Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
BULK DENSITY, PARTCLE DENSITY dan POROSITAS TANAH
NAMA : IRWANSYAH
NIM : G111 13 317
I. PENDAHULUAN
Tanah ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Kebanyakan orang tidak pernah berusaha
menentukan apakah tanah itu, darimana asal dan sifatnya. Mereka tidak
memperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat
lain. Pasti sedikit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita yang
mengetahui sebab perbedaan ini.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting
oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga
bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk pertumbuhan
tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan
jumlah dan ukuran pori-pori tanah.
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman.
Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-
sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi
mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan
Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle Density,
dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik
jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah
dapat memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari
satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan
kedua variabel ini tentunya juga dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah sebagai
Density, Particle Density dan Porositas tanah pada tanah sehingga dapat diketahui
sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologi tanah yang terdapat dalam tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai Bulk Density, Particle
Density dan Porositas tanah pada sampel tanah utuh. Sedangakan kegunaan dari
air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc.
Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah
andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk
Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar
tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).
Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik
tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air,
drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah
solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan
tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral
permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian
kerapatan butir tanah tidak banyak berbeda. Jika berbeda maka terdapat variasi
memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan
rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air,
dapat kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang
tinggi dalam menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori
di dalam tanah besar sehingga tanah yang memilki pori yang besar akan lebih
mudah memasukkan air di dalam agregat tanah (Hanafiah, 2004).
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bulk Density
Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.Bulk
Density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk Density salah satunya adalah Bahan
organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan organik tinggi akan memiliki
nilai Bulk Density rendah begitupula sebaliknya, selain itu Bulk Density juga
dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah dan bahan mineral tanah (Sutedjo,
2002).
Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk
tanah berstruktur halus mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih
dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah. Bahan organik
memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral,
dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Madjid, 2010).
tanah organik itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya
Bulk Density itu berkisar antara 0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi
tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan
alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya. (Sutedjo,2002).
Adapun faktor lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan kadar
air apabila suatu daerah memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka bulk
density di daerah tersebut dapat di pastikan rendah. Menyatakan bahwa Bulk
density dan kadar air berbanding terbalik , hal ini dibuktikan apabila tanah dapat
menyerap air yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan
di dalam agregata tanah banyak menyimpan air, kadar air erat hubungannya
dengan tekstur tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki
kandungan bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat
mempunyai daya melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpan di dalam
agregat tanah sebaliknya tanah yang memiliki kandungan bahan organik sedikit
(Madjid,2010).
2.1.2 Hubungan Bulk Densiy dengan Kesuburan dan Pengolahan Tanah
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin
tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di tembus akar
tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk
tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk
memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan
tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki nilai
Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3 – 0,9 gr/cm3
pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak
2003).
Antara berat jenis butiran, kerapatan isi dan porositas terdapat hubungan
proporsi fase padat (m3\m3) = kerapatan isi\berat jenis butiran porositas (m3\m3) =
1- (kerapatan isi\ berat jenis butiran. Untuk setiap kelas tekstur berat isi
Particle density adalah berat tanah kering persatuan volume partikel-partikel (padat)
tanah (jadi tidak termasuk volume pori-pori tanah). Tanah mineral mempunyai
merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Hal
ini didefinisikan sebagai massa tiap unit volume partikel tanah dan sering kali
Kerapatan partikel adalah bobot massa partikel padat persatuan volume tanah,
biasanya tanah memiliki kerapatan partikel yaitu 2,6 gram/cm3. Kerapatan partikel
erat hubungannya dengan kerapatan massa. Hubungan kerapatan partikel dan
Partikel density dinyatakan dalam berat (gram tanah persatuan volume cm3)
tanah. Jadi bila 1 cm3 padatan tanah beratnya 2,6 gram, maka partikel density tanah
hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. Besar ukuran dan cara
teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaruh dengan particle density. Ini salah
satu penyebab tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih
organik (Sutedjo, 2002).
tekstur, bahan organik, struktur, bulk density dan topongrafi. Tekstur tanah dapat
diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif
dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah
komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya
sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik tanah terdiri atas
bahan organik kasar dan organik halus. Struktur tanah merupakan gumpalan-
gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu
sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Cold juga merupakan gumpalan tanah
Semakin tinggi bulk density tanah dan bahan or suatu tanah maka particle
density dalam tanah tersebut akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Konidisi
maka tanah akan lebih susah untuk menyerap air sehingga tanah akan memilki
volume kepadatan tanah yang besar pula, berbeda dengan tanah yang berada pada
topografi datar maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula. Topografi di
Tanah-tanah mineral mempunyai kisaran partikel density antara 2,6 – 2,9 gr/cm3.
Berat jenis rata-rata butiran tanah dan mineral 2,65 gr/cm3 untuk kepentingan
praktis. Sebagai bahan perbandingan berat jenis tanah-tanah organik jauh lebih
kecil yaitu 0,5-0,8 gr/cm3. Berat jenis butiran berubah dengan ukuran butiran atau
dengan perubahan pori-pori. Berat jenis tanah mineral rata-rata merupakan berat
jenis mineral yang paling banyak terdapat dalam tanah (Madjid, 2010).
Berat ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel tanah, tidak berpengaruh
terhadap particle density, akan tetapi kandungan bahan organik akan memberi
pengaruh yang besar terhadap paticel density sehingga pada awalnya tanah yang
ada pada bagian atas mempunyai nilai particle density yang lebih rendah
mineral itu seperti, dewands, telfan, silikon dan kotiridal (Sutedjo, 2002).
Pengaruh tentang sifat dan jenis tanah suatu tanah dalam areal pertanian akan
mengetahui jenis tanahnya, maka kita akan dapat menentukan apa yang sesuai pada
areal tersebut dan cara perolehannya (Pedro, 2001).
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh
air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro
terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh
udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Pedro, 2001).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori
kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang.
Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat
(Hanafiah, 2004).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas
porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu
struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan
mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro
dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar ditentukan
oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat seperti pada
pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam agregat yang
bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur sedang, yang besar
kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume tinggi. Perbedaan besar
jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah tergantung pada keadaan tanah (Madjid,
2010).
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur
tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik
yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan
air Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori
total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan
kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 2003).
Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur.
Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya
yang luas. Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai ped. Tanah
dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel
tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang
lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir
mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada
komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan udara.
Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu
(Madjid, 2010).
2.3.2 Hubungan Porositas dengan Kapasitas Pegang Air
Pori berguna bagi tanaman yaitu pori yang berdiameter diatas 0,2 mikron, yang
terdiri pori pemegang air berukuran diameter 0,2 – 8,6 mikron (4,2 pF- 2,54 pF), pori
drainase lambat berdiameter 8,6 – 28,6 mikron (2,54 pF – 2,0 pF), dan pori drainase
cepat berdiameter diatas 28,8 mikron (2,0 pF). Air yang terdapat dalam pori
pemegang air disebut air tersedia. Umumnya antara titik layu (4,2 pF) dan kapasitas
lapang (2,54 pF). Pori drainase cepat atau disebut pori aerasi penting dalam
hubungannya dengan pernafasan akar tanaman. Oleh karena itu pori ini hendaknya
dijaga agar selalu terisi udara. Bila pori aerasi diatas 10 persen volume, tanaman
akan mendapat aerasi cukup, kecuali pada tanah dengan permukaan air tanah
dangkal. Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut
Untuk menentukan apakah air atau udara dapat bergerak dengan baik di
dalam tanah atau tidak, itu harus ada kesinambungan pori-pori tanah.
Kesinambungan ini dapat dibedakan menjadi beberapa kelas. 1) Tidak menyambung.
Masing-masing pori tanah tidak dihubungkan satu sama lain oleh rongga yang
berukuran lebih dari 0,1 mm. 2) Agak menyambung. Masing-masing pori tanah
dihubungkan oleh rongga yang berukuran lebih dari 0.1 mm. (3) Menyambung.
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus,
pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi sedangkan pori-pori halus berisi udara
atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan air kapiler. Tanah-tanah pasir sulit
menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini disebabkan karena Tanah-
mudah masuk ke dalam tanah, akibatnya kapasitas pegang tanah juga meningkat.
Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat.
Tetapi didalamnya terdapat sejumlah ruang pori-pori yang di isi oleh air dan udara.
Air dan udara bergerak melalui ruang pori-pori tersebut. Ukuran pori susunan
butiran tanah juga menentukan jumlah dan sifat pori (Madjid, 2010).
III. METODOLOGI
Praktikum Bulk Density, Particle Density dan Porositas ini dilaksanakan pada hari
Senin, 25 November 2013 pada pukul 10.00 – 11.00 WITA, di labolatorium Fisika
Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat-alat yang digunakan adalah botol semprot, cawan petri, hot plate, labu ukur 100
ml, oven, penggaris, ring sampel dan timbangan/neraca. Adapun bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah tanah utuh / tanah kering dan air.
1. Memasukkan sampel tanah utuh yang terdapat pada ring sampel kedalam oven.
BD (gram/cm3) =
Keterangan :
Volume tanah =
t = tinggi ring sampel (cm)
PD (gr/cm3) =
Keterangan:
1. Menghitung nilai Bulk Density dan Particle Density contoh tanah
2. Menghitung Porositas dengan persamaan :
Porositas = (1- ) X 100 %
4.1 Hasil
1,1 2,5 56 %
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan terhadap nilai bulk density, particle density
dan porositas tanah, diperoleh hasil bahwa nilai bulk density sebesar 1,1 gr/cm3,
nilai particle density sebesar 2,5 gr/cm3 dan nilai porositas tanahnya sebesar 56%.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan bahan organik yang
terkandung dalam tesebut cukup tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa tanah ini
tergolong subur.
Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut
memiliki kerapatan tanah dan kerapatan isi yang rendah sehinnga tingkat porositas
yang dimiliki tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi terhadap tanah
menunjukkan bahwa tanah tersebut tergolong subur (Hardjowigeno, 2003).
Bulk density, partikel density dan porositas memiliki hubungan satu sama lain. Dari
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai bulk density berbanding lurus
dengan partikel density namun berbanding terbalik dengan nilai porositas tanahnya.
Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah.
Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut
karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Tanah alfisol banyak
Bahan organik dikatakan menjadi faktor penting karena pada lapisan tanah
yang mempunyai bahan organik tinggi tetapi bahan organik tersebut mengalami
pencucian oleh air hujan maka secara otomatis bahan organik tersebut bergerak ke
lapisan di bawahnya sehingga bahan organik menjadi berkurang dan bulk density
serta particle density-nya pun menjadi rendah. Pada lapisan ini belum mengalami
pencucian oleh air hujan sehingga kandungan bahan organiknya masih tinggi dan
nilai bulk density dan particle density-nya rendah serta nilai porositas tanahnya
cukup tinggi. Kandungan bahan rgani sejalan dengan porositas tanahnya (Madjid,
2010).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bulk density, particle density dan porositas
tanah dapat disimpulkan bahwa pada lapisan ini memiliki bulk density sebesar 1,1
gr/cm3, particle density sebesar 2,5 gr/cm3 dan porositasnya sebesar 56%. Dengan
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada lapissan ini memilki kandungan
density-nya. Apabila nilai bulkdensity dan particle density-nya rendah maka nilai
porositas tanahnya akan tinggi, begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Perhitungan Berat Isi (Bulk Density)
Dik : *Berat tanah kering = 202, 4 gr Dit : BD=......?
*Jari-jari ring sampel (r) = 2,6 cm
* Tinggi ring sampel (t) = 8,5 cm
Penyelesaian :
BD (gram/cm3) =
BD (gram/cm3) =
*Berat labu berisi tanah dan air (Z) = 186,4 gram
*Berat labu dan air dingin (A) =155,6 gram
*Kerapatan air (d) = 1
PD (gr/cm3) =
PD (gr/cm3) =
Berbagi
3 komentar:
Logout
‹ Beranda ›
Lihat versi web
MENGENAI SAYA
REKAM JEJAK NYATA FOR MY WORLD
Lihat profil lengkapku