Anda di halaman 1dari 32

KUALITAS DAYA

(Analisa Penggunaan Filter Aktif dan Pasif)

MADE SATRIA TRESNAJAYA


1605541084

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan kualitas daya listrik dalam sistem tenaga listrik pada saat ini
memerlukan perhatian khusus. Kualitas daya yang buruk akan menimbulkan
banyak kerugian bagi perusahaan tenaga listrik dan konsumen. Salah satu
permasalahan kualitas daya listrik adalah permasalahan harmonisa.Harmonisa
ditimbulkan makin maraknya penggunaan peralatan listrik beban Non-Linear
(beban yang mengandung penyearah atau diode).
Dalam sistem tenaga listrik terdapat beban linear dan non-linear.Beban
linear merupakan suatu beban yang memiliki bentuk gelombang yang sinusoidal,
sedangkan beban non-linear memiliki bentuk gelombang yang non-sinusoidal
karena telah terdistorsi oleh arus harmonik yang ditimbulkan oleh berbagai
peralatan elektronik yang tergolong dalam beban non-linear.Pemakaian beban
elektronik atau beban non-linear seperti lampu penerangan hemat
energi,TV,radiotape,komputer,printer,charger,pendingi n ruangan, Uniterruptible
Power Supply (UPS) dan receiver adalah beban yang dapat menimbulkan arus
harmonisa. Pada beban non-linear (peralatan elektronik) selalu terdapat konverter
berupa penyearah yang mengkonversikan tegangan bolak-balik ke tegangan searah
untuk operasi komponen elektronik. Konverter-konverter ini mempunyai
karakteristik yang non-linear,sehingga termasuk sumber arus harmonisa bagi beban
listrik.
Untuk menanggulangi permasalahan harmonisa Salah satu upaya
pengurangannya yakni dengan menggunakan filter. Penggunaan filter pasif telah
dilakukan.Akan tetapi filter ini tidak dapat menyelesaikan masalah yang
ditimbulkan oleh variasi acak dari bentuk gelombang pada beban karena filter ini
biasanya ditala pada frekuensi tertentu. Filter ini juga dapat menghasilkan resonansi
seri dan pararel dengan impedansi sumber. Untuk memecahkan masalaah ini,maka
telah dikembangkan penggunaan filter daya aktif dan filter daya hybrid yang
sekarang banyak digunakan. Penggunaan filter hybrid merupakan salah satu solusi

1
yang tepat untuk mengurangi harmonisa pada gelombang keluaran konverter dari
peralatan listrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perbandingan Simulasi dengan filter dan tanpa filter
2. Bagaimana bentuk gelombang dengan filter dan tanpa filter

1.3 Tujuan Penulisan


1. Melihat Total Harmonic Distortion yang disebabkan oleh beban Non-
Linear dengan menggunakan perangkat lunak SIMULINK MATLAB pada
sistem tenaga listrik Mengetahui rangkaian simulasi pada MATLAB

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk memperbaiki kualitas daya listrik dan mengurangi efek harmonisa
dalam sistem tenaga listrik dengan menggunakan filter daya pasif ,Aktif.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Beban Non-Linear


Beban non-linier adalah beban yang bentuk gelombang keluarannya tidak
sebanding dengan tegangan dalam setiap setengah siklus sehingga bentuk
gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang
masukannya. Tidak terdapat hubungan yang linear antara arus dan tegangan. Beban
non-linear akan menyerap arus non-sinusoidal demikian juga arus harmonik,
walaupun disuplai oleh tegangan sinusoidal

2.2 Pengertian Harmonisa


Pada Jaringan sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban
linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk
gelombang keluaran yang linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan
impedansi dan perubahan tegangan, sehingga gelombangnya bersih dan tidak
terdistorsi. Tidak semua beban yang terpasang merupakan beban linier bahkan
dewasa ini sebagian besar beban yang terpasang merupakan beban tidak linier. Pada
beban tidak linier beban tidak lagi menggambarkan bentuk gelombang arus dan
tegangan yang proporsional. Pemakaian beban tidak linier akan menghasilkan
bentuk gelombang arus dan tegangan yang tidak sinusoidal. Akibatnya akan
terbentuk gelombang terdistorsi yang akan menghasilkan harmonisa. Perbedaan
bentuk gelombang yang dihasilkan oleh beban linier dan beban tidak linier dapat
dilihat pada Gambar 1.

(a) Beban linier (b) Beban tidak linier

Gambar 1. Bentuk gelombang arus dan tegangan


1
Berdasarkan Standart IEC (International Electrotechnical
Commission)1000.4-11, gangguan harmonisa tergolong kedalam Distorsi Bentuk
Gelombang (Dugan, dkk 1996). Pengertian harmonik menurut International
Electrotechnical Commision (IEC) 6100-2-1- 1990 didefenisikan yakni tegangan
ataupun arus sinusoidal yang mempunyai kelipatan frekuensi sistem pasokan tenaga
listriknya sebagaimana yang dirancang untuk dioperasikan (50 Hz ataupun 60 Hz).
Hampir sama dengan IEC, Institute of Electrical and Electronic Engineering
(IEEE) Std 1159-1995 mendefenisikan harmonik sebagai tegangan ataupun arus
sinusoida yang mempunyai kelipatan bulat dari frekuensi dimana sistem tenaga
listrik pasokannya dirancang untuk dioperasikan (atau disebut juga dengan
terminologi: frekuensi fundamental, yaitu pada umumnya 50 Hz atau 60 Hz
(Syahwil, dkk 2010). Selain itu, harmonisa ialah gangguan yang terjadi karena
adanya distorsi gelombang arus dan gelombang tegangan dalam sistem distribusi
tenaga listrik. Dasarnya, harmonisa itu merupakan pembentukan gelombang-
gelombang dengan frekuensi berbeda. Dimana ini merupakan perkalian bilangan
bulat dengan frekuensi fundamentalnya atau frekuensi dasarnya.

Gambar 2. Gelombang fundamental, gelombang harmonisa dan gelombang terdistorsi.


Sumber : Suryajaya, 2011

Jadi harmonisa adalah gelombang arus atau tegangan sinusoidal yang


frekuensinya merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi fundamentalnya.
Misalnya bila frekuensi fundamentalnya 50 Hz maka harmonisa ke-2 adalah

2
gelombang sinusoidal dengan frekuensi 100 Hz, harmonisa ke-3 gelombang
sinusoidal dengan frekuensi 150 Hz dan seterusnya.
Orde Harmonisa adalah perbandingan frekuensi harmonisa dengan
frekuensi dasar (Ghifari, dkk, 2013), dapat kita definisikan dengan sebuah
persamaan berikut :
𝑓𝑛
𝑛=
𝐹

Keterangan :
n : Orde harmonisa
ƒ : Frekuensi dasar harmonisa ke-n (Hz)
F : Frekuensi dasar (Hz)
Gelombang dengan frekuensi dasar tidak dianggap sebagai harmonisa,
yang dianggap sebagai harmonisa adalah orde ke-2 sampai ke-n.
Sedangkan, Interharmonisa merupakan arus atau tegangan yang mempunyai
komponen frekuensi yang bukan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi daya
(misalnya, 50 atau 60 Hz). Interharmonisa ini dapat ditemukan dalam jaringan
sistem tenaga listrik untuk semua klasifikasi tegangan. Sumber utama dari distorsi
gelombang interharmonisa ialah berasal dari konverter frekuensi statis,
cycloconverter, motor induksi, dan juga peralatan yang dapat menimbulkan busur
api. Sinyal pembawa pada saluran tenaga listrik juga dapat disebut sebagai
interharmonisa Hal ini dapat dilihat dengan adanya pengaruh sinyal pembawa pada
saluran daya, adanya flicker yang terlihat secara visual pada lampu fluoressent, atau
dengan adanya pencahayaan secara busur listrik seperti yang terjadi pada layar
perangkat komputer.
Proses konversi frekuensi dapat dihasilkan ,yang nilainya tergantung dari
perubahan beban. Interharmonisa dapat pula muncul sebagai frekuensi diskrit atau
sebagai spektrum pita lebar. Interharmonisa arus dapat membangkitkan resonansi
yang cukup tinggi pada sistem tenaga listrik sebagai akibat adanya perubahan
frekuensi interharmonisa menjadi frekuensi yang digunakan dalam sistem tenaga.

3
2.3 Harmonisa Pada Sistem Tenaga Listrik
Kecenderungan penggunaan beban non-linear dalam jumlah besar dalam
sistem tenaga listrik telah menimbulkan masalah yang tidak dipikirkan sebelumnya.
Berbeda dengan beban-beban listrik yang menarik arus sinusoidal (sebentuk dengan
tegangan yang menyuplainya),sedangkan beban-beban nonlinear menarik arus
dalam bentuk nonsinusoidal,walaupun disuplai dari tegangan sinusoidal.
Arus yang tidak berbentuk sinusoidal tersebut mengintrodusir komponen
arus frekuensi tinggi yang terinjeksi ke jala-jala,yang dikenal dengan nama arus
harmonisa. Arus harmonisa ini dapat menimbulkan beberapa efek negatif,baik bagi
pelanggan maupun power provider.Kerugian akibat harmonisa mencakup aspek
teknis ,biaya dan keandalan.

2.4 Menghitung Total Harmonic Distortion (THD)


Distorsi harmonisa atau harmonic distortion disebabkan oleh peralatan-
peralatan nonlinier dalam suatu sistem tenaga listrik. Peralatan yang dikategorikan
kedalam beban non linier yakni apabila mempunyai output yang nilainya tidak
sebanding dengan tegangan yang diberikan (Dugan, dkk, 1996). Untuk menentukan
besar Total Harmonic Distortion (THD) dari perumusan analisa deret Fourier untuk
tegangan dan arus dalam fungsi waktu yaitu,

Dimana: Vo = Komponen dc dari gelombang tegangan (V)

Dimana: Io = Arus dc (A).


Tegangan dan arus rms dari gelombang sinusoidal yaitu nilai puncak
gelombang dibagi √2 dan secara deret Fourier untuk tegangan dan arus yaitu,

4
THD tegangan dan arus didefinisikan sebagai nilai rms harmonisa di atas
frekuensi fundamental dibagi dengan nilai rms fundamentalnya, dengan
tegangan dc-nya diabaikan. THD tegangan sebagai berikut :

Dengan mengabaikan tegangan dc (Vo) dan nilai Vrms digantikan dengan


𝑉𝑛/√2 pada Persamaan (2.5), sehingga THD dapat dituliskan dalam persamaan
berikut :

THD arus sebagai berikut :

Dengan mengabaikan arus dc (Io) dan nilai Irms digantikan dengan 𝐼𝑛/√2
pada Persamaan (2.7), sehingga THD dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

5
Yang dijadikan standar harmonisa yakni IEEE 519-1992. Ada dua kriteria
yang dapat mengevaluasi harmonisa yaitu Distorsi harmonisa arus (THDi) dan
harmonisa tegangan (THDv). Harmonisa juga memiliki batas yang dapat ditentukan
dari perbandingan arus hubung singkat yang ada pada PCC (Point of Common
Coupling), dan IL merupakan arus beban fundamentalnya. Batas harmonisa
tegangan sendiri ditentukan dari besarnya tegangan sistem yang terpasang. Standar
harmonisa yang diizinkan untuk arus dan tegangan berdasarkan IEEE 519-1992
dapat dilihat pada table 2.1 (Dugan. dkk, 2003) :

Tabel 2.1 Current Distortion Limits untuk General Distribution System

THD arus harmonisa yang urutan genap dibatasi oleh 25% dari harmonisa
yang urutan ganjil diatas. Distorsi arus yang ditimbulkan oleh sebuah penyearah
setengah gelombang dc tidak diizinkan atau tidak termasuk pada tabel diatas.

Dengan :

Isc = Max short circuit current di PCC (Point of Common Coupling)

IL = Max load current (arus beban fundamental) di PCC

6
Menurut IEEE Standard 519-1992, untuk mengetahui standar batas
maksimum THDi pada utility, maka harus diketahui terlebih dahulu rasio hubung
singkat (short-circuit ratio). SCratio yang dapat dicari dengan menggunakan rumus:

..........................................................(2.9)

Dimana, Isc (Arus hubung singkat) dapat dicari dengan rumus :

..................................................(2.10)

Sedangkan IL (Arus beban maksimum) dapat dicari dengan rumus :

.....................................................(2.11)

Keterangan:

SC I = Arus hubung singkat maksimum pada PCC

L I = Arus beban maksimum

KW = Total daya aktif

Besarnya pengaruh harmonik pada sistem tenaga ditentukan oleh besarnya


THD yang dihasilkan. Batasan-batasan THD yang diizinkan untuk beberapa sistem
tegangan berdasarkan standar IEEE 519-1992 dan PLN diperlihatkan pada tabel
berikut sesuai dengan yang dijabarkan oleh Retno Aita Diantari (2008) :

Tabel 2.2 Batasan – batasan Distorsi Tegangan Harmonik (THD)

7
2.5 Pengaruh Harmonisa Terhadap Sistem Ketenagalistrikan

Ada beberapa akibat yang ditimbulkan oleh adanya harmonisa dalam


sistem tenaga listrik, antara lain adalah:
1. Dengan adanya harmonisa akan meningkatkan nilai efektif (RMS) arus
listrik, sehingga rugi-rugi tembaga (I2R) juga semakin meningkat.
2. Dengan adanya harmonisa yang berfrekuensi lebih tinggi, akan
meningkatkan rugi-rugi inti (histeresis dan arus pusar) pada mesin- mesin
listrik (misalnya transformator).
3. Harmonisa akan meningkatkan nilai efektif tegangan sehingga akan
meningkatkan kerapatan medan magnet pada inti besi yang juga akan
meningkatkan rugi-rugi inti (transformator).
4. Dengan meningkatnya rugi-rugi pada poin pertama sampai dengan poin
ketiga di atas, suhu kerja peralatan juga semakin tinggi dan pada akhirnya
akan mengurangi umur peralatan. Selain itu, meningkatnya rugi-rugi akan
menurunkan efisiensi peralatan.
5. Tegangan efektif yang meningkat akibat adanya harmonisa ini juga akan
meningkatkan kuat medan listrik yang dipikul oleh isolasi peralatan.
6. Menimbulkan panas yang berlebih pada isolasi kapasitor.
7. Dengan adanya harmonisa, efek kulit (skin effect) akan meningkat pada
kabel sehingga menaikkan resistansi AC (Rac) yang dapat meningkatkan
rugi-rugi.
8. Alat proteksi tidak bekerja secara tepat. Sekring dapat bekerja pada arus di
bawah nominalnya, relai bisa bekerja pada selang waktu yang lebih cepat
ataupun lebih lambat dibanding dengan waktu yang diharapkan ketika
bekerja pada frekuensi fundamental. Oleh karena itu, dalam merencanakan
alat proteksi, faktor harmonisa harus juga diperhitungkan.
9. Menimbulkan kesalahan pengukuran pada alat ukur.
10. Menimbulkan interfrensi pada saluran komunikasi radio, telepon, PLC
(Power Line Carrier) melalui kopling induktif.
11. Memperburuk faktor daya.

8
2.6 Batasan Harmonisa
Untuk mengurangi harmonisa pada suatu sistem secara umum tidaklah
harus mengeliminasi semua harmonisa yang ada, tetapi cukup dengan mereduksi
sebagian harmonisa tersebut sehingga diperoleh nilai di bawah standar yang
diizinkan. Hal ini berkaitan dengan analisa secara teknis dan ekonomis, dimana
dalam mereduksi harmonisa secara teknis di bawah standar yang diizinkan
sementara dari sisi ekonomis tidak membutuhkan biaya yang besar. Standar yang
digunakan sebagai batasan harmonisa adalah yang dikeluarkan oleh International
Electrotechnical Commission (IEC) yang mengatur batasan harmonisa pada beban
beban kecil satu fasa ataupun tiga fasa. Untuk beban tersebut umumnya digunakan
standar IEC 61000-3-2. Hal ini disebabkan karena belum adanya standar baku yang
dihasilkan oleh IEEE. Pada standar IEC 61000-3-2, beban-beban kecil tersebut
diklasifikasikan dalam kelas A, B, C, dan D, dimana masing-masing kelas
mempunyai batasan harmonisa yang berbeda-beda yang dijelaskan sebagai berikut
:
a. Kelas A
Kelas ini merupakan semua kategori beban termasuk didalamnya peralatan
penggerak motor dan semua peralatan 3 fasa yang arusnya tidak lebih dari 16
Ampere perfasanya. Semua peralatan yang tidak termasuk dalam 3 kelas yang lain
dimasukkan dalam kategori kelas A. Batasan harmonisanya hanya didefinisikan
untuk peralatan satu fasa (tegangan kerja 230V) dan tiga fasa (230/400V) dimana
batasan arus harmonisanya seperti yang diperlihatkan Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Batasan Harmonisa

9
b. Kelas B
Kelas ini meliputi semua peralatan tool portable yang batasan arus
harmonisanya merupakan harga absolut maksimum dengan waktu kerja yang
singkat. Batasan arus harmonisanya diperlihatkan pada Tabel 1.4.

10
Tabel 2.4 Batasan Arus Harmonisa

c. Kelas C
Kelas C termasuk didalamnya semua peralatan penerangan dengan daya
input aktifnya lebih besar 25 Watt. Batasan arusnya diekspresikan dalam bentuk
persentase arus fundamental. Persentase arus maksimum yang diperbolehkan untuk
masing masing harmonisa diperlihatkan Tabel 1.5.
d. Kelas D
Tabel 2.5 Batasan Arus Harmonisa

11
Termasuk semua jenis peralatan yang dayanya di bawah 600 Watt
khususnya yaitu:
 Personal komputer.
 Monitor.
 TV.
Batasan arusnya diekspresikan dalam bentuk mA/W dan dibatasi pada harga
absolut yang nilainya diperlihatkan Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Batasan Arus Harmonisa

Seperti diketahui bahwa hampir semua peralatan elektronik bekerja dengan


sumber tegangan arus searah sehingga dalam operasinya dibutuhkan peralatan
penyearah dan dihubungkan langsung ke sumber tegangan bolak balik.
Untuk penyearah yang terdistorsi gelombang arusnya cukup tinggi dan
banyak dipakai secara bersamaan dimasukkan dalam kategori kelas D. Sementara
untuk penyearah dengan arus yang terdistorsi dapat dimasukkan ke dalam kategori
kelas A.
Tabel 2.7. memperlihatkan batas harmonisa untuk kelas A dan kelas D dan
penyearah dengan daya 100 Watt.

12
Tabel 2.7 Batasan Arus Harmonisa

2.7 Cara Mengatasi Harmonisa


Saat masalah harmonik telah menimbulkan masalah pada suatu sistem
tentunya diperlukan suatu teknik untuk mereduksinya. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mengatasi masalah harmonik, salah satunya adalah seperti pada
penelitian ini. Berikut ini beberapa teknik mereduksi harmonik yang telah
dilakukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu
a. High Pass (Dumped) Tapis
b. Full Brigde DC-DC Converter dan Inverter
c. Tapis Aktif
d. Pengaturan Belitan Transformator
e. Resonant-arm Filter
f. Detuned Reactor

13
BAB III
KAJIAN ANALISA

3.1 Analisa THDv dan THDi pada pump station dengan Simulink pada
MatLab
Adapun parameter yang didapat berdasarkan pengukuran adalah sebagai berikut :
 Kapasitas Trafo = 400 kVa
 Z = 4%
 Tegangan Sekunder = 0,38 kV
 CosФ = 0,86
 THDi = 21,9 %
 Ripple Factor (RF) = 0,05
 Frekuensi = 50Hz
 Total Beban = 60 kW
 THDV = 2,4 %
3.1.1 Menentukan Batas Maksimum THDi pada pump station
Untuk menentukan standar batas maksimum THDi pada system kelistrikan
menurut IEEE Standard 519 - 2014, harus diketahui rasio hubung singkat (short-
circuit ratio). Besar dari Scratio dapat dihitung sebagai berikut.

𝐾𝑉𝐴 𝑥 100
𝐼𝑆𝐶 = = 15193,87383𝐴
√3 𝑥 𝐾𝑉 𝑥 𝑍%
𝐾𝑊
𝐼𝐿 = = 107,5779269
𝑃𝐹 𝑥 √3 𝑥 𝐾𝑉

Sehingga Nilai SCratio adalah sebagai berikut

𝑆𝐶𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 141,236

14
Tabel 3.1 Perbandingan THDi pengukuran dengan standar IEEE
SCratio THDi
Tempat ISC IL Perhitu Standar Pengukura Standar Ket
ngan d IEEE n d IEEE
pump 15193,87383
107,5779269
141,23 100- 21,9% 115% Tidak
station 6 1000 Sesuai

3.1.2 Menentukan Batas Maksimum pada THDv pada pump station


Batas maksimum THDv yang diperbolehkan pada pump station menurut
IEEE standard 519 – 2014 adalah 5.0 % dikarenakan tegangan pada pump station
adalah kurang dari 1 KV yaitu 380 Volt. Berikut analisis nilai pengukuran THDv
dengan standar IEEE 519-2014 seperti pada tabel 2.2
Tabel 3.2 Perbandingan THDv pengukuran dengan standar IEEE
V THDv
Tempat Pengukura Standard Pengukuran Standard Ket
n IEEE IEEE
pump 380 𝑉 < 1 kV 1,5% 5% Sesuai
station

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat bahwa data yang didapatkan saat
melakukan pengukuran pada pump station adalah sebesar 1,5% sedangkan standar
IEEE 519-2014 adalah 5%. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa untuk THDv
pada pump station sudah memenuhi standar.

15
3.1.3 Simulasi kandungan THDi pada pump station PH yang tidak sesuai
dengan Standar IEEE dengan menggunakan Simulink pada Matlab

Gambar 3 Rangkaian Tanpa Filter pada Simulink Matlab


Untuk mengetahu nilai rata-rata kandungan THDi pada pump station yang
tidak sesuai dengan standar IEEE dapat dilihat melalui simulink matlab rangkaian
tanpa filter seberti gambar 3. Untuk menentukan nilai THDi perlu diketahui
beberapa parameter untuk data simulasi pada matlab yaitu.
1. Menentukan besar Resistansi dan Induktansi Sumber
Besar dari nilai resistansi sumber (Rs) dan induktansi sumber (Is)
dapat dihitung sebagai berikut :
(𝑘𝑉)2 𝑍
𝑍𝑡𝑥 = 𝑥
𝑀𝑉𝐴 100
(0,38)2 4
= 𝑥
0,4 100
= 0,01444
Bila diketahui X/R sebesar 3,183 maka ,
𝑍2 = 𝑋 2 + 𝑅2
𝑍 2 = (3,183𝑅)2 + 𝑅 2
𝑍
𝑅 = 𝑅𝑠 =
√11,131489

16
0,01444
= = 0,004328 𝑜ℎ𝑚
√11,131489
dan besar dari Ls adalah
𝑋
𝐿𝑠 =
2𝜋𝑓
3,183𝑅
= = 4,39𝑥10−5 𝐻𝑒𝑛𝑟𝑦
2 𝑥 3,14 𝑥50

Dari nilai Rs dan juga nilai Ls yang diperoleh dari perhitungan makan
dapat diinput melalui matlab

Gambar 4 Interface Input data sumber pada simulink matlab

17
2. Menentukan besar Beban Tiap Phasa

Untuk data input pada beban non linear adalah sebagai berikut :
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛3∅ 𝑥 80%
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑃ℎ𝑎𝑠𝑎 =
3
60,891 𝑥 80%
= = 16237,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
3
3. Menentukan Kapasitas dari Beban
𝑉2 2202
 𝑅 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = = 16237,6 = 2,9 𝑜ℎ𝑚
𝑃
1 1
 𝐶 = 4√3 𝑥 𝑓 𝑥 𝑅𝐹 𝑥 𝑅 = 4√3𝑥50𝑥0,05𝑥1,498019148 = 0,02 𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑
0,236𝑅 0,236 𝑥 1,498019148
 𝐿= = = 0,1 𝐻𝑒𝑛𝑟𝑦
2𝜋 𝑥 𝑓 𝑥 𝐶 2 𝑥 3.14 𝑥50𝑥0,038542

Dari data yang diperoleh dari perhitungan dan data yang


diperoleh dilapangan, kemudian nilai tersebut diinputkan dalam block
parameters pada simulasi MATLAB seperti yang terlihat pada gambar 5.

18
Gambar 5 Interface Input data beban pada simulink matlab

19
3.2 Hasil Simulasi THD menggunatan MatLab
3.2.1 Hasil Simulasi THDi pada Simulink MATLAB
Bentuk gelombang dari THDi adalah sebagai berikut

Gambar 6 Bentuk sinyal dan spektrum harmonisa arus pada pump station

20
3.2.2 Hasil Simulasi THDv pada Simulink MATLAB
Dengan menggunakan tools FFT analisis pada simulink MATLAB dapat
membantu untuk menampilkan bentuk gelombang dari THDv pada pump station.
Bentuk gelombang dari THDv adalah seberti gambar 7

Gambar 7 Bentuk sinyal dan spektrum harmonisa Tegangan pada pump station
Berdasarkan gambar 6dan 7 maka dapat ditentukan beberapa parameter
yang didapat pada saat simulasi adalah sebagai berikut.

THDi = 18,30 % Daya Semu (S) = 30510 VA


THDv = 0,48 % Daya Nyata (P) = 13160 Watt
Daya Reaktif (Q) = 27510 Var
VФ = 220 Volt

21
3.3 Penurunan Nilai THDi dengan menggunakan filter pada simulasi
MATLAB
Berdasarkan data parameter rangkaian sebelum menggunakan filter, besarnya
kandungan THDi yang terjadi pada pump station perlu diturunkan agar sesuai
dengan standar IEEE 519 - 2014 serta mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
harmonisa yang terjadi dengan menggunakan filter harmonisa.

3.3.1 Simulasi Penambahan Filter Pasif Shunt untuk menanggulangi nilai


THDi pada pump station
Berdasarkan simulasi yang dilakukan pada saat simulasi rangkaian tanpa
filter didapat bahwa nilai THDi sebesar 18,44 % dengan perincian harmonisa yang
terjadi terdapat pada harmonisa ke-3 yaitu (17,04%), ke-5 (4,11%) dan ke-7
(2,66%). Berdasarkan data parameter simulasi diketahui besarnya daya reaktif pada
sistem adalah 27510 Var. Sehingga besarnya daya reaktif pada masing-masing filter
dapat dihitung sebagai berikut :

𝑄3 = 17,04% 𝑥 27510 = 4687,7 𝑉𝑎𝑟


𝑄5 = 4,11% 𝑥 27510 = 1130,661 𝑉𝑎𝑟
𝑄7 = 2,66% 𝑥 27510 = 731,766 𝑉𝑎𝑟

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat tentukan besarnya


kapasitas filter adalah sebagai berikut :
1. Filter F3/150 Hz
𝑄3
𝐶3 = = 308 𝜇𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑
𝑉𝑝2 𝑥𝜔
1
𝐿3 = = 0,0036 𝐻𝑒𝑛𝑟𝑦
𝜔32 𝑥𝐶3
2. Filter F5/ 250 Hz
𝑄5
𝐶5 = = 74,39 𝜇𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑
𝑉𝑝2 𝑥𝜔
1
𝐿5 = = 0,0055 𝐻𝑒𝑛𝑟𝑦
𝜔52 𝑥𝐶5

22
3. Filter F7 / 350 Hz
𝑄7
𝐶7 = = 48 𝜇𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑
𝑉𝑝2 𝑥𝜔
1
𝐿7 = = 0,0043 𝐻𝑒𝑛𝑟𝑦
𝜔72 𝑥𝐶3

Gambar 8 Rangkaian dengan Filter Pasif Shunt pada Simulink Matlab

Adapun hasil simulasi dari pemodelan yang dilakukan terhadap kandungan


THDi di pump station setelah ditambahkan filter pasif dapat dilihat pada gambar 9.

23
Gambar 9 Bentuk sinyal dan spektrum harmonisa arus setelah ditambahkan filter pasif pada pump
station
Berdasarkan gambar 9 didapatkan hasil penurunan nilai THDi dari 18,44%
menjadi 8,77% . Dapat dilihat juga bentuk gelombang arus menjadi semakin halus.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai arus akibat gangguan dari harmonisa telah
diperbaiki Adapun parameter yang didapat adalah sebagai berikut.

THDi = 9,67%
Harmonisa ke 3 = 9,17%
Harmonisa ke 5 = 2,92%
Harmonisa ke 7 = 0,69%

Berdasarkan parameter yang didapat menunjukkan bahwa nilai THDi yang


didapat telah sesuai dengan standar IEEE yakni dibawah 12%.

24
3.3.2 Simulasi Penambahan Filter Aktif Shunt untuk menanggulangi
nilai THDi pump station

Gambar 10 Rangkaian filter aktif


Berdasarkan parameter yang didapat pada simulasi MATLAB, nilai
dari Daya semu (Sn) adalah sebesar 30510 VA dan tegangan antar phasa
sebesar 220 Volt, serta frekuensi dari sistem adalh 50 Hz. Bus kapasitor dc
sebagai sumber tegangan pada filter aktif memiliki nilai kapasitansi (Cdc) dan
rating tegangan bus kapasitor (Vn) dimana nilai tersebut diperoleh dari
perhitungan sebagai berikut.

𝑉𝑐 155
𝑉𝑛 = = = 84,69 𝑉𝑜𝑙𝑡
1,83 1,83
0,0345 𝑥 𝑆𝑛 0,0345𝑥30510
𝐶𝑑𝑐 = = = 0,146 𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑
𝑉𝑛2 (84,69)2

Setelah didapat nilai Cdc dan Vn maka nilai tersebut diinputkan


kedalam block parameters series RLC branch yang terdapat pada filter
aktif, seperti terlihat pada gambar 11.

25
Gambar 11 Block parameter RLC Branch

Adapun hasil simulasi dari pemodelan yang dilakukan terhadap


kandungan THDi pada pump station setelah ditambahkan filter aktif dapat dilihat
pada gambar 12

26
Gambar 12 Bentuk sinyal dan spektrum harmonisa arus setelah ditambahkan filter aktif pada
pump station

Berdasarkan gambar 3.12 didapatkan hasil penurunan nilai THDi dari


18,44% menjadi 4,83% . Dapat dilihat juga bentuk gelombang arus menjadi
semakin halus. Hal ini menunjukkan bahwa nilai arus akibat gangguan dari
harmonisa telah diperbaiki Adapun parameter yang didapat adalah sebagai berikut.

THDi = 4,83%
Harmonisa ke 3 = 4,30%
Harmonisa ke 5 = 2%
Harmonisa ke 7 = 0,38%

27
3.4 Perbandingan Filter Aktif dan Pasif
Berdasarkan parameter yang didapat, dapat dilihat Filter pasif dapat
memperkecil THDi pada pump station dari 18,30% menjadi 9,67%. Sedangkan pada
Filter aktif dapat memperkecil THDi samapai 4,83%. Jadi dapat disimpulkan filter
aktif lebih baik daripada filter pasif.

28
BAB IV
SIMPULAN

4.1 Simpulan
Berdasarkan parameter yang didapat, dapat dilihat Filter pasif dapat
memperkecil THDi pada pump station dari 18,30% menjadi 9,67%. Sedangkan
pada Filter aktif dapat memperkecil THDi samapai 4,83%. Jadi dapat disimpulkan
filter aktif lebih baik daripada filter pasif.

29

Anda mungkin juga menyukai