Anda di halaman 1dari 166

PENGOPERASIAN ANAESTHETIC MONITOR VISTA

INFINITY XL

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


KAMAR OPERASI
SPO/OKP/ 22 Oktober 2019 00 1-3

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 Oktober 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. xxxxxxxx

PENGERTIAN Petunjuk tata lansana pengoeprasian monitor anestesi type vista infinity
XL.

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk pemakaian kepada pengguna mesin


2. Menghindari alat dari kerusakan akibat pemakaian yang tidak benar
3. Menjaga alat agar selalu terpelihara dengan baik.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan alat agar sesuai dengan petunjuk pemakaian.

PROSEDUR 1. Hubungan tegangan keluaran unit adaptor ke konector AC adaptor


yang terletak dibagian belakang unit vista XL.
2. Hubungan kabel hemoMed (untuk pengukuran IBP), multiMed
(untuk pengukuran ECG, SPO2, Temp, Respirasi) serta selang
NIBP (dengan mansetnya) pada konektor yang sesuai di bagian
samping kiri monitor.
3. Pasang sensor-sensor yang akan digunakan pada MultiMed (kabel
ECG, Sensor SPO2, sensor temperatur). Gunakan sensor-sensor
yang sesuai dengan katagori pasien, yakni pasien dewasa atau
anak-anak. Dan juga gunakan ukuran manset yang sesuai dengan
lingkar lengan pasien.
4. Hubungan sensor-sensor tersebut (lead, ECG, sensor SPO2, sensor
temperatur dll) pada tubuh pasien. Dan pastikan bahwa semua
sensor tersebut terpasang dengan baik pada permukaan tubuh
pasien.
5. Hubungan kabel power dari unit adaptor ke outlet jaringan listrik.
Pastikan tegangan pada outlet jaringan listrik sesuai dengan
spesifikasi adaptor tersebut.
6. Saat terhubung dengan jaringan listrik, indikator pengisian baterai
akan menyala sebagai indikasi terjadinya pengisian baterai. Pada
saat tejadi gangguan pada jaringan listrik unit Vista XL akan tetap
dapat bekerja selama 50 menit dengan menggunakan baterai
internal.
PENGOPERASIAN ANAESTHETIC MONITOR VISTA
INFINITY XL

KAMAR OPERASI No Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/ 22 Oktober 2019 00 2-3
PROSEDUR Pengoperasian
1. Hidupkan unit Vista XL dengan cara menekan tombol power (O Ŏ),
yang terletak dipanel depan. Vista XL kemudian akan
menghidupkan indikator supplai daya disebelahnya, menghidupkan
layar monitor, melakukan selt test lalu menampilkan tampilan
utama (main screen)
2. Tampilkan utama (main screen) tersebut berisi tampilan gelombang
6 channel beserta kotak parameter yang berhubungan dengannya.
3. Kotak parameter pada layar tampilan menunjukkan nilai parameter,
batas alarm, dan ikon khusus bagi parameter tertentu. Pengaturan
parameter dapat diakses dengan cara menggerakkan knob putar ke
kotak parameter yang diinginkan lalu menekan knob putar tersebut
untuk mengkonfirmasinya.
4. Knob putar juga dapat digunakan untuk menjelajahi menu-menu,
memilih pengaturan dan mengeksekusi fungsi-fungsi pada menu.
Untuk menjelajahi bagian-bagian menu lakukan dengan cara
memutar knob putar. Dan tekan knob putar tersebut untuk
mengkonfirmasikan setiap perubahan atau pilihan yang ada
lakukan.
5. Untuk kembali ke tampilan utama (main screen) dari sebuah menu
atau tampilan lainnya, tekanlah tombol main screen yang terdapat
pada panel depan unit vista XL.
6. Tombol menu digunakan untuk mengakses menu-menu utama
(pasin setup, monitor setup, dll) yang terdapat pada unit Vista XL.
7. Tombol Fast Acces digunakan untuk mengaksep sub-menu dan
tampilan berikutnya secara cepat/langsung.
ITEM FAST ACCES ITEM FAST ACCES
Remote view Calculations
Oxy CRG (hanya Neonatal) Show All Leads
Alarm history OR
Trend Graphs Report
Trend Table Split Screen
Event Recall
Dug Dosage
8. Tombol alarm silence digunakan untuk menekan/menunda suara
alarm yang sedang aktif selama satu menit.
9. Tombol alarm off digunakan untuk menekan semua alarm pada
waktu yang telah ditentukan atau untuk membatalkan
penekanan/Penundaan suara alarm
10. Tombol all alarm off digunakan untuk menekan semua alarm pada
waktu yang telah ditentukan atau untuk membatalkan
penekanan/penundaan suara alarm.

PENGOPERASIAN ANAESTHETIC MONITOR VISTA


INFINITY XL

KAMAR OPERASI No Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/ 22 Oktober 2019 00 3-3
PROSEDUR 11. Tombol alarm limits digunakan untuk mengakses tabel pengaturan
batas-batas alarm (batas atas dan bawah) bagi parameter-parameter
pada unit vista XL.
12. Tombol NBP start/stop digunakan untuk melakukan atau
menghentikan pengukuran NIBP secara manual
13. Tombol record digunakan untuk mencetak gelombang pada layar
tampilan pada printer.

Penyelesaian
1. Masuki mode standby dengan menekan tombol menu. Lalu dengan
knob-putar pilih standby kemudian konfirmasi pilihan itu dengan
menekan konb-putar.
2. Matikan unit denngan menekan tombol power (OǑ) selama kurang
lebih 2 detik. Lampu indikator suplai daya akan dimatikan,
bersihkan dan rapihkan.
3. Lepaskan sensor-sensor (lead ECG, sensor SPO2, sensor
temperatur dll) yang terpasang pada permukaan tubuh pasien,
bersihkan dan rapihkan.
4. Lepaskan kabel power dari unit adaptor dari jaringan listrik
setempat atau biarkan tetap terhubung agar baterai internal
senantiasa dicharge muatan listriknya sehngga unit tetap siap
beroperasi dengan menggunakan baterai saat terjadi gangguan pada
sumber daya listrik.

UNIT TERKAIT Maintenance


PENGOPERASIAN ANAESTHETIC VENTILATOR
DRAGER FABIUS CE

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 Oktober 2019 00 1-3

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 Oktober 2019 Kepala RSU Pengayoman

Dr.

PENGERTIAN Adalah petunjuk tata laksana pengoperasian anestesi ventilator Drager


Fabius CE.

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk pemakaian kepada pengguna mesin.


2. Menghindari alat dari kerusakan akibat pemakaian yang tidak
benar.
3. Menjaga alat agar selalu terpelihara dengan baik.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan alat agar sesuai dengan petunjuk pemakaian.

PROSEDUR Persiapan Alat :


1. Hubungkan ventilator dengan outlet dari jaringan listrik setempat.
Pastikan tegangan outlet jaringan listrik setempat sesuai dengan
spesifikasi ventilator (220 Vac/50Hz).
2. Hubungkan selang inlet gas oksigen, air (udara tekan) dan N2O
dengan suply gas pada tabung atau outlet gas pada wall outlet yang
sesuai dengan tekanan 2.7 – 6 bar.
3. Pastikan soda lime filter dalam kondisi yang baik (tidak terjadi
perubahan warna pada 2/3 bagiannya dan terisi dengan penuh.
4. Gunakan breathing circuit dan breathing bag yang sesuai dengan
kategori pasien (adult atau pediatrik) dan pastikan telah berada
dalam keadaan steril.
5. Hidupkan unit dengan cara menekan saklar ON/OFF yang terletak
pada bagian belakang unit ke posisi ON. Tunggu kurang lebih 5
menit agar unit kontrol mendekati suhu pengoperasian normalnya.
6. Lakukan kalibrasi flow sensor (hanya dapat lakukan pada kondisi
standby), sebagai berikut :
 Lepaskan selang ekspirasi dari cossy dan pastikan bahwa tidak
terdapat aliran udara.
 Lalu tekan tombol kalibrasi.
 Kemudian pilih flow-sensor dengan cara memutar knob-putar,
lalu konfirmasi dengan menekan knob-putar tersebut. Kalibrasi
flow-sensor akan memakan waktu kurang lebih 1 detik.

PENGOPERASIAN ANAESTHETIC VENTILATOR


DRAGER FABIUS CE

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 Oktober 2019 00 2-3

PROSEDUR 7. Lakukan kalibrasi oxygen sensor, sebagai berikut : Oksigen sensor


dapat dikalibrasi dengan campuran udara 21% O2 atau 100%.
 Tekan tombol kalibrasi.
 Kemudian pilih kondisi kalibrasi yang diinginkan : O2 sensor
21% - bila diinginkan pengkalibrasian sensor oksigen dengan
konsentrasi oksigen 21%.
O2 sensor 100% - bila diinginkan pengkalibrasian sensor
oksigen 100%.
 Lalu ekspose-kan sensor oksigen tersebut pada udara dengan
konsentrasi oksigen yang sesuai selama kurang lebih 2 menit.
Lalu laksanakan kalibrasi dengan cara menekan knob putar.

Pengoperasian Alat :
1. Tekan tombol standby untuk mengaktifkan ventilator.
2. Pilih mode ventilasi yang diinginkan melalui tombol MAN/SPONT
untuk melakukan pernafasan manual atau spontan dan IPPV untuk
pernafasan yang dikontrol oleh ventilator.
3. Pernafasan spontan :
 Tekan tombol MAN/SPONT
 Lalu konfirmasi pemilihan mode ventilasi tersebut dengan cara
menekan knob-putar.
 Posisikan tuas katup APL pada posisi SPONT/IPPV sehingga
katup APL akan terbuka, dan tekanan tidak akan terakumulasi
pada compact breathing system.
 Berikan fresh gas yang cukup untuk mengisi breathing bag
(tekan knob O2 Flush).
4. Pernafasan manual :
 Tekan tombol MAN/SPONT.
 Lalu konfirmasi pemilihan mode ventilasi tersebut dengan
menekan knob-putar.
 Posisikan tuas katup APL pada posisi MAN lakukan
pengaturan batas tekanan yang diinginkan dengan cara memutar
tuas katup APL pada nilai yang diinginkan.
 Berikan fresh gas yang cukup tinggi untuk mengisi breathing
bag (tekan knob O2 flush).
 Berikan ventilasi secara manual melalui breathing bag.

PENGOPERASIAN ANAESTHETIC VENTILATOR


DRAGER FABIUS CE

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 October 2019 00 3-3

PROSEDUR 5. Pernafasan Automatis (IPPV)


 Lakukan pengaturan parameter ventilasi berikut :
Pmax : Batas tekanan inspirasi maksimum
VT : Tidal volume
f : Frekuensi pernafasan
TI:TE : Perbandingan waktu inspirasi dan ekspirasi
TIP:TI : Perbandingan waktu pause dan waktu inspirasi
PEEP : Tekanan positif pada akhir ekspirasi
 Tekan tombol IPPV
Lalu konfirmasi pemilihan mode ventilasi tersebut dengan menekan
tombol knob putar
 Tunggu tampilan dimonitor
 Posisikan tuas katup APL pada posisi SPONT/IPPV
 Konfirmasi dengan menekan knob-putar

Penyelesaian :
1. Pastikan vaporizer telah berada dalam kondisi tertutup. Posisi
handwheel pada posisi 0.
2. Tutup aliran gas dengan memutar knob flowmeter ke posisi nol.
 Tutup knob pengaturan aliran N2O
 Tutup knob pengaturan aliran O2 dan Air
3. Matikan unit ventilator dengan menekan tombol ⊖ lalu konfirmasi
dengan menekan knob-putar.
4. Kemudian lepaskan selang-selang suplai gas dari wall outlet setempat
dan tutup tabung silinder, bila digunakan.
5. Lalu lepaskan tekanan yang tersisa pada mesin anesthesi dengan cara
membuka semua knob pengaturan aliran N2O. O2 dan Air sehingga
flowmeter turun keposisi nol.
6. Setelah itu tutup kembali semua knob tersebut keposisi nol.
7. Matikan unit dengan menekan saklar ON/OFF pada bagian belakang
unit ke posisi OFF.
8. Lepaskan sensor oksigen dari katup inspirasi dan biarkan terkena udara
bebas. Tindakan ini dapat memperpanjang usia sensor oksigen tersebut.

UNIT TERKAIT Maintenance


PENGOPERASIAN MICROSCOPE
OPMI PENTERO

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 Oktober 2019 00 1-4

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 Oktober 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ….

PENGERTIAN Adalah petunjuk tata laksana pengoperasian microscope type OPMI


Pentero.

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk pemakaian kepada pengguna alat.


2. Menghindari alat dari kerusakan akibat pemakaian yang tidak
benar.
3. Menjaga alat agar selalu terpelihara dengan baik.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan alat agar sesuai dengan petunjuk pemakaian.

PROSEDUR A. Persiapan Mesin


1. Letakkan microscope pada tempat yang cukup untuk setting dan
pemasangan OPMI Drape.
2. Sambungkan power supply ke sumber listrik.
3. Sambungkan kabel monitor untuk keluarga pasien yang terletak
di ruang diskusi.
4. Sambungkan kabel y/c ke monitor 2.
5. Buka semua kunci 1 (kunci body), 2 (kunci stand), 3 (kunci
head).
6. Buka penutup lensa untuk menghindari jatuhnya titik laser
terhadap tutup lensa (warna orange).

B. Menghidupkan Microscope
1. Tekan Switch On-Off untuk menghidupkan microscope.
2. Tampilan pada monitor akan muncul berupa loading barr yang
akan terus bergerak sampai full.
3. Setelah kurang lebih 2 menit, muncul layar menu pada monitor.
4. Tekan tombol hijau pada bagian belakang handgrip untuk
menggerakkan microscope.

C. Memilih Port Assistance Left/Right atau Spinal Configuration


(face – to face).
PENGOPERASIAN MICROSCOPE
OPMI PENTERO

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 Oktober 2019 00 2-4

PROSEDUR 1. Pilihan satu, dapat dengan cara memutar tombol diatas port
asisten right, sesuaikan dengan tanda panah penunjuk.
2. Pilihan dua, dapat dengan cara pilih menu pada monitor, config,
dari opmi pilih tube dari tube pilih left/right atau face to face
sesuai kebutuhan.

D. Light on/off, menyesuaikan light intencity, zoom and focus


speed
1. Dari menu pilih light on/off.
2. Tekan light intencity dan geserkan tombol % keatas atau
kebawah sesuai kebutuhan maka jumlah % akan bertambah
sesuai dengan terang redupnya cahaya.
3. Tekan zoom speed dan geserkan tombol % sesuai dengan
kebutuhan, maka jumlah % kecepatan zoom akan bertambah.
4. Tekan focus speed dan geserkan tombol % sesuai dengan
kebutuhan maka jumlah % kecepatan fokus akan bertambah.

E. Outo Balance
1. Dari menu pilih Outo balance, setelah itu muncul kotak dialog
tekan OK.
2. Pilih menu yang aktif, Outo balance microscope untuk
melakukan balance setelah melepas dan memindahkan satu
bagian port asisten. Klik start untuk memulai dan biarkan
microscope bergerak sendiri sampai muncul kotak dialog bahwa
auto balance complete kemudian klik OK.
3. Outo balance.. adalah untuk membalance keseluruhan bagian
microscope dari mulai body, stand dan head apabila setelah
melepaskan bagian dari microscope tanpa kita memasang lagi.
Tekan tombol hijau pada bagian bawah handgrip gerakan
microscope dan atur supaya bola warna biru masuk kedalam
kotak warna biru, kemudian klik start, OK.

F. Mematikan Microscope
1. Kembali ke main menu dengan menekan tombol menu.
2. Matikan lampu dengan cara tekan light intencity kemudian
tekan tombol posisi off.

PENGOPERASIAN MICROSCOPE
OPMI PENTERO

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 October 2019 00 3-4

PROSEDUR 3. Posisikan kunci 1, 2 dan 3 kedalam posisi un lock.


4. Gerakkan microscope dengan menekan tombol hijau pada
belakang hand grip untuk mengunci sampai terdengar bunyi
klik. Usahakan kunci yang mengunci adalah kunci stand
kemudian head dan kunci body.
5. Untuk kunci body sesuaikan garis pada dasar body dengan garis
(parking marker) pada kaki microscope bertemu sehingga body
terkunci.
6. Tekan tombol hijau switch on/off dan tunggu lebih kurang 2-5
menit sebelum mencabut kabel power supply.

G. Mengganti Setting Handgrip


1. Setting yang dapat diganti adalah setting buat tombol biru dan
tombol kuning pada handgrip.
2. Dari main menu, pilih config, pilih stand.
3. Untuk memilih handgrip kanan atau kiri, tekan tombol right
atau left.
4. Pilih tombol mana yang ingin dirubah A, B, C atau D kemudian
pilih menu fungsi yang dibutuhkan pada daftar sebelah kanan
monitor.
5. Lakukan hal yang sama untuk handgrip yang lain.
6. Kembali ke main menu, setting tersimpan secara otomatis.
H. Merekam – Video Clips dan Membuat Photo
1. Dari main menu tekan rec start untuk memulai perekaman.
2. Dari main menu tekan rec stop untuk menghentikan perekaman.
3. Untuk mengambil photo dari main menu tekan photo.

I. Melihat Rekaman Video Clips dan Photo


1. Dari main menu pilih FAT FILES
2. Dari FAT FILES pilih Patient Name
3. Pilih Video Clip & Mark
4. Pilih Player untuk melihat hasil rekaman

J. Membuat Data Pengguna Microscope


1. Dari main pilih user.
2. Tekan dan pilih user dari daftar, dengan memilih Add/Edit user
info.

PENGOPERASIAN MICROSCOPE
OPMI PENTERO

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 October 2019 00 4-4

PROSEDUR 3. Masukkan user information.

K. Membuat Data Pasien


1. Dari main menu pilih PAT FILES.
2. Dari PAT FILES pilih add/delete/edit sesuai dengan kebutuhan.
3. Untuk add/edit patient info, pilih baris yang dibutuhkan dan
tekan. Misalnya nama, family name, registrasi, MR dan lain-
lain.
4. Masukkan patient information.

L. Menyimpan Video dan Photo ke DVD


1. Dari main menu pilih PAT FILES.
2. Dari PAT FILES pilih patient name.
3. Pilih video clips/image untuk memunculkan rekaman atau
photo.
4. Pilih photo atau video clip yang diinginkan kemudian tekan
tombol mark sampai mucul tanda icon save (gambar disket)
pada gambar atau video yang diinginkan.
5. Pilih archive kemudian open DVD drive, masukkan CD/DVD
drive, close, burn.
6. Data export akan menghabiskan beberapa menit sampai muncul
kotak dialog yang menyatakan bahwa proses burning complete.
7. Klik open tunggu sampai DVD drive terbuka keluarkan
CD/DVD kemudian klik close untuk menutup DVD drive.

UNIT TERKAIT Maintenance


PENGOPERASIAN SYRINGE PUMP &
INFUS PUMP B. BRAUN

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 October 2019 00 1-2

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ….

PENGERTIAN Adalah petunjuk tata laksana pengoperasian mesin syringe pump merk
B.Braun Type Perfusor Space.

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk pemakaian kepada pengguna mesin.


2. Menghindari alat dari kerusakan akibat pemakaian yang tidak benar.
3. Menjaga alat agar selalu terpelihara dengan baik.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan alat agar sesuai dengan petunjuk pemakaian.

PROSEDUR A. Pengoperasian Dasar


1. Tekan tombol ON/OFF untuk menyalakan Pump.
2. Pasang syringe pump.
3. Konfirmasi type syringe dengan menekan tombol OK. (Type
syringe/infus set tertera harus sama dengan syringe yang akan
digunakan)
* Pada Infusomat Space bila tidak menggunakan Drip Sensor,
setelah konfirmasi infus set, masukkan VTBI (Volume To Be
Infused) terlebih dahulu dengan menekan tombol tanda panah ke
atas, bawah, kanan dan kiri dengan konfirmasi dengan tombol OK.
4. Pada menu utama pilih rate dengan menekan tanda panah ke kiri dan
kecepatan obat diatur dengan tanda panah ke atas, bawah, kanan dan
kiri.
5. Untuk memulai menjalankan terapi, tekan tombol start-stop.
6. Jalannya terapi ditandai dengan LED hijau yang menyala dan
gambar anak panah yang bergerak.
7. Untuk mematikan pump, tekan tombol ON/OFF selama 3 detik.
B. Penghitungan Volume/Time Otomatis
1. Pilih VTBI pada main menu dengan menekan tombol anak panah ke
atas dan ke bawah kemudian buka menu dengan menekan tombol
anak panah kiri.
2. Masukkan besarnya volume To Be Infused (VTBI) menekan tanda
panah keatas, bawah, kanan dan kiri lalu tekan OK.
3. Pilih Time dengan menekan tombol tanda panah ke atas dan bawah
kemudian buka menu dengan tombol tanda panah ke kiri.

PENGOPERASIAN SYRINGE PUMP &


INFUS PUMP B. BRAUN

KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/ 22 October 2019 00 2-2

PROSEDUR 4. Masukkan lamanya waktu pemberian obat (Time) dengan tanda


panah atas, bawah kanan dan kiri lalu tekan OK.
5. Untuk memulai menjalankan terapi, tekan start/stop.

C. Mengganti Kecepatan Pada Saat Pump Berjalan


Tekan tanda panah ke kiri, lalu atur kecepatan pemberian obat dengan
tanda panah ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri lalu tekan OK.

D. Bolus
1. Manual Bolus : tekan tombol Bolus, kemudian tekan dan tahan
tombol OK, selama tombol OK ditekan, alat akan memberikan\
bolus, max bolus ± 10% dari ukuran syringe atau selama 10 detik
volume bolus yang masuk ke pasien akan ditampilkan pada display.
2. Bolus dengan target volume : tekan tombol bol, kemudian tekan
tombol tanda panah kiri dan atur banyaknya volume yang akan di
bolus dengan tanda panah ke atas, bawah, kanan dan kiri lalu tekan
tombol bolus untuk memulai bolus. Bila volume bolus sudah
tercapai maka pump otomatis akan kembali ke kecepatan awal.
Bolus dapat dihentikan setiap saat dengan menekan tombol OK.
3. Perhatian jangan sampai over dosis, pada kecepatan bolus 1200
ml/h, 10 ml obat akan masuk ke pasien hanya dalam waktu 30
detik.

E. Alarm
1. Pre Alarm/Remainding.
LED kuning akan berkedip diikuti dengan suara alarm. Pemberian
terapi cairan tetap, alat tidak berhenti. Tekan OK untuk mematikan
suara alarm.
2. Operating Alarm
LED merah akan berkedip diikuti dengan suara alarm. Alat akan
berhenti. Untuk mematikan suara alarm, tekan OK. Kenali masalah
yang terjadi dengan membaca tampilan yang ada pada display.
Perbaiki masalah dan tekan start/stop untuk melanjutkan terapi.

UNIT TERKAIT Maintenance


PENGOPERASIAN MESIN INTEGRA
CUSA SELECTOR

KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
KAMAR OPERASI SPO/OKP/ 22 October 2019 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Adalah petunjuk tata laksana pengoperasian mesin Integra Cusa


Selector.

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk pemakaian kepada pengguna mesin.


2. Menghindari alat dari kerusakan akibat pemakaian yang tidak
benar.
3. Menjaga alat agar selalu terpelihara dengan baik.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan alat agar sesuai dengan petunjuk pemakaian.

PROSEDUR 1. Masukkan kabel power ke dalam inlet pada alat.


2. Apabila menggunakan service module, masukkan kabel power
kedalam service module power outlet.
3. Masukkan kabel power ke tempat power yang sudah disediakan.
4. Angkat IV pole, tarik untuk mengatur ketinggian dan kunci dengan
memutar ring searah jarum jam.
5. Gantungkan saline/aqua yang sudah disediakan sesuai kebutuhan.
6. Hidupkan power dengan menekan tombol yang sudah disediakan
disebelah kiri belakang pada alat.
7. Tekan tombol aspiration increase pada panel depan pada setting
yang diinginkan umumnya diantara 2 ml/min dan 6 ml/min.
8. Tekan tombol power increase pada panel depan pada setting yang
diinginkan (umumnya pada 70% - 100%).
9. Masukkan kabel hand piece ke masing-masing hand piece socket
sesuai dengan ukuran khz yang tertera pada masing-masing socket
atau sesuaikan dengan masing-masing warna.
10. Alat siap digunakan.
UNIT TERKAIT Maintenance

PENGOPERASIAN MESIN DIATHERMI DAN


IRIGATION SYSTEM AESCULAP
KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
KAMAR OPERASI SPO/OKP/ 22 October 2019 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ….

PENGERTIAN Adalah petunjuk tata laksana pengoperasian mesin Diathermi dan


irigation system aesculap.

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk pemakaian kepada pengguna mesin.


2. Menghindari alat dari kerusakan akibat pemakaian yang tidak
benar.
4. Menjaga alat agar selalu terpelihara dengan baik.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan alat agar sesuai dengan petunjuk pemakaian.

PROSEDUR A. Persiapan Alat


1. Sambungkan power kabel kedua mesin ke sumber listrik.
2. Sambungkan kabel integrasi dengan ujung kabel merah ke inlet
unit irigasi dan yang berujung silver ke inlet foot switch diathermi.
3. Sambungkan foot switch bipolar (warna kuning-hijau) ke inlet Hf
mesin irigasi.
4. Sambungkan foot switch irigasi ke inlet jet mesin irigasi.
5. Masukkan Saline (NaCl 0,9%) kedalam pump irigasi (mediquick).

B. Diathermi
1. Sambungkan kabel patient plate ke inlet patient plate lampu
indikator akan menyala pada jenis plate yang dipakai.
2. Sambungkan kabel bipolar ke inlet bipolar yang bergambar pinset
bayonet.
3. Sambungkan kabel monopolar ke inlet monopolar yang bergambar
handpiece switch.

C. Irigation System
1. Masukkan tubing irigasi bagian tidak steril ke cairan saline (NaCl
0,9%) kunci pengaturan tetesan.
2. Atur tekanan sampai 20 mmhg pada pump irigasi (mediquick)

PENGOPERASIAN MESIN DIATHERMI DAN


IRIGATION SYSTEM AESCULAP

KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
SPO/OKP/ 00 2-2
PROSEDUR 3. Buka kunci clamp mesin irigasi dengan cara menekan tombol
gembok sampai lampu indikator menyala.
4. Masukkan tubing irigasi ke clamp irigasi dan tunggu sampai
lampu berhenti berkedip dan terdengar bunyi klik.

D. Pengaturan Intensitas
1. Atur intensitas cut dan coagulan monopolar dan bipolar pada
mesin diathermi sesuai kebutuhan atau tekan tombol memori 1
maka akan muncul bipolar Cut/20 Coag/20, monopolar Cut/40
Coag/20.
2. Atur intensitas irigasi sesuai kebutuhan.
1. Mengatur bulir tetesan kecil dengan tekan tombol.

2. Mengatur bulir tetesan besar dengan tekan tombol.

3. Atur saat tetesan dengan cara


1. Mengatur tetesan jatuh sebelum di cauter.

2. Mengatur tetesan jatuh saat di cauter.

3. Mengatur tetesan jatuh sesudah di cauter.

4. Mengatur tetesan jatuh pada saat cut dan coag.

E. Mematikan System
1. Pada irigasi sistem tekan tombol gembok sampai lampu
indikator menyala kemudian selang dilepas dari clamp irigasi.
Lakukan dengan segera sebelum lampu berhenti berkedip.
Turunkan semua lampu indikator pada mesin.
2. Pada Diathermi lepaskan kabel bipolar dan monopolar,
turunkan semua indikator intensitas ke posisi terendah.
3. Matikan mesin Diathermi dan lalu lepaskan kabel inlet patient
plate.

UNIT TERKAIT
PENGOPERASIAN SELIMUT PENGHANGAT
WARM TOUCH

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


IKSPO/OKP/ 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr……

PENGERTIAN Pedoman untuk pengoperasian selimut penghangat.

TUJUAN Untuk memudahkan dalam penggunaan alat.

KEBIJAKAN Pengoperasian alat dilakukan sesuai prosedur.

PROSEDUR 1. Sambungkan kabel ke sumber listrik.


2. Pasang selimut ke tubuh pasien dan sambungkan ke slang mesin.
3. Tekan tombol on, dan atur suhu sesuai kebutuhan.
4. Setelah selesai digunakan tekan tombol off untuk mematikan.
5. Cabut kabel dari sumber listrik, gulung dengan rapi, lipat selimut
dan kembalikan ke tempat semula dengan rapi.
6. Simpan alat dengan baik.

UNIT TERKAIT
PENGOPERASIAN BRANKAR MERK GEA

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/ 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman
dr. …

PENGERTIAN Pedoman untuk pengoperasian brankar Merk GEA.

TUJUAN Untuk memudahkan penggunaan alat.

KEBIJAKAN Pengoperasian alat dilakukan sesuai prosedur.

PROSEDUR 1. Tekan pedal merah untuk mengunci dan tekan pedal hijau untuk
membuka kunci roda brankar.
2. Tarik hek yang ada disisi kiri dan kanan brankar kesebelah atas
sampai terdengar bunyi “klik“ apabila ingin memasang
pengaman.
3. Untuk menurunkan pengaman tarik kunci yang ada di sisi kiri dan
kanan brankar.
4. Untuk mengatur tinggi rendahnya brankar putar pegangan yang
ada di bagian bawah kaki kesebelah kiri untuk menurunkan dan
kesebelah kanan untuk menaikkan.
5. Untuk meninggikan bagian kepala, tarik keatas pegangan merah
di bawah kepala dan untuk menurunkan tarik pegangan merah ke
atas dan tekan bagian kepala brankar ke bawah.

UNIT TERKAIT ---


PENGOPERASIAN PAT SLIDE

KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
SPO/OKP/152 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ..

PENGERTIAN Pedoman penggunaan pat slide.

TUJUAN Untuk memudahkan penggunaan alat pada saat memindahkan pasien.

KEBIJAKAN Pengoperasian pat slide dilakukan sesuai prosedur.

RINCIAN 1. Miringkan pasien ke salah satu sisi sampai 90°.


INSTRUKSI KERJA
2. Letakkan pat slide dibawah seprai sampai mengenai tubuh pasien.
3. Baringkan kembali pasien ke atas pat slide.
4. Atur posisi pasien sampai ke bagian tengah pat slide dengan
menarik seprai.
5. Pasien siap dipindahkan.
6. Setelah selesai digunakan, kembalikan alat ke tempatnya dengan
rapi.

UNIT TERKAIT ---


PENGOPERASIAN MONITOR ANESTESI
PENLON MS

KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
SPO/OKP/ 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman
dr. ..

PENGERTIAN Pedoman dalam penggunaan monitor anestesi.

TUJUAN Agar pengoperasian alat dilakukan dengan baik dan benar sesuai
dengan prosedur.

KEBIJAKAN Setiap pengoperasian monitor anestesi penlon sesuai dengan


prosedur.

RINCIAN 1. Hubungkan power cable ke sumber listrik dan tekan tombol ON


INSTRUKSI KERJA untuk mengidupkan mesin.
2. Hubungkan semua kabel parameter (SPO2, NIBP, ECG,
Temperature Probe, Monitor Gas Anestesi, BIS) yang akan
digunakan ke alat.
3. Pasangkan elektroda EG, SPO2 sensor, NIBP cuff, monitor gas
anestesi conector, BIS sensor ke pasien.
4. Untuk merubah parameter yang diinginkan tekan pada layar
parameter yang ingin dirubah atau masuk ke layar menu dan pilih
parameter yang ingin diubah.
5. Jika ingin mensiagakan alat tekan tombol standby pada alat, maka
alat akan menghentikan semua pembacaan parameter pasien dan
alat dalam keadaan siaga/standby.

UNIT TERKAIT ---


PENGOPERASIAN MESIN ANESTESI PENLON

KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
SPO/OKP/154 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Pedoman dalam pengoperasian mesin anestesi penlon.

TUJUAN Agar pengoperasian alat dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
prosedur.

KEBIJAKAN Setiap pengoperasian mesin anesthesia penlon sesuai dengan prosedur RS.

PROSEDUR I. SETUP MESIN


Hubungkan kabel power ke sumber listrik (PLN) dan kabel power ventilator,
heater absorber ke auxiliary .
Hubungkan supply gas (O2, air, N2O) baik dari central gas atau tabung (bila
ada tabung pin index).
Hubungkan patient circuit, kantong bagging, fresh gas hose.
Catatan : jika ingin menggunakan bacterial filter, tempatkan filter di
bagian selang ekspirasi (pada absorber ditandai dengan tanda panah
kedalam)
Hubungkan kabel DVI dari remote monitor ke unit ventilator, hubungkan
kabel data koneksi dari absorber ke ventilator, kabel sensor O2 dan kabel
interface dari mesin anestesi ke ventilator.

II. PENGOPERASIAN ALAT


Hidupkan mesin dengan tombol main switch dibelakang mesin anestesi,
memutar knob ‘fresh bag switch’ (jika kabel interface mesin anestesi
terhubung dengan ventilator maka ventilator akan otomatis ON) atau
menekan tombol ON/OFF di remote screen ventilator untuk menghidupkan
monitor ventilator.
Atur flowmeter sesuai kebutuhan.
Posisikan switch ke posisi yang diinginkan (ventilator atau
manual/bagging).
Pada posisi manual/bagging, atur bukaan APL valve sesuai dengan
kebutuhan.
Untuk memakai ventilator, ubah Bag/ventilator switch ke posisi ventilator.
Kemudian untuk memulai ventilating, pilih mode ventilating yang
diinginkan dengan menekan dua kali ikon pada layer (pressure mode,
volume mode).
Atur parameternya dengan menekan tombol parameter, putar knob dan tekan
knob untuk memastikan (confirm).
Catatan : untuk spontan mode, posisi bag/ventilator switch diubah ke
posisi bagging/manual.

UNIT TERKAIT ---

PENGOPERASIAN MEJA OPERASI


ELEKTRIK (BERCHTOLD)

KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
SPO/OKP/155 00 1-2

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Pedoman penggunaan meja operasi elektrik Berchtold.

TUJUAN Agar semua petugas dapat mengoperasikan meja operasi tersebut


dengan baik dan benar.

KEBIJAKAN Pengoperasian meja operasi elektrik Berchtold dilakukan dengan


benar.

PROSEDUR 1. Sambungkan kabel meja operasi ke sumber listrik/stop kontak.


2. Tekan main switch yang terdapat disamping konektor kabel
power, maka dengan otomatis remote meja operasi akan menyala.
Tekan tombol ON pada remote untuk menghidupkan alat.
3. Untuk mengatur posisi yang diinginkan/sesuai jenis tindakan lihat
petunjuk pada remote kontrol, sesuai gambar yang tertera di
remote kontrol sehingga bisa membuat posisi yang diinginkan.
4. Pada kasus tertentu atau operasi di bagian lumbal maka dapat
menggunakan bantalan meja (Accessories Tambahan).
5. Untuk mendapatkan posisi meja operasi yang lebih pendek, kita
dapat memisahkan bagian demi bagian dari meja operasi dengan
cara menarik pengait kunci yang tersedia disisi bawah meja kiri
dan kanan.
6. Untuk mengunci dan membuka meja operasi lihat petunjuk pada
remote kontrol.
7. Setelah selesai menggunakan alat, kembalikan posisi meja ke
posisi normal dengan melihat petunjuk pada remote kontrol. Bila
meja sudah dalam posisi normal dan roda dalam keadaan terkunci
maka tekan tombol OFF untuk mematikan alat.
8. Untuk membersihkan atau memperbaiki meja operasi, sebaiknya
saklar listrik dari meja operasi harus dilepaskan lebih dahulu.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Perlu diperhatikan agar kaki meja tidak tersentuh oleh anggota
tubuh.
2. Pastikan alat-alat disekeliling meja operasi tidak saling
berdekatan untuk menghindari benturan pada saat
mengoperasikan/memposisikan meja.
3. Posisi meja harus selalu terkunci.

PENGOPERASIAN MEJA OPERASI


ELEKTRIK (BERCHTOLD)
KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
SPO/OKP/155 00 2-2

PROSEDUR Perawatan Alat :


1. Setelah dipakai, meja operasi dibersihkan dengan menggunakan
cairan desinfektan lalu lap dengan lap kering.
2. Kabel meja operasi sebaiknya selalu tersambung ke arus listrik.
3. Posisi meja operasi harus pada posisi yang paling rendah.
4. Apabila terjadi kerusakan lapor bagian Maintenance.

UNIT TERKAIT ---


PENGOPERASIAN NEURO
ENDOSCOPY SET

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/156 00 1-3

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ..

PENGERTIAN Petunjuk/tata laksana penggunaan alat Neuroendoscopy set di kamar


operasi.

TUJUAN Menjadi pedoman bagi semua petugas kamar operasi dalam


mengoperasikan alat neuroendoscopy set sehingga alat dapat
digunakan dengan baik dan benar.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan alat neuro endoscopy dilakukan sesuai prosedur


rumah sakit.

PROSEDUR I. Setting Alat


1. Sambungkan seluruh kabel power monitor, camera, light
source, DVD Player) pada panel power yang terletak pada
bagian belakang rak (box warna biru).
2. Sambungkan kabel s video dari input monitor ke 3 video
video output DVD player.
3. Sambungkan kabel video input pada DVD player (warna
kuning) ke video input kamera.
4. Sambungkan kabel power utama (warna orange) ke sumber
listrik.
II. Monitor HD TV Aesculap
1. Tekan tombol on/off untuk menghidupkan monitor pada
bagian belakang bawah monitor.
2. Biarkan monitor melakukan loading sampai monitor siap
digunakan.
3. Monitor akan siap digunakan setelah unit lain (kamera, dvd
player) dalam keadaan on (siap pakai) maka akan muncul
gambar yang tertangkap oleh kamera dan menu-menu
terdapat pada DVD player.

III. Kamera David 3 Digital


1. Sambungkan ujung kabel kamera pada mesin, pastikan
elemen-elemen pada ujungnya masuk dengan benar dengan
memperhatikan tanda titik merah sejajar antara ujung kabel
kamera dan yang terdapat pada mesin.
2. Tekan tombol ON untuk menghidupkan mesin.
3. Tekan tombol WHITE untuk setting white balance.
4. Tekan tombol MODE untuk pilihan tampilan gambar dengan
posisi low, medium, high, fiber.

PENGOPERASIAN NEURO
ENDOSCOPY SET

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/156 00 2-3

PROSEDUR 5. Tekan tombol GAIN untuk perbesaran gambar.


6. Tekan tombol ZOOM untuk tampilan perbesaran ukuran
gambar s.d 2x perbesaran.
7. Putar ring warna biru pada head camera untuk pengaturan
fokus secara manual.
8. Putar ring warna hitam pada head camera untuk pengaturan
ukuran gambar (zoom) secara manual.
9. Tekan tombol warna biru pada head camera untuk autofokus.
10. Tekan tombol OFF untuk mematikan kamera.
IV. Light Source Axel 300
a. Pastikan kabel light source sudah menyambung ke Scoop
(lensa) dan kamera sudah siap digunakan.
b. Tekan tombol ON untuk menghidupkan light source.
c. Tunggu beberapa detik (± 5 detik) s.d lampu signal merah
mati baru atur kekuatan cahaya dengan memutar tombol
putaran ke arah kanan sesuai dengan kebutuhan.
d. Putar ke arah kiri untuk mengecilkan kekuatan cahaya jika
sudah selesai penggunaan kemudian matikan mesin dengan
menekan tombol off.

V. DVD Player LG
1. Dengan remote control
a. Tekan tombol power pada remote untuk menghidupkan
DVD player.
b. Pastikan ada koneksi antara DVD, kamera dan monitor
dengan setting alat sesuai pada prosedur setting yang
telah dijelaskan.
c. Pastikan input AV pada AV1 dengan tekan tombol input
pada remote.
d. Tekan tombol rec pada remote (warna merah) untuk
memulai rekaman.

2. Melihat hasil rekaman dan memindahkan ke CD/DVD


a. Tekan tombol home pada remote control.
b. Pilih icon movie pada monitor dengan menekan tanda
panah ke kanan pada remote.
c. Pilih HDD dengan menekan tanda panah ke bawah pada
remote kemudian enter.
d. Pilih hasil rekaman yang diinginkan dengan menggunakan
tanda panah ke empat arah.
e. Tekan enter dan pilih play untuk memutar hasil rekaman.
f. Masukkan CD/DVD kedalam DVD Player dengan
menekan tombol open/close pada remote.
PENGOPERASIAN NEURO
ENDOSCOPY SET

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/156 00 3-3

PROSEDUR g. Lakukan langkah yang sama seperti melihat hasil rekaman


kemudian pilih dubbing kemudian enter untuk memulai
proses pemindahan data dari hard disk (HDD) ke DVD.
h. Keluarkan CD/DVD dari piringan DVD player dengan
tekan tombol open/close pada remote.

UNIT TERKAIT ---


PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN
DI KAMAR BEDAH MAYAPADA HOSPITAL

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/157 00 1-3

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Suatu proses penerimaan dan pelayanan pasien terhadap tindakan


yang akan dilakukan di kamar bedah.

TUJUAN Untuk memastikan bahwa prosedur penerimaan dan pelayanan


pasien di kamar bedah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada
dan untuk dapat memudahkan pemantauan.

KEBIJAKAN Semua pasien yang masuk ke ruang operasi harus dilakukan validasi
pasien terhadap persiapan yang sudah dilakukan.
PROSEDUR 1. Perawat kamar bedah menerima jadwal operasi dari ruangan baik
RWI ataupun RWJ. Perawat kamar bedah menanyakan tentang
persiapan yang sudah dilakukan, baik dari pasien, administrasi
dan persiapan pemeriksaan penunjang lainnya. Termasuk juga
apakah diperlukan tindakan dengan dokter anesthesi atau dengan
lokal anesthesi.
2. Bila diperlukan pembiusan, maka perawat kamar operasi
memberitahukan kepada dokter anesthesi yang bertugas pada hari
tersebut.
3. Perawat bedah memberitahukan kepada perawat anesthesi agar
menyiapkan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan.
4. Perawat bedah menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai
dengan jenis operasi.
5. Perawat memanggil pasien 30 menit sebelum jadwal operasi
yang ditentukan.
6. Setelah pasien tiba di kamar operasi, perawat ruangan melakukan
serah terima pasien dengan perawat kamar bedah, dilakukan
validasi data dan verifikasi terhadap pasien yang akan dilakukan
tindakan antara lain : (nama pasien, tindakan yang akan
dilakukan, daerah yang akan dilakukan tindakan, kelengkapan
persiapan baik persiapan pasien, administrasi dan pemeriksaan
penunjang).
7. Perawat kamar bedah memberi kesempatan/menuntun pasien
berdoa untuk mengurangi kecemasan.
8. Bila semuanya sudah siap perawat yang melakukan serah terima
(perawat anesthesi) melakukan pengukuran tanda-tanda vital
kepada pasien tersebut dan didokumentasikan.

PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN


DI KAMAR BEDAH MAYAPADA HOSPITAL

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/157 00 2-3

PROSEDUR 9. Dokter anesthesi dan dokter bedah melakukan verifikasi ulang


kepada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan.
10. Bila semua sudah sesuai, maka perawat membawa pasien ke
ruang tindakan.
11. Dokter anesthesi melakukan pembiusan dibantu oleh perawat
anesthesi.
12. Dokter operator dan perawat kamar bedah melakukan cuci tangan
prosedural, memakai jas operasi steril dan sarung tangan steril,
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
13. Sebelum operasi dimulai perawat instrument dengan perawat
asisten melakukan penghitungan terhadap jumlah instrument
yang akan dipakai, jumlah kasa yang akan dipakai serta jarum
yang sudah disiapkan disaksikan oleh cirkuler.
14. Dokter operator melakukan desinfeksi daerah yang akan
dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan melakukan draping.
15. Dokter operator dan tim siap melakukan pembedahan.
16. Bila saat operasi ditemukan penyulit/kelainan lain di luar bidang
pengetahuan dokter operator maka dokter akan memberitahukan
kepada keluarga pasien perihal kelainan yang ditemui, sekaligus
meminta ijin kepada keluarga pasien untuk dikonsultasikan ke
dokter yang ahli di bidang tersebut.
Bila keluarga pasien menyetujui, keluarga di mohon
menandatangani inform koncent tindakan berikutnya. Kemudian
perawat kamar bedah menghubungi dokter konsulen dan
memberitahukan untuk datang ke kamar bedah secepat mungkin.
17. Bila keluarga tidak memberikan persetujuan untuk tindakan
terhadap kelainan yang ditemui, maka operator primer
melanjutkan operasi.
18. Setelah operasi selesai sebelum dilakukan penutupan incisi maka
instrumentator melakukan penghitungan ulang terhadap kasa,
instrument, dan jarum dibantu oleh perawat sirkuler.
19. Bila ditemukan, dokter operator mengeluarkan dari tubuh pasien.
Instrumentator menghitung kembali jumlah keseluruhan benda
tersebut, melaporkan kepada operator dan luka operasi ditutup.
PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN
DI KAMAR BEDAH MAYAPADA HOSPITAL

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/157 00 3-3

PROSEDUR 20. Bila dengan C-Arm yakin bahwa tidak ada benda yang tertinggal,
instrumentator tetap menghitung kembali benda yang hilang dan
melaporkan kepada dokter operator. Beliau yang akan memberi
keputusan untuk menutup luka operasi.
21. Dokter anesthesi menyudahi pembiusan dibantu oleh perawat
anesthesi, dan membawa pasien ke ruang pemulihan.
22. Perawat anesthesi melakukan serah terima pasien dengan perawat
ruang pemulihan.
23. Perawat ruang pemulihan melakukan observasi kepada pasien,
dan bil ada masalah perawat ruang pemulihan memberitahukan
kepada dokter anesthesi dan dokter bedah.
24. Setelah pasien stabil selama di ruang pemulihan 30-60 menit
maka perawat ruang pemulihan memberitahukan kepada dokter
anesthesi perihal rencana pemulangan pasien ke ruangan.
25. Pasien kembali ke ruangan atas persetujuan dokter anesthesi
dengan memakai score aldreth.
26. Bila selama observasi di ruang pemulihan ditemukan masalah
misalnya perdarahan, perawat anesthesi melaporkan kepada
dokter bedah. Dokter bedah memberi instruksi apakah diperlukan
pembedahan ulang atau tidak, dokter bedah menginformasikan
kepada keluarga tentang hal yang terjadi.
27. Bila diperlukan bedah ulang, perawat kamar bedah dan perawat
anesthesi menyiapkan alat-alat yang akan diperlukan.

UNIT TERKAIT PRO/OKP/001


PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HIV AIDS
DAN HEPATITIS DI KAMAR BEDAH

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/158 00 1-2

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Petunjuk penatalaksanaan pembedahan pada pasien yang mengidap


kasus HIV AIDS dan Hepatitis.

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien ke petugas


kamar bedah.
2. Mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien ke pasien yang
lainnya.

KEBIJAKAN Setiap melaksanakan tindakan operasi dengan infeksi dan penyakit


menular mengacu kepada prinsip universal caution dan pengendalian
infeksi.

PROSEDUR 1. Tentukan ruang operasi yang akan digunakan.


2. Siapkan ruangan sedemikian rupa sehingga alat-alat yang ada
didalam ruangan hanya berupa kebutuhan standar kamar bedah dan
sesuai dengan kebutuhan operasi.
3. Batasi jumlah petugas dan hanya yang berkepentingan yang ada di
dalam kamar operasi, usahakan selama tindakan berlangsung
petugas tidak keluar masuk ruangan.
4. Gunakan universal precaution berupa apron plastik, kacamata
google, masker dengan perisai plastik, sepatu boot.
5. Gunakan sarung tangan steril berlapis atau sarung tangan steril
orthopedi.
6. Untuk dokter anesthesi dan petugas anesthesi serta petugas lain
gunakan sarung tangan non steril setiap tindakan.
7. Bertindak dengan hati-hati, gunakan dengan media lain selain
tangan sebagai penghantar untuk menyerahkan dan menerima
benda-benda tajam seperti gunting, jarum, pisau pada operator
misalnya dengan menggunakan nier bekken/bengkok.
8. Gunakan disposible draping bila tersedia jika tidak ada gunakan
steridrape dengan prinsip isolasi cairan tubuh.
9. Setelah tindakan operasi selesai buang benda-benda tajam pada
sharp container, buang linen-linen disposibel sebagai sampah
infeksius, jika menggunakan linen non disposibel tempatkan
linen kotor pada kantong infeksius warna kuning dengan diberi
tanda xx berwarna merah untuk segera dikirim ke laundry.

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HIV AIDS


DAN HEPATITIS DI KAMAR BEDAH

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/158 00 2-2

PROSEDUR 10. Buang semua sampah-sampah yang infeksius (terkontaminasi


dengan cairan tubuh seperti darah, pus, urine dan cairan
lambung).
11. Untuk alat-alat anestesi seperti ETT, gudel, sircuit tubing
digunakan sekali pakai.
12. Bersihkan kamar operasi dan semua peralatan yang ada di kamar
operasi dengan menggunakan chlorsef 17 1:1 atau clorsef 87 1:5.

UNIT TERKAIT ---


LAPORAN OPERASI

No. Dokumen : Revisi : Halaman:


KAMAR BEDAH
SPO/OKP/159 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapan


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter operator setelah selesai
operasi yang berisikan segala tindakan yang dilakukan selama operasi
berlangsung.

TUJUAN 1. Sebagai pertanggungjawaban atas segala tindakan yang dilakukan


2. Sebagai medical record pasien.
3. Sebagai dokumen legal rumah sakit.

KEBIJAKAN Setiap selesai melakukan tindakan operasi, dokter operator wajib


membuat laporan operasi.

PROSEDUR Dokter mengisi dengan jelas, dengan tulisan yang dapat dibaca, dan
tidak menggunakan singkatan dan istilah-istilah pribadi dilembar
laporan, antara lain:
 Data pasien : Nama, Alamat, No. Telepon, Tanggal Lahir, Umur,
dan Ruangan.
 Diagnosa Pre-op dan Diagnosa Post-op nama dokter anestesi,
asisten dan instrumentator.
 Tanggal operasi, jam operasi dimulai, jam operasi selesai dan
lama operasi.
 Ahli bedah, Ahli Anestesi, Ass Ahli Bedah, Jenis Anestesi, Jenis
Pembedahan.
 Menjelaskan apakah ada pemeriksaan kultur patologi anatomi
dan lain-lain.
 Menulis instruksi post operasi dilembar catatan medis pada status
pasien.
 Menuliskan tanggal dan menandatangani di sudut kanan bawah
lembar laporan operasi.

UNIT TERKAIT ---


PENGELOLAAN PRA, DURANTE
DAN PASCA ANESTESI

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/160 00 1-3

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Pengelolaan Pra, Durante, dan Pasca Anestesi yang dilakukan kepada
pasien untuk memberikan rasa aman dan safety pasien sehingga
terhindar dari kesalahan sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan
pembiusan.

TUJUAN Untuk memastikan tanggung jawab dokter anestesi dalam


menentukan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan
anestesi dan memberitahukan kepada pasien atau keluarga mengenai
rencana tersebut.

KEBIJAKAN 1. Pengawasan dimulai sejak Pra, Durante dan Pasca Anestesi.


2. Pemantauan dan tindakan anestesi dilakukan oleh dokter
spesialis anestesiologi dibantu penata anestesi yang telah
mendapatkan pelimpahan wewenang.
3. Dokter spesialis anestesiologi bertanggung jawab terhadap
semua tindakan anestesiologi baik Pra, Durante dan Pasca
anestesi.

PROSEDUR PENGELOLAAN PRA ANESTESI


1. Adapun pengelolaan pra anestesia dengan mempelajari rekam
medis pasien (Medical Record).
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik meliputi membahas riwayat
medis, kebiasaan, habituasi, pengalaman anestesi dan terapy
obat terdahulu, menilai aspek-aspek kondisi fisik yang dapat
mempengaruhi keputusan berkenaan dengan resiko dan
penatalaksanaan peri operatif.
3. Meminta dan atau mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan
konsultasi yang diperlukan untuk melakukan anesthesia.
4. Menentukan medical pra anesthesia (pre med) yang tepat yang
diperlukan untuk melakukan anesthesia.
5. Adapun di kamar operasi persiapan pra anestesi yang dilakukan
meliputi persiapan tenaga baik dokter anestesi maupun perawat
anestesi. Persiapan alat meliputi mesin anestesi, peralatan
intubasi dan persiapan obat baik obat-obat pre mediksai
(narkotik, analgetik dan sedative), obat-obat pelumpuh otot,
obat-obat emergency dan stiker label atau cairan yang digunakan

PENGELOLAAN PRA, DURANTE


DAN PASCA ANESTESI

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/160 00 2-3

PROSEDUR PENGELOLAAN DURANTE


Sesuai dengan standar pelayanan anesthesia selama pembiusan, pada
prinsipnya adalah untuk melakukan pemantauan fungsi-fungsi vital
pasien yang dibius, meliputi:
1. Fungsi pernafasan meliputi pemantauan oksigenasi, pemantauan
ventilasi.
2. Fungsi sirkulasi untuk memastikan keadekuatan fungsi sirkulatori
pasien selama anestesia dengan metode : Pada setiap pasien yang
menjalani anesthesia harus dipaparkan gambaran EKG secara
kontinyu sejak awal anesthesia hingga meninggalkan lokasi.
Dilakukan pemeriksaan dan evaluasi tekanan darah arterial dan
laju jantung setiap 5 menit, fungsi sirkulatori harus dibuat
evaluasi secara kontinyu, paling tidak dengan salah satu dari
yang berikut ini: palpasi nadi, auskultasi bunyi jantung,
pemantauan jelas, tekanan intra arterial, pemantauan nadi
peripheral ultrasound atau pletismografi atau oksimetri pulse.
3. Suhu tubuh mempertahankan suhu tubuh pasien yang sesuai.
Mempertahankan suhu tubuh pasien yang sesuai selama
anesthesia dengan metode memantau adanya perubahan-
perubahan signifikan suhu tubuh secara klinis diinginkan,
diantisipasikan atau dicurigai.

PENGELOLAAN PASCA ANESTHESIA


1. Semua pasien yang menjalani anesthesia umum, anesthesia
regional harus menjalani tatalaksana pasca anestesi yang tepat
yaitu dengan : semua pasien yang menjalani tindakan anesthesia
harus dimasukkan ke Recovery Room (RR).
2. Seorang pasien yang dipindahkan ke RR harus didampingi oleh
seorang anggota tim pengelola anesthesia yang memahami
kondisi pasien. Pasien tersebut harus dinilai secara kontinyu dan
ditandatangani selama pemindahan dengan pemantauan dan
bantuan sesuai dengan kondisi pasien.
3. Setelah tiba di RR pasien harus dinilai kembali oleh anggota tim
pengelola anesthesia yang mendampingi pasien dan laporan
verbal diberikan kepada perawat RR yang bertanggung jawab :
Kondisi pasien setelah tiba di RR harus segera dicatat, perawat
anesthesia harus memberikan informasi yang berkenan dengan
kondisi pasien selama pra bedah dan jalannya
pembedahan/anesthesi kepada perawat RR, anggota tim
pengelola anesthesi harus tetap berada di dalam RR sampai
perawat RR menerima pengalihan tanggung jawab.

PENGELOLAAN PRA, DURANTE


DAN PASCA ANESTESI

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/160 00 3-3

PROSEDUR 4. Kondisi pasien di RR harus dinilai secara kontinyu antara lain :


pemantauan oksigenasi, ventilasi, sirkulasi dan suhu. Selama
pemulihan penilaian oksigenasi kuantitatif dilakukan dengan
pemasangan oksimetri pulse dan harus dibuat laporan tertulis
yang akurat selama di RR yaitu dengan penggunaan sistem skor
RR yang tepat pada saat pasien masuk, selama di RR dan saat
keluar di RR.
5. Seorang dokter spesialis anestesiologi bertanggung jawab atas
pengeluaran pasien dari RR ada kriteria khusus untuk
mengeluarkan pasien dari RR. Kriteria ini dapat berbeda untuk
pasien yang dipindahkan langsung keruang rawat rumah sakit, ICU
atau pulang ke rumah (ODC).

UNIT TERKAIT ---


PASIEN DENGAN PATHOLOGI KELABU

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/161 00 1-2
SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Adalah kelainan/penyakit pasien yang penanganannya dapat


dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu kedokteran dan dokter spesialis
disiplin ilmu itu menganggap kelainan/penyakit itu merupakan daerah
keahliannya misalnya : bibir sumbing yang dapat dikerjakan oleh
spesialis bedah plastik, bedah mulut, bedah umum atau spesialis
THT; hernia nucieus pulposa yang dapat dikerjakan oleh spesialis
bedah tulang atau bedah syaraf; thyroid pathologi yang dapat
dikerjakan oleh spesialis bedah onkologi, bedah umum atau bedah
THT dan lain-lain.

TUJUAN Memberikan acuan kepada seluruh tenaga medis dalam penanganan


pasien dengan pathologi area kelabu sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman antar multi disiplin ilmu dan keahlian sehingga
penanganan pasien dapat tercapai dengan baik dan profesional.

KEBIJAKAN 1. Sampai saat ini tidak ada acuan yang baku dari departemen
kesehatan maupun organisasi profesi yang mengatur masalah ini,
dengan demikian menyulitkan pengaturan oleh management
rumah sakit dan komite medik.
2. Perlu ditetapkan aturan internal intern rumah sakit mayapada
hospital untuk menjaga hubungan kerjasama yang baik diantara
berbagai disiplin ilmu dan membantu pasien untuk menentukan
oleh bidang ilmu mana sebaiknya ditangani untuk mencapai
kesembuhannya.

PROSEDUR 1. Pasien berhak menentukan pilihannya sendiri. Pilihan pasien


adalah mutlak.
a. Agar tertib administrasi berjalan baik, pasien diminta untuk
melengkapi formulir pilihan dokter.
b. Dokter yang dipilih juga diharapkan mengetahui batas
kompetensinya, walaupun sudah mendapat kepercayaan dari
pasien, tapi bila ia menganggap tidak dapat melayani pasien
dengan baik, bersedia merujuk pasien tersebut ke sejawat
yang lebih berkompetensi.
2. Pasien pribadi dokter spesialis boleh ditangani oleh dokter
spesialis tersebut sesuai dengan kompetensinya.
PASIEN DENGAN PATHOLOGI KELABU

KAMAR BEDAH No. Dokumen : No. Revisi : Hal :


SPO/OKP/161 00 2-2

PROSEDUR 3. Pasien rumah sakit yang belum menentukan dokter yang akan
menanganinya :
a. Berhak mendapat penjelasan mengenai berbagai disiplin ilmu
yang dapat menangani kelainan atau penyakitnya. Penjelasan
dapat diberikan oleh pihak rumah sakit atau dokter yang
menerima pasien tersebut.
b. Dalam menentukan pilihannya, sebaiknya tidak mendapat
tekanan atau paksaan dari pihak manapun juga. Dan sebaiknya
dihindari terjadinya praktek-praktek 'dichotomi'.
c. Pasien menentukan bidang disiplin ilmu dan juga dokter yang
akan menanganinya, bila perlu dengan mengisi formulir
pilihan dokter yang tersedia.
d. Dokter dari disiplin ilmu yang dipilih menentukan apakah
bersedia menangani pasien tersebut dengan mementingkan
yang terbaik untuk kesembuhan penyakit pasiennya dan
kompetensinya.
e. Bila dari point 3A-3D diatas sudah dijalankan tetapi masih ada
hal-hal yang mengakibatkan kerjasama antar disiplin tidak
dapat berjalan dengan baik akan diputuskan oleh komite medik
sebagai dewan tertinggi.

UNIT TERKAIT ---


PENGENDALIAN ALAT RUSAK

No. Dokumen : Revisi : Hal :


KAMA R BEDAH
SPO/OKP/162 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukan setiap menemukan peralatan yang rusak


atau tidak berfungsi baik.

TUJUAN Agar semua staf kamar bedah dapat melakukan pengendalian alat
rusak.

KEBIJAKAN Semua peralatan di kamar bedah selalu dalam kondisi siap pakai.
PROSEDUR 1. Pada saat menemukan alat rusak atau tidak berfungsi dengan
baik, segera beritahukan Ka.Unit Kamar Bedah dan bagian
Maintenance.
2. Isi formulir permohonan perbaikan dengan lengkap, dan kirim
ke bagian Maintenanace setelah ditanda tangani oleh Ka. Unit
Kamar Operasi.
3. Setelah alat selesai diperbaiki dan berfungsi kembali. Tanda
tangani formulir pelaksanaan pekerjaan dari maintenance.
4. Simpan dokumen perbaikan dalam bantex pelaksanaan
perbaikan oleh bagian Maintenance sebagai bukti perbaikan.

UNIT TERKAIT PRO/MTC/003

EVALUASI STOK MIN-MAX ALKES DAN


OBAT-OBATAN DI KAMAR BEDAH
No. Dokumen : Revisi : Hal :
SPO/OKP/163 00 1-1

KAMAR BEDAH

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan stok min-max alkes dan
obat-obatan di kamar bedah sesuai kebutuhan.

TUJUAN Menghindari kekurangan atau kelebihan stok alkes dan obat-obatan


di kamar bedah.

KEBIJAKAN Stok alkes dan obat-obatan di kamar bedah mengikuti ketentuan


min-max.

PROSEDUR 1. Melakukan penghitungan pemakaian alkes dan obat-obatan


setiap hari.
2. Melakukan stok opname intern kamar bedah setiap akhir bulan.
3. Selama 3 bulan berturut-turut, evaluasi jenis obat-obatan dan
alkes yang sering dan jarang digunakan.
4. Berdasarkan daftar penggunaan alkes dan obat-obatan yang
sering dan jarang digunakan, buat pengajuan revisi stok min-
max alkes dan obat-obatan.

UNIT TERKAIT ---


VISITING PRE OPERATIVE OLEH DOKTER
ANESTHESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


KAMAR OPERASI
SPO/OKP/164 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Melakukan pre operasi visite oleh dokter anesthesi untuk memastikan
kelayakan pasien untuk dilakukan suatu jenis operasi atau tindakan,
persiapan yang diperlukan dan menjelaskan jenis anesthesi yang akan
diberikan serta kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi.

TUJUAN 1. Memeriksa ulang secara menyeluruh keadaan fisik pasien, diagnosa


kerja, hasil laboratorium, pemeriksaan penunjang, jawaban konsul
dari dokter spesialis lain (bila ada) dan rencana operasi dari dokter
bedah yang terlibat.

2. Menentukan persiapan pasien untuk menjalani prosedur operasi


bedah atau suatu tindakan (puasa, produk darah dll).

KEBIJAKAN Semua pasien yang akan di operasi dilakukan visiting pra operasi oleh
dokter anesthesia.

PROSEDUR 1. Dokter anesthesia menerima informasi perihal rencana operasi


(terencana maupun emergency) dari petugas kamar operasi atau
perawat UGD atau perawat ruangan.

2. Dokter anesthesi melakukan pre operasi visite sesegera mungkin


untuk memastikan kondisi pasien, kelayakan operasi dan persiapan
yang diperlukan oleh anesthesia.

3. Dokter anesthesi menjelaskan rencana jenis anesthesia yang akan


dilakukan kepada pasien atau keluarga (pasien anak) atau pihak
yang bertanggung jawab terhadap keberadaan pasien.
4. Dokter anesthesi menjelaskan resiko-resiko pemberi jenis
anesthesia yang direncanakan dan sikap dokter anesthesi terhadap
resiko pembedahan yang mungkin timbul saat prosedur atau suatu
tindakan yang sedang berlangsung di kamar operasi.

5. Doketer anesthesi menjelaskan kemungkinan rencana paska bedah


untuk di rawat di HCU atau ICU atau kembali ke ruang perawatan
biasa.

6. Dokter anesthesi mendapatkan persetujuan atau penolakan secara


tertulis atas rencana jenis anesthesia yang dilakukan dari pasien /
keluarga.

UNIT TERKAIT ---


ANESTHESI REGIONAL
(SPINAL ANESTHESIA, EPIDURAL ANESTHESI)

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


KAMAR OPERASI
SPO/OKP/165 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Memberikan obat lokal anesthesia ke dalam ruang subarachoid atau


ruang epidural dalam dosis dan konsentarsi obat tertentu untuk
mencapai level anesthesia yang diharapkan sehingga suatu prosedur
bedah dapat dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu.

TUJUAN Pelayanan anesthesia regional dipilih unuk suatu prosedur bedah bila
bermanfaat lebih banyak kepada pasien bila dibandingkan diperlakukan
dengan bius umum.

KEBIJAKAN 1. Selalu mempertimbangkan manfaat dan resiko dalam penetuan


pemilihan tipe anesthesia yang akan dilakukan.

2. Menjelaskan kepada pasien atau pihak keluarga manfaat dan resiko


perihal tipe anesthesia yang direncanakan.

3. Mendapatkan persetujuan medis (informed consent) dari pasien


atau pihak keluarga.

PROSEDUR 1. Perawat mesin anesthesia terlebih dahulu diperiksa dan lakukan


test kalibrasi.
2. Perawat memasang monitor anesthesi.
3. Perawat menyiapkan semua obat-obat resusitasi yang diperlukan.

4. Perawat menyiapkan peralatan yang diperlukan sebelum


melakukan anesthesia regional (spinal atau epidural).

5. Dokter anesthesi memberikan sedasi ringan untuk mengurangi


tingkat stress yang mungkin dialami pasien.
6. Pasien diposisikan sesuai prosedur regional anesthesia yang
dilakukan.

7. Bila terjadi kesulitan atau kegagalan melakukan prosedur regional


anesthesia maka akan dilakukan bius umum.

8. Bila terjadi komplikasi maka segera atasi komplikasi yang timbul


sebelum dilanjutkan suatu prosedur bedah.

UNIT TERKAIT ---


PERSIAPAN OBAT – OBAT UNTUK INDUKSI
ANESTESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


KAMAR OPERASI
SPO/OKP/166 00 1-1

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Menyiapkan sediaan obat yang akan pakai sesuai jenis tindakan anestesi
baik regional maupun general anestesi.

TUJUAN 1. Memperlancar jalannya prosedur tindakan anestesi.

2. Mempermudah pengambilan / pemakaian obat yang dibutuhkan.

3. Menghindari kekeliruan dalam pemberian obat kepada pasien.

KEBIJAKAN Merupakan tanggung jawab dokter anestesi yang pada pelaksanaannya


dibantu oleh perawat anestesi dan dilakukan pada semua pasien yang
akan menjalani prosedur anestesi.

PROSEDUR Persiapan dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi.
Cara persiapan :

1. Menyiapkan obat – obat sesuai dengan tindakan anestesia di masing


– masing kamar operasi.

2. Gunakan 6 B dan baca nama obat sediaan yang tercantum pada


ampul atau vial dan tanggal kadaluarsa.

3. Obat dimasukkan didalam syring kemudian diberi label (berisi


nama obat dan rute pemberian, konsentrasi obat, tanggal dan jam
pembuatan dengan jelas.

4. Obat diletakkan diatas trolley anestesi dan siap untuk dipakai.

UNIT TERKAIT ---


TROLLEY ANESTESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/167 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Satu unit meja dorong yang berisikan perlengkapan alat dan obat untuk
tindakan anestesi dikamar bedah.

TUJUAN Agar trolley anestesi selalu dalam kondisi lengkap dan tertata rapih
untuk memudahkan tindakan anestesi.

KEBIJAKAN Perawat melakukan pengecekan, pengaturan dan kelengkapan jumlah


obat sesuai dengan cek list yang ada.

PROSEDUR 1. Perawat anestesi melakukan cek list dan mengajukan permintaan


obat dan alat anestesi.
2. Melakukan pengecekan kelengkapan dan kerapihan trolley anestesi
setiap kali selesai pemakaian trolley anestesi.
3. Alat kelengkapan trolley anestesi :
a. Stetoskop.
b. ETT no.7, 7,5, 8.
c. Laringoskop.
d. Plester infus dan SET.
e. Mandrain.
f. Suction catheter no. 10, 12, 14.
g. Infus set.
h. Blood set.
i. Torniquet.
j. Abocath (no. 14, 16, 18, 20, 22, 24).
k. Magill forcep.
l. Elektrode EKG..
m. Jelly.
n. Syring cuff 20 cc.
o. Syring (1 cc, 2 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc).
p. RL.
q. NacL (0,9% 25 cc dan 500cc).
TROLLEY ANESTESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/167 00 2-2
KAMAR OPERASI

PROSEDUR 5. Obat – obatan kelengkapan trolly anestesi :


a. Fentanyl.
b. Midazolam.
c. Muscle relaxan (recuronium, vecuronium, atracurium).
d. SA.
e. Prostigmin.
f. Ondancentron.
g. Propofol.
h. Tramadol.
i. Ketorolac.
j. Adrenalin.

UNIT TERKAIT ---


TINDAKAN ANESTESI LOKAL

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/168 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan sensasi / rasa nyeri pada
area tertentu dan terlokalisir dengan menggunakan zat atau obat
anestesi.

TUJUAN Menghilangkan rasa nyeri pada area tertentu sehingga pasien merasa
nyaman saat dilakukan tindakan invasive atau operasi.

KEBIJAKAN Keputusan Menteri Kesehatan RI No.779/MENKES/SK/VIII/2008


tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi dirumah sakit.

SPO A. Persiapan Alat :


- Lidocain 2% inj atau - Syring 3 cc/5 cc/10 cc
- Pehacain inj - Betadin 10%
- Sulfas Atropin inj - Handscoen steril
- Kain kassa steril - Kain duk steril
- Plester - Alkohol 70%
B. Tindakan
1. Siapkan alat yang diperlukan, bawa dengan meja trolley.
2. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
3. Atur posisi pasien yang nyaman.
4. Petugas cuci tangan sesuai prosedur.
5. Gunakan sarung tangan steril.
6. Desinfeksi area pembiusan dengan betadine atau antiseptik
lain.
7. Lakukan drapping area pembiusan menggunakan kain duk
steril.
8. Bersihkan area pembiusan dengan alkohol 70%.
9. Lakukan pembiusan lokal dengan obat yang dipilih sesuai
area tindakan.
10. Tindakan invasiv atau operasi dilakukan setelah yakin obat
anestesi bekerja secara optimal.

UNIT TERKAIT ---


KUNJUNGAN PRA ANESTESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/169 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

Dr…

PENGERTIAN Kunjungan pra anestesi adalah suatu kunjungan dokter anestesia yang
bertujuan untuk menilai kondisi pasien, memperkirakan (prediksi)
resiko anestesia dan menjelaskan prosedur anestesia yang diperlukan
untuk rencana pembedahan yang direncanakan dan mendapatkan
persetujuan tindakan anestesia (informed consent).

TUJUAN 1. Mengusahakan pasien dalam kondisi optimal pada saat menjalani


tindakan anestesia dan pembedahan.
2. Mengurangi angka kesakitan dan kematian selama tindakan
anestesia dan pembedahan.

KEBIJAKAN 1. Sebagai bagian standar dasar pengelolaan anestesia dimana ahli


anestesia bertanggung jawab untuk :
a. Menentukan status medis pasien.
b. Membuat rencana pengelolaan anestesi.
c. Memberi informasi kepada pasien dan atau keluarganya.
2. Standar ini berlaku bagi semua pasien yang akan mendapatkan
pelayanan anestesi atau pemantauan selama tindakan.

SPO 1. Pembuatan rencana pengelolaan anestesi meliputi :


a. Mempelajari rekam medis.
b. Melakukan wawancara dan pemeriksaan khusus :
 Membahas riwayat penyakit, kebiasaan, riwayat anestesi
terdahulu, pengobatan saat ini.
 Menilai kondisi fisik yang mungkin merubah keputusan
dalam hal resiko dan pengelolaan anestesi.
c. Meminta dan mempelajari hasil – hasil pemeriksaan dan
konsultasi yang diperlukan untuk tindakan anestesi.
d. Menentukan obat – obat atau medikasi pra anestesi yang
diperlukan untuk tindakan anestesi.
e. Penjelasan tentang kondisi pasien kepada keluarga atau pasien
(dewasa) sendiri, meliputi diagnosis kerja, rencana tindakan dan
faktor penyulit anestesi serta kemungkinan komplikasi intra
maupun paska anestesi. Ahli anestesia yang bertanggung jawab
memeriksa kembali bahwa hal tersebut diatas sudah dilakukan
secara benar dan dicatat dalam rekam medis pasien.
2. Kunjungan pra anestesi dapat dilakukan diruang rawat, poliklinik
anestesi, tempat lain seperti UGD dan poliklinik bila kondisi
memungkinkan.

UNIT TERKAIT ---


PREMEDIKASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/170 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Premedikasi adalah pemberian obat – obatan sebelum dilakukan induksi


anestesia.

TUJUAN 1. Menurunkan tingkat kecemasan pasien.


2. Mengurangi rasa nyeri, mual, dan muntah.
3. Memudahkan induksi anestesia dan mengurangi jumlah pemakaian
obat induksi.
4. Mengurangi komplikasi spesifik yang berhubungan dengan
anestesia atau kondisi yang terdapat pada pasien, seperti bradikardi,
respon hipertensi, aspirasi, bronkhospasme, reaksi alergi.

KEBIJAKAN 1. Pemberian premedikasi secara intravena harus diberikan di kamar


operasi.
2. Pemberian premedikasi secara oral dapat diberikan diruang
perawatan.

SPO 1. Premedikasi intravena diberikan oleh dokter anestesi dengan


memberikan obat – obatan yang sesuai dengan tujuannya.
2. Obat – obatan premedikasi intravena diberikan setelah monitor
pasien terpasang.
3. Waktu pemberian obat premedikasi intravena adalah 5–15 menit
sebelum induksi (untuk intramuskular 30 menit).
4. Obat – obatan yang digunakan adalah :
a. Golongan benzodiazepine :
Midazolam : 0,07 – 0,1 mg/KgBB
b. Golongan opium analgetik :
Petidin : 1 – 2 mg/kgBB
Morphin : 0,1 – 0,2 mg/kgBB
Fentanyl : 1 – 10 mikro/kgBB
c. Anticholinergik :
Atropin : 0,25 – 0,5 mg.
Anak : 0,01 – 0,02 mg/kgBB
d. Antiemetik :
Metoclopramid : 10 mg
Ondansentron : 4 mg
e. H2 reserptor antagonis :
Ranitidin : 50 mg
5. Monitoring TTV pasien setiap 1 menit.

UNIT TERKAIT ---


ANESTESI PADA BEDAH SARAF

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/171 22 October 2019 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Anestesia yang dilakukan pada pembedahan SSP, medula spinalis dan
saraf perifer.

TUJUAN Menghilangkan sensasi pada daerah operasi dengan menggunakan


anestesi umum dan atau regional, membuat lapangan operasi yang
memadai serta menjaga hemeostasis intrakranial.

KEBIJAKAN Semua pasien yang akan dilakukan bedah syaraf dilakukan anestesi.

SPO 1. Persiapan pasien :


- Dokter melakukan validasi nama dan tanggal lahir pasien.
- Sudah melakukan kunjungan Pre-anestesi termasuk mengisi
Informed Consent.
- Sesuai standar operasi umum.
- Hasil pemeriksaan penunjang, seperti :
 Darah perifer lengkap.
 Masa perdarahan dan masa pembekuan.
 Fungsi ginjal (ureum, kreatinin).
 Fungsi hati (SGOT, SGPT).
- Pasien sudah terpasang jalur intravena yang sesuai untuk jenis
operasi dan infus dapat berjalan lancar.
- Menurunkan tekanan intrakranial dengan pendekatan fisiologis
dan farmakologis.
- Mencegah dan mengatasi kejang secara progresif.
- Menjaga stabilitas hemodinamik sesuai autoregulasi darah otak.
- Perawatan ICU / HCU pasca operasi.
2. Persiapan obat :
- Obat – obat anestesia umum.
3. Persiapan alat anesthesi lengkap :
- Monitor.
- Stetoskop.
- Termometer.
- CVC (sesuai indikasi).
- Analisa gas darah (sesuai indikasi).
- Capnograf (jika ada).
ANESTESI PADA BEDAH SARAF

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/171 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO 4. Indikasi :
a. Operasi pada SPP(Susunan Saraf Pusat) :
- Tumor (Meningioma, Astrocytoma).
- Perdarahan intrakranial (EDH, SDH, SHA).
- Kelainan konginetal (Hidrocephalus, MEA).
b. Operasi pada medula spinalis :
- Tumor (Tumor spinal, meningomyelocel).
- Kelainan konginetal (Spina Bifida).
c. Operasi pada saraf perifer :
- Trauma.
- Penekanan saraf oleh tumor.
5. Kontra indikasi :
a. Kelaianan fungsi hemeostasis darah.
b. Dekompensasi jantung.
c. Total AV Blok.
6. Komplikasi :
a. Peningkatan tekanan intrakranial.
b. Odema cerebri.
c. Emboli udara.
d. Kejang.
e. Aritmia.
f. Henti jantung.
7. Cara kerja :
- Sesuai dengan IK/OKP/011 anestesi umum.

UNIT TERKAIT ---


KONSULTASI ANESTESIA

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/172 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Konsultasi anestesia adalah suatu prosedur konsultasi manajemen


anestesia yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.

TUJUAN 1. Mempersiapkan kondisi medis pasien yang akan menjalani operasi


secara optimal.
2. Meningkatkan kewaspadaan dokter operator dan pasien mengenai
kondisi medis pasien.

KEBIJAKAN Pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan dengan anestesi


dikonsultasikan ke dokter anestesi.

SPO 1. Perawat mempersiapkan pasien dengan melakukan validasi


identitas pasien mencocokan nama dan tanggal lahir pasien.
2. Mempersiapkan kondisi medis pasien secara optimal sebelum
tindakan operasi.
3. Dokter anestesi melakukan anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kondisi medis pasien.
4. Dokter anestesi melakukan konsultasi kedokter spesialis lain untuk
terapi masalah medis yang spesifik.
5. Dokter anestesi membuat perencanaan manajemen anestesi yang
akan dilakukan sesuai kondisi pasien.
6. Dilakukan penggolongan kondisi fisik menurut ASA (American
Society of Anesthesiology).
7. Kegiatan diatas direkam dalam catatan medis.
8. Konsultasi anestesia dapat dilakukan di ruang perawatan, ruang
konsultasi anestesia atau pun di ruang tindakan sebelum operasi
dimulai.
UNIT TERKAIT ---
ANESTHESI PADA PASIEN
RAWAT JALAN

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/173 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

Dr..

PENGERTIAN Tindakan anesthesi yang dilakukan pada pasien yang tidak


memerlukan perawatan paska tindakan, tapi masih memerlukan
keadaan amnesia, analgesia dan penekanan reflek saat prosedur bedah
dilakuan.

TUJUAN Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien yang akan dilakukan
prosedur tindakan baik yang menggunakan anesthesi umum ataupun
monitored anestesia care. Umumnya dilakukan pada ruang endoskopi,
radio diagnosis, radio terapi.

KEBIJAKAN 1. Melakukan pre-operasi visit anethesi.

2. Pemilihan obat anesthesi yang bekerja singkat dan tidak memberi


rasa ngantuk paska bedah yang berlebihan serta tidak
menyebabkan mual muntah.

3. Pemantauan selama anestesi dan sesudahnya adalah sama dengan


pemantauan anestesi pada umumnya.

SPO Dilakukan dengan anesthesi umum :

1. Sebelum melakukan tindakan indukasi anesthesi petugas


melakukan identifikasi dengan memanggil nama dan tanggal
lahir pasien dengan mencocokkan gelang nama.

2. Dokter melakukan anamnesia dan pemeriksaan fisik sebelum


pemberian obat – obat anesthesi.
3. Pasang monitor standar yang tersedia dan oksigen nasal.
4. Pasang jalur intravena dan infuse Ringer Laktat.
5. Premedikasi :
a. Midazolam : 0,07 – 0,15 mg/kgBB iv.
b. Fentanyl : 1 – 2 mikrogram/kgBB.
6. Obat induksi dan pemeliharaan :

- Propofol : 1-2 mg/kgBB iv dan bolus


intermiten untuk pemeliharaan.
- Ketamin (untuk anak) : 1-2 mg/kgBB iv.
3-5 mg/kgBB im.

- Atau kombinasi propofol dan ketamin dengan dosis masing –


masing diturunkan sampai separuhnya.
ANESTHESI PADA PASIEN
RAWAT JALAN

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/173 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO
7. Setelah selesai pasien dirapikan dan di observasi.

8. Jika diperlukan menjaga patency airway, guedel / NPA / LMA


dapat digunakan.

9. Setelah selesai prosedur bedah, pemberian obat-obat anesthesia


dihentikan dan jalan nafas dipertahankan terbuka (suction
saliva jika diperlukan).

10. Pasien ditransfer ke ruang pulih. Jika sadar pulih &


hemodinamik stabil, pasien pindah ke ruang ODC (one day
care) room

UNIT TERKAIT ---


INTUBASI ETT

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/174 22 October 2019 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Intubasi endotrakhea adalah tindakan pemasangan pipa endotrakhea


kedalam trakea untuk menjamin ventilasi, okesigenisasi serta pemberian
gas anestesi agar pasien dapat dilakukan pembedahan.

TUJUAN 1. Minimalisasi komplikasi yang mungkin timbul akibat dari intubasi.


2. Keamanan dan kenyamanan pasien terjamin selama pelaksanaan
prosedur.
3. Pemantauan dini komplikasi akibat intubasi endotrakea dan
penatalaksanaan segera dari komplikasi yang timbul.

KEBIJAKAN Memberikan wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap dokter


anestesi dalam melakukan pembiusan dikamar operasi yang
memerlukan intubasi ETT dibantu oleh perawat anestesi.

SPO 1. Dokter anestesi merupakan koordinator tindakan intubasi, dibantu


perawat anestesi yang bertugas :
a. Memasukan obat.
b. Memberikan tekanan krikoid bila dibutuhkan.
2. Pastikan akses intravena yang adequat telah terpasang dengan baik.
3. Alat – alat yang dibutuhkan :
a. Set laringoskop yang bekerja dengan baik.
b. Oropharingeal airway.
c. Facemask yang sesuai.
d. 2 ukuran pipa endotrakea (ukuran normal, 1 ukuran yang lebih
kecil) pastikan cuff pipa endotrakea baik.
e. Forcep magil.
f. Introducer.
g. Suction unit yang bekerja dengan baik dengan kateter suction
yang sesuai.
h. Plester.
i. Presurre cuff.
j. Stetoscope.
4. Monitor pada pasien :
a. Saturasi O2
a. Tekanan darah.
b. EKG.
INTUBASI ETT

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/174 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO 5. Obat – obatan yang disediakan :


a. Obat induksi.
b. Obat pelumpuh otot.
c. Sulfas atropin.
d. Adrenalin.
e. Dan obat – obatan resusitasi lainnya (diperlukan saat
emergency pada pasien saat intubasi).
6. Intubasi :
a. Preoksigenasi dengan O2 100%.
b. Berikan obat – obat induksi dan pelumpuh otot sesuai berat
badan, dan bila tidakterdapat kontra indikasi.
c. Asisten (penata anestesi) memberikan tekanan pada krikoid bila
diperlukan.
d. Visualisasi langsung pita suara dengan laringoskop dan intubasi
trakea.
e. Pasien dengan dugaan trauma cervikal dilakukan pada posisi
netral dengan in line axial stabilization.
f. Inflasi cuff endotrakea sampai tidak terjadi kebocoran.
g. Konfirmasi letak ujung pipa endotrakea melalui auskultasi dada
kiri dan kanan, pada saat ventilasi manual, dan kedalamannya
pun bisa dilihat dari nomor yang tertera pada pipa endotrakea.
h. Fiksasi pipa endotrakea dengan plester.
i. Hubungkan pipa dengan ventilator.
j. Pastikan sedasi dan pelumpuh otot yang adekuat.
k. Pertimbangan pemasangan pipa nasogastrikbila dibutuhkan.
l. Catat pada rekam medis :
- Ukuran ETT dan NGT yang dipakai.
- Obat – obat yang diberikan.

UNIT TERKAIT ---


PENGECEKAN DAN PEMELIHARAAN MESIN
ANESTESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/175 22 October 2019 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Suatu kegiatan pemeliharaan mesin anestesi dan melakukan


pemeriksaan adanya kebocoran sirkuit dan pemeriksaan fungsi mesin
anestesi.

TUJUAN 1. Agar mesin anestesi selalu dalam keadaan siap pakai.


2. Untuk keamanan pasien.

KEBIJAKAN Mesin anestesi harus selalu dalam kondisi baik dan siap untuk
digunakan.

SPO I. Pengecekan mesin anestesi operasi :


1. Dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi melakukan
pengecekkan mesin anestesi.
2. Pengecekkan :
a. Hubungkan mesin anestesi kesumber O2 dan sumber dan air
gas N2O dan ke sumber listrik untuk ventilatornya.
b. Tutup bagian ”Y-piece ” dengan telapak kanan, isi bag
dengan oksigen, jika bag sudah mengembang penuh lakukan
pemompaan.
c. Pasang test lung pada ”Y-piece on kan ventilator, lihat
apakan ventilator berfungsi sesuai dengan yang kita set, jika
sesuai ventilator siap digunakan.
d. Jika mesin anestesi ada kebocoran atau ventilator
bermasalah, dicoba cari penyebabnya, jika tidak teratasi
ganti mesin anestesi dengan mesin anestesi yang lain.
e. Pengecekan mesin anestesi ini harus dilakukan setiap akan
menggunakan mesin anestesi.
f. Check vaporizer apakah obat inhalasinya habis atau tidak,
jika kosong segera diisi sesuai kebutuhan.

II. Pemeliharaan mesin anestesi operasi :


1. Seluruh mesin anestesi dilakukan pemeliharaan secara rutin
oleh petugas tehnisi RS mengenai kelayakannya untuk
operasional tindakan anestesi 1 kali sebulan.
2. Seluruh mesin anestesi dilakukan kalibrasi rutin oleh petugas
tehnisi RS 1 kali setahun.
PENGECEKAN DAN PEMELIHARAAN MESIN
ANESTESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/175 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO 3. Seluruh mesin anestesi dilakukan penggantian sirkuit perpasien


(untuk kasus infeksius).
4. Seluruh mesin anestesi yang menggunakan sodalime, sodalime
tersebut harus diganti setiap adanya perubahan warna dari bahan
sodalimenya, atau sodalime tersebut terlihat lembab karena
mengandung air (lihat SPO penggantian sodalime).
5. Seluruh mesin anestesi dilakukan pembersihan rutin sekali
seminggu.
6. Untuk pasien kasus infeksius (TB, IUKSA) dilakukan
pembersihan dengan menggunakan cairan desinfektan.

UNIT TERKAIT ---


TRANSPORTASI PASIEN KRITIKAL
DARI KAMAR OPERASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/176 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

Dr…

PENGERTIAN Transportasi pasien kritikal adalah pemindahan pasien dalam keadaan


kritis dari kamar operasi ke ICU.

TUJUAN Agar pasien terjamin keselamatan selama transportasi.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami potensial gangguan


kardiovaskuler, respirasi dan yang memerlukan pemantauan ketat.

PERSIAPAN ALAT Alat-alat ventilasi : Alat-alat sirkulasi :

1. Resuscitator bag Monitor EKG

2. Oksigen Tekanan darah

3. Slang oksigen / sungkup Pulse oksimeter


oksigen.

SPO 1. Transportasi dilakukan oleh personil yang terlatih.

2. Komunikasi dengan petugas tempat tujuan pasien tentang


identitas, diagnosis dan kondisi pasien.

3. Petugas yang mengantar pasien minimal 2 orang dan harus terlatih


(dokter, perawat, perawat anestesi).

4. Familier dengan kondisi alat transportasi.

5. Jenis pasien : potensial mengalami gangguan kardiovaskular,


respirasi untuk stabilisasi, monitoring dan tindakan intervensi.
6. Selama transportasi monitoring dan dokumentasi harus terus
dilakukan.

7. Serah terima tentang kondisi pasien, terapi yang telah dan sedang
dilakukan, dokumen resume medik serah terimakan pada petugas
ditempat tujuan.

UNIT TERKAIT ---


ANESTESI BEDAH ANAK

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/177 22 October 2019 00 1-5
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ..

PENGERTIAN Anestesia Bedah Anak adalah anestesia yang dilakukan pada pediatri
pasien usia  12 tahun.
Yang termasuk pediatri adalah : neonatus, infant, toddler, preschool
children.

TUJUAN 1. Membantu menciptakan kondisi optimal untuk prosedur bedah yang


akan dijalani.
2. Mencegah terjadi morbiditas dan mortalitas selama pembedahan
dan paska bedah.

KEBIJAKAN Merupakan tanggung jawab dokter anestesi dalam melakukan tindakan


pembiusan terhadap prosedur operasi bedah anak yang pada
pelaksanaannya dibantu oleh perawat anestesi.

PERSIAPAN ALAT Persiapan kamar operasi :


a. Sirkuit anestesia : sirkuit terbuka Mapleson D (Jackson Ress)
dengan aliran gas segar 2,5 – 3 x ventilasi semenit untuk
mencegah rebreathing.
b. Volume kantung sesuai besar kapasitas vital.
c. Anak dengan BB : 10 – 20 kg dapat menggunakan sirkuit
setengah tertutup yang berdiameter kecil.
Sarana kamar operasi :
a. Obat – obat anestesia termasuk obat resusitasi.
b. Monitor berupa EKG, tekanan darah, pulse oksimeri, stetoskop
prekordial.
c. Mesin anestesi beserta kelengkapan pasokan gas.
d. Peralatan jalan napas : sungkup muka, ETT, guedel.
e. Laringoskop dengan bilah anak, stylet dan laryngeal mask.
f. Peralatan penghangat tubuh anak dan alat pemantau suhu.
g. Alat untuk pemberian cairan intravena termasuk kanulasi vena.
h. Alat penghisap (suction).

Bilah laringoskop :
a. Dianjurkan bilah lurus (miller) untuk usia <2 tahun.
b. Standar ukuran bilah laringoskop :
Umur Bilah
Prematur dan Neonatus Miller 0
Bayi s/d 6 – 8 bulan Miller 0 – 1
9 bulan s/d 2 tahun Miller 1
2 s/d 5 tahun Macintosh 1
Miller 1 – 1,5
ANESTESI BEDAH ANAK

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/177 22 October 2019 00 2-5
KAMAR OPERASI

PERSIAPAN ALAT
2.2. Endo Tracheal Tube
a. Tanpa cuff dapat digunakan sampai usia 10 tahun.
(tergantung jenis operasi).
b. Prematur. : 2,5 – 3,0 mm
c. Neonatus s/d 6 bulan : 3,0 – 3,5 mm
d. 6 bulan s/d 1 tahun : 3,5 – 4 mm
e. 1-2 tahun : 4,0 - 5,0 mm
f. >2 tahun : 4,0 – 5,0 mm
g. Kedalaman tube dari mulut : 10+ usia(tahun)/2
III. Pengaturan suhu kamar operasi :
a. Suhu optimal antara 26 – 32 C.
b. Terpasang penghambat alas (blanket rol).
c. Cairan infus, darah dan cairan irigasi harus dihangatkan.
2.4. Peralatan pemberian cairan intravena :
a. BB  10 kg menggunakan buret atau infus pump untuk
mencegah pemberian cairan berlebih.
b. BB  10 kg digunakan set infus anak, 1 cc = 60 tetes.
c. Hindari udara yang masuk intravena.
d. Dapat menggunakan three way untuk memberi obat suntik
jarak jauh.

SPO 1. Lakukan kunjungan pre anestesia sebelum operasi sesuai dengan


kesempatan dan waktu yang tersedia.
2. Meminta informed consent sebelum tindakan anestesia dilakukan.
3. Pada pre operatif sudah didapat data mengenai :
a. Riwayat usia kehamilan dan berat badan.
b. Proses persalinan (APGAR SCORE).
c. Riwayat perawatan di rumah sakit.
d. Ada kelainan bawaan atau metabolik.
e. Ada kelainan jalan napas.
4. Pemeriksaan fisik yang mencakup :
b. Keadaan umum, tanda vital, berat badan.
c. Keadaan mulut, rongga mulut, gigi yang dapat mempersulit
intubasi.
d. Keadaan jalan napas, respirasi dan sistem kardiovaskuler.
e. Tempat pemasangan kanulasi perifer.
5. Laboratorium rutin yang harus ada : Hb, Ht, Lekosit, Trombosit,
masa perdarahan dan masa pembekuan. Untuk keadaan khusus
dapat diperiksa foto thorak, EKG, tes fungsi hati, ginjal dan gula
darah.
ANESTESI BEDAH ANAK

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/177 22 October 2019 00 3-5
KAMAR OPERASI

SPO 6. Persiapan preanestesi :


a. Puasa :
Usia (Bulan) Susu/makan padat Cairan jernih

6 4 jam 2 jam

6 – 36 6 jam 3 jam
> 36 8 jam 3 jam
Bila memungkinkan pada saat puasa pasien sudah terpasang jalur
intravena dengan infus (N2/N4/RL sesuai umur) atau bila jadwal
operasi tertunda.
7. Premedikasi dan teknik induksi :
7.1. Premedikasi
a. Tidak perlu pada anak  18 bulan, anak > 18 bulan dapat
diberikan midazolam atau diazepam per oral.
b. Tidak perlu diberikan pada anak dengan kelainan mental
atau gangguan jalan napas.
c. Terapi penyakit kronis harus tetap diberikan.
d. Obat sedatif, narkotik, antiemetik dan antikolinergik dapat
diberikan sesuai indikasi.
7.2. Tehnik Induksi
Bayi  8 bulan atau BB <7 kg masuk kamar operasi tanpa sedasi
dan induksi dengan tehnik inhalasi.
7.3. Induksi Inhalasi
Dapat dilakukan bila belum terpasang jalur intravena. Anak
usia 8 bulan – 5 tahun atau anak yang tidak kooperatif dapat
dilakukan induksi inhalasi setelah disedasi dengan midazolam.
Dekatkan sungkup muka ke wajah dengan aliran gas rendah (1-
3 lt/mnt) N2O dan O2. Konsentrasi volatile anestesi
ditingkatkan bertahap. Saat reflek bulu mata hilang letakkan
sungkup muka dan angkat rahang. Naikan aliran gas segar 2,5
– 3 kali volume semenit.
7.4. Induksi intramuskular
Untuk anak yang tidak kooperatif atau retardasi mental dapat
diinduksi dengan ketamin 3 – 5 mg/kgBB im.
7.5. Induksi Intravena
Untuk anak yang sudah terpasang jalur intravena dapat
diinduksi dengan propofol 3-4 mg/kgBB IV atau thiopental
4-6 mg/kgBB IV. Propofol tidak dianjurkan digunakan pada
anak < 3 tahun.
ANESTESI BEDAH ANAK

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/177 22 October 2019 00 4-5
KAMAR OPERASI

SPO 7.6. Anak dengan lambung penuh


Prinsip sama dengan pasien dewasa dengan tambahan :
a. Atropin 0,02 mg/kg diberikan untuk mencegah bradikardia.
b. Lakukan dekompresi dengan pemasangan pipa naso –
gastrik atau orogastrik.
c. Berikan ranitidine 2 mg/kg/hari IV dibagi 3 dosis. Untuk
mengurangi volume lambung dan meningkatkan PH.
d. Intubasi sadar merupakan pilihan pada bayi sakit berat atau
dengan kelainan jalan napas hebat.
8. Intubasi dan pemeliharaan anestesia.
8.1. Intubasi
a. Pemilihan ETT atau laryngeal mask sesuai kebutuhan.
b. Pemasangan ETT atau LM bisa dilakukan dengan atau tanpa
pelumpuh otot.
c. Penggunaan ETT dengan cuff sesuai indikasi (misal :
operasi dirongga mulut).
8.2. Pemeliharaan anestesia
a. Dalam dilakukan dengan inhalasi (halotan, isofluran,
sevofluran).
b. Pemeliharaan obat intravena dan pelumpuh otot sesuai
indikasi dan kebutuhan.
9. Pemberian cairan
a. Diberikan cairan dengan rumus 4-2-1 :
10 kg pertama : 4 cc/kgBB/jam
10 kg kedua : 2 cc/kgBB/jam
Kenaikan BB berikutnya : 1 cc/kgBB/jam
b. Cairan yang digunakan adalah ringer laktat dan dapat
ditambahkan cairan yang mengandung glukosa untuk
mencegah hipoglikemia.
c. Bila diperlukan cairan infus atau tranfusi sesuai dengan
perhitungan kebutuhan cairan perioperatif.
10. Proses pemulihan dan perawatan
10.1. Proses pemulihan
b. Bila menggunakan pelumpuh otot golongan non depolar,
dapat dipertimbangkan pemberian penawar pelumpuh otot.
c. Ekstubasi dilakukan setelah pernapasan adekuat dan mulut
bersih dari cairan atau bekuan darah.
d. Pada pasien dengan kelainan jalan napas atau tidak puasa
maka ekstubasi dilakukan setelah pasien sadar.
e. Laringospasme dapat terjadi selama proses bangun.
f. Gunakan oropharingeal airway bila pasien belum sadar.
g. Paska anestesia diberikan O2 100%.
h. Observasi pernapasan selama transportasi ke ruang pulih.
ANESTESI BEDAH ANAK

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/177 22 October 2019 00 5-5
KAMAR OPERASI

SPO
10.2. Perawatan paska pembiusan
a. Ada supervisi oleh dokter spesialis anestesiologi.
b. Ada perawat anestesia yang mampu mengenali tanda –
tanda kegawatan pada anak paska anestesia.
c. Tanda vital harus segera dinilai setiba diruang pemulihan
dan dibuat laporan tertulis yang akurat selama diruang
pemulihan.
d. Tersedia alat monitoring, oksigen dan alat penghisap untuk
setiap setiap pasien.
e. Pasien dapat pindah keruang rawat jika sudah sadar, tanda
– tanda vital baik.

UNIT TERKAIT ---


ANESTESI REGIONAL

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/178 22 October 2019 00 1-4
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Anestesi regional adalah tindakan anestesi dengan cara memasukkan


obat anestetik lokal pada saraf tertentu sehingga tercapai keadaan
analgesik pada daerah yang dipersarafi oleh saraf.

TUJUAN Untuk memblok saraf sesuai daerah operasi.

KEBIJAKAN Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 779/MENKES/SK/VIII/2008


tentang standar pelayanan anestesiologi dan reanimasi di rumah sakit.

SPO I. Dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.


II. Jenis tindakan anestesi regional.
1. Anestesi Spinal (Sub Arachnoid)
Pada Anestesi spinal obat anestetik lokal dimasukkan kedalam
ruang sub arachnoid dari medula spinalis.
a. Indikasi :
 Operasi abdomen bagian bawah (dibawah umbilicalis).
 Operasi ekestremitas bagian bawah : Ortopedi, bedah
plastik, bedah tumor.
 Operasi kebidanan : dilatasi / kretase, histerektomi
vaginal, kista ovarium.
 Bedah umum / digestive : Haemorhoidektomi, fistel
perianal, abces perianal, herniotomi, appendiktomi.
 Bedah urologi : TUR, seksio alta, orkhidektomi,
vesikolitotomi.
b. Kontra Indikasi :
 Dekompensasi kordis.
 Kelainan mekanisme pembekuan darah.
c. Syarat :
 Sudah menanda tangani SIO (Surat Izin Operasi) dan
SIA (Surat Izin Anestesi).
 Tidak ada infeksi / kelainan kulit pada tempat
penyuntikan.
 Tidak alergi terhadap obat anestetik lokal.
 Kooperatif.
ANESTESI REGIONAL

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/178 22 October 2019 00 2-4
KAMAR OPERASI

SPO d. Persiapan pasien :


 Umum : Sesuai standar persiapan umum pasien untuk
tindakan anestesia.
 Khusus : Pasang jalur intravena yang lancar, diberikan
cairan infus sebelum tindakan spinal.
e. Persiapan alat :
 Trolley yang sudah di tutup dengan dick steril berisi :
- 1 pasang sarung steril sesuai ukuran.
- 10 kasa steril.
- 1 spuit 3 ml.
- 1 jarum spinal steril.
- Alkohol.
- Bethadin.
- Hansaplast.
f. Persiapan obat-obatan :
 Bupivacaine HCL 0,5%.
 Catapres 150mg.
 Lidorain 2ml.
 Ephedrin 50mg.
 Ondancentron 8mg.
 Midazolam 5mg.
 Fentanyl 50mg /ml.
 Propofol 10mg /ml.
 Emla zalf.
g. Alat monitor :
 EKG monitor
 Tensi meter
 Pulse oksimeter
h. Tindakan :
 Dokter melakukan identifikasi pasien dengan
menanyakan umur dan tanggal lahir.
 Pasang monitor dan pulse oksimeter.
 Ukur tekanan darah.
 Posisi pasien miring kiri/kanan, lutut dilipat keperut dan
kepala menunduk sehingga celah intervertebrae terbuka
maksimal, atau posisi duduk dengan posisi kepala
menduduk.
 Pakai sarung tangan steril.
 Dilakukan tindakan a/antiseptik daerah lumbal.
 Pilih celah intervertebrae L4-L5 atau L3-L4 dengan
menggunakan SIAS sebagai patokan.
ANESTESI REGIONAL

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/178 22 October 2019 00 3-4
KAMAR OPERASI

SPO  Jarum spinal ditusukkan sampai terasa menembus durameter


yang keras dan diteruskan sedikit (2mm), mandrin dicabut
dan tunggu sampai keluar cairan liquor yang menetes.
 Suntikkan obat anestetik lokal sesuai dosis yang dibutuhkan.

2. Anestesi Epidural
Pada anestesi epidural obat anestetik lokal dimasukkan kedalam
ruang epidural dari medulla spinalis.
c. Indikasi :
 Operasi abdomen bagian bawah (dibawah umbilicalis).
 Operasi abdomen bagian atas (dikombinasi dengan
anestesi umum).
d. Ektremitas bawah : orthopedi, bedah plastik, bedah tumor.
e. Kebidanan : dilatasi / kuretase, histerektomi vaginal, kista
ovarium.
f. Bedah urologi : TUR, orkhidektomi, vesikolitotomi.
g. Kontra indikasi
 Dekompesasi kordis.
 Kelainan mekanisme pembekuan darah.
 Nyeri pasca bedah.
h. Persyaratan :
 Tidak ada infeksi / kelainan kulit di tempat penyuntikan.
 Tidak ada alergi terhadap obat anestetik lokal.
 Kooperatif.
i. Persiapan pasien :
 Umum : sesuai standar persiapan umum untuk tindakan
operasi dengan tindakan anestesi.
 Khusus : pasang jalur intravena yang lancar, berikan
cairan infus.
j. Persiapan alat :
 Trolley dengan alas duk steril disitu terletak :
- 1 pasang sarung tangan steril.
- 10 kasa steril.
- 1 spuit 3 ml.
- 1 spuit 10 ml.
- 1 spuit 20 ml.
- 1 buah alat epidural set.
 Obat :
- 1 ampul obat anestesi lokal.
- 1 vial obat anestesi epidural.
ANESTESI REGIONAL

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/178 22 October 2019 00 4-4
KAMAR OPERASI

SPO k. Alat monitor


 EKG
 Tensimeter
 Pulse oksimeter
l. Tindakan
 Pasang monitor EKG dan pulsoksimeter.
 Ukur tekanan darah.
 Posisi pasien miring kiri / kanan, lutut dilipat ke perut
dan kepala menunduk sehingga celah intervertebrae
terbuka maksimal, atau posisi duduk dengan posisi
kepala menunduk.
 Pakai sarung tangan steril.
 Dilakukan tindakan a/antiseptik daerah lumbal.
 Pilih celah intervertebrae L2-3 atau L3-4 dengan
menggunakan SIAS sebagai patokan.
 Suntikan anestesi lokal secara infiltrasi di daerah yang
dipilih.
 Tusukkan jarum epidural lebih kurang 1-1,5 cm.
 Cabut mandrin kemudian spuit 20ml yang berisi udara
atau cairan NaCl 0,9%, tangan kiri memegang spuit
sambil menahan pada permukaan kulit pasien. Tangan
kanan mendorong jarum sambil mendorong penghisap
sampai menembus lapisan yang keras dan terasa masuk
dalam ruangan dengan tekanan negatif.
 Spuit dilepas, yakinkan tidak keluar cairan liquor.
 Bila tidak menggunakan kateter masukkan obat anestetik
lokal sebanyak 5 ml sebagai test dose. Tunggu 1 menit
sambil tanyakan pada pasien apakah terasa
”mendenging” ditelinga atau tidak. Bila tidak ada tanda-
tanda tersebut masukkan sisa obat anestetik lokal,
sisanya sesuai dosis yang dikehendaki.
 Bila pakai kateter masukkan kateter sampai kedalam
yang ditentukan.
 Tempat suntikan ditutup dengan kasa steril yang diberi
bethadine dan diplester.
 Pasien dikembalikan pada posisi telentang, kemudian
diatur pada posisi operasi yang dikehendaki.
 Ukur tekanan darah, denyut nadi, dan saturasi O2.

UNIT TERKAIT ---


PEMASANGAN KATETER INTRAVENA
PERIFER

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/179 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ..

PENGERTIAN Kateter intravena perifer adalah tindakan invasif dengan memasukkan


kateter vena perifer ke dalam vena perifer.

TUJUAN Sebagai akses pemberian therapi cairan dan obat-obatan.

KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien yang akan menjalani prosedur operasi
kecuali dengan pembiusan local anestesi dan pemberian cairan
intravena perifer merupakan wewenang dokter anestesi selama dikamar
operasi.

SPO 1. Dilakukan oleh dokter, perawat anestesi, perawat ruangan.


2. Menggunakan kateter yang standard safety.
3. Pilih ukuran kateter yang sesuai dengan ukuran vena pasien dan
jenis serta kecepatan cairan yang akan diberikan.
4. Dilakukan tehnik asepsis.
5. Pasang torniquet diproksimal tempat pemasangan kateter intravena
perifer.
6. Vena yang sudah dijalur subcutan distabilisasi dengan cara
mentraksi kulit oleh tangan yang tidak dominan.
7. Punksi kulit dengan kateter dan jarum sebagai satu unit membentuk
sudut 15 dengan kulit dan diteruskan sampai kateter dan jarum
menembus vena yang ditandai dengan adanya aliran balik darah
yang lancar. Teruskan lagi kurang lebih 5 mm lagi.
8. Pangkal jarum ditahan dan kateter diteruskan masuk kedalam vena.
Jarum dilepaskan dan diberikan tekanan pada vena diujung kateter
untuk mencegah perdarahan.
9. Lepaskan torniquet.
10. Hubungkan ujung kateter dengan infus cairan.
11. Pemberian infus dimulai. Bila aliran cairan lancar, maka kanulasi
berhasil dilakukan. Bila terjadi pembengkakan atau hematom,
kateter intravena dicabut, diberikan tekanan lokal pada tempat
punksi. Cari tempat punksi yang lain.
12. Tutup dengan kasa steril dan plester setelah pemberian povidon
iodin atau dengan oklusif adesif yang lain.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN CAIRAN DAN DARAH UNTUK
ORANG DEWASA

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/180 22 October 2019 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Pemberian cairan dan darah adalah prosedur yang dilakukan untuk
menjaga keseimbangan cairan selama tindakan pembedahan serta
menjamin transpotasi oksigen.

TUJUAN Mencegah terjadinya hipoperfusi selama pembedahan.

KEBIJAKAN  Pemberian darah oleh dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi
yang telah dinyatakan kompeten untuk melakukan pemberian
selama anestesi.
 Diberikan kepada pasien yang memiliki indikasi kekurangan
volume darah dan volume cairan serta merupakan tanggung jawab
penuh dokter anestesi.

SPO 1. Dokter anestesi / perawat anestesi yang melakukan pemberian


cairan / darah.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Mencocokkan cairan / darah yang akan diberikan dengan instruksi
dokter dan identitas pasien seperti pada prosedur pemberian darah.
4. Ada 3 komponen pemberian cairan selama pembedahan :
 Kebutuhan cairan pengganti puasa.
 Kebutuhan cairan rumatan.
 Kebutuhan akibat stres operasi.
5. Kebutuhan rumatan dihitung 2 ml/kgBB.
6. Kebutuhan akibat stres operasi :
 Operasi kecil : 4 ml/kgBB/jam
 Operasi sedang : 6 ml/kgBB/jam
 Operasi besar : 8 ml/kgBB/jam
7. Cara pemberian
 Jam I : 50% komponen a+b+c
 Jam II : 25% komponen a+b+c
 Jam III : 25% komponen a+b+c
 Jam IV : komponen b+c
8. Jenis cairan ;
a. Pengganti puasa dapat diberikan :
 Ringer laktat atau ringer asetat.
 Ringer dextrose.
b. Untuk cairan pengganti dapat diberikan :
 Ringer asetat atau ringer laktat.
a. Cairan kolloid (gelatin, starch molekul kecil).
b. NaCl 0,9%.
PEMBERIAN CAIRAN DAN DARAH UNTUK
ORANG DEWASA

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/180 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO c. Pemberian darah :


 Jika perdarahan 20% dari total darah tubuh dapat diberikan
plasma ekspanden, yang jumlahnya sesuai dengan jumlah
perdarahan atau dapat diberikan cairan pengganti seperti
ringer laktat 2-3 kali jumlah perdarahan.
 Jika perdarahan > 30%, pemberian cairan kristoloid 1 cc
perdarahan diganti dengan 3 x 1 cc.
Contoh : 1000 cc darah  3000 cc kristoloid.
Jika koloid 1 cc perdarahan diganti dengan 1 cc koloid.
Contoh : 1000 cc perdarahan : 1000 cc koloid.
 Jika ingin memakai golongan gelofusin tidak ada batas ulang
dan golongan darah paling banyak 60 ml / kg bb.

UNIT TERKAIT ---


PENGGANTIAN SODALIME

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/181 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

Dr. …

PENGERTIAN Komponen yang merupakan bagian dari mesin anestesi yang berfungsi
menyerap CO2 yang terbuat dari campuran bahan kimia berupa kapur
soda berwarna merah dan ungu.

TUJUAN 1. Anestesi umum dengan menggunakan mesin anestesi sistem semi


close, diharapkan sodalime dapat menyerap kadar CO2 yang
dihasilkan dari pernapasan pasien.

2. Menghindari terjadinya penumpukan CO2 pada pasien.

KEBIJAKAN 1. Memberikan wewenang dan tanggung jawab terhadap perawat


anestesi untuk melakukan penggantian sodalime bila sudah terjadi
perubahan warna pada sodalime atau setelah digunakan pada kasus
pasien yang terinfeksi.

2. Penggantian sodalime dilakukan pada saat terjadi perubahan warna


sodalime dan pada kasus pasien yang terinfeksi.

SPO 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri.

2. Buka tabung sodalime dari mesin anestesi sesuai dengan prosedur


mesin anestesi tersebut.

3. Tuangkan sodalime ke tempat sampah infeksi.

4. Keringkan tabung sodalime dengan lap.

5. Isi sodalime sampai batas yang ditentukan.


Beri tanggal penggantian pada tabung sodalime.

UNIT TERKAIT ---


PERMINTAAN DARAH
DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/182 22 October 2019 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Transfusi darah adalah prosedur penting dalam menanggulangi


perdarahan pada pasien yang mengalami perdarahan intraoperasi baik
berupa darah lengkap maupun komponen darah.

TUJUAN Mempertahankan keseimbangan volume darah dan transportasi oksigen


kejaringan.

KEBIJAKAN Permintaan darah dilakukan pada pasien yang memiliki indikasi


kekurangan volume darah pada saat intraoperasi dan permintaan darah
dilakukan oleh dokter bedah dan dokter anestesi.

PERSIAPAN ALAT 1. Spuit 3 cc. 5. Perlak


2. Kapas alkohol. 6. Sarung Tangan
3. Tabung darah yang sudah 7. Tourniquet
diberi label identitas pasien.
8. Plester
4. Formulir darah yang sudah
diisi lengkap tabung darah.

SPO 1. Isi formulir darah sesuai dengan identitas pasien, tanggal


permintaan, tandatangan petugas yang mengambil sampel darah
dan dokter yang meminta, komponen darah yang diminta, jumlah
permintaan darah.
2. Melakukan pengambilan darah vena, yang dipindahkan ke tabung
darah.
3. Kirim formulir serta contoh darah yang di ambil ke laboratorium.
4. Jika komponen darah yang diminta sudah datang dilakukan
pengecekan kembali :
a. Sesuaikan label darah dengan nama pasien dan nomor
medical record.
b. Nomor kantung darah dengan kode di formulir darah.
c. Golongan darah dikantong darah dengan formulir darah. Jika
sesuai semua dengan identitas pasien, dan golongan darah
pasien, darah dapat diberikan langsung kepada pasien, dengan
menggunakan bloodwarmer jika dibutuhkan.
d. Pengecekan dilakukan oleh 2 orang perawat.
PERMINTAAN DARAH
DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/ 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO 5. Komponen darah yang dapat diminta sesuai dengan kebutuhan


pasien dikamar operasi yaitu :
 WB (Whole blood) darah segar :WB (segar), WB (biasa).
 PRC (packed red cells) :Darah merah pekat.
 Plasma :FFP (Plasma segar beku).

UNIT TERKAIT ---


PENANGGULANGAN HENTI JANTUNG ATAU
KEDARURATAN LAIN
(”CODE BLUE”) DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman
SPO/OKP/183 22 October 2019 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Henti jantung atau keadaan darurat lain adalah berhentinya denyut
jantung atau potensial henti jantung yang tidak diharapkan saat itu.
Sistem “Code Blue” adalah sistem layanan terpadu untuk
menanggulangi kejadian henti jantung atau kedaruratan lain.

TUJUAN Agar penanggulangan kedaruratan dapat diatasi dengan cepat, efektif


dan meminimalkan komplikasi.

KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien yang mengalami atau berpotensi henti
jantung dan merupakan tanggung jawab dokter anestesi yang dibantu
oleh tim kamar operasi.

SPO 1. Yang melaksanakan


a. Dokter spesialis anestesia (ketua tim).
b. Perawat anestesi.
c. Perawat bedah.
2. Cara kerja
a. Bila terjadi kedaruratan pada salah satu kamar operasi, maka
sirkuler tersebut segera memanggil dokter anestesi dan berbicara
dengan jelas (misal terjadi henti jantung di OK IV).
b. Dokter anestesi segera menuju OK IV. Perawat anestesi segera
menyediakan obat-obat dan alat defibrilator yang sudah stand by
di ruang RR dibawa ke OK IV.
3. Pembagian tugas
a. Komando adalah dokter anestesi.
b. Tim BHD (Bantuan Hidup Dasar) kamar operasi bertanggung
jawab untuk ventilasi dan kompresi jantung luar.
c. Perawat anestesi bertanggung jawab memberikan obat-obat
resusitasi sesuai komando dokter anestesi.
Perawat anestesi dan silkuler bertanggung jawab menghubungi
ruang ICU untuk meyiapkan tempat.
PENANGGULANGAN HENTI JANTUNG ATAU
KEDARURATAN LAIN
(”CODE BLUE”) DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No Revisi : Halaman
SPO/OKP/183 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Setelah resusitasi selama 30 menit dokter anestesi harus
membuat keputusan : resusitasi diteruskan atau dihentikan,
menetapkan operasi bisa diteruskan atau diberhentikan bersama
operator memberitahu keluarga pasien tentang kondisi pasien,
membawa pasien ke ICU.
b. Setelah selesai resusitasi, perawat anestesi OK bersangkutan
membuat status lengkap dan laporan tentang kronologis
kejadiannya dan ditanda tangani oleh dokter anestesi.

UNIT TERKAIT ---


KRITERIA SCORE PASIEN
DIRUANG PULIH

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/184 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Metode penilaian kondisi pasien pasca anestesi umum diruang pulih
menggunakan sistem score.

TUJUAN Menjadi acuan standart dalam memulangkan atau memindahkan pasien


pasca anestesia umum (general anestesia).

KEBIJAKAN 1. Memberikan wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap dokter


anestesi untuk melakukan penilaian aldert score.
2. Memberikan wewenang terhadap perawat ruang pulih sadar untuk
melakukan obs-ervasi keadaan umum pasien paska anestesi.
SPO Penilaian menggunakan aldrete score dapat dilakukan oleh dokter
spesialis anestesi dengan kriteria aldrete score 10 baru pasien diizinkan
keluar dari ruang pulih.
No. Objek Kriteria Skor Skor
penilaian Pasien

1. Aktivitas 1. Mampu menggerakan 4 anggota 2


gerak secara spontan atau sesuai
perintah.

2. Mampu menggerakan 2 anggota


gerak secara spontan atau sesuai 1
perintah.

3. Belum bisa menggerakan anggota


gerak secara spontan atau sesuai
perintah.
0

2. Respirasi 1. Mampu bernapas dalam atau batuk. 2

2. Sesak atau pernapasan sedikit 1


terganggu.

3. Apnoe.
0

3. Sirkulasi 1. Tekanan darah 20 % dari tekanan 0


darah pra anestesi.

2. Tekanan darah 20-50 % dari


tekanan darah pra anestesi. 1

3. Tekanan darah >50 % dari tekanan


dara pra anestesi. 0

4. Kesadaran 1. Sadar penuh. 2

2. Bisa dipanggil atau dibangunkan. 1

3. Tidak memberikan respon 0


(jawaban).

5. Warna Kulit 1. Merah muda. 2

2. Pucat, ikterus. 1

3. Sianosis. 0

UNIT TERKAIT ---


PELAYANAN ANESTESI
DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/185 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr…

PENGERTIAN Suatu pelayanan tindakan anestesi yang dilakukan kepada pasien di


kamar operasi.

TUJUAN 1. Agar pasien mendapatkan pelayanan anesthesi dengan baik.


2. Semua pasien yang akan menjalani pembiusan kecuali lokal
anestesi mendapatkan pelayanan yang baik dan benar serta
mengurangi resiko atau komplikasi yang terjadi pada saat dan
selama pembiusan.

KEBIJAKAN Pelayanan anestesi di kamar bedah dilakukan sesuai prosedur.

SPO 1. Perawat ruangan menghubungi dokter anestesi tentang adanya


rencana operasi.
2. Dokter anestesi melakukan kunjungan pra anestesi terhadap pasien
yang akan dilakukan pembedahan dengan pembiusan dan
menentukan layak atau tidaknya pasien tersebut dilakukan
pembedahan.
3. Dokter anestesi melakukan pembiusan pada pasien di kamar bedah.
4. Selama pembedahan dokter anestesi melakukan pemantauan
(monitoring) terhadap pasien di kamar bedah yang di bantu oleh
perawat anestesi.
5. Selama pembedahan, dokter anestesi berhak penuh dalam
pemberian obat, cairan dan darah kepada pasien sesuai kebutuhan
yang ada pada saat itu.
6. Dokter anestesi berhak menentukan apakah pasien post operasi
layak ke ruangan atau perlu pemantauan lebih lanjut di ICU.
7. Dokter anestesi dan perawat anestesi melakukan pemantauan pasien
di ruang pulih sampai pasien layak dikembalikan ke ruangan / ke
ICU.
8. Jika pasien harus ke ICU maka transportasi pasien ke ICU
dilakukan oleh dokter anestesi dan dibantu oleh perawat anestesi
atau tim bedah yang sudah berpengalaman.
Dokter anestesi membuat laporan dan pencatatan di catatan
anestesi.

UNIT TERKAIT ---


MONITORING PASIEN DI RUANG PULIH

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/186 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat anestesi untuk melakukan
observasi kondisi pasien dan tanda-tanda vital selesai pembedahan.

TUJUAN Agar keadaan umum pasien dapat terkontrol dengan baik dan
meminimalkan adanya resiko dan komplikasi pasien setelah
pembedahan.

KEBIJAKAN Semua pasien yang sudah selesai dilakukan pembedahan di kamar


operasi dilakukan observasi ruang pemulihan.

SPO 1. Perawat anestesi melakukan serah terima kepada perawat ruang


pulih.
2. Perawat ruang pulih memasang manset untuk pengukuran tekanan
darah dan saturasi O2.
3. Monitoring tingkat kesadaran GCS.
4. Monitoring cairan infus, perdarahan, drain.
5. Perawat ruang pulih melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda
vital pasien tiap 5 menit sampai pasien kembali ke ruangan.
6. Perawat ruang pulih melakukan pencatatan keadaan umum pasien
di catatan asuhan keperawatan pasca operasi.
7. Pemantauan dilakukan selama 30-60 menit diruang pulih atau
setelah dokter anestesi menyatakan pasien layak untuk kembali ke
ruangan sesuai dengan kriteria aldrete score.

UNIT TERKAIT ---


MONITORING PASIEN INTRA OPERASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/187 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

Dr..

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh dokter anestesi dan perawat anestesi
untuk melakukan observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernapasan, SpO2 dan rekam jantung) pasien selama operasi
berlangsung.

TUJUAN Agar kondisi pasien selama operasi berlangsung dapat dikontrol dan
meminimalkan resiko dan komplikasi yang terjadi kepada pasien.

KEBIJAKAN Selama tindakan operasi dilakukan monitoring.

SPO 1. Dokter anesthesi / perawat melakukan validasi data pasien dengan


nama dan tanggal lahir.

2. Pasien diberi penjelasan oleh dokter anesthesi / perawat tentang hal-


hal yang akan dilakukan.

3. Pasang manset untuk pengukuran tekanan darah, saturasi O2 dan


EKG pada pasien.

4. Pemantauan tanda-tanda vital dilakukan tiap 1 menit untuk 10 menit


pertama, selanjutnya pemantauan dilakukan tiap 3-5 menit sekali.

5. Tampilkan hasil pemantauan di layar monitor dan dokumentasikan


di catatan anestesi.

6. Pemantauan tanda-tanda vital di kamar operasi dilakukan sampai


operasi selesai.
UNIT TERKAIT ---
TIME OUT

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/188 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr….

PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukan oleh seluruh tim bedah untuk memastikan
benar pasien, benar prosedur dan benar area operasi.

TUJUAN Untuk kelancaran pelayanan dan menghindari terjadinya kesalahan,


seperti salah pasien, salah lokasi dan salah prosedur.

KEBIJAKAN Semua tindakan operasi dilakukan time out sesuai dengan ketentuan.

PERSIAPAN ALAT 1. Formulir asuhan keperawatan perioperatif.


2. Formulir surgical safety check list.
3. Alat tulis.

PROSEDUR 1. Sebelum induksi anesthesi


Saat menerima pasien (diruang penerimaan pasien)

a. Perawat memberi salam kepada pasien memperkenalkan tim


(dokter anesthesi, dokter bedah, perawat anesthesi, perawat
bedah dan dokter dokter anak pada operasi section caesarea)
yang akan ikut tindakan pembedahan.

b. Perawat melakukan pengecekan identitas pasien (nama dan


tanggal lahir) dengan gelang nama serta memverifikasinya
kembali ke pasien, tanda lokasi pembedahan serta rencana
tindakan yang akan dilakukan).

c. Perawat mengecek semua persiapan alat dan obat-obatan


anestesi yang akan di gunakan.

d. Perawat sirkuler melakukan cek list dengan benar pada formulir


surgical safety checklist.

e. Dokter anesthesi dan dokter operator menandatangani formulir


surgical safety checklist.
2. Sebelum Insisi Kulit.
a. Perawat sirkuler membacakan kembali secara verbal,
meliputi :

 Identitas pasien yaitu nama dan tanggal lahir

 Jenis operasi yang akan dilakukan

 Posisi lokasi operasi

 Benar posisi

 Dokter dan perawat yang melakukan operasi


TIME OUT

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/188 00 2-2
KAMAR OPERASI

PROSEDUR b. Perawat melakukan pengecekan kelengkapan tim operasi.

c. Dokter dan perawat melakukan pengecekan propilaksis sudah


diberikan 60 menit sebelumnya.
d. Perawat mengecek kelengkapan dan kesiapan instrument steril.
e. Perawat memasang hasil rontgen.
f. Parawat menandatangani formulir surgical safety checklist.

g. Pada operasi section caesar, dokter anak menandatangani


formulir surgical safety checklist.

h. Bila ada 2 dokter operator, maka dibuat 2 surgical safety


checklist.

3. Sebelum Pasien Meninggal Kamar Operasi


a. Operator menyebutkan secara verbal tindakan yang telah
dilakukan.

b. Perawat instrument membaca kelengkapan jumlah instrument,


kassa dan jarum.

c. Perawat sirkuler melakukan penanganan jaringan di Patologi


Anatomi atau tidak.
d. Dokter Operator menandatangani formulir surgical safety
checklist.

UNIT TERKAIT ---


KESELAMATAN PASIEN
(PASIEN SAFETY)
DI KAMAR BEDAH
No. Dokumen : No Revisi : Halaman
SPO/OKP/189 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Suatu sistem yang mendorong rumah sakit membuat asuhan pasien
menjadi lebih aman.

TUJUAN Mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat


melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

KEBIJAKAN Semua dokter dan perawat kamar bedah harus mengikuti semua
prosedur keselamatan pasien (pasien safety).

SPO 1. Melakukan identifikasi pasien dengan benar seperti, identitas pasien


(nama dan tanggal lahir pasien).
2. Meningkatkan komunikasi efektif dengan read back, repeat back,
cek bag.
3. Melakukan pengecekan obat-obatan sebelum digunakan dengan
prinsip 10 benar.
4. Memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan tepat lokasi operasi
dengan time out.
5. Melakukan pencegahan infeksi nosokomial dengan cuci tangan
yang benar, menjaga sterilisasi dan penggunaan APD yang tepat.
6. Mengidentifikasi dan melakukan pencegahan terhadap pasien resiko
jatuh.
7. Melakukan penghitungan terhadap pemakaian kasa, jarum besturi
sebelum dan sesudah operasi.

UNIT TERKAIT ---


PANDUAN STANDAR PENGGUNAAN
MIRION DMC3000

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/190 22 October 2019 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Suatu alat untuk mengukur dosis radiasi secara digital.

TUJUAN Agar dosis radiasi C-Arm terkontrol.

KEBIJAKAN Alat dipakai oleh petugas setiap menggunakan C-Arm.

SPO Cara menyalakan alat :


1. Dari mode pause, tekan dan tahan tombol “+” selama 3 detik.
2. Setelah display berubah menjadi “Enter” lepas tombol, lalu tekan
tombol “-“.
3. Setelah bunyi “beep” dan LED menyala, alat siap digunakan.

Cara mematikan alat :


1. Tekan dan tahan tombol “+” selama 3 detik.
2. Setelah display berubah menjadi “Exit” lepas tombol lalu tekan
tombol “-“.
3. Setelah bunyi “beep” dan LED menyala maka alat akan masuk ke
mode pause.

Cara mengatur alarm :


1. Dari mode pause, tekan dan tahan tombol “-“ selama 3 detik.
2. Setelah display berubah menjadi “SetThr”, lepas tombol “-“ lalu
tekan tombol “+”.
3. Alat akan masuk ke mode program.
4. Tekan tombol “-“ untuk menentukan parameter yang ingin diatur.
5. Tekan tombol “+” untuk merubah parameter yang dipilih (display
akan berkedip).
6. Tekan tombol “+” atau “-“ untuk menaikkan atau menurunkan nilai
batas ambang alarm atau tahan “+”atau “-“ untuk menaikkan atau
menurunkan secara cepat.
7. Diamkan selama 3 detik, maka alat akan kembali ke tahap 3.
8. Tunggu selama 10 detik, maka alat akan kembali ke mode pause.

UNIT TERKAIT ---


PETUNJUK / FUNGSI TRANSFER
STRETCHER KK – 728E

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/191 22 October 2019 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ..

PENGERTIAN Pedoman penggunaan brankar untuk transportasi pasien selama di


kamar operasi.

TUJUAN Untuk memudahkan pemindahan pasien dari tempat tidur ke brankar


dan dari brankar ke meja operasi.

KEBIJAKAN Setiap penggunaan brankar sesuai dengan ketentuan prosedur Rumah


Sakit.

SPO 1. Engkol berfungsi untuk mengatur tinggi rendah Stretcher pada


waktu memindahkan pasien pada bed.

2. Matrass bisa difungsikan untuk memindahkan pasien dengan cara


ditarik setelah stretcher dan bed dirapatkan serta tinggi rendahnya
disejajarkan.

3. Pagar kanan kiri bisa difungsikan mendatar sebagai sandaran :

- Tangan pada waktu pengecekan tensi badan.

- Tangan pada waktu pengambilan sample darah pasien.

- Tangan pada waktu pemasangan selang infus.

4. Pada pagar tengah terdapat lekukan yang berfungsi untuk


penyaluran selang urine dan pada posisi bawah pagar juga terdapat
tempat untuk gantungan urine.

5. Sistem penguncian ganda pada pagar :


- Sistem kunci pertama secara otomatis dan kunci kedua warna
kuning secara manual.

- Sistem kunci ganda ini untuk meningkatkan keselamatan pasien


selama transportasi.

- Untuk menghindari lupa kunci, setelah pagar dinaikan.

- Untuk menghindari dibuka sendiri oleh pasien, kunci terletak di


ujung kaki pagar.
PETUNJUK / FUNGSI TRANSFER
STRETCHER KK – 728E

No. Dokumen : No Revisi : Halaman


SPO/OKP/191 22 October 2019 00 2-2
KAMAR OPERASI

SPO 6. Terdapat petunjuk indikator kemiringan punggung pada sisi ujung


pagar untuk memudahkan perawat mengetahui kemiringan pasien.

7. Fungsi punggung / backraise dengan sistem gaspring sehingga


memudahkan perawat mengatur kemiringan punggungnya.

8. Terdapat sistem penguncian roda sentral lock yang bisa dikunci /


dibuka pada setiap sudut. Pedal rem juga model ungkit pada setiap
sisi roda agar tidak mengganggu perawat pada waktu mendorong.

9. Salah satu dari empat roda / roda bercincin kuning adalah roda anti
– electrostatistik untuk mengurangi muatan listrik / sebagai
gronding.

10. Tempat tabung oksigen 500 ml, dapat dipasang secara tegak atau
mendatar di ujung kepala.

11. Terdapat roda kelima yang terpasang ditengah bawah Stretcher yang
berfungsi mengontrol arah sehingga mudah untuk bergerak lurus
ataupun belok sesuai keinginan perawat.

UNIT TERKAIT ---


MONITORING SEDASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/192 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. ..

PENGERTIAN Mempersiapkan pasien secara fisik, psikis dan menilai keadaan


umum pasien untuk menentukan pilihan obat – obatan dan jenis
sedasi yang akan di gunakan.

TUJUAN Agar sedasi berjalan dengan lancar meminimalkan dan mencegah


hambatan atau hal – hal yang membahayakan pasien selama tindakan
sedasi.

KEBIJAKAN Semua monitoring sedasi yang diberikan sedasi dilakukan


monitoring.

PROSEDUR 1. Identifikasi pasien nama dan tanggal lahir serta mencocokkan


dengan gelang nama pasien.

2. Dokter anestesi melakukan tindakan sedasi harus sesuai dengan


standar prosedur kerja yang berlaku.

3. Sedasi dapat dilakukan di Kamar Operasi, UGD, Ruang VK,


Ruang Endoscopy, Poli gigi, ICU / NICU.

4. Monitoring sedasi dilakukan oleh dokter anestesi dan dalam


pelaksanaannya juga dibantu oleh perawat anestesi.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN SEDASI RINGAN

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/193 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

Dr..

PENGERTIAN Kondisi dimana pasien masih dapat merespons dengan normal terhadap
stimulus verbal. Meskipun fungsi kognitif dan koordinasi dapat
terganggu, ventilasi dan fungsi kardiovaskuler tidak berpengaruh.

TUJUAN Menghilangkan rasa nyeri pasien tanpa mempengaruhi respirasi dan


fungsi kardiovaskuler.

KEBIJAKAN Setiap pemberian sedasi ringan dilakukan sesuai dengan prosedur


Rumah Sakit.

PROSEDUR A. Identifikasi pasien nama dan tanggal lahir serta mencocokkan


dengan gelang nama pasien.
B. Persiapan obat sedasi ringan gunakan IOB pada obat.
C. Informed Consent
D. Peralatan Alat
1. Set desinfektan
2. Duk lubang
3. Spuit 10 cc
4. Obat lidocain 2%
5. Cairan povidon iodin 10%
6. Sarung tangan steril.
7. Kassa steril min 3
E. Tindakan
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
- Pakai sarung tangan steril.
- Dilakukan tindakan asepsis dan antiseptik daerah yang akan
dianestesi.
- Pasang doek lobang.
- Lidocain dalam spuit di suntikan mengelilingi pada daerah yang
akan diinfiltrasi sesuai kebutuhan namun tidak melebihi dosis
maksimum (4,5 mg/kg/kali pemberian, maksimum 300mg) tidak
boleh diulang sebelum 2 jam.
- Menilai efek obat yang telah diberikan.
F. Lakukan pendokumentasian tindakan tersebut dalam rekam medis
pasien.

UNIT TERKAIT ---


ASSESMENT PRA SEDASI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/194 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Mempersiapkan pasien secara fisik, psikis dan menilai keadaan umum
pasien untuk menentukan pilihan obat – obatan dan jenis sedasi yang
akan di gunakan.

TUJUAN Agar sedasi berjalan dengan lancar meminimalkan dan mencegah


hambatan atau hal – hal yang tidak di inginkan selama tindakan sedasi.

KEBIJAKAN Dokter Anestesi yang melakukan tindakan sedasi harus sesuai dengan
prosedur Rumah Sakit.

PROSEDUR Dokter Anestesi melakukan visite pre sedasi pasien yang meliputi :

1. Identifikasi pasien nama dan tanggal lahir serta mencocokkan


dengan gelang nama pasien.

2. Mempelajari rekam medis pasien yang mencakup identifikasi


pasien, pemahaman diagnosa dan prosedur bedah / medik yang akan
dilakukan.

3. Anamnesis pasien untuk mengetahui riwayat medis, termasuk


pengalaman anestetik dan terapi obat serta kebiasaan / habutuasi.

4. Pemeriksaan fisik, head to toe dengan melakukan inspeksi, palpasi,


perkusi, auskultasi.

5. Mempelajari hasil pemeriksaan penunjang medik.

6. Menentukan rencana tindakan sedasi yang akan dilakukan.

7. Menginformasikan tentang prosedur, manfaat dan resiko tindakan


sedasi.

UNIT TERKAIT ---


PEMBERIAN SEDASI SEDANG

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/195 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Kondisi depresi tingkat kesadaran di mana pasien memberikan respons


terhadap stimulus sentuhan. Tidak diperlukan intervensi untuk
mempertahankan patensi jalan nafas, dan ventilasi spontan masih
adekuat. Fungsi kardiovaskular biasanya terjaga dengan baik.

TUJUAN Menurunkan kesadaran pasien dan menghilangkan rasa nyeri tanpa


mempengaruhi respirasi dan fungsi kardiovaskular.

KEBIJAKAN Setiap pemberian sedasi sedang dilakukan sesuai dengan prosedur


Rumah Sakit.

PROSEDUR A. Identifikasi pasien nama dan tanggal lahir serta mencocokkan


dengan gelang nama pasien.
B. Informed Concent
C. Persiapan Alat :
1. Sumber Oksigen
2. O2 nasal, simpel mask, rebreathing mask dan non rebreathing
mask.
3. Nasofaringeal airway, gudel.
4. Stetoskop.
5. Obat sedasi : ketamin 10%, propofol, midazolam, fontaril.
6. Spuit 5 cc.
7. Sarung tangan on steril.
8. Pulse oksimetri dan monitor.
D. Tindakan
- Pakai sarung tangan.
- Berikan O2 nasal 2 – 4 liter / menit.
- Ketamin dalam spuit disuntikan intravena sesuai kebutuhan
namun tidak melebihi dosi maksimum (0,5 – 2 mg / kg / kali
pemberian).
- Menilai efek obat yang diberikan.
- Monitoring pasien.
E. Lakukan pendokumentasian tindakan tersebut dalam rekam medis
pasien.

UNIT TERKAIT ---


MEMBERIKAN ANESTHESI RINGAN UNTUK
ANAK

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/196 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Pemberian suatu obat yang dapat menyebabkan penurunan depresi tingkat
kesadaran pasien serta diharapkan masih berespon dengan cepat /
berkurang untuk tujuan tertentu terhadap perintah verbal (stimulus
auditory) yang keras atau rangsang pada ketuk dahi.

TUJUAN Memberikan suatu obat untuk menurunkan tingkat kesadaran yang


diberikan pada tindakan / prosedur yang membutuhkan sedasi sedang pada
anak.

KEBIJAKAN 1. Pemberian sedasi harus dilakukan oleh tenaga anesthesi yang


kompeten / terlatih (Anesthesiologi).
2. Sedasi sedang dilakukan diluar kamar bedah.
3. Sudah ada pemeriksaan darah rutin, pasien puasa.

PROSEDUR 1. Persiapan Alat dan Obat – obatan


a. Alat – alat :
- Orofaringeal airway sesuai ukuran.
- Stetoscope
- Monitor tekanan darah non invasive, saturasi O2, HR.
- Canul O2, simple mask.
- Syringe 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc dan 50 cc.
b. Obat – obatan :
- Midazolam, Dormicum.
- Propofol.
2. Cara Kerja

a. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri pada


keluarga pasien.

b. Perawat melakukan identifikasi pasien nama dan tanggal lahir serta


mencocokkan dengan gelang nama pasien.

c. Perawat mengevaluasi kondisi klinis pasien sebelum pemberian


sedasi.

d. Mengikutsertakan orang tua (salah satu keluarga inti) pasien anak


untuk mendampingi selama proses pembiusan, hanya sampai
dengan anak tertidur.
MEMBERIKAN ANESTHESI RINGAN UNTUK
ANAK

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/196 00 2-2
KAMAR OPERASI

PROSEDUR e. Memasang monitor tanda – tanda vital (ECG, Pulse Oksimetri,


tensi).
f. Perawat memasang IV line (apabila belum terpasang).

g. Dokter memberikan obat sedasi, dosis disesuaikan dengan berat


badan pasien anak dan rencana tindakan yang akan dilakukan.

h. Untuk sedasi sedang dimana ventilasinya spontan dapat diberikan


oksigen dengan bantuan nasal canul atau simple mask.

i. Semua tindakan ini dipantau dan didokumentasikan di form catatan


anestesi.

UNIT TERKAIT ---


MONITORING BEDAH SELAMA OPERASI
BERLANGSUNG

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/197 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Suatu proses pemantauan operasi dari pre, intra sampai post operasi.

TUJUAN Membantu kelancaran proses operasi dan menghindari kejadian yang


tidak diharapkan.

KEBIJAKAN Setiap monitoring bedah berlangsung dilakukan sesuai dengan prosedur


Rumah Sakit.

PROSEDUR Pre Operasi :


1. Perawat instrumentor menyiapkan dan menyusun instrument steril
yang akan digunakan di atas meja mayo.
2. Perawat instrumentator memastikan semua alat yang akan
dipergunakan dalam kondisi baik dan steril.
3. Instrumentator melakukan penghitungan jumlah instrument, kassa
steril, jarum dan bisturi yang akan dipakai dengan disaksikan oleh
perawat sirkuler.
4. Perawat sirkuler mendokumentasikan hasil penghitungan awal
didalam form penghitungan instrument, kassa, jarum dan bisturi.

Intra operasi :
1. Selama operasi berlangsung apabila ada penambahan instrument,
kassa atau jarum, perawat sirkuler mendokumentasikannya sebagai
barang tambahan dalam form penghitungan instrumen, kassa,
jarum dan bisturi.
2. Perhitungan instrument, kassa, jarum, bisturi dilakukan oleh
instrumentator dan perawat sirkuler sebelum operator menutup
lapisan peritonium.
3. Bila hasil perhitungan instrument, kassa, jarum dan bisturi sudah
selesai dan sesuai dengan jumlah sebelumnya, hasil dilaporkan
kepada dokter operator.
4. Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam penghitungan jumlah
instrumen, kassa, jarum, dan bisturi maka dilakukan tindakan :
c. Lapor kepada operator tentang ketidaksesuaian jumlah item
tersebut.
d. Dilakukan penghitungan ulang.
e. Dilakukan pencarian item tersebut, dengan menggunakan
mesin C-Arm.
f. Apabila instrument, kassa, jarum dan bisturi tersebut tidak
ditemukan maka Tim operasi (Asisten, Instrumentator dan
sirkuler) membuat accident insiden report yang ditanda
tangani juga oleh operator.

MONITORING BEDAH SELAMA OPERASI


BERLANGSUNG

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :

KAMAR OPERASI SPO/OKP/197 00 2-2

PROSEDUR Post Operasi :


1. Instrument dan alat – alat pendukung dibersihkan dan dirapihkan.
2. Pasien dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan kulit pasca
pemakaian patient plate / diatermi.
3. Sampah medis dimasukan kedalam kantong kuning, sedangkan
untuk yang non medis dimasukan ke kantong warna hitam.
4. Linen bekas operasi dimasukan ke dalam kantong warna kuning.
5. Berisi cairan formalin untuk selanjutnya dibuat laporan pemeriksaan
jaringan / PA (apabila di PA) bila tidak dilakukan pemeriksaan,
maka jaringan diserahkan kepada keluarga pasien mempergunakan
buku ekspedisi.
6. Perawat mendampingi operator dalam membuat laporan dan
membuat catatan instruksi terintegrasi.

UNIT TERKAIT ---


MEMBERIKAN SEDASI DALAM UNTUK
DEWASA

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/198 00 1-2
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


22 October 2019 Kepala RSU Pengayoman

dr. …

PENGERTIAN Pemberian suatu obat yang menyebabkan depresi kesadaran, dimana pasien
tidak mudah dibangunkan untuk respon tertentu terhadap stimulus nyeri,
stimulus auditory yang keras ataupun rangsang ketuk ringan pada dahi.

TUJUAN Memberikan suatu obat untuk menurunkan tingkat kesadaran yang


diberikan pada tindakan / prosedur yang membutuhkan sedasi dalam untuk
dewasa. Tindakan ini memerlukan bantuan ventilasi dan pengawasan
fungsi kardiovaskuler yang adekuat.

KEBIJAKAN 1. Pemberian sedasi harus dilakukan oleh tenaga yang berkualifikasi /


terlatih (Anasthesiologi).
2. Sedasi dalam harus dilakukan didalam kamar bedah.
3. Sudah ada pemeriksaan darah rutin, pasien puasa.

PROSEDUR I. Persiapan alat dan obat – obatan


A. Alat – alat :
1. Mesin anestesi
2. laryngoscope + blade sesuai ukuran
3. Mangil
4. Stylet
5. Spuit cuff
6. Orofaringeal airway sesuai ukuran
7. Stestoscope
8. Mesin suction
9. Suction catheter sesuai ukuran
10. Tape untuk fiksasi
11. Monitor tekanan darah non invasive, saturasi O2 HR.
12. Canul O2 simple mask
13. Syringe 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc, 50 cc.
B. Obat – obatan :
1. Sedacum
2. Propofol
3. Obat narkotik (Morphin, Pethidine, Fentanyl).
II. Prosedur Tindakan
A. Fase Pra Indikasi
1. Melakukan ceklist monitoring pasien yang akan dilakukan
tindakan pembiusan.
2. Perawat melakukan cuci tangan.
MEMBERIKAN SEDASI DALAM UNTUK
DEWASA

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


SPO/OKP/198 00 2-2
KAMAR OPERASI

PROSEDUR B. Fase Orientasi


1. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
2. Perawat meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal
lahir pasien (bila pasien sadar) atau meminta keluarga untuk
menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien (bila pasien tidak
sadar).
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada pasien.
C. Fase Kerja
1. Menyiapkan alat dan obat – obatan.
2. Mengevaluasi kondisi klinis pasien sebelum dilakukan pemberian
obat - obatan sedasi.
3. Memasang monitor tanda – tanda vital.
4. Memasang IV line, memberikan obat sedasi dengan dosis sesuai
berat badan pasien dan sesuai dengan prosedur / tindakan yang
akan dilakukan.
D. Fase Terminal
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin, pasang hek tempat tidur
agar pasien tidak terjatuh.
2. Mencuci tangan setelah tindakan.
3. Melakukan pemantauan dan dokumentasi pada formulir
monitoring sedasi.

Hal – hal yang harus diperhatikan :


1. Jika timbul masalah respirasi atau ventilasi (ventilasi inadekuat / tidak
ada nafas spontan) maka dilakukan “Basic Life Support” (airway,
breathing, circulating) sampai dengan kemungkinan penggunaan
LMA / intubasi.
2. Untuk kasus khusus ditambahkan dengan pemeriksaan penunjang
lainnya sesuai dengan kasus tersebut, dan bila memerlukan ruang
bedah (misalnya penderita penyakit paruobstruktif / restriktif
diperlukan spiometri, penderita gagal ginjal diperlukan pemeriksaan
fungsi ginjal, penderita penyakit jantung diperlukan pemeriksaan
jantung).
UNIT TERKAIT ---
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---


No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
SPO/OKP/1 00 1-1
KAMAR OPERASI

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,


15 November 2013 CEO Mayapada Hospital

dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

SPO

UNIT TERKAIT ---

Anda mungkin juga menyukai