Tugas 2 Ekma5300.04 Julianus Zalukhu 530017931
Tugas 2 Ekma5300.04 Julianus Zalukhu 530017931
oleh:
JULIANUS ZALUKHU
NIM 530017931
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) 12 MEDAN
KELOMPOK BELAJAR (POKJAR) GUNUNGSITOLI
GUNUNGSITOLI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
PENDIDIKAN
JEN. KEL
N TERAKHIR
UPTD Pendidikan
O. SM
L P JLH D2 D3 S1 JLH
A
1 UPTD Pendidikan Kec. 20 21 41 4 9 6 22 41
PENDIDIKAN
JEN. KEL
N TERAKHIR
UPTD Pendidikan
O. SM
L P JLH D2 D3 S1 JLH
A
Lahewa
2 UPTD Pendidikan Kec.
13 14 27 8 4 0 15 27
Lahewa Timur
3 UPTD Pendidikan Kec.
18 20 38 10 8 2 18 38
Lotu
4 UPTD Pendidikan Kec.
21 20 41 4 9 6 22 41
Tuhemberua
5 UPTD Pendidikan Kec.
17 25 42 5 9 6 22 42
Sawo
6 UPTD Pendidikan Kec.
14 22 36 10 7 2 17 36
Afulu
7 UPTD Pendidikan Kec.
23 24 47 10 9 6 22 47
Alasa
8 UPTD Pendidikan Kec.
12 13 25 7 5 1 12 25
Alasa Talumuzoi
9 UPTD Pendidikan Kec.
16 21 37 10 8 2 17 37
Tugala Oyo
10 UPTD Pendidikan Kec.
21 30 51 12 12 2 25 51
Namohalu
11 UPTD Pendidikan Kec.
10 13 23 6 5 3 9 23
Sitolu Ori
JUMLAH 185 223 408 87 84 36 201 408
Sumber: ----------------------
2. Kinerja Guru Kelas Penerima Tunjangan Profesi di Kabupaten Nias Utara
Menurut pengamatan awal yang dilakukan di beberapa Sekolah Dasar Negeri
di Kabupaten Nias Utara ternyata bahwa kualitas proses pembelajaran yang
dilakukan guru di dalam kelas belum berjalan secara optimal atau belum
memperlihatkan peningkatan secara signifikan, padahal guru-guru tersebut sudah
memiliki sertifikasi pendidik. Kualitas proses pembelajaran dimaksud adalah
apabila diukur dengan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Beberapa gejala yang tampak kurang menggembirakan itu adalah guru kurang
menguasai materi pembelajaran dan kurikulum tingkat satuan pendidikan belum
diimplementasikan secara optimal, guru masih lemah dalam penerapan
metode/strategi pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran, serta guru
masih lemah dalam displin kerja sebagai tenaga profesional. Proses pembelajaran
masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan yang menyebabkan
kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat. Metode pembelajaran yang
terlalu berorientasi pada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan serta
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang
menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan menjadi kurang optimal. Kondisi
ini menjadikan proses pembelajaran semakin kurang menarik, dan kurang mampu
memupuk kreativitas peserta didik sehingga mempengaruhi menurunnya kualitas
pembelajaran.
Sebagai bahan perbandingan terhadap keadaan kinerja guru di Kabupaten Nias
Utara, khususnya tentang kompetensi pedagogik dan profesional guru, penulis
mengetengahkan nilai ujian kompetensi awal calon peserta sertifikasi guru tahun 2013.
Perbandingan dimaksud adalah keadaan tingkat pendidikan dan keadaan usia guru
terhadap perolehan nilai uji kompetensi guru (UKG) calon peserta sertifikasi Guru
Kelas SD Kabupaten Nias Utara tahun 2017.
Tabel 3
NILAI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)
CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU KABUPATEN NIAS UTARA TAHUN
2017
(Menurut Tingkat Pendidikan)
NILAI UKA
TINGKAT
N 20,01 30,01 40,01 50,01 JUM-
PENDIDIKA < >
O. - - - - LAH
N 20,00 60,01
30,00 40,00 50,00 60,00
1. SMA 3 14 9 3 2 0 31
2. D2 0 3 6 8 3 0 20
3. D3 0 0 0 0 1 0 1
4. S1/A4 0 15 4 26 16 2 63
JUMLAH 3 32 19 37 22 2 115
PERSENTASE (%) 3 28 17 32 19 2 100
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Utara, Oktober 2018
Tabel 4
NILAI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)
CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU KABUPATEN NIAS UTARA TAHUN
2017
(Menurut Usia)
NILAI UKA
N 20,01 30,01 40,01 50,01 JUM-
USIA < >
O. - - - - LAH
20,00 60,01
30,00 40,00 50,00 60,00
1. < 29 TAHUN 0 1 0 1 1 1 4
2. 30 - 39
0 5 1 11 2 0 19
TAHUN
3. 40 - 49
0 12 4 20 13 1 50
TAHUN
4. 50 - 59
3 14 14 5 6 0 42
TAHUN
JUMLAH 3 32 19 37 22 2 115
PERSENTASE (%) 3 28 17 32 19 2 100
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Utara, Oktober 2018
3. Hasil Penelitian Sebelumnya
Seterusnya, berdasarkan analisis terhadap penelitian yang sejenis di tempat yang
berbeda, maka terdapat kontroversi terhadap pengaruh pemberian tunjangan profesi ini
terhadap kinerja guru, sebagai berikut:
a. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa pemberian tunjangan profesi memiliki
korelasi dengan peningkatan kinerja guru, antara lain:
1) Siti Masruroh (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Tunjangan
Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru di Wilayah UPTD Pendidikan TK dan SD
Kec. Kandat Kabupaten Kediri” menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan terhadap variabel pemberian tunjangan sertifikasi. Pemberian
tunjangan sertifikasi (objektif, transparan dan akuntabel, peningkatan mutu dan
kesejahteraan, kesesuaian peraturan dan perundangundangan, Proses
pelaksanaan yang terencana dan sistematis dan penghargaan kerja guru) ada
pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja guru (kualitas, ketepatan
waktu, cara pelaksanaan pekerjaan dan sarana pembelajaran) secara nyata di
lingkungan UPTD Kec. Kandat Kabupaten Kediri.
2) Tim Peneliti Balitbang Kota Medan (2011) dalam penelitian yang berjudul
“Penelitian Mengenai Pemberian Tunjangan Profesi Terhadap Kinerja Guru
SD, SMP, SMU dan SMK di Kota Medan” menyimpulkan bahwa tunjangan
sertifikasi untuk guru SD, SMP, SMU dan SMK berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan kinerja guru-guru SD SMP, SMU dan SMK di Kota
Medan.
3) Nur Hidayat (2011) dalam penelitian yang berjudul “Dampak Sertifikasi
Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru dan Prestasi Belajar Siswa di SD
Negeri Kota Semarang” menyimpulkan bahwa pelaksanaan program sertifikasi
di Sekolah Dasar Negeri di Kota Semarang belum menunjukkan dampak yang
signifikan terhadap tingkat kompetensi dan tingkat prestasi siswa di sekolah.
b. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa pemberian tunjangan profesi tidak
mempengaruhi peningkatan kinerja guru, antara lain:
1) Penelitian berjudul “Kinerja Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama
Islam Pasca Sertifikasi di Sumatera Selatan” (Khodijah, Nyayu: 2013 dalam
Cakrawala Pendidikan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1) menyimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan dalam kinerja guru setelah menerima
tunjangan profesional (1) dalam aspek rencana pembelajaran, pelaksanaan, dan
asesmen; (2) antara mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan di daerah
perkotaan; dan (3) antara mereka yang lulus melalui portofolio dan melalui
PLPG.
2) Penelitian berjudul “Dampak Pelaksanaan Sertifikasi Guru terhadap
Peningkatan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran: Studi pada Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kota Jambi” (Hurmaini, M: 2011 dalam Media Akademika,
Vol. 26, No. 4, Oktober 2011) menyimpulkan bahwa pelaksanaan sertifikasi
guru belum memperlihatkan dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa fakta tersebut di atas, penulis memandang perlu untuk
dilakukan penelitian terhadap permasalahan yang diduga kuat mempengaruhi peningkatan
kinerja guru dalam proses pembelajaran. Hasil pantauan penulis sampai saat ini belum ada
yang melakukan penelitian menyangkut pengaruh pemberian tunjangan profesi guru
terhadap kinerja guru kelas di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Nias Utara.
Pemberian tunjangan profesi pada seorang guru merupakan hal yang menarik untuk
diteliti pengaruhnya terhadap kinerja guru. Pemberian tunjangan profesi mempunyai dampak
sosial dan ekonomi yang cukup besar terhadap guru. Oleh karena itu, pengaruh pemberian
tunjangan profesi terhadap kinerja guru menjadi sorotan utama dalam penulisan proposal
penelitian ini. Penulis ingin mengungkap pengaruh pemberian tunjangan profesi ini terhadap
kinerja Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Nias Utara pada Tahun Pelajaran
2017/2018
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk
memperoleh gambaran peningkatan kinerja Guru Kelas Sekolah Dasar di Kabupaten Nias
Utara setelah menerima tunjangan profesi berdasarkan tingkat pendidikan dan usia
penerima. Sedangkan tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian ini untuk:
1. mendapatkan gambaran tentang peningkatan kinerja Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri
di Kabupaten Nias Utara pada Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah menerima tunjangan
profesi;
2. mendapatkan gambaran tentang penggunaan tunjangan profesi Guru Kelas Sekolah
Dasar Negeri di Kabupaten Nias Utara pada Tahun Pelajaran 2017/2018; dan
3. memperoleh gambaran tentang hambatan-hambatan yang dihadapi Guru Kelas Sekolah
Dasar Negeri di Kabupaten Nias Utara pada Tahun Pelajaran 2017/2018 penerima
tunjangan profesi dalam peningkatan kinerjanya sebagai guru profesional.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
tentang kebijakan peningkatan kualitas pendidikan. Adapun kegunaan yang penulis
harapkan sebagai:
1. masukan bagi guru terutama yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawabnya
dalam melaksanakan tugas profesionalnya;
2. masukan bagi sekolah-sekolah yang bersangkutan dalam upaya meningkatkan kualitas
kinerja guru dalam membentuk dan menghasilkan peserta didik yang berkualitas; dan
3. masukan bagi instansi terkait, pemerintah daerah dan pemerintah pusat sehubungan
dengan masih adanya beberapa hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan
kualitas kinerjanya.
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Sertifikasi Guru
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional
harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV),
menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jalur pendidikan formal
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pengakuan kedudukan guru
sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Lebih lanjut Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai
tenaga profesional, guru diharapkan dapat meningkatkan martabat dan perannya sebagai
agen pembelajaran. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
Pelaksanaan sertifikasi guru dimulai sejak tahun 2007 setelah diterbitkannya Peraturan
Mendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan. Landasan
hukum yang digunakan sebagai dasar penyelenggaraan sertifikasi guru sejak tahun 2009
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Tahun 2013 merupakan
tahun ketujuh pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan.
Mengacu hasil evaluasi pelaksanaan sertifikasi guru tahun sebelumnya dan didukung
dengan adanya beberapa kajian/studi, maka dilakukan beberapa perubahan mendasar pada
pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2013, khususnya proses penetapan dan pendaftaran
peserta. Perubahan-perubahan tersebut antara lain perekrutan peserta sertifikasi guru
sekaligus dilakukan untuk perangkingan calon peserta tahun 2013-2015 oleh sistem
terintegrasi dengan database NUPTK yang dipublikasikan secara online, penetapan
sasaran/kuota per provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan keseimbangan usia dan keadilan
proporsional jumlah peserta antar provinsi.
1. Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi
Guru Dalam Jabatan disajikan pada gambar berikut.
Data Kelulusan Baru Data Lama 2006 - 2012 Pemuktahiran Data, Verifikasi berkas
+ NRG Sertifikasi Penerima Tunjangan Status SK dan
Tahun 2012 Profesi Pencairan Tunjangan
Ya Syarat
Terpenuhi
? Tidak
DAPODIK/MANUAL
MANUAL
DAPODIK Pencairan Tunjangan Penerbitan SP2D Per
Triwulan (SPP/SPM) Triwulan
Ya
Sya ra t
Terpenuhi
?
Penyaluran Ke
Tidak TEGURAN
Rekening Penerima
dari pusat
Per Triwulan
Diinformasikan melalui
Tidak
Situs Kemdikbud dan
Email
Tidak
Rekening
Laporan Per
Tercatat Secara
Triwulan ?
Online
Ya Ya
Penerbitan SKTP
Copy SKTP
Pelaporan
MONEV Pelaksanaan Pelaksanaan
Pembayaran Tunjangan Pembayaran
d. Kompetensi Profesional
1) penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu, dengan indikator:
a) Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar
untuk mata pelajaran yang diampunya, untuk mengidentifikasi materi
pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang
diperlukan.
b) Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
c) Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang
berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik
untuk memahami konsep materi pembelajaran.
2) mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif, dengan
indikator:
a) Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung
dengan contoh pengalaman diri sendiri.
b) Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari teman sejawat
atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang
menggambarkan kinerjanya.
c) Guru memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
d) Guru dapat mengaplikasikan pengalaman Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran
dan tindak lanjutnya.
e) Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti
kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi), dan aktif dalam
melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
f) Guru dapat memanfaatkan TIK dalam berkomunikasi dan pelaksanaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
C. Penilaian Kinerja Guru
1. Pengertian Penilaian Kinerja Guru
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah penilaian dari
tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan, dan
jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan,
sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru. Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru,
sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan
peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah,
khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut. Sistem penilaian kinerja guru
adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan
dalam unjuk kerjanya.
Secara umum, penilaian kinerja guru memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut:
a. untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan
keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan
demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan
teridentifikasi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan
untuk setiap guru, yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; dan
b. untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian
kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karier dan
promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.
Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan
berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan kinerja guru sebagai
ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas,
komprehensif, dan berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi
sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karier dan promosi guru. Bagi
guru, penilaian kinerja guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja
yang dinilai dan merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu
dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
Penilaian kinerja guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas
pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Khusus untuk kegiatan pembelajaran atau pembimbingan,
kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaian kinerja guru adalah kompetensi
pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi
ini telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat ditunjukkan dan diamati
dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran
atau pembimbingan. Sementara itu, untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu
sesuai dengan tugas tambahan yang dibebankan tersebut (misalnya; sebagai kepala
sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah, pengelola perpustakaan, dan
sebagainya sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009).
2. Aspek yang Dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Selain tugas utamanya tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugas-
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam
penilaian kinerja guru beberapa subunsur yang perlu dinilai adalah sebagai berikut.
a) Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru
mata pelajaran atau guru kelas, meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4 (empat) domain
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru. Pengelolaan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru
menguasai 24 (dua puluh empat) kompetensi yang dikelompokkan ke dalam
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Untuk mempermudah
penilaian dalam penilaian kinerja guru, 24 (dua puluh empat) kompetensi tersebut
dirangkum menjadi 14 (empat belas) kompetensi sebagaimana dipublikasikan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
b) Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru Bimbingan
Konseling (BK)/Konselor meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan
pembimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil
evaluasi pembimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor terdapat 4 (empat) ranah
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru BK/Konselor. Penilaian kinerja guru
BK/konselor mengacu pada 4 domain kompetensi tersebut yang mencakup 17
(tujuh belas) kompetensi.
c) Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi
2, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak
mengurangi jam mengajar tatap muka. Tugas tambahan yang mengurangi jam
mengajar tatap muka meliputi: (1) menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun; (2)
menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; (3) menjadi ketua program
keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4) menjadi kepala perpustakaan; atau
(5) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya.
Tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokkan
menjadi 2 juga, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali
kelas, guru pembimbing program induksi, dan sejenisnya) dan tugas tambahan
kurang dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi
pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan sejenisnya).
DAFTAR PUSTAKA
Tos, K. (2012). Hubungan tunjangan profesi dan motivasi dengan kinerja guru SMA Negeri di
Muaro Bungo Kabupaten Bungo. Jakarta: Tugas Akhir Program Magister, Magister
Manajemen Universitas Terbuka.
Tjahjono, H.K. (2010). Justice in salary structure: The justice influence toward employees
satisfaction. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 9, No. 1, 25–30.
Sudarsono, H. (2008). Analisis pengaruh kompensasi terhadap motivasi dan kinerja (Studi kasus
dosen ekonomi pada perguruan tinggi swasta). Jurnal Penelitian Kependidikan, Tahun 18,
Nomor 1, 144–153
Mitas, Y. A., Chan, S., & Dharma, S. (2014). Peranan kompensasi sebagai variabel moderasi
dalam pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai (Studi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci). E-Journal Universitas Bung
Hatta, Vol 5, No. 2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.
Baswedan, A. (2014). VIP-kan guru-guru kita! Diambil 7 Januari 2015 dari world wide web:
http://dikdas.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.go.id/index.php/vip-kan-guru-guru-kita/