifikasi : ringan, sedang dan berat lalu diberikan tindakan
sesuai klasifikasinya, hanya dalam observasi tanggal 25 februari
2019 dari 13 pasien yang dirawat ada 1 pasien dengan resiko jatuh
sedang tidak tergantung gambar pasien jatuh sesuai SPO yang
berlaku.
3) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan diperoleh
informasi bahwa kegiatan audit dilakukan untuk memeriksa rekam
medik pasien yang telah pulang atau meninggal. Kepala ruangan dan
penanggung jawab shift melakukan pemeriksaan dan melengkapi berkas
rekam medik pasien setiap hari sebelum status rekam medis diambil oleh
petugas RM 1 x 24 jam.
Masalah yang ditemukan :Diagnosa keperawatan yang diangkat baru
satu atau dua masalah belum mewakilih kondisi pasien saat itu. Diagnose
keperawatan merupakan masalah dari dating sampai pulang.
C. Analisa Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Inventarisasi Masalah
1) Struktur organisasi belum sesuai dengan metode TIM.
2) Hand over belum menyebutkan masalah keperawatan : Diagnosa
keperawatan, intervensi dan evaluasi.
3) Pre dan post converence belum dilakukan secara rutin.
4) Ronde Keperawatan belum melibatkan pasien, keluarga dan PPA lain.
PEMBAHASAN
A. Rencana Kegiatan
1. Bekerjasama dengan kelompok managemen lainnya untuk mempersiapkan
Diklat Ruang Rawat Inap tentang Hand Over
2. Membuat jadwal rutin sosialisasi PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) 10
diagnosa medis terbanyak dirumah sakit sentra medika cibinong, selama satu
bulan yaitu dilakukan dua kali dalam seminggu (selasa dan jumat) dan dapat
dijadwalkan kembali satu bulan berikutnya sesuai kebutuhan.
3. Membuat daftar stok Alkes yang ada di lemari Alkes ruang Amarylis dengan
diketik, kemudian dilaminating, setelah itu ditempelkan di setiap Box Alkes
yang sudah tersedia.
Kelompok I
Haryanti 010518334
Imam Nurhuda 010518312
Ratri Wulansari 010518324
Retno Ikawati 010518325
Yvonne Grace 010518331