2. Sri Ratnawati (108218013) 3. Apriska Putwi (108218014) 4. Andri Bayu S (108218015)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2019 A. Pengertian Gerakan massa (mass movement) tanah atau sering disebut tanah longsor (landslide) merupakan salah satu bencana alam yang sering melanda daerah perbukitan didaerah tropis basah. Gerakan massa, umumnya disebabkan oleh gaya-gaya gravitasi dan kadang-kadang getaran atau gempa juga menyokong terjadinya tersebut. Gerakan massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat adanya reruntuhan geser disepanjang bidang longsor yang merupakan batas bergeraknya massa tanah atau batuan (Hardiyatmo, 2006: 2). Gerakan tanah adalah proses perpindahan suatu masa batuan/tanah akibat gaya gravitasi. Gerakan tanah seringkali disebut sebagai longsoran dari massa tanah/batuan dan secara umum diartikan sebagai suatu gerakan tanah dan atau batuan dari tempat asalnya karena pengaruh gaya berat (Noor, 2006: 106).
B. Siklus Penanganan Bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi: 1. Pra Bencana, meliputi: situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat potensi bencana. a. Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman. Misalnya: pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian besar bencana. b. Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya : penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan kerugian besar. c. Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi (atau kemungkinan akan terjadi) bencana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. 2. Tanggap Darurat (Emergency Response) Saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian; 3. Pasca Bencana a. Pemulihan (recovery) adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses recovery terdiri dari: b. Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka pendek. Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi kepercayaan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemetaan wilayah bencana. Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan lingkungan Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap Relokasi korban dari tenda penampungan Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka menengah Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan pasar mulai dilakukan Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan. c. Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen, kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Strategi penanggulangan bencana longsor sebagai berikut:
a. Mengenali daerah yang rawan terjadinya tanah longsor. Terutama di sekitar lereng yang curam. b. Jangan Bangun Pemukiman atau fasilitas di daerah yang rawan bencana terutama bencana tanah longsor c. Menjaga Drainase Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah. d. Membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat. Drainase pada teras-teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah e. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat. Hal ini untuk bisa menahan air sehingga bencana tanah longsor bisa di minimalisir f. Jika ingin mendirikan bangunan, gunakan fondasi yang kuat sehingga akan kokoh saat terjadi bencana g. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah. h. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall). DAFTAR PUSTAKA