Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MKMI, Vol. 13 No.

1, Maret 2017

PENYEBAB DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL


TRESNA WERDHA MINAULA

Causes of Depression in Elderly in Social Institution Tresna


Werdha Minaula

Taamu, Nurjannah, Abd Syukur Bau, La Banudi


Poltekkes Kemenkes Kendari
(labanudibanudi@yahoo.com)

ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk usia lanjut menyebabkan perlunya perhatian dengan harapan usia lanjut tidak
hanya berumur panjang, tetapi juga dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia. Salah satu gangguan kesehatan
yang dapat muncul pada usia lanjut adalah depresi. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor yang berhubungan
dengan depresi pada usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2015. Jenis penelitian ini
adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh usia lanjut di Panti Sosial
Tresna Werdha Minaula Kendari sebanyak 90 orang dengan besar sampel sebanyak 41 orang, pemilihan sampel
secara purposive sampling. Uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara stressor
lingkungan (p=0,045), tipe kepribadian (p=0,019), dan dukungan keluarga (p=0,047) dengan depresi usia lanjut.
Hasil analisis Multivariat bahwa variabel independen yang paling dominan berhubungan dengan depresi pada
usia lanjut yaitu variabel tipe kepribadian dengan nilai kemaknaan Exp(B) = 2,726. Kesimpulan penelitian adalah
adanya hubungan antara stressor lingkungan, tipe kepribadian dan dukungan keluarga dengan depresi pada usia
lanjut. Saran untuk Panti Sosial Tresna Werdha agar mengadakan pelatihan ringan misalnya memberikan pelatihan
penilaian kepribadian, peningkatan mekanisme koping pada usia lanjut, dan menyediakan layanan konseling
invidu dan konseling kelompok bagi sesama usia lanjut.
Kata kunci : Depresi, stressor lingkungan, tipe kepribadian

ABSTRACT
Increasing the number of elderly people led to the need for elderly care in the hope not only live longer
but also enjoy their old age happily, one of the health problems that may arise in the elderly is depression. The
research objective was to determine the factors associated with depression in the elderly in Social Institutions
Tresna Werdha Minaula Kendari Year 2015. This type of research is analytic research with cross sectional
approach. The population of elderly in Social Institutions Tresna Werdha Minaula Kendari many as 90 people
with a sample size of 41 people, sample selection by purposive sampling. Chi-square test showed that there is
a significant relationship between environmental stressors (p=0,045), personality type (p=0,019), and family
support (p=0,047) with the depressed elderly. Multivariate analysis results that the most dominant independent
variable associated with depression in the elderly is the variable type of personality with a significance value of
Exp (B)=2,726. Conclusion of the study is the relationship between environmental stressors, the type of personality
and family support with depression in the elderly. Suggestions for Social Institutions that conduct training Tresna
Werdha mild personality assessments such as providing training, improved coping mechanisms in the elderly, and
providing counseling services invidu and peer group counseling for the elderly.
Keywords : Depression, environmental stressors, personality type

65
Taamu : Penyebab Depresi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

PENDAHULUAN dari merupakan salah satu tempat untuk merawat


Peningkatan jumlah penduduk usia lanjut usia lanjut di kota Kendari. Berdasarkan studi
menyebabkan perlunya perhatian pada usia lanjut pendahuluan pada tanggal 6 Desember 2014 di
dengan harapan usia lanjut tidak hanya berumur Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari ter-
panjang, tetapi juga dapat menikmati masa tuanya dapat 90 orang lansia, staf pegawai panti menjelas-
dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hi- kan jumlah lansia terdiri dari laki-laki 44 orang
dup diri lansia. Menurut hirarki kebutuhan dasar dan perempuan 46 orang yang tinggal di panti
manusia Maslow, terdapat lima kebutuhan dasar sosial tersebut. Penelitian ini bertujuan mengeta-
manusia yang harus terpenuhi yaitu kebutuhan hui faktor yang berhubungan dengan depresi pada
fisiologis, keamanan dan kenyamanan, mencintai usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri.1 Kendari.
Salah satu gangguan kesehatan yang dapat
muncul pada usia lanjut adalah gangguan mental. BAHAN DAN METODE
Depresi merupakan gangguan yang banyak diala- Rancangan penelitian ini menggunakan pe-
mi oleh orang tua meskipun depresi banyak terja- nelitian deskriptif analitik, menjelaskan kondisi
di dikalangan usia lanjut, depresi ini sering salah variabel penelitian yang ada di Panti Tresna Werda
didiagnosis atau diabaikan. Sejumlah faktor yang Kendari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
menyebabkan keadaan ini, mencakup fakta bahwa Agustus – Oktober 2015 di Panti Sosial Tresna
pada usia lanjut, depresi dapat disamarkan atau Werdha Minaula Kendari. Populasi adalah ke-
tersamarkan oleh gangguan fisik lainnya. Dep- seluruhan objek penelitian atau objek yang diteli-
resi merupakan gangguan mental yang terjadi di ti.7 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
tengah masyarakat, berawal dari stres yang tidak usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi. Kendari sebanyak 90 orang lansia. Penentuan be-
Penyakit ini sering diabaikan karena dianggap bisa sar sampel menggunakan cara purposive sampling
hilang tanpa pengobatan.2, 3 dengan besar sampel sebanyak 41 responden. Data
Menurut data Badan Kesehatan Dunia yang telah dikumpulkan dianalisis secara univa-
(WHO), saat ini sekitar 5-10% orang di dunia riat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan
mengalami depresi yang merupakan masalah men- komputer.
tal yang paling banyak ditemui pada usia lanjut.
Prevalensi depresi pada usia lanjut di dunia sekitar HASIL
8-15%, hasil survei dari berbagai negara di du- Tabel 1 diperoleh informasi bahwa ma-
nia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada usia yoritas responden berjenis kelamin laki-laki, de-
lanjut adalah 13,5% dengan perbandingan wanita ngan sebaran responden berjenis kelamin laki-laki
dan pria 14,1 : 8,5. Sementara prevalensi depresi sebanyak 21 orang atau (51,2%) dan responden
pada usia lanjut yang menjalani perawatan di RS yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 20
dan Panti Perawatan sebesar 30 – 45%.4 orang atau (48,8%). Mayoritas responden berada
Depresi merupakan kondisi emosi yang pada kelompok umur 60-74 tahun, yaitu sebanyak
biasanya ditandai dengan kesedihan yang sangat 27 orang (65,9%), sebanyak 13 orang (31,7%)
mendalam, perasaan tidak berarti dan bersalah, kelompok umur 75-90 tahun, dan hanya 1 orang
menarik diri dari orang lain, tidak dapat tidur, (2,4%) responden berada pada kelompok umur di-
kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan mi- atas 90 tahun.
nat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa Tabel 1 juga menunjukkan bahwa sebagian
dilakukan. Faktor penyebab depresi pada lansia besar tingkat pendidikan responden berada pada
antara lain adalah faktor biologi, faktor genetik, tingkat SR/SD, yaitu sebanyak 22 orang (53,7%),
dan faktor psikososial. Adapun faktor psikososial dan hanya 2 orang (4,9%) yang memiliki tingkat
penyebab depresi pada usia lanjut dalam peneli- pendidikan SMA. Terdapat 12 orang (29,3%) yang
tian ini antara lain adalah stressor lingkungan, tipe tidak pernah bersekolah, sisanya sebanyak 5 orang
kepribadian, dan dukungan keluarga.5, 6 (12,2%) memiliki pendidikan setingkat SMP. Se-
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ken- lanjutnya dari 41 responden yang diteliti, seba-

66
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 1, Maret 2017

Tabel 1. Karakteristik Responden nya hubungan antara stressor lingkungan dengan


Karakteristik n (41) % depresi pada usia lanjut, gambaran tersebut di-
peroleh melalui sebaran kondisi responden yakni
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 51,2 dari 22 orang yang mengalami stres lingkungan,
Perempuan 20 48,8 terdapat 15 orang (36,6%) yang mengalami dep-
Kelompok Umur (tahun) resi, dan hanya 7 orang (17,1%) yang tidak me-
60-74 27 65,9 ngalami depresi. Selanjutnya dari 19 orang yang
75-90 13 31,7 tidak mengalami stres lingkungan, terdapat 12
> 90 1 2,4 orang (29,3%) yang tidak mengalami depresi, dan
Tingkat Pendidikan hanya 7 orang (17,1%) yang mengalami depresi.
Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD 12 29,3 Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh
SD/SR 22 53,7 nilai p=0,045. Disimpulkan bahwa ada hubu-
SMP 5 12,2
ngan yang signifikan antara stressor lingkungan
SMA 2 4,9
Depresi Usia Lanjut dengan depresi pada usia lanjut di Panti Sosial
Depresi 22 53,7 Tresna Werdha Minaula Kendari tahun 2015.
Tidak depresi 19 46,3 Selanjutnya hubungan antara tipe kepriba-
Stressor Lingkungan dian dengan depresi pada usia lanjut. Gambaran
Stres lingkungan 22 53,7 tersebut diperoleh melalui sebaran kondisi res-
Tidak stress lingkungan 19 46,3 ponden yakni dari 20 orang usia lanjut dengan
Tipe Kepribadian kepribadian ekstrovert terdapat 13 orang (31,7%)
Kepribadian Ekstrovert 20 48,8 yang tidak mengalami depresi dan hanya 7 orang
Kepribadian Introvert 21 51,2 (17,1%) yang mengalami depresi. Selanjutnya dari
Dukungan Keluarga
21 orang usia lanjut yang memiliki kepribadian in-
Baik 17 41,5
Kurang 24 58,5 trovert terdapat 15 orang (36,6%) mengalami dep-
resi, dan hanya 6 orang (16,1%) tidak mengalami
Sumber : Data Primer, 2015
depresi. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji
nyak 22 orang (53,7%) telah mengalami depresi, chi square menggunakan SPSS pada tingkat ke-
sedangkan responden yang tidak mengalami dep- percayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p=0,019.
resi berjumlah 19 orang (46,3%). Hal ini menun- Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan an-
jukkan bahwa keadaan usia lanjut di Panti Sosial tara tipe kepribadian dengan depresi pada usia lan-
Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2015 may- jut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
oritas mengalami depresi. Lansia yang mengala- (Tabel 2).
mi stres akibat lingkungan berjumlah 22 orang Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
(53,7%), sedangkan usia lanjut yang tidak me- 17 orang usia lanjut yang memiliki dukungan kelu-
ngalami stres akibat lingkungan berjumlah 19 arga yang baik, terdapat 11 orang (26,8%) yang ti-
orang (46,3%) (Tabel 1). dak mengalami depresi dan hanya 6 orang (14,6%)
Dari 41 responden yang diteliti, terdapat 20 yang mengalami depresi. Selanjutnya dari 23
orang (48,8%) dengan tipe kepribadian ekstrovert, orang yang kurang memiliki dukungan keluarga,
sedangkan responden dengan tipe kepribadian in- terdapat 16 orang (39,0%) yang mengalami dep-
trovert berjumlah 21 orang (51,2%). Hal ini berarti resi dan hanya 8 orang (19,5%) yang tidak me-
bahwa mayoritas usia lanjut di Panti Sosial Tres- ngalami depresi. Uji statistik dengan nilai p=0,047,
na Werdha Minaula Kendari Tahun 2015 memi- menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan
liki tipe kepribadian introvert. Usia lanjut yang antara dukungan keluarga dengan depresi pada
mendapat dukungan keluarga dengan kategori usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
baik berjumlah 17 orang (41,5%), sedangkan usia Kendari tahun 2015 (Tabel 2).
lanjut yang kurang mendapat dukungan keluraga Tabel 3 menguraikan bahwa variabel yang
sebanyak 24 orang (58,5) (Tabel 1). paling berhubungan dengan depresi pada usia lan-
Distribusi pada Tabel 2 menunjukkan ada- jut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Ken-
dari, yaitu tipe kepribadian. Hal ini berdasarkan

67
Taamu : Penyebab Depresi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

Tabel 2. Faktor Penyebab Depresi Pada Usia Lanjut


Depresi pada Usia Lanjut
Jumlah
Variabel Depresi Tidak Depresi p
n % n % n %
Stressor Lingkungan
Stres lingkungan 15 36,6 7 17,1 22 53,7 0,045
Tidak 7 17,1 12 29,3 19 46,3
Tipe Kepribadian
Ekstrovert 7 17,1 13 31,7 20 48,8 0,019
Introvert 15 36,6 6 14,6 21 51,2
Dukungan Keluarga
Baik 6 14,6 11 26,8 17 41,5 0,047
Kurang 16 39,0 8 19,5 24 58,5
Sumber : Data Primer, 2015

nilai Exp (B)=2,726 dengan asumsi bahwa se- (53,7%) mengalami stres lingkungan. Tekanan
makin besar nilai Exp (B) berarti semakin besar yang didapatkan seseorang dari lingkungannya
hubungannya terhadap variabel dependen yang bisa menyebabkan seseorang tidak mendapatkan
dianalisis. harapannya sehingga mengalami ketegangan dan
tekanan dari lingkungan yang perubahannya serba
PEMBAHASAN cepat. Terkadang lingkungan sering menimbulkan
Hasil analisis univariat dari 41 responden masalah dan kejengkelan karena keadaannya sa-
sebanyak 22 usia lanjut (53,7%) mengalami depre- ngat buruk berbeda dengan pola hidup seseorang
si. Menurut teori bahwa usia lanjut adalah suatu yang didambakannya.11 Gangguan ini menyebab-
keadaan yang ditandai oleh kegagalan dari makh- kan terjadinya perilaku manipulatif pada indivi-
luk hidup untuk mempertahankan keseimbangan du yakni perilaku agresif, melawan/menentang
(homeostatis) terhadap kondisi stres fisiologis.8 terhadap orang yang menghalangi keinginannya
Teori lain menyatakan bahwa depresi pada usia atau dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya.
lanjut dikarenakan secara alamiah usia lanjut itu Jika perilaku manipulatif tidak dapat mengatasi
mengalami penurunan baik dari segi biologi mau- dalam menyelesaikan masalah, maka akan terjadi
pun mentalnya dan hal ini tidak terlepas dari ma- perilaku menarik diri sebagai usaha untuk meng-
salah ekonomi, sosial dan budaya.9 Secara seder- hindari interaksi dengan orang lain dan kemudian
hana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu menghindari berhubungan terhadap masyarakat
pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan luas yang ada di sekitarnya.8, 12
tidak ada harapan lagi. Depresi adalah suatu Seseorang mengalami depresi karena ku-
perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai rang mendapatkan dukungan positif dari lingku-
dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. ngan terhadap perilaku-perilakunya. Penjelasan
Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada lebih lanjut mengatakan bahwa dengan terapi pe-
keadaan tak berdaya.10 rilaku, perilaku seseorang dapat dibentuk dengan
Dari 41 responden sekitar 22 responden memberikan penguatan positif dari Skinner yaitu

Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Faktor yang Berhubungan dengan Depresi pada Usia Lanjut
Exp 95%CI Exp (B)
Variabel B SE Wald Df Sig
(B) Lower Upper
Stress lingkungan 0,266 1,006 0,070 1 0,792 1,305 0,181 9,379
Tipe Kepribadian 1,003 1,037 0,935 1 0,334 2,726 0,357 20.805
Dukungan keluarga 0,642 0,801 0,642 1 0,423 1,900 0,395 9,133
Constan -2,957 1,248 5,616 1 0,018 0,052
Sumber : Data Primer, 2015

68
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 1, Maret 2017

manusia selalu berusaha untuk melakukan tinda- ngan kejadian lingkungan yang mengancam atau
kan. Jika tindakan yang dilakukannya mendapat- hilangnya kesejahteraan organisme yang menim-
kan penghargaan atau dukungan yang positif dari bulkan beberapa respon dari organisme tersebut.
orang lain atau lingkungannya maka perilaku Respon ini bisa dalam bentuk coping behavior
tersebut akan secara terus-menerus. Begitupun (tingkah laku penyesuaian) terhadap ancaman.
sebaliknya, jika lingkungan tidak mendukung pe- Kejadian-kejadian lingkungan yang menyebabkan
rilaku yang diharapkan seseorang maka seseorang proses ini disebut sebagai sumber stres (stressor)
akan menimbulkan perilaku yang negatif seperti yang antara lain berupa bencana alam dan teknolo-
putus asa, tidak bahagia, merasa sendiri disebab- gi, bising dan commuting, sedangkan reaksi yang
kan lingkungan tidak mampu memahami perasaan timbul karena adanya stressor disebut respons dari
dirinya.13 stress (stress response). Hasil penelitian menun-
Sebanyak 21 responden (51,2%) memiliki jukkan bahwa ada hubungan yang signifikan an-
tipe kepribadian introvert atau mudah mengalami tara stressor lingkungan dengan depresi usia lanjut
depresi dan sebanyak 20 responden (48,8) memili- di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
ki tipe kepribadian ekstrovert. Masing-masing sifat tahun 2015.
dan kepribadian mempunyai konsekuensi pada in- Kaitan stres dan depresi adalah indivi-
teraksi dan hubungan orang tersebut. Orang-orang du yang tidak berdaya dalam mengendalikan
yang introvert memperlihatkan kecenderungan situasi-situasi menekan, akibat kegagalannya
untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan mengatasi masalah berulang-ulang, kecemasan-
dan depresi, ditandai oleh kecenderungan obsesi nya merupakan respon awal terhadap situasi yang
mudah tersinggung, apatis, syaraf otonom yang la- penuh stres, sehingga apabila individu tiba pada
bil.8 Mereka juga gampang mengalami kesedihan anggapan bahwa situasi tersebut sudah tidak ter-
dan putus asa. Orang yang memiliki tipe introvert kendali, rasa cemas akan berkembang menja-
juga memiliki perasaan rendah diri serta gampang di sebuah depresi.16 Pendapat lain menyatakan
cemburu, iri hati dan menghadapi dunia luar de- bahwa manusia selalu ingin dan berusaha men-
ngan penuh curiga, sedangkan seseorang bertipe capai keseimbangan dalam hidupnya. Jika men-
kepribadian ekstrovert lebih menyenangi bersama dapatkan kesulitan, maka akan berusaha mencari
dengan orang lain, mudah bergaul dan menyena- kesenangan lain, akan tetapi terkadang tidak sesuai
ngi bertemu dengan orang-orang yang baru, tidak dengan tujuannya untuk mencapai keseimbangan-
merasa canggung dalam pergaulan.10 nya, sehingga menimbulkan rasa kesal dan tekanan
Hasil penelitian menunjukkan, sebanyak 24 batin. Tekanan batin yang tidak diintervensi secara
responden (58,5%) yang kurang mendapat duku- tepat akan mengakibatkan depresi. Karakteristik
ngan dari keluarga. Dukungan keluarga mempe- pasien yang mengalami gangguan depresi dalam
ngaruhi kemampuan usia lanjut untuk mencegah berhubungan dengan orang lain dapat berupa keti-
terjadinya stres dan depresi dalam kehidupannya daknyamanan dalam menjalankan interaksi so-
dan meningkatkan kemampuan fungsional dian- sial, ketidakmampuan untuk menerima pendapat
taranya kemampuan kognitif.11 Dukungan kelu- orang lain, mengalami gangguan interaksi dengan
arga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang teman-teman dekat, keluarga, dan orang-orang ter-
dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk duku- dekat lainnya.17
ngan emosional, dukungan penghargaan, duku- Telah diketahui bahwa dari 41 orang res-
ngan informasi dan dukungan instrumental. ponden ada 22 orang yang mengalami stressor
Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan lingkungan dan ada 19 orang yang tidak mengala-
yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai mi stressor lingkungan. Hal ini disebabkan kare-
suatu yang dapat diakses atau diadakan oleh ke- na seseorang dalam kehidupannya berinteraksi
luarga, dukungan bisa atau tidak digunakan, tetapi dengan lingkungan dan tergantung pada lingku-
anggota keluarga memandang bahwa orang yang ngan. Lingkungan dengan kesehatan mental
bersifat mendukung selalu siap memberikan per- sangat berpengaruh karena dengan lingkungan
tolongan dan bantuan jika diperlukan.14,15 yang terganggu akan menyebabkan mental akan
Stres didefinisikan sebagai proses de- terganggu juga, seperti adanya perisitwa negatif

69
Taamu : Penyebab Depresi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

yang menyebabkan perubahan, pengalaman penuh reka gampang terluka, mudah gugupan, menderita
stres yang ekstrem seperti bencana alam, perang, rasa rendah diri, mudah melamun, dan sukar tidur.
kematian, pertengkaran, perceraian, serta mikros- Jung menguraikan perilaku introvert sebagai se-
tresor yang meliputi aktivitas sehari-hari. Hal ini orang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian
sesuai dengan penelitian lain bahwa orang yang luar, tidak mau terlibat dalam dunia objektif, tidak
mengalami stres penuh tekanan dalam kehidupan- senang berada ditengah orang banyak. Semakin
nya secara terus-menerus mempunyai kecenderu- banyak orang semakin besar pula daya tolaknya.
ngan mengalami depresi serta melaporkan hal-hal Seseorang yang tipe pribadinya introvert cende-
negatif dalam kehidupannya.14 rung merasa mampu dalam upaya mencukupi di-
Kepribadian yaitu keseluruhan pola rinya sendiri, sedangkan seseorang yang tipe pri-
pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digu- badinya ekstrovert membutuhkan orang lain. 5, 20
nakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang Keluarga merupakan kelompok sosial uta-
terus menerus terhadap hidupnya. Segala corak ma yang mempunyai ikatan emosi yang paling
dan perilaku manusia yang terhimpun dalam di- besar terhadap seseorang. Bagi usia lanjut, keluar-
rinya dan yang digunakan untuk bereaksi serta ga merupakan sumber kepuasaan. Para usia lanjut
menyesuaikan dirinya terhadap segala rangsangan, merasa bahwa kehidupan mereka sudah lengkap,
baik yang datang dari lingkungannya (“dunia lu- yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai kakek
ar”-nya) maupun yang berasal dari dirinya sendiri dan nenek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(“dunia dalam”-nya), sehingga corak perilakunya ada hubungan yang bermakna antara dukungan
menjadi suatu kesatuan fungsional yang khas bagi keluarga dengan depresi usia lanjut di Panti Sosial
manusia itu.18,19 Tresna Werdha Minaula Kendari tahun 2015.
Depresi sudah begitu populer dalam ma- Dukungan keluarga merupakan suatu upa-
syarakat dan semua orang mengetahuinya, terma- ya pencegahan terjadinya depresi pada usia lan-
suk orang yang awam, akan tetapi arti sebenarnya jut. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk
dari depresi itu sukar didefinisikan secara tepat. hubungan interpersonal yang melindungi sese-
Lubis menjelaskan lebih lanjut bahwa depresi ada- orang dari efek stress yang buruk, dukungan ke-
lah kata yang memiliki banyak nuansa arti, manu- luarga juga dapat memberikan petunjuk tentang
sia sering mengalami sedih, menjalani kehidupan kesehatan mental, fisik, dan emosi lansia. Usia
yang penuh dengan masalah, merasa kecewa, lanjut yang mendapatkan dukungan dari keluarga
kehilangan dan frustrasi yang denga mudah me- dan lingkungannya memperlihatkan kondisi ke-
nimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan.14 sehatan fisik dan mental yang baik daripada usia
Depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, ke- lanjut yang tidak mendapatkan dukungan dari ke-
senduhan, keburaman perasaan) yang patologis luarganya. Dukungan keluarga tersebut dapat dira-
sifatnya. Dari beberapa definisi menggambarkan sakan oleh usia lanjut berupa dukungan emosional,
bahwa semua ciri-ciri orang depresi terdapat tipe dukungan penghargaan, dukungan informasi dan
kepribadian introvert (tertutup), sikap tertutup dukungan instrumental. Ikatan kekeluargaan yang
inilah yang membuat para usia lanjut tidak mampu kuat sangat membantu ketika usia lanjut mengha-
berinteraksi dengan masyrakat sosial karena mera- dapi masalah karena keluarga adalah orang yang
sa dirinya sedih dan murung.16 paling dekat hubungannya dengan usia lanjut. 5
Telah diketahui bahwa dari 41 orang res- Telah diketahui bahwa dari 41 orang res-
ponden ada 20 orang yang bertipe kepribadian ponden ada 24 orang yang kurang mendapatkan
ekstrovert dan ada 21 orang yang bertipe kepri- dukungan keluarga dan 17 orang yang mendapat-
badian introvert. Usia lanjut lebih banyak yang kan dukungan keluarga (kriteria baik). Dukungan
bertipe kepribadian introvert, orang-orang yang keluarga merupakan suatu proses hubungan antara
introvert itu memperlihatkan kecenderungan un- keluarga dengan lingkungan sosialnya. Seseorang
tuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan sangat membutuhkan dukungan dari keluarganya
depresi, ditandai oleh kecendrungan obsesi mu- karena hal ini membuat individu tersebut merasa
dah tersinggung, apatis, syaraf otonom yang labil. dihargai dan anggota keluarga siap memberikan
Menurut pernyataan mereka sendiri perasaan me- dukungan untuk menyediakan bantuan dan tujuan

70
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 1, Maret 2017

hidup yang ingin dicapai oleh seseorang.17 usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minau-
Hsil penelitian menunjukkan bahwa varia- la Kendari Tahun 2015 adalah tipe kepribadian.
bel yang dominan berpengaruh terhadap depresi Diharapkan kepada pengurus Panti Sosial Tres-
pada usia lanjut, yaitu tipe kepribadian. Kepriba- na Werdha Minaula Kendari agar mengadakan
dian yaitu keseluruhan pola pikiran, perasaan dan pelatihan ringan, misalnya memberikan pelatihan
perilaku yang sering digunakan oleh seseorang da- kepribadian dalam memperlakukan para usia lan-
lam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap jut dan menyediakan layanan konseling individu
hidupnya.1 dan konseling kelompok bagi sesama usia lanjut,
Tekanan yang didapatkan seseorang dari agar tercipta suasana kekeluargaan. Diharapkan
lingkungannya bisa menyebabkan seseorang ti- kepada para usia lanjut agar mengenali kepribadi-
dak mendapatkan harapannya sehingga mengala- an sendiri dan mengembangkan kemampuan adap-
mi ketegangan dan tekanan, dari lingkungan yang tasi atau mekanisme koping yang adaptif terhadap
perubahannya serba cepat. Terkadang lingkungan berbagai masalah yang dialami dalam kehidupan
sering menimbulkan masalah dan kejengkelan sehingga dapat meningkatkan kemampuan adapta-
karena keadaannya sangat buruk berbeda dengan si dan dapat mencegah terjadinya depresi.
pola hidup seseorang yang didambakannya. Hal
ini disebabkan seseorang dalam kehidupannya ber- DAFTAR PUSTAKA
interaksi dengan lingkungan dan tergantung pada 1. Azizah, Ma’rifatul L. Keperawatan lanjut usia.
lingkungan, lingkungan dengan kesehatan mental Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011;45.
sangat berpengaruh karena dengan lingkungan 2. Stanley M, Beare PG. Buku ajar keperawatan
yang terganggu akan menyebabkan mental akan gerontik. Edisi. 2007;2:375-99.
terganggu juga. 3. Staebler K, Renneberg B, Stopsack M, Fiedler
Kaitan stres dan depresi adalah bahwa in- P, Weiler M, Roepke S. Facial Emotional Ex-
dividu yang tidak berdaya dalam mengendalikan pression in Reaction to Social Exclusion in
situasi-situasi menekan, akibat kegagalannya Borderline Personality Disorder. Psychologi-
mengatasi masalah berulang-ulang, kecemasan- cal medicine. 2011;41(9):1929-38.
nya merupakan respon awal terhadap situasi yang 4. Setyowati S, Murwani A. Asuhan Kepe-
penuh stres, sehingga apabila individu tiba pada rawatan Keluarga. Jakarta, Mitra Cendekia
anggapan bahwa situasi tersebut sudah tidak ter- Press; 2008.
kendali, rasa cemas akan berkembang menjadi 5. Chang E, Daly J, Elliott D. Patofisiologi:
sebuah depresi.21 Seseorang yang memiliki kepri- Aplikasi pada Praktik Keperawatan. Jakarta:
badian introvert memperlihatkan kecenderungan EGC; 2010.
untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan 6. Hagger MS, Wood C, Stiff C, Chatzisarantis
dan depresi, ditandai oleh kecenderungan obsesi, NL. Ego Depletion and the Strength Model of
mudah tersinggung, apatis, labil. Menurut per- Self-control: a Meta-analysis. American Psy-
nyataan mereka sendiri mereka gampang terluka, chological Association; 2010.
mudah gugup, mengalami rendah diri, suka me- 7. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kese-
lamun, sukar tidur. Seseorang dengan kepribadian hatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.
introvert merasa tidak mampu dan sangat membu- 8. Gunarsa YSD, Gunarsa SD. Psikologi untuk
tuhkan orang lain.1,22 Keluarga: Dewan Bahasa dan Pustaka, Ke-
menterian Pelajaran, Malaysia; 1982.
KESIMPULAN DAN SARAN 9. Nugroho HW, editor Komunikasi dalam
Ada hubungan yang signifikan dan positif Keperawatan Gerontik. 2009: EGC.
antara stressor lingkungan, tipe kepribadian dan 10. Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
dukungan keluarga terhadap depresi pada usia lan- Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu
jut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kend- Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya hlm.
ari Tahun 2015. Diantara ketiga kovariat yang ber- 2003:30-5.
hubungan dengan depresi pada usia lanjut, faktor 11. Mubarak WI, Chayatin N. Ilmu Keperawatan
dominan yang berhubungan dengan depresi pada Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Sa-

71
Taamu : Penyebab Depresi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

lemba Medika. 2009. 10.


12. Ensari I, Pilutti LA, Motl RW. Depressive 18. Riyadi S, Purwanto T. Asuhan Keperawatan
Symptomology in Multiple Sclerosis: Disabil- Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.
ity, Cardiorespiratory Fitness and Heart Rate 19. Sandström A, Peterson J, Sandström E, Lund-
Variability. Acta Neurologica Scandinavica. berg M, NYSTROM ILR, Nyberg L, et al.
2017. Cognitive Deficits in Relation to Personali-
13. Aryani A. Faktor-Faktor yang Berhubungan ty Type and Hypothalamic‐Pituitary‐Adre-
dengan Depresi pada Lansia di Desa Man- nal (HPA) Axis Dysfunction in Women with
dong Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten: Stress‐Related Exhaustion. Scandinavian
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2008. Journal of Psychology. 2011;52(1):71-82.
14. Lubis NL. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakar- 20. Farida U. Hubungan Tipe Kepribadian Eks-
ta: Prenada Media. 2009. trovert dan Introvert dengan Perilaku Agresif
15. Hashimoto M, Araki Y, Takashima Y, Nogami pada Remaja [Skripsi]. Malang: Universitas
K, Uchino A, Yuzuriha T, et al. Hippocampal Islam Negeri Malang. 2007.
Atrophy and Memory Dysfunction Associated 21. Purwitasari ND. Hubungan antara Tipe
with Physical Inactivity in Community-dwell- Kepribadian dengan Tingkat Depresi pada
ing Elderly Subjects: The Sefuri study. Brain Lansia di Wilayah Desa Bumiharjo Keca-
and behavior. 2017;7(2):e00620. matan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri :
16. Idrus MF. Depresi pada Penyakit Parkin- Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2008.
son. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran. 22. Lynch TR, Rosenthal MZ, Kosson DS, Cheav-
2007;34(3/156). ens JS, Lejuez C, Blair R. Heightened Sensi-
17. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati JA, tivity to Facial Expressions of Emotion in
Batubara I. Mengenal Usia Lanjut dan Pera- Borderline Personality Disorder. Emotion.
watannya. Jakarta: Salemba Medika. 2008:9- 2006;6(4):647.

72

Anda mungkin juga menyukai