Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitriana

Nim : 30100117117

Kelas : AFI 3

“Tradisi Ziarah pada Makam Wali Tujuh (Pitue) di Kecamatan Lalabata


Kabupaten Soppeng"

A. Latar Belakang Masalah (Alasan)


Suatu daerah memiliki adat masing-masing yang menjadi ciri khas bagi
suatu daerah tersebut dan bisa menjadi suatu hal yang mistik. Adapun yang akan
saya bahas mengenai adat ziarah kubur. Ziarah kubur ini paling sering
dilakukan oleh orang Indonesia. Orang Indonesia sering melakukan ziarah
kubur setelah hari raya baik hari raya idul adha maupun idul fitri. Ziarah kubur
itu tujuannya agar orang yang melakukannya dapat mengambil hikmah dengan
mengingat kematian. Adapun dengan syarat tidak mengatakan di sisi kuburan
doa-doa seperti meminta pertolongan, rezeki atau bahkan meminta umur yang
panjang dan sejenisnya.
Mulanya ziarah kubur itu dilarang oleh Rasulullah SAW. Rasulullah
melarang ziarah kubur karena saat itu masih dekat dengan zaman jahiliyah dan
akidah islamiah seseorang kurang kuat. Namun, setelah akidahnya sudah kuat
maka Rasulullah sudah tidak melarang lagi dengan adanya pengetahuan yang
dimiliknya tentang Islam.
Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya aku dahulu telah melarang kalian untuk berziarah
kubur, maka sekarang berziarahlah! Karena dengannya, akan bisa
mengingatkan kepada hari akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian.
Maka barang siapa yang ingin berziarah maka lakukanlah dan jangan kalian
mengatakan ‘hujr’ (ucapan-ucapan batil).” (HR.Muslim, HR. At-Tirmidzi).
Adanya hadis tersebut maka ziarah kubur itu hukumnya boleh bagi laki-
laki dan perempuan. Adapun juga mengatakan terkait dengan kondisi mental
kaum perempuan, maka bagi perempuan hukumnya makruh karena tabiat
perempuan lemah hati dan lekas susah. Maka dikhawatirkan akan menitikkan
air mata yang bercucuran dan berkeluh kesah sehingga lupa akan kekuasaan
Allah SWT.
Menyikapi hal di atas bahwa larangan itu telah dicabut menjadi sebuah
kebolehan berziarah baik laki-laki maupun perempuan, sebab di dalamnya
terkandung manfaat yang sangat besar. Adapun Ibnu Hajar Al-Haitami pernah
ditanya tentang ziarah ke makam para wali. Beliau mengatakan bahwa berziarah
ke makam para wali itu adalah disunnahkan.
Ziarah kubur disunnahkan untuk mendoakan mayit yang ada dalam
kubur tersebut, serta seseorang dianjurkan membaca Al-Qur’an. Ma’qil bin
Yasar meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda: Bacala surat Yasin pada
orang-orang mati di antara kamu. (HR. Abu Daud).
Melihat realitas kehidupan sekarang bahwa banyak orang yang
melakukan ziarah kubur dengan meminta doa seperti meminta pertolongan,
meminta kelancaran rezeki, dan lainnya. Padahal itu merupakan sesuatu yang
dapat merusak akidah seseorang.
Ziarah kubur yang akan saya bahas itu yang dilakukan di daerah
kabupaten Soppeng mengenai menziarahi makam para wali yang dilakukan
berpergian kesana. Menziarahi kuburan para wali ini tidak semua orang
melakukannya. Terdapat banyak hal-hal unik yang dapat di bahas mengenai
ziarah kubur di makam para wali ini karena ini merupakan suatu hal yang
mistik. Salah satu hal yang dilakukan seperti memberi sesajian berupa makanan
terhadap kubur tersebut dan masih banyak lagi proses yang dilakukannya.
Oleh karena itu, yang akan di bahas adalah mengenai pandangan para
ulama mengenai ziarah kubur dengan melihat tinjauan akidahnya dan akan
mengkaji lebih dalam tahap-tahap atau proses yang dilakukan dalam menziarahi
makan para wali tersebut. Juga mengemukakan alasan-alasan masyarakat
melakukan hal tersebut.
Masih banyak hal yang perlu di ketahui juga dalam ziarah kubur kerena
begitu banyak pertentangan di kalangan masyarakat awam dengan para ulama.
Tentu mereka memiliki pandangan yang berbeda dari segi akidah sudah pasti
sangat mempengaruhi masyarakat. Begitu banyak hal perlu di kaji antara lain
adab-adab seorang wanita ziarah kubur serta larangan-larangan dalam ziarah
kubur.
Hal itulah yang menjadi kegelisahan bagi saya dan bagi pembaca
terutamanya yang ingin mengetahui seperti apa ziarah kubur yang sebenanya,
apakah sudah sesuai atau tidak dengan syari'at Islam. Mengenai hal itu di
lingkungan masyarakat kita ini begitu banyak yang bertentangan dengan syariat
Islam sehingga dapat merusak akidahnya. Itulah yang ingin di luruskan agar
akidah masyarakat yang beragama Islam tidak rusak atau goyah.
B. Fokus Kajian

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam memahami suatu


pemaknaan yang terkait dengan judul maka permasalahan yang akan di bahas
sebagai berikut:

1. Proses atau tahap-tahap tradisi ziarah pada makam para wali pitue.
2. Pandangan para ulama mengenai ziarah kubur di tinjau dari segi aqidahnya
dan pandangan masyarakat mengenai ziarah kubur.
3. Adab-adab dalam berziarah kubur yang sesuai dengan sunnah Rasulullah
SAW.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada perumusan latar belakang maka untuk menyelesaikan
hasil penelitian ini diperlukan adanya pokok permasalahnnya yang akan dicapai
dijabarkan dalam tiga sub masalah yaitu:
1. Bagaimana proses atau tahap-tahap tradisi ziarah pada makam para wali
pitue?
2. Bagaimana pandangan para ulama mengenai ziarah kubur di tinjau dari segi
akidahnya?
3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap tradisi ziarah pada makam para
wali pitue?

Anda mungkin juga menyukai