Rs Cempaka Fix
Rs Cempaka Fix
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPARATOMI
1. DEFINISI
Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus
halus. (Arif Mansjoer, 2010).
Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi. (Lakaman 2011).
2. ANATOMI FISIOLOGI
A. Anatomi Fisiologi Abdomen
Ada bedah laparatomi ini dilakukan eksplorasi organ-organ ruang abdomen. Organ yang akan ditemui adalah omentum,
usus, vesical urinaria, lambung, ginjal, hati dan saluran reproduksi (seperti tuba falopii, uterus dan ovarium). Organ-organ
yang ditemukan di dalam rongga abdomen pada saat operasi antara lain adalah usus halus, usus besar, ginjal kiri, ginjal
kanan, vesika urinaria dan lambung. Usus merupakan organ yang paling mudah ditemukan karena posisi penyayatan yang
dilakukan tepat di ventromedial abdomen. Usus memiliki konsistensi yang lunak, licin, dan lumennya kosong ketika
dipalpasi. Vesika urinaria dapat diketahui dengan palpasi bagian hipogastricum. Vesika urinaria berisi urin memiliki
konsistensi lunak dan padat. Ginjal kanan dan kiri dapat teraba ketika dilakukan palpasi. Bentuk dari kedua ginjal bulat
seperti kacang dengan konsistensi yang lunak dan padat. Organ lainnya tidak terpalpasi pada saat eksplorasi abdomen
(Sjamsuhidajat,2005).
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
Semua organ yang berada di dalam ruang abdomen tersebut diselubungi oleh omentum. Untuk mempermudah mengenali
organ dalam rongga abdomen, maka rongga abdomen dibagi menjadi tiga wilayah yaitu epigastrium, mesogastrium dan
hipogastrium. Di wilayah epigastrium dapat ditemukan lambung, limpa, hati, ginjal kanan dan kiri. Ginjal kanan terkesan
lebih ke cranial dibandingkan yang kiri karena pada bagian kiri rongga abdomen terdapat organ perut yang mendorong
ginjal kiri dari posisi yang seharusnya. Usus dan ovarium ditemukan di mesogastrium, sedangkan di hipogastrium berada
vesica urinaria dan uterus (Sjamsuhidajat,2005).
Ovarium terdiri dari satu pasang, ovarium dextra et sinistra. Bentuk dan ukuran berbeda menurut spesies dan fase dari
birahi. Ovarium pada kucing dan anjing berbentuk lonjong. Tuba falopii (Oviduct) merupakan saluran reproduksi betina
yg kecil, berliku-liku, kenyal dan terdapat sepasang.Uterus merupakan saluran reproduksi betina yg diperlukan untuk
menerima ovum yg telah dibuahi, nutrisi dan perlindugan foetus.Uterus terdiri dari :Kornua Uteri, Korpus Uteri, Cervix
(Harari,2006).
lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel,
sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen.
2. DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat
yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal
pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
a. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya
terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa.
Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit
terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan
pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon
inflamasi.
3. SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat
yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda
menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan
mechanical shock absorber.
Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan
tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai
jam tangan, cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya adaptasi cepat
reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya karena adanya off response.
Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle) suatu reseptor kulit yang mendeteksi
tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor khusus yang terdiri
dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang membungkus ujung perifer suatu neuron aferen.
Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya dalam daerah terbatas dipermukaan kulit
sekitarnya, daerah ini dikenal sebagai lapangan reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif bervariasi
berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut. Semakin dekat penempatan reseptor jenis tertentu,
maka semakin kecil daerah kulit yang terpantau oleh reseptor tersebut. Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah
maka semakin besar ketajaman (acuity) atau kemampuan diskriminatif.
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan
selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis,
tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi
mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis.
3. ETIOLOGI
Etiologi sehingga dilakukan laparatomi adalah karena disebabkan oleh beberapa hal (Smeltzer, 2012) yaitu:
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam).
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
2. Peritonitis.
3. Perdarahan saluran cerna.
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
5. Massa pada abdomen
4. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2011). Trauma adalah luka atau cedera
fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2010).
Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan
obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja
(Smeltzer, 2011). Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang
disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011).
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada
penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi. Tusukan/tembakan ,
pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt) dapat mengakibatkan terjadinya trauma
abdomen sehingga harus di lakukan laparatomy.(Arif Muttaqin, 2013).
Trauma tumpul abdomen dapat mengakibatkan individu dapat kehilangan darah, memar/jejas pada dinding perut, kerusakan
organ-organ, nyeri, iritasi cairan usus. Sedangkan trauma tembus abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh atau
sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, kematian sel. Hilangnya
seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stress dari saraf simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas
kulit, syok dan perdarahan, kerusakan pertukaran gas, resiko tinggi terhadap infeksi, nyeri akut.(Arif Muttaqin, 2013).
5. MANIFESTASI KLINIK
a. Nyeri tekan.
b. Perubahan tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
c. Kelemahan.
d. Gangguan integumen dan jaringan subkutan.
e. Konstipasi.
f. Mual dan muntah, anoreksia.
6. PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah
dengan kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
1. Perawatan
Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan kompresi, memperbaiki
peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali
normal.
2. Farmakologi
Obat antibiotik dapat diberikan untuk membantu mengobati atau mencegah infeksi dalam perut, obat analgesic untuk
mengurangi rasa nyeri.
3. Tindakan Bedah :
a. Kolostomi : kolostomi adalah prosedur untuk membuat stoma (pembukaan) antara usus dan dinding perut. Ini
mungkin dilakukan sebelum memiliki operasi untuk menghapus usus yang tersumbat. Kolostomi dapat digunakan
untuk menghilangkan udara atau cairan dari usus. Hal ini juga dapat membantu memeriksa kondisi perawatan sebelum
operasi. Dengan kolostomi, tinja keluar dari stoma ke dalam kantong tertutup. Tinja mungkin berair, tergantung pada
bagian mana dari usus besar digunakan untuk kolostomi tersebut. Stoma mungkin ditutup beberapa hari setelah
operasi usus setelah sembuh.
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
b. Stent : stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas daerah usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan
stent ke dalam usus menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang ditekuk tipis). Stent dapat membuka usus untuk
membiarkan udara dan makanan lewat. Menggunakan stent juga untuk membantu mengurangi gejala sebelum operasi.
a) Pola Nutrisi
b) Pola Eliminasi
c) Pola Personal Hygiene
d) Pola Istirahat dan Tidur
e) Pola Aktivitas dan Latihan
f) Seksualitas/reproduksi
g) Peran
h) Persepsi diri/konsep diri
i) Kognitif diri/konsep diri
j) Kognitif perceptual
5) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau riwayat operasi.
b) Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II), gangguan dalam
mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam
menggerakkan boal mata kalateral (nervus VI).
c) Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karna terganggu pada nervus olfatorius (nervus I).
d) Mulut
Adanya gangguan pengecapan (lidah ) akibat kerusakan nervus vagus adanya kesulitan dalam menelan.
e) Dada
Inspeksi : kesimetrisan bentuk, dan kembang kempih dada.
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan dan massa.
Perkusi : mendengar bunyi hasil perkusi.
Auskultasi : mengetahui suara nafas, cepat dan dalam.
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
f) Abdomen
Inspeksi : bentuk, ada tidaknya pembesaran.
Auskultasi : mendengar bising usus.
Perkusi : mendengar bunyi hasil perkusi.
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan pasca operasi.
g) Ekstremitas
Pengukuran otot menurut (Arif Mutaqqin, 2012)
Nilai 0 : bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
Nilai 1 : Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi.
Nilai 2 : Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi.
Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan
pemeriksaan.
Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya berkurang.
Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan dilakukannya tindakan insisi bedah.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya sayatan / luka operasi laparatomi.
3) Gangguan imobilisasi berhubungan dengan pergerakan terbatas dari anggota tubuh.
c. Intervensi Keperawatan
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
e. Evaluasi Keperawatan
Menurut Craven dan Hirnle (2011) evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara
dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil.
Tujuan evaluasi antara lain :
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Mendapatkan umpan balik
e. Sebagai tanggung jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
Arief Mansjoer (2010), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media Aesculapius.
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (2011). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arif. 2012. Capita ,Selekta Kedokteran. Bakarta :Media Aesculapius.
Harari, Joseph. 2006. Small Animal Surgery Secret 2nd Edition. Hanley & Belfus INC. Philadelpia,USA.
Muttaqin, Arif. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA : Masalah Yang Lazim Muncul
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi II. Salemba Medika. Jakarta
Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sjamsuhidajat R, de Jong W., 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2011, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8,
Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta.
Soeparman, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2010. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kampus II Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172
Telp (0293) 326945 web: www.ummgl.ac.id email:tatausahafikes@gmail.com
Nama Mahasiswa :
Semester/Tingkat :
Tempat Praktek :
Tanggal Pengkajian :
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Ny. T
2. Umur : 24 tahun
3. Alamat : Pakis Magelang
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 14 Maret 2019
6. Nomor Rekam Medis : 181978
7. Bangsal : Cempaka
c. Riwayat pengobatan
No Nama obat/jamu Dosis Keterangan
1. Tidak ada
2. Tidak ada
d. Kemampuan mengontrol kesehatan:
- Yang dilakukan bila sakit : berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
- Pola hidup (konsumsi/alkohol/olah raga, dll)
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, pasien melakukan olahraga dengan jalan-jalan setiap pagi diseitar rumahnya.
f. Pengobatan sekarang:
No Nama obat Dosis Manfaat Keterangan
1. Keterolac 2x1 Untuk mengurangi rasa nyeri
2. Ranitidin 3x1 Untuk mengobati lambung
3. RL 20 tpm Untuk memeuhi kebutuhan
cairan
4.
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB biasanya : 60 kg
2) Tinggi Badan : 155 cm
3) IMT : 24,0
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva anemis/tidak:
Rambut : hitam
Konjungtiva : tidak anemis
Mukosa bibir : lembab
Turgor kulit: elastis
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di rumah sakit:
Sebelum OP : makan teratur 3x1 sehari seperti biasa
Setelah OP : Diit cairan + susu
Riwayat alergi makan : +/- (tuliskan jenis makanan : tidak ada)
g. Cairan masuk
Infus : RL 20 tpm = 1500 ml/hari
Cairan : air minum = 1000 ml/hari
Air metabolisme :-
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
h. Cairan keluar
Urine : 800 cc
Muntah :-
IWL :-
j. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Terdapat luka post op diperut bagian bawah
Auskultasi : Bising usus 5x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada perut bagia bawah
Perkusi : Tidak dilakukan perkusi karena pasien nyeri
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Frekuensi urine 4x sehari dengan jumlah 800cc
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Pasie tidak mempunyai riwayat kelainan kandug kemih
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Jumlah urine 800cc, warna urine kuning pekat, bau khas amuniak
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Pasien tidak mengalami distensi kandung kemih/ retensi urine
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Selama di Rumah Sakit pasien belum BAB
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Kurang makan makanan yang tinggi serat
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Integritas kulit : Terdapat gangguan integritas kulit pada abdomen bagian bawah
Hidrasi : Pasien tidak megalami hidrasi
Turgor : Turgor kulit pasien elastis
Warna : Sawo matang
Suhu : 36,2 ͦ C
2. KEDALAMAN 1= stage 1 4
2= stage 2
3= stage 3
4= stage 4
5=necrosis wound
GRANULASI 1
2= terang 100 %
jaringan granulasi 3=
terang 50 % jaringan
granulasi 4= granulasi
25 % 5= tidak ada
jaringan granulasi
13. EPITELISASI 1=100 % epitelisasi 5
2= 75 % - 100 %
epitelisasi
3= 50 % - 75%
epitelisasi
4= 25 % - 50 %
epitelisasi
5= < 25 % epitelisasi
SKOR TOTAL 22
PARAF DAN NAMA PETUGAS
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 6-9 Jam/hari
2) Insomnia : pasien tidak mengalami insomnia
3) Pertolongan untuk merangsang tidur: Tidak ada
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2) Kebiasaan olah raga : Jalan-jalan setiap pagi disekitar rumah
3) ADL
a) Makan : Pasien dibantu oleh keluarga
b) Toileting : Pasien dibantu oleh keluarga
c) Kebersihan : Pasien dibantu oleh keluarga
d) Berpakaian : Pasien dibantu oleh keluarga
4) Bantuan ADL : Tidak ada
5) Kekuatan otot :
5 5
5 5
6) ROM : Aktif
7) Resiko untuk cidera : Tidak ada
c. Cardio respons
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada masa
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba
c) Perkusi : Suara redup
d) Auskultasi : Bunyi antung S1 dan S2 reguler
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : Pasien tidak mempunyai penyakit sistem nafas
2) Penggunaan O2 : Pasien tidak menggunakan bantua O2
3) Kemampuan bernafas : Kemamuan bernafas pasien baik
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
Pasien tidak mengalami gangguan pernafasan
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada masa
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris
c) Perkusi : Sonor
d) Auskultasi : Vasikuler
5. PERCEPTION/COGNITION
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SD
2) Kurang pengetahuan : Pasien kurang pengetahuan
3) Pengetahuan tentang penyakit: Pasien kurang paham tentang penyakitnya
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : Orientasi baik
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung
2) Sakit kepala : Pasien tidak merasakan sakit kepala
3) Penggunaan alat bantu : Pasien tidak menggunakan alat bantu seperti alat bantu dengar, kacamata, dll
4) Penginderaan : Penginderaan pasien baik
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa
2) Kesulitan berkomunikasi : Pasien tidak kesulitan dalam berkomunikasi
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Pasien mengatakan cemas akan penyakitnya
2) Perasaan putus asa/kehilangan: Pasien tidak merasa putus asa
3) Keinginan untuk mencederai : Tidak ada keinginan untuk menciderai
4) Adanya luka/cacat : Terdapat luka post Op pada abdomen bagian bawah
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : Menikah
2) Orang terdekat : Suami
3) Perubahan konflik/peran : Tidak ada erubahan konflik dan peran
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : Pasien tidak mengalami masalah/disfungsi seksual
2) Periode menstruasi : Pasien rutin menstruasi setiap bulan
3) Metode KB yang digunakan : Pasien menggunakan KB suntik
4) Pemeriksaan SADARI : Tidak ada
5) Pemeriksaan papsmear : Tidak ada
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : Pasien cemas akan penyakitnya
2) Kemampan untuk mengatasi : Berdoa agar penyakitnya segera sembuh
3) Perilaku yang menampakkan cemas : Pasien tampak gelisah
10. LIFE PRINCIPLES
a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti : Pasien mengikuti pengajian dikampungnya
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : Pasien mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya
3) Kegiatan kebudayaan : Pasien tidak mengikuti kegiatan kebudayaan
4) Kemampuan memecahkan masalah : Berdiskusi dengan keuarga
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : Pasien tidak mempunyai alergi obat/makanan
b. Penyakit autoimune : Pasien tidak mempunyai penyakit autoimune
c. Tanda infeksi : Tidak ada tanda infeksi pada pasien
d. Gangguan thermoregulasi : Pasien tidak mengalami gangguan thrmoregulasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas M
uhammadiyah Magelang
Aplikasi Konsep NANDA NIC NOC
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi,
pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse, gaya hidup yang tetap)
Tidak ada
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : Proses penyakit
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : Ditusuk-tusuk
3) Regio (dimana letaknya) : Abdomen bagian bawah
4) Scala (berapa skalanya) :6
5) Time (waktu) : Hilang timbul
b. Rasa tidak nyaman lainnya : Tidak ada
c. Gejala yang menyertai : Tidak ada
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan :-
b. DDST (Form dilampirkan) :-
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) :-
C. DATA LABORATORIUM
PENGELOMPOKAN DATA
ANALISA DATA
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan prosedur bedah
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang nilai akifitas fisik
INTERVENSI
1 nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara -untuk mengetahui
berhubungan keperawatan selama 3x24 komprehensif tingkat nyeri
2. Lakukan tindakan pengontrolan -untuk mengurangi rasa
dengan agen jam diharapkan nyeri akut
nyeri sebelum nyeri bertambah nyeri sebelum nyeri
cidera fisik berhubungan dengan agen
3. Ajarkan teknik non farmakologi
bertambah
cidera fisik dapat teratasi
untuk mengurangi rasa nyeri - untuk mengurangi rasa
dengan kriteria hasil 4. Kolaborasi dengan dokter dalam
nyeri dengan
1. Kontrol nyeri (1605)
pemberian obat analgetik dalam
- mengenali kapan nyeri menggunakan teknik non
mengurangi rasa nyeri
terjadi 4-3 (160501) farmakologi seperti
- melaporkan nyeri yang
relaksasi distraksi
terkontrol 3-2 (160511) - untuk membantu
2. Tingkat nyeri (2102)
mengurangi rasa nyeri
- nyeri yang dilaporkan 3-4
sebelum nyeri bertambah
(210201)
- ekspresi nyeri wajah 3-4
(210206)
Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Pawatan tirah baring dan - untuk membantu pasien
mobilitas keperawatan selama 3x24 ajarkan latihan di tempat tidur dalam mobilitas di
fisik jam diharapkan hambatan dengan cara yang tepat tempat tidur
2. Jelaskan mengenai perlunya - agar pasien dan
berhubungan mobilitas fsik berhubungan
tirah baring keluarga mengetahui
dengan dengan kurang pengetahuan
3. Pengaturan posisi.
pentingnya tirah baring
kurang tentang aktivitas fisik dapat Monitor respon individu terhadap
- untuk mengetahui
pengetahuan teratasi dengan kriteria program latihan
respon pasien terhadap
4. Terapi aktivitas.
tentang nilai hasil:
Rencanakan jadwal antara latihan yang
1. Posisi tubuh berinisiatif
akifitas fisik
aktivitas dan istirahat dilakukannya
sendiri
- untuk mengetahui
- bergerak dari posisi baring
waktu aktivitas dan
ke duduk 1-3 (020303)
istirahat yang
- berpindah dari situasi ke
dibutuhkan oleh
sisi yang lain sambil
pasien
berbaring 2-4 (020311
IMPLEMENTASI
EVALUASI