Anda di halaman 1dari 2

5 Tips Bersosmed Sesuai Al-Quran

Akhir-akhir ini kita dipusingkan dengan berbagai kabar palsu yang masuk ke smartphone kita.
Kadang kita larut dalam kemarahan karena kabar tersebut membuat hati kita teriris,
sehingga secara spontan kita membagikan ke semua kontak dan grup yang ada di hp.
Unfortunately, ternyata saat dicek, kabar itu palsu alias hoax. Duh, jadi agen hoax dong.

Berikut lima tips agar kamu bersosmed secara cerdas dan sesuai dengan ajaran Islam.

Pertama, Gunakan Sosmed untuk Bersilaturahmi, Bukan Mencari Musuh

Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai latar belakang suku, agama, ras, dan antar
golongan sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Hujurat ayat ke-13, Allah SWT berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”

Ketika alat komunikasi belum secanggih masa kini, orang-orang menggunakan surat untuk
bersilaturahmi. Perkawanan model seperti itu disebut sebagai ‘sahabat pena’. Walau jarang
atau bahkan tidak pernah bertemu, tapi persahabatan model seperti ini membuat mereka
seakan-akan jadi keluarga. Contohnya adalah Kartini dan para sahabat penanya.

Semestinya di era media sosial seperti ini persahabatan dan kekeluargaan lebih mudah
dijalin. Silaturahmi adalah ajaran agama Islam yang mesti diamalkan. Kara Rasulullah:
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya (kebaikannya) maka
bersilaturahmilah.” HR Bukhari.

Kedua, Cek Kebenaran Suatu Kabar

Tidak jarang kabar simpang siur masuk ke hp kita. Tahan, jangan asal main sebar, khususnya
pada kabar-kabar negatif provokatif. Mari kita cek kebenaran itu terlebih dahulu. Jika
mengenal sosok-sosok yang ada di broadcast-an, segera tabayun kepada yang bersangkutan
atau ke orang-orang yang mengenalnya lebih dekat. Allah SWT berfirman dalam Al-Hujurat
ayat ke-enam:

Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan
membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai
kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian
akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.

Ketiga, Sampaikan Kebenaran Walau Satu Ayat

Rasulullah bersabda: “Sampaikan kebenaran walau satu ayat”. Hal ini mesti
mempertimbangkan beberapa hal dan tentunya setelah melewati proses check and recheck
terlebih dahulu. Jangan sampai kita menganggap kabar bohong sebagai kebenaran, lalu
menjerumuskan diri kita pada jurang fitnah. Na’udzubillahi min dzalik. Jika suatu informasi
itu sudah benar, maka sampaikanlah agar membawa manfaat kepada yang lain. Klik, komen,
share.

Keempat, Jangan Membuat dan Menyebar Fitnah

Dalam sebuah ayat Al-Quran, Allah berfirman bahwa fitnah itu lebih kejam daripada
pembunuhan (Al-Baqarah ayat 191). Untuk itu kita harus berhati-hati dalam membuat
status, membuat meme, menyebar sesuatu yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
Mengapa? Karena fitnah ini bisa membuat seseorang terzalimi. Rasulullah bersabda:
“Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang dizalimi. Sesungguhnya doa itu akan naik ke
langit amat pantas seumpama api marak ke udara.” Jika ternyata apa yang kita buat dan
sebar adalah fitnah yang membuat seseorang terzalimi, kemudian ia mendoakan keburukan
pada kita? Jangan sampai, ya…

Kelima, Berperinsip Pada Praduga Tak Bersalah (Keadilan) dan Berkatalah yang Baik

Seringkali dijumpai di sosmed seseorang menghujat orang lain yang dianggap bersalah
dengan kata-kata makian. Duh, jangan ditiru ya. Karena ada dua dosa yang ditanggung: dosa
menghukumi tanpa bukti dan dosa memaki. Di surat Al-Hujurat ayat ke-enam Allah
berfirman: Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian
dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan
sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan,
kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.

Terkait praduga tidak bersalah, di ayat yang lain Allah berfirman: “Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan
berprasangka itu adalah dosa” (Al-Hujurat ayat 12).

Lebih-lebih jika yang dihujat dan fitnah adalah orang beriman.“Dan orang-orang yang
menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Al-Ahzab ayat 58).

Nah, itulah beberapa tips untuk menjaga etika kita di sosial media. Semoga kita bisa menjadi
umat Rasulullah yang mengikuti ajaran Islam yang salam (damai) tanpa hoax. Turn back
hoax!

Wallahua’lam bi as-shawab.

https://islami.co/5-tips-bersosmed-sesuai-al-quran/

Anda mungkin juga menyukai