Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

KAMIS, 18 SEPTEMBER 2014

Bulk density,Particle density dan porositas

Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
BULK DENSITY, PARTCLE DENSITY dan POROSITAS TANAH
NAMA                      : IRWANSYAH
NIM                          : G111 13 317

                       

LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAH


JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

I.     PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Tanah ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang sangat
penting bagi kehidupan manusia.  Kebanyakan orang tidak pernah berusaha
menentukan apakah tanah itu, darimana asal dan sifatnya.  Mereka tidak
memperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat
lain.  Pasti sedikit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita yang
mengetahui sebab perbedaan ini.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting

oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga
bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk pertumbuhan
tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan
jumlah dan ukuran pori-pori tanah. 
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman.
Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-
sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi
mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan

bentuk pori-pori pada waktu tertentu.

Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle Density,

dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik

jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah
dapat memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari

satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan
kedua variabel ini tentunya juga dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah sebagai

sifak fisik tanah.


Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan percobaan terhadap Bulk

Density, Particle Density dan Porositas tanah pada tanah sehingga dapat diketahui

sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologi tanah yang terdapat dalam tanah.
1.2  Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai Bulk Density, Particle
Density dan Porositas tanah pada sampel tanah utuh. Sedangakan kegunaan dari

praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat dalam


pengolahan lahan (tanah) lebih lanjut serta penentuan varietas tanaman apa saja

yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bulk Density (berat isi tanah)


Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume

pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.


Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit meneruskan

air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc.

Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah
andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk

Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar
tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).

            Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik
tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air,

drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah

dalam berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan


kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang

solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan
tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral

kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di


dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah

permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian
kerapatan butir tanah tidak banyak berbeda. Jika berbeda maka terdapat variasi

yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik (Madjid, 2010).


Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle density jika particle
density tanah sangat besar maka bulk density juga besar pula, hal ini dikarenakan
partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila sebuah tanah

memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan
rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air,
dapat kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang

tinggi dalam menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori
di dalam tanah besar sehingga tanah yang memilki pori yang besar akan lebih
mudah memasukkan air  di dalam  agregat  tanah (Hanafiah, 2004).
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bulk Density
Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.Bulk
Density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk Density salah satunya adalah Bahan
organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan organik tinggi akan memiliki
nilai Bulk Density rendah begitupula sebaliknya, selain itu Bulk Density juga

dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah dan bahan mineral tanah (Sutedjo,
2002).

Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk
tanah    berstruktur  halus  mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih

rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume


tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik
 yang akan memperbesar porositas (Hardjowigeno, 2003).

Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding


dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung
pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan,
struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut dapat dinilai

dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah. Bahan organik
memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral,
dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Madjid, 2010).

Timbulnya proses pembentukan struktur di horizon-horizon bagian atas dari


bahan induk ini mengakibatkan Bulk Density lebih rendah dari batuan induk itu
sendiri. Tanah-tanah organik memiliki nilai Bulk Density yang rendah dibandingkan
dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun

tanah organik itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya
Bulk Density itu berkisar antara 0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi
tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan

oleh porositas dan padatan tanah (Andri, 2011)


Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah semakin naik.
Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan

alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya. (Sutedjo,2002).
Adapun faktor lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan kadar
air apabila suatu daerah memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka bulk
density di daerah tersebut dapat di pastikan rendah. Menyatakan bahwa Bulk

density dan kadar air berbanding terbalik , hal ini dibuktikan apabila tanah dapat
menyerap air yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan
di dalam agregata tanah banyak menyimpan air, kadar air erat hubungannya

dengan tekstur tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki
kandungan bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat
mempunyai daya melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpan di dalam
agregat tanah sebaliknya tanah yang memiliki kandungan bahan organik sedikit

(Madjid,2010).
2.1.2 Hubungan Bulk Densiy dengan Kesuburan dan Pengolahan Tanah
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin

tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di tembus akar
tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk
tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk
memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan

2.000.000 kg berat tanah (Hardjowigeno, 2003).


Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada tanah
mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah

dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-

tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki nilai

Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3 – 0,9 gr/cm3 
pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak

mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,


kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak
bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno,

2003).
Antara berat jenis butiran, kerapatan isi dan porositas terdapat hubungan
proporsi fase padat (m3\m3) = kerapatan isi\berat jenis butiran porositas (m3\m3) =
1- (kerapatan isi\ berat jenis butiran. Untuk setiap kelas tekstur berat isi

menggambarkan keadaan struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik


tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai atau ditentukan dari kaitan
pertumbuhan. Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padas tanah,

pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya


memegang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar (Pedro, 2001).

2.2      Particle  Density

Particle density adalah berat tanah kering persatuan volume partikel-partikel (padat)

tanah (jadi tidak termasuk volume pori-pori tanah). Tanah mineral mempunyai

particle density 2,65 g/cm3 (Hardjowigeno, 2003).

Dalam menentukan kepadatan partikel tanah, pertimbangan hanya diberikan


untuk partikel yang kuat. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah

merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Hal
ini didefinisikan sebagai massa tiap unit volume partikel tanah dan sering kali

dinyatakan dalam gram/cm3. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan

partikelnya rata-rata sekitar 2,6 gram/cm3 (Madjid, 2010).

Kerapatan partikel adalah bobot massa partikel padat persatuan volume tanah,

biasanya tanah memiliki kerapatan partikel yaitu 2,6 gram/cm3. Kerapatan partikel
erat hubungannya dengan kerapatan massa. Hubungan kerapatan partikel dan

kerapatan massa dapat menentukan pori-pori pada tanah (Hanafiah, 2004).

            Partikel density dinyatakan dalam berat (gram tanah persatuan volume cm3)

tanah. Jadi bila 1 cm3 padatan tanah beratnya 2,6 gram, maka partikel density tanah

tersebut adalah 2,6 gr/cm3 (Pedro,2001).


            Pada umumnya kisaran partikel density tanah-tanah mineral kecil adalah 2,6-
2,93 gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral kwarsa, feldspart, dan silikat koloida yang
merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut. Jika dalam tanah terdapat

mineral-mineral berat seperti magnetik, garmet, sirkom, tourmaline, dan

hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. Besar ukuran dan cara

teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaruh dengan particle density. Ini salah
satu penyebab tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih

rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya karena banyak mengandung bahan

organik (Sutedjo, 2002).

        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Particle Density

Beberapa faktor yang mempengaruhi particle density tanah, diantaranya yaitu

tekstur, bahan organik, struktur, bulk density dan topongrafi. Tekstur tanah dapat
diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif

dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah

menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2004).


Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik

komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya

sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik tanah terdiri atas
bahan organik kasar dan organik halus. Struktur tanah merupakan gumpalan-

gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu
sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Cold juga merupakan gumpalan tanah

tetapi terbentuknya bukan karena proses (Hanafiah, 2004).

Semakin tinggi bulk density tanah dan bahan or suatu tanah maka particle
density dalam tanah tersebut akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Konidisi

topografi juga berpengaruh dalam kepadatan tanah,  apabila topografinya curam

maka tanah akan lebih susah untuk menyerap air sehingga tanah akan memilki
volume kepadatan tanah yang besar pula, berbeda dengan tanah yang berada pada

topografi datar maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula. Topografi di

suatu daerah sangat mempengaruhi tinggi rendahnya particle density


(Hardjowigeno, 2003).
2.2.2        Hubungan Particle Density dengan Kesuburan dan Pengolahan Tanah

Tanah-tanah mineral mempunyai kisaran partikel density antara 2,6 – 2,9 gr/cm3.

Berat jenis rata-rata butiran tanah dan mineral 2,65 gr/cm3 untuk kepentingan
praktis.  Sebagai bahan perbandingan berat jenis tanah-tanah organik jauh lebih

kecil yaitu 0,5-0,8 gr/cm3. Berat jenis butiran berubah dengan ukuran butiran atau

dengan perubahan pori-pori. Berat jenis tanah mineral rata-rata merupakan berat

jenis mineral yang paling banyak terdapat dalam tanah (Madjid, 2010).
Berat ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel tanah, tidak berpengaruh

terhadap particle density, akan tetapi kandungan bahan organik akan memberi

pengaruh yang besar terhadap paticel density sehingga pada awalnya tanah yang
ada pada bagian atas mempunyai nilai particle density yang lebih rendah

dibandingkan dengan tanah lapisan bawah. Pada tanah-tanah mineral


mempunyainilai particle density yang besar karena pengaruh dari besar jenis

mineral itu seperti, dewands, telfan, silikon dan kotiridal (Sutedjo, 2002).

Pengaruh tentang sifat dan jenis tanah suatu tanah dalam areal pertanian akan

membuat manusia berusaha lebih meningkatkan hasil produksinya, misalnya dalam

mengetahui jenis tanahnya, maka kita akan dapat menentukan apa yang sesuai pada
areal tersebut dan cara perolehannya (Pedro, 2001).

2.3 Porositas Tanah

Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh

air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori  baik makro, meso, maupun mikro
terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian  pori  meso terisi oleh

udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Pedro, 2001).

       Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori
kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang.

Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat

(Hanafiah, 2004).
       Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas

yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar


porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya

porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu

dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan


tanah secara minimum. Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya

struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan

nilai partikel densitynya (Hardjowigeno, 2003).


       Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori

mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro

dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar ditentukan
oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat seperti pada

pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam agregat yang
bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur sedang, yang besar

kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume tinggi. Perbedaan besar

jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah tergantung pada keadaan tanah (Madjid,
2010).

2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur
tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik

tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas

yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan

air Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori

total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan
kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 2003).

            Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur.

Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya
yang luas. Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai ped. Tanah

dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel
tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang

lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir

mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada
komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan udara.

Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu

dipenuhi udara, konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau makropori.


Pori-pori yang kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya disebut kapiler

(Madjid, 2010).
2.3.2 Hubungan Porositas dengan Kapasitas Pegang Air

Pori berguna bagi tanaman yaitu pori yang berdiameter diatas 0,2 mikron, yang

terdiri pori pemegang air berukuran diameter 0,2 – 8,6 mikron (4,2 pF- 2,54 pF), pori
drainase lambat berdiameter 8,6 – 28,6 mikron (2,54 pF – 2,0 pF), dan pori drainase

cepat berdiameter diatas 28,8 mikron (2,0 pF). Air yang terdapat dalam pori

pemegang air disebut air tersedia. Umumnya antara titik layu (4,2 pF) dan kapasitas
lapang (2,54 pF). Pori drainase cepat atau disebut pori aerasi penting dalam

hubungannya dengan pernafasan akar tanaman. Oleh karena itu pori ini hendaknya

dijaga agar selalu terisi udara. Bila pori aerasi diatas 10 persen volume, tanaman
akan mendapat aerasi cukup, kecuali pada tanah dengan   permukaan   air     tanah 

 dangkal. Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut

memiliki kerapatan tanah rendah sehinnga tingkat porositas tinggi (Hardjowigeno,


2003).

Untuk menentukan apakah air atau udara dapat bergerak dengan baik di

dalam tanah atau tidak, itu harus ada kesinambungan pori-pori tanah.
Kesinambungan ini dapat dibedakan menjadi beberapa kelas. 1) Tidak menyambung.

Masing-masing pori tanah tidak dihubungkan satu sama lain oleh rongga yang
berukuran lebih dari 0,1 mm. 2) Agak menyambung. Masing-masing pori tanah

dihubungkan oleh rongga yang berukuran lebih dari 0.1 mm. (3) Menyambung.

Masing-masing pori tanah dihubungkan oleh rongga-rongga yang berukuran paling


kecil satu kelas dibawa ukuran pori-pori tanahnya (Hardjowigeno,2003).

Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus,
pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi sedangkan pori-pori halus berisi udara
atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan air kapiler. Tanah-tanah pasir sulit

menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini disebabkan karena Tanah-

tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak (Hardjowigeno,2003).


Kapasitas pengan air tanah umumya berada pada keadaan optimum pada saat

pori-pori tanah berukuran besar. Porositas tanah sangat berpengaruh terhadap


ketersediaan air tanah. Apabila tanah memiliki porositas yang tinggi maka air akan

mudah masuk ke dalam tanah, akibatnya kapasitas pegang tanah juga meningkat.

Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat.
Tetapi didalamnya terdapat sejumlah ruang pori-pori yang di isi oleh air dan udara.

Air dan udara bergerak melalui ruang pori-pori tersebut. Ukuran pori susunan

butiran tanah juga menentukan jumlah dan sifat pori (Madjid, 2010).

III. METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat

Praktikum Bulk Density, Particle Density dan Porositas ini dilaksanakan   pada hari
Senin, 25 November 2013 pada pukul 10.00 – 11.00 WITA, di labolatorium Fisika
Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2  Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah botol semprot, cawan petri, hot plate, labu ukur 100
ml, oven, penggaris, ring sampel dan timbangan/neraca. Adapun bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah tanah utuh / tanah kering dan air.

3.3  Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari praktikum ini, diantaranya :

3.3.1 Penetapan Berat Isi (Bulk Density)

1.      Memasukkan sampel tanah utuh yang terdapat pada ring sampel kedalam oven.

2.      Mengeringkan sampel tanah utuh selama 2 x 24 jam.


3.      Mengeluarkan sampel tanah  dari oven dan memasukkannya kedalam desikator.
4.      Mengeluarkan sampel tanah dari desikator dan menimbang massa tanahnya.
5.      Menghitung nilai Bulk Density dengan persamaan, sebagai berikut :

BD (gram/cm3) =    

Keterangan :
Volume tanah    =
t                         = tinggi ring sampel (cm)

 r                        = jari-jari (cm)


π                        = 3,14
3.3.2 Penetapan Berat Jenis (Particle Density)

1.      Menimbang labu ukur kosong ( x gram ).


2.      Mengisi labu ukur dengan tanah kering udara sekitar 50 gram.
3.      Menimbang labu ukur yang berisi tanah dan mengoreksi dengann kadar lengas

tanahnya (Y = bobot labu kosong + tanah kering oven ).


4.          Menambahkan air kurang lebih setengahnya sambil membilas tanah yang
menempel dileher labu.

5.      Memanaskan labu beberapa menit untuk mengusir udara di dalamnya.


6.          Mendinginkan labu beserta isinya sampai mencapai suhu ruangan, kemudian
menambahkan air dingin yang telah didihkan sampai batas volume, kemudian

menimbang  labu tersebut (Z gram).


7.          Mengeluarkan isi labu ukur dann dicuci, kemudian mengisi dengan air dingin
yang telah dididihkan sampai batas volume.  Menimbang (A gram) atau (no 7)
tidak usah dilakukan bila labu ukurnya telah diketahui ukuran volumenya, misal

100 ml dengan merubah berat jenis.


8.      Menghitung nilai Particel Density dengan persamaan, sebagai berikut :

            PD (gr/cm3) =
Keterangan:

Y = berat labu kosong + tanah kerimg oven


X = berat labu kosong ( volume labu 100 ml)
Z = berat labu berisi (tanah + air)
A = berat labu dan air dingin, sampai garis batas
d = kerapatan air pada saat pengamatan = 1
3.3.3 Penetapan Porositas Tanah

1.      Menghitung nilai Bulk Density dan Particle Density contoh tanah
2.      Menghitung Porositas dengan persamaan :
Porositas = (1- ) X 100 %

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :


Tabel 1. Nilai Bulk Density, Particle Density dan Porositas Tanah
Bulk Density Particle Density Porositas

1,1 2,5 56 %

4.2  Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan terhadap nilai bulk density, particle density

dan porositas tanah, diperoleh hasil bahwa nilai bulk density sebesar 1,1 gr/cm3,

nilai particle density sebesar 2,5 gr/cm3 dan nilai porositas tanahnya sebesar 56%.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan bahan organik yang

terkandung dalam tesebut cukup tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa tanah ini
tergolong subur.
Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut

memiliki kerapatan tanah dan kerapatan isi yang rendah sehinnga tingkat porositas
yang dimiliki tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi terhadap tanah
menunjukkan bahwa tanah tersebut tergolong subur (Hardjowigeno, 2003).
Bulk density, partikel density dan porositas memiliki hubungan satu sama lain. Dari
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai bulk density berbanding lurus
dengan partikel density namun berbanding terbalik dengan nilai porositas tanahnya.

Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah.
Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut
karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Tanah alfisol banyak

mengandung mineral–mineral kecil seperti  mineral kwarsa, feldspart dan silikat


koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut (Hardjowigeno,
2003).

Bahan organik dikatakan menjadi faktor penting karena pada lapisan tanah
yang mempunyai bahan organik   tinggi tetapi bahan organik tersebut mengalami
pencucian oleh air hujan maka secara otomatis bahan organik tersebut bergerak ke

lapisan di bawahnya sehingga bahan organik menjadi berkurang dan bulk density
serta particle density-nya pun menjadi rendah. Pada lapisan ini belum mengalami
pencucian oleh air hujan  sehingga kandungan bahan organiknya masih tinggi dan
nilai bulk density dan particle density-nya rendah serta nilai porositas tanahnya

cukup tinggi. Kandungan bahan rgani sejalan dengan porositas tanahnya (Madjid,
2010).

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan                                                                                                              

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bulk density, particle density dan porositas
tanah dapat disimpulkan bahwa pada lapisan ini memiliki bulk density sebesar 1,1

gr/cm3, particle density sebesar 2,5 gr/cm3 dan porositasnya sebesar 56%. Dengan
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada lapissan ini memilki kandungan

bahan organic yang cukup tinggi.


            Bulk density, particle density dan porositas tanah memiliki hubungan yang
saling mempengaruhi dalam menentukan tingkat kesuburan tanah serta sangat
berkaitan satu sama lain. Porositas tanah dipengaruhi oleh bulk density dan particle

density-nya. Apabila nilai bulkdensity dan particle density-nya rendah maka nilai
porositas tanahnya akan tinggi, begitupun sebaliknya.
5.2 Saran

Sebaiknya laboratorium yang akan digunakan pada saat praktikum sudah


dikonfirmasi terlebih dahulu ketersediaannya agar tidak mengganggu jalannya
praktikum dan pada saat praktikum sebaiknya para praktikan dapat hadir tepat

waktu dan menyimak dengan baik jalannya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Andri. 2011. Bulk Density. Diakses pada halaman website


http://www.scribd.com/doc/57926062/Laporan-Bulk-Density pada tanggal 28
November 2013. Makassar.
Hanafiah, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGrafindoPersada.
Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian  Bogor.
Bogor.
Sutedjo. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta
Pedro, A. Sanchez. 2001. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB Bandung.
Bandung.
Tim Asisten Laboratorium. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

LAMPIRAN
A.  Perhitungan Berat Isi (Bulk Density)
Dik :           *Berat tanah kering                 = 202, 4 gr                   Dit       : BD=......?
                   *Jari-jari ring sampel (r)          = 2,6 cm
                   * Tinggi ring sampel (t)           = 8,5 cm

Penyelesaian :

       Volume tanah  = r2t

                               = 3,14 x (2,6)2 x 8,5

                               = 180,4 cm3

       BD (gram/cm3) =  

BD (gram/cm3) =  

BD (gram/cm3) = 1,1 gram/cm3.

B.  Perhitungan Berat Jenis (Particle Density)


Dik :           *Berat labu kosong + tanah kering oven (Y)  = 106,2 gram
                   *Berat labu kosong (X)                                   = 55,8 gram

                    *Berat labu berisi tanah dan air (Z)               = 186,4 gram
                   *Berat labu dan air dingin (A)                        =155,6 gram
                   *Kerapatan air (d)                                           = 1

Dit  : PD     =......?


Penyelesaian           :

PD (gr/cm3) =

                                    PD (gr/cm3) =

PD (gr/cm3) = 2,5 gr/cm3

C.  Perhitungan Porositas

Dik :                       *BD    = 1,1 gr/cm3                 Dit       : Porositas =…….?


                               *PD     = 2,5 gr/cm3
Penyelesaian           :
Porositas = (1- ) X 100 %
Porositas =
                               Porositas = 56 %.
REKAM JEJAK NYATA FOR MY WORLD di 18.31

Berbagi
3 komentar:

Purwo Subekti 4 Mei 2017 21.33


terimakasih atas artikelnya, sangat bermanfaat...semoga menjadi ilmu dan amal yg baik...mohon
ijin untuk unduh sebagai bahan belajar, salam
Balas

Unknown 2 Juli 2018 20.25


terimakasih artikelnya, mohon dicek kembali untuk bagian tinjauan pustaka pada bagian bulk
density dan factor yang mempengaruhi partikel density.
di bagian atas tertulis BD berbanding lurus deng PD tapi dibawah tertulis jika BD besar maka PD
akan rendah.
Balas

Unknown 15 Oktober 2018 06.43


terimakasih,artikelnya sangat membantu
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: nurulannisah1541@gmail.com (Google)

Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

‹ Beranda ›
Lihat versi web

MENGENAI SAYA
REKAM JEJAK NYATA FOR MY WORLD
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai