Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Tindakan
B. Justifikasi tindakan
Tindakan ini dilakukan untuk akses pemberian produk darah atau transfusi
darah pada pasien, serta akses masuknya obat kedalam tubuh pasien melalui IV.
Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien dengan cara
memasukkan obat melalui pmbuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu
dengan menggunakan infus set. Tindakan ini merupakan tindakan live saving pada
pasien yang kehilangan cairan banyak, dehidrasi, dan syok sehingga keberhasilan
dehidrasi karena panas atau akibat suatu penyakit, kehilangan panas akibat luka bakar
demam) di lokasi pemasangan infus dan pemberian obat-obat yang berpotensi iritan
Ariningrum. D, 2018).
tubuh
1) Mencuci tangan
pasien
selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan
8) Lakukan desinfeksi vena dengan alkohol dari atas ke bawah dengan sekali
hapus
10) Menusukkan abocath pada vena yang dipilih dengan bevel jarum keatas.
11) Bila jarum berhasil masuk kedalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar
12) Tarik jarum tajam dalam kateter vena kira-kira 1cm ke arah luar kira-kira 1cm
untuk membebaskan ujung kateter dari jarum agar jarum tidak melukai
dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0,5cm-1cm kedalam
untuk menstabilkannya.
13) Lepaskan ujung jari yang memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh
17) Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester
Hasil dari tindakan ini yaitu terpasangnya infus NaCL 0.9% 20 TPM, dengan
obat injeksi lewat iv, dan pemberian produk darah atau transfusi darah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat melakukan pemasangan infus adalah pemilihan vena dan
ukuran abocath yang tepat sehingga tidak memberikan kesalahan dalam penusukan
yang dapat menganggu kenyamanan pasien dan risiko phlebitis. Selang infus tidak
boleh berisi udara dengan ujung jarum dalam keadaan steril dan posisi jarum
Tindakan yang dilakukan pada pasien dimulai dengan persiapan alat yang
digunakan dan juga persiapan pasien, setelah itu ke pasien. Menyambungkan infusset
dengan konekta dan cairan Nacl 0,9% lalu mengalirkan cairan tersebut agar infusset
tidak berisi udara, selanjutnya mengidentifikasi vena yang tepat. Setelah vena sudah
didapat, terlebih dahulu gunakan sarung tangan dan melakukan desinfeksi satu kali
hapus dengan alkohol swab lalu dekatkan IV kateter ke pasien dengan posisi jarum
menghadap keatas pada posisi 15°-30°, tusuk vena pasien dan bila terdapat darah
dalam IV kateter dan kondisi vena baik (tidak ada tanda-tanda bengkak dan nyeri
E. Analisa Tindakan
selalu dilakukan di rumah sakit. Pemasangan infus di rumah sakit denga teori secara
umum sudah sesuai. Alat-alat yang digunakan lengkap, prosedur tindakan sesuai, dan
prinsip-prinsip safety diperhatikan dengan baik sehingga aman bagi pasien dan
petugas. Tindakan pemasangan infus tetap di perhatikan agar sesuai dengan standar
F. Hambatan
Selama tindakan pemasangan infus tidak ada kendala baik peralatan yang
disediakan dan pasien sendiri. Namun perlu lebih fokus dalam pemilihan vena dan
ukuran IV kateter yang tepat sehingga tidak mengalami kegagalan dalam pemasangan
elektrolit, akses masuk obat dan produk darah (transfusi darah). Pemasangan infus
pada Tn. M sudah sesuai denga teori baik peralatan, prosedur, dan prinsip-prinsipnya.
mikroorganisme pada pasien dan perawat sendiri dan diharapkan risiko plebitis tidak
terjadi.
PEMASANGAN KATETER
A. Tindakan
B. Justifikasi tindakan
Tindakan ini dilakukan karena terjadi rembesan pada kateter dan urine waktu
menggunakan selang plastik dimasukkan melalui uretra dan masuk melalui kandung
1) Retensi urin
Kontra indikasi dari pemasangan kateter adalah pasien yang mampu berkemih
spontan dan pasien dengan cedera urethra atau ureter (Perry&Potter, 2009).
kandung kemih).
Prinsip pemasangan kateter adalah:
1) Perhatikan sterilisasi
2) Pastikan balon fiksasi sudah berada di dalam kandung kemih sebelum diisi air
Persiapan alat:
2) Jelly
3) Cairan antiseptik
4) Bola kapas
5) Forcep
8) Alas kain
3) Mencuci tangan
4) Mempersiapkan alat
6) Memposisikan klien :
Wanita: posisi dorsal recumbent dengan lutut flexi dan kedua kaki
direntangkan
10) Menggunakan sarung tangan steril untuk membuka bungkusan set kateter
11) Mengambil kateter dan berikan jelly di ujung kateter dengan tetap
12) Memasukkan kateter ke dalam uretra sampai urin mengalir. Untuk klien laki-
laki posisikan penis tegak lurus 90° dengan tubuh saat memasukkan kateter.
ditemukan tahanan.
13) Memindahkan tangan non dominan dari labia atau penis jika urin mengalir ke
selang kateter. Memegang selang kateter 2 cm dari muara meatus uretra agar
15) Masukkan kateter kurang lebih 5cm setelah urin keluar. Mengisi balon dengan
aqua steril 20-30cc (sesuai petunjuk pada kemasan kateter) kemudian tarik
kateter perlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi dengan baik
D. Hasil Tindakan
Hasil dari tindakan ini yaitu terpasangnya kateter, dengan tujuan untuk
mengurangi iritasi urin pada luka atau ulkus. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
transmisi mikroorganisme, sebelum diisi air pastikan balon fiksasi sudah berada di
dalam kandung kemih. Saat memasukkan kateter jangan dipaksakan jika ada tahanan
Tindakan yang dilakukan pada pasien dimulai dengan persiapan alat yang
digunakan dan juga persiapan pasien, setelah itu ke pasien, kemudian mengatur posisi
dorsal recumbent, menutup dengan kain dari area pinggang sampai area perianal
pasien. Memakai sarung tangan bersih dan melakukan desinfeksi pada area vulva
dengan kasa betadine. Dimulai dari labia mayora dengan teknik satu kasa, setelah itu
labia minora dan terakhir bagian tengah dengan menggunakan masing-masing satu
kasa. Membuka set kateter dan ditempatkan pada tempat yang steril, tempatkan jelly
pada tempat yang steril. Setelah itu menggunakan sarung tangan steril membuka
bungkusan kateter kemudian sambungkan kateter dengan urin bag dan ujung kateter
diberikan jelly, dan memasukkan kateter ke uretra pasien sampai ke pangkal kateter.
setelah urin mengalir di selang kateter, kemudian mengisi balon dengan aqua steril 30
kandung kemih. Melepas sarung tangan dan melakukan fiksasi di luar kateter dengan
respon klien kemudian mencuci tangan dan mendokumentasikan tindakan yang telah
E. Analisa Tindakan
Pemasangan kateter di rumah sakit secara umum sudah sesuai dengan teori
alat-alat yang dibutuhkan lengkap, tapi beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
prinsip safety bagi pasien dan petugas, dimana tidak melakukan cuci tangan sebelum
beberapa prosedur yang tidak dilakukan diantaranya memasang alas tahan air atau
perlak di bawah bokong pasien sehingga saat selang kateter dimasukkan, urin pasien
terlebih dahulu keluar dan membasahi kain dan linen pasien, tidak dilakukan
pengecekan apakah balon berkembang sempurna dengan cara memasukkan cairan dan
menarik cairan kembali kedalam spuit, ini penting dilakukan agar kateter dapat
Povidone Iodine 10%. Relatif risk reduction pada penelitian ini adalah 0,23 yang
berarti jika NaCl 0,9% digunakan sebagai agen pembersih area perianal sebelum
pemasangan kateter urin menetap, maka kejadian risiko ISK dapat diturunkan sebesar
23% dari sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan NaCl 0,9% lebih efektif
menurunkan risiko ISK dibandingkan Povidone Iodine 10% pada pembersihan area
perianal pada pasien yang akan dilakukan tindaka n kateterisasi. Hal ini terjadi karena
NaClmenyebabkan perubahan tekanan osmotik pada sel sehingga terjadi pengeluaran
air dari sel-sel bakteri ke bagian ekstraseluler yang dapat menyebabkan kematian sel.
F. Hambatan
Pemasangan kateter yang dilakukan pada Ny. S.N di rumah sakit pada
umumnya sudah sesuai dengan teori, tetapi perlu diperhatikan prinsip safety pada
pasien dan petugas kesehatan, dan ada beberapa prosedur tidak dilakukan yaitu
memasang alas tahan air atau perlak dibawah bokong pasien dan sebelum
sempurna dengan memasukkan cairan dan menarik cairan kembali ke dalam spuit,
ditingkatkan.
BED MAKING
(29 Juli 2019)
A. Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah bed making pada Ny. F dengan diagnosa
medis Thypoid.
Tindakan ini dilakukan untuk mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun
yang bersih pada tempat tidur klien sehingga dapat memberikan lingkungan yang
bersih, tenang, dan nyaman serta dapat menghilangkan hal-hal yang dapat mengiritasi
kulit.
menggantikan alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih, sehinngga dapat
memberikan lingkungan yang bersih, tenang, dan nyaman bagi pasien (Kozier, 2010).
SOP Bed making (Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Dasar Universitas
Hasanuddin) :
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
3. Untuk meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien dengan menciptakan
1. Mencuci tangan
4. Turunkan penghalang tempat tidur pada tempat perawat berdiri dan mengatur
posisi baring klien yang supine atau mendatar, bila perlu mengangkat bantal.
6. Lepaskan alat tenun yang terdapat di bawah kasur dari kepala ke kaki tempat
tidur. Melipat alat tenun tersebut ke arah klien, pertama-tama stik laken, laken
besar kemudian melipat sampai ke bawah bokong klien, punggung dan bahu
separuh dari tempat tidur pada ujung kepala dan kaki tempat tidur ke
bawah kasur
9. Buka lipatan perlak dan stik laken ke arah perawat berdiri kemudian melipat
bagian yang menjuntai ke lantai bawah kasur. Melakukan dengan rapi sehingga
10. Pasang kembali penghalang tempat tidur dan pindah ke sisi yang lain kemudian
11. Bantu klien bergeser ke sisi lain di mana alat tenun telah di pasang.
12. Lepaskan/mengangkat lipatan alat tenun kotor yang terdapat di bawah kasur
13. Pindahkan alat tenun kotor dengan menggulungnya dan permukaan yang kotor
ada di sebelah dalam. Masukkan laken kotor ke dalam tempat alat tenun kotor.
14. Buka lipatan alat tenun bersih di atas kasur dari kepala ke kaki.
18. Pasang selimut pada dada klien. Memberitahu klien untuk memegang ujung
lipatan atas dan perawat memegang ujung lipatan yang lainnya bersamaan dengan
ujung-ujung selimut yang kotor, kemudian perawat menarik lipatan selimut lke
19. Masukkan sisi selimut yang terdapat pada kaki tempat tidur ke bawah kasur.
21. Ganti sarung bantal : dengan membuka sarung bantal kotor dan memasukkan ke
dalam bak/ tempat alat tenun kotor dan ganti dengan sarung bantal yang bersih.
23. Kembalikan klien ke tempat tidur seperti semula kemudian membuka tirai/pintu.
E. Analisa tindakan
Tindakan bed making antara yang dilakukan di rumah sakit dengan teori
secara umum dengan teori secara umum telah sesuai. Alat tenun yang digunakan
untuk bed making lengkap, prosedur tindakan sudah sesuai, prinsip-prinsip bed
making juga diperhatikan dengan baik. Bed making merupakan tindakan yang hampir
beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah privasi klien, alat pelindung diri, dan
komunikasi yang dilakukan pada pasien. Dalam melakukan tindakan bed making
perawat diharapkan menggunakan alat pelindung diri seperti handscoen dan masker.
Perlu diperhatikan juga bahwa linen yang kotor ketika dilepas dari tempat tidur klien
harus dalam keadaan tergulung dengan bagian kotor berada pada bagian dalam
gulungan serta tidak mengibaskan linen yang kotor di daerah sekitar pasien.
Pembuangan linen kotor infeksius dan non infeksius sudah sesuai dengan tempat yang
di sediakan. Pada saat melakukan bed making kita juga bisa langsung menilai
F. Hambatan
Selama melakukan tindakan bed making tidak ada kendala yang dapat
yang bersih, tenang dan nyaman bagi pasien sehingga dapat mencegah iritasi pada
kulit dan meningkatkan harga diri pasien. Tindakan bed making yang dilakukan pada
Ny. P sesuai dengan teori yang ada baik tersedianya peralatan tenun yang dibutuhkan,