Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini banyak orang yang sering mengalami sakit maag. Sakit maag atau
tukak lambung, atau dalam bahasa kedokteran disebut dispepsia adalah kumpulan gejala
yang terdiri dari nyeri ulu hati, atau perasaan tidak nyaman yang berasal dari saluran
cerna atas, disertai dengan perasaan cepat kenyang, sendawa, mual sampai muntah. Sakit
maag terjadi akibat tingginya kadar asam di dalam lambung yang menyebabkan iritasi
pada dinding lambung, hingga menimbulkan gejala nyeri pada perut. Terjadinya sakit
maag dapat dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya pola makan yang tidak teratur, psikis
seperti stres dan juga disebabkan kondisi medis atau adanya infeksi H.pylori.
Menurut bahasa, antasida terdiri dari dua kata “anti” berarti lawan dan “acid” berarti
asam. Sesuai dengan namanya golongan obat ini berfungsi untuk melawan atau
mengurangi tingkat keasaman lambung akibat produksi asam lambung berlebih. Antasida
mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang diberikan
secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu
asam untuk menetralkan asam lambung. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga
meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada
mukosa lambung.
Kebanyakan orang lebih suka mengkonsumsi obat maag dalam bentuk cair karena
dirasa lebih cepat dalam menyembuhkan sakit. Sedikit dari mereka yang mengetahui
dampak negatif dari pengkonsumsian antasida dan efek apa yang ditimbulkan dari
antasida bagi tubuh. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai mekanisme
kerja antasida (magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida) dan dampak positif
serta negatifnya bagi tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu antasida?
2. Apa itu tukak peptik?
3. Ada berapa penggolongan antasida?
4. Apa saja jenis dan karakteristik antasida?
5. Bagaimana mekanisme kerja antasida?

1
6. Apa saja indikasi, efek samping dari antasida?
7. Bagaimana kombinasi dan interaksi antasida?
8. Apa contoh obat antasida serta bagaimana bentuk sediaannya?
9. Apa saja hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan antasida?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian antasida
2. Untuk mengetahui pengertian tukak peptik
3. Untuk mengetahui apa saja penggolongan antasida
4. Untuk mengetahui jenis dan karakteristik dari antasida
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja antasida
6. Untuk mengetahui indikasi, efek samping dan kontraindikasi antasida
7. Untuk mengetahui bagaimana kombinasi dan interaksi antasida
8. Agar dapat mengenal dan mengetahui obat serta bentuk sediannya
9. Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan antasida

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian antasida


Antasida berasal dari kata ‘anti’ yang berarti lawan dan ‘acidus’ yang berarti asam,
sehingga antasida adalah zat yang sifatnya berlawanan dengan asam, yaitu basa.
Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam, yaitu asam klorida. Kondisi
lambung bisa terganggu apabila asam tersebut keberadaannya menjadi lebih besar dari
keadaan normal atau asam yang terkandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga
menyebabkan gangguan pada lambung. Antasida adalah obat yang mengandung basa-
basa lemah yang digunakan untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan. Antasida
terdiri dari senyawa magnesium, aluminium, bismut, Hidrotalsit, kalsium karbonat, dan
Na-Bikarbonat. Antasida merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag.
Antasida diberikan secara oral (diminum).
Maag menggambarkan sekelompok kondisi dengan satu kesamaan radang selaput
perut. Peradangan gastritis yang paling sering hasil dari infeksi dengan bakteri yang sama
yang menyebabkan sebagian besar sakit maag. Maag dapat terjadi tiba-tiba (maag akut),
atau dapat terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (maag kronis). Dalam beberapa
kasus, maag dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker perut.
Tanda-tanda dan gejala maag antara lain:
 Nyeri pada bagian perut atas
 Perasaan penuh di perut bagian atas setelah makan
 Mual
 Muntah
Penyebab Penyakit Maag
 Merokok
 Terlalu banyak mengkonsumsi alkoho, kafein
 Terlalu banyak mengkonsumsi makanan pedas
 Stres
 Efek samping dari penggunaan obat

3
2.2 Tukak Peptik
Pengertian
Kerusakan atau hilangnya jaringan dari mukosa, submukosa, sampai ke muskularis
mukosa di daerah saluran makanan bagian atas, berbatas tegas, dan ada hubungan
dengan cairan asam lambung.
Patofisiologi
Tukak peptik timbul akibat gangguan keseimbangan antara asam lambung peptik dan
daya tahan mukosa.
Dibedakan dua bentuk tukak peptik, yaitu tukak duodenum dan tukak lambung.
- Tukak duodenum : pada umumnya terdapat hipersekresi asam dan pepsin
karena jumlah sel parietal lebih banyak.
- Tukak lambung : biasanya sekresi asam normal atau hipochlorida, faktor
utama adalah turunnya daya tahan mukosa.

2.3 Pengolongan Antasida


Berikut penggolongan antasida berdasarkan mekanisme kerja :
2.3.1 Antihiperaciditas

Antihiperaciditas adalah obat-obat yang menetralisir kelebihan asam lambung. Basa-


basa yang digunakan untuk ini adalah antasida. Sediaan yang mengandung
magnesium dapat menyebakan diare (bersifat pencahar) sedangkan sediaan yang
mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi (sembelit) maka senyawa ini
biasanya dikombinasikan. Obat dengan kandungan natrium bikarbonat merupakan
senyawa yang larut didalam air, dan bekerja cepat. Tetapi bikarbonat yang terabsorbsi
dapat menyebabkan alkalosis bila digunakan dalam dosis berlebihan, terlepasnya CO2
dapat menyebabkan sendawa. Obat dengan kandungan bismut dan kalsium dapat
membentuk lapisan pelindung pada luka di lambung tetapi sebaiknya pemakaian obat
ini dihindari karena bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan encefalopatia
(kerusakan otak dengan gejala kejang-kejang dan kekacauan) juga cenderung
menyebabkan konstipasi. kalsium dapat menyebabkan sekresi asam lambung berlebih,
kelebihan kalsium dapat menyebabkan hiperkalisemia. Obat dengan kandungan
sucralfate, alumunium hidroksida dan bismuth koloidal juga dapat digunakan untuk
melindungi tukak lambung agar tidak iritasi oleh asam lambung.

Beberapa contoh obat Antihiperaciditas dipasaran :

4
a. Sucralfate
Merk dagang : Inpepsa , Propepsa, Ulsafate
Bentuk Obat : tablet dan obat cair
Jenis Obat : Obat untuk duodenum
Cara mengkonsumsi :
- Gunakan sukralfat sesuai dengan anjuran dokter dan baca keterangan pada
kemasan.
- Konsumsi sukralfat dianjurkan pada saat perut anda kosong dengan
bantuan air putih. Waktu yang paling ideal adalah satu jam sebelum makan
atau dua jam sesudah makan.
- Jika dokter juga menyarankan anda untuk mengonsumsi antasida,
minumlah setidaknya 30 menit sebelum atau sesudah mengonsumsi
sukralfat. Obat ini juga sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan
obat lain karena dapat memengaruhi keefektifannya. Tunggulah setidaknya
dua jam sesudah atau sebelum meminum sukralfat untuk mengonsumsi
obat lain.
- Hindari rokok serta makanan dan minuman yang dapat memperparah
kondisi Anda. Contohnya cokelat, kopi, tomat, minuman atau makanan
yang asam, serta minuman keras.
- Selama menggunakan sukralfat, sebaiknya jalani pemeriksaan secara
berkala.
- Bagi pasien yang lupa mengonsumsi sukralfat, disarankan segera
meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu
dekat. Jangan menggandakan dosis sukralfat pada jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.
Dosis obat :
Dosis umum sukralfat dalam bentuk tablet yang sering dianjurkan untuk
pasien dewasa adalah 1 gr sebanyak empat kali sehari. Dosis maksimal
untuk obat ini adalah 8 gr/hari
Peringatan :
- Wanita yang sedang hamil atau menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter sebelum mengonsumsi sukralfat.
- Hindari konsumsi sukralfat bersamaan dengan obat lain.
- Durasi maksimal penggunaan sukralfat adalah delapan minggu.

5
- Harap berhati-hati bagi lansia, pasien yang menerima nutrisi melalui selang,
menjalani proses dialisis, mengalami kesulitan menelan, serta menderita
gangguan ginjal.
- Selama menggunakan sukralfat, beri tahu dokter sebelum menjalani
pengobatan medis apa pun.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek samping :
Efek samping utama yang umumnya terjadi selama menggunakan obat ini
adalah konstipasi. Sementara efek samping lain yang mungkin dialami pasien
meliputi Pusing atau sakit kepala, mengantuk, diare, mual, nyeri punggung,
perut kembung, sering buang gas, mulut kering. Segera hentikan konsumsi obat
dan hubungi dokter jika anda mengalami efek samping yang berkelanjutan atau
reaksi alergi.

b. Aluminium Hidroksida
Merk dagang : Farmakrol forte
Bentuk Obat : sirup
Jenis Obat : Antasida
Cara mengkonsumsi :
- Gunakanlah aluminium hidroksida sesuai keterangan pada kemasan dan
tanyakan pada dokter jika anda ragu. Obat ini perlu dikonsumsi dengan
makanan atau setelah makan. Perbanyak minum dan tingkatkan
mengkonsumsi serat seperti buah, sayur, dan gandum agar dapat
meminimalisasi efek samping sembelit yang mungkin timbul.
- Tunggu 1-2 jam sebelum atau sesudah menggunakan antasida ini jika
ingin mengonsumsi obat lain.
- Hindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat memperparah gejala
anda.
- Usahakan untuk mengonsumsi aluminium hidroksida pada jam yang sama
tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
- Jalani pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau perkembangan kondisi
anda.
- Bagi pasien yang lupa mengonsumsi aluminium hidroksida, disarankan
segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak

6
terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis obat pada jadwal berikutnya
untuk mengganti dosis yang terlewat.
Dosis obat :
Jika digunakan untuk menurunkan kadar fosfat, ikuti dosis sesuai dengan
anjuran dokter. Dosis dan jangka waktu penggunaan aluminium hidroksida
tergantung pada kondisi yang diobati, tingkat keparahannya, kesehatan pasien,
dan responsnya terhadap obat. Takaran umum untuk orang dewasa adalah
sebagai berikut : menurunkan kadar asam lambung dosis perhari 1,9 gram,
menurunkan kadar Fosfat dosis perhari 2-10 gram. Untuk menurunkan kadar
fosfat yang berlebihan pada anak-anak tanyakan dosisnya pada dokter.
Peringatan :
- Wanita yang mencoba untuk hamil, sedang hamil, atau sedang menyusui
sebaiknya menghubungi dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat
ini.
- Dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan.
- Jangan dikonsumsi bersamaan dengan obat lain. Berikan jeda waktu 1-2
jam.
- Hanya diberikan kepada anak-anak dengan tujuan menurunkan kadar fosfat.
Aluminium hidroksida tidak diberikan untuk mengatasi gangguan
pencernaan pada anak-anak.
- Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati,
hipofosfatemia (kadar fosfat rendah dalam darah), dan porfiria.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek samping :
Efek samping yang paling umum terjadi selama menggunakan aluminium
hidroksida adalah konstipasi. Jika dibiarkan, konstipasi dapat mengakibatkan
hemoroid dan gangguan usus. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami
gejala-gejala seperti kesulitan menelan, sering muntah, penurunan berat badan.

2.3.2 H2-receptor blocker (Antagonis receptor H2)

Semua antagonis receptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan


cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. Contoh

7
perintang reseptor H2 adalah ranitidin dan simetidin sekarang dikenal dengan senyawa
baru famotidin dan nizatidin.

Beberapa contoh perintang receptor H2 :

a. Ranitidin
Merk dagang : Acran, Anitid, Conranin, Curadyn, Fordin, Gastridin,
Graseric, Hexer, Hufadine, Indoran, Rancus 150, Ranilex, Ranin, Ranivell,
Raticid, Rantin, Rantinal, Scanarin, Tricker, Tyran, Ulceranin, Ultiran,
Wiacid, Xeradin, Yekaradin, Zantac, Zantadin, Zantifar, Zenti, Zumaran
Bentuk Obat : Tablet, kapsul, obat kunyah, obat larut, cairan yang
diminum atau disuntik
Jenis Obat : Obat penghambat reseptor H2
Cara mengkonsumsi :
- Ranitidin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Usahakan untuk
mengonsumsinya pada jam yang sama tiap hari.
- Hindarilah konsumsi makanan atau minuman yang dapat memperparah
gejala anda.
- Jika anda tidak sengaja melewatkan jadwal minum ranitidin dan jadwal
untuk dosis berikutnya tidak terlalu dekat, segeralah meminumnya. Jangan
menggandakan dosis ranitidin untuk mengganti dosis yang sudah terlewat.
Dosis obat :
- Dosis dan jangka waktu penggunaan ranitidin tergantung kepada kondisi
yang diobati dan tingkat keparahannya. Pada umumnya ranitidin
dikonsumsi sebanyak 300 mg per hari. Dosis ini bisa diminum sekaligus
atau dibagi menjadi dua. Ranitidin bisa diberikan selama 2-12 minggu,
tergantung pada kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.

Peringatan :

- Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.


- Tanyakan dosis ranitidin untuk anak-anak kepada dokter.
- Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal.
- Harap berwaspada bagi yang mengalami pendarahan, sulit menelan,
muntah, dan penurunan berat badan tanpa alasan jelas.

8
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek samping :
Walau jarang, ranitidin berpotensi menyebabkan efek samping karena tubuh
perlu menyesuaikan diri dengan obat yang dikonsumsi. Beberapa efek samping
yang dapat terjadi antara lain muntah-muntah, sakit kepala, sakit perut, sulit
menelan, urin yang keruh.

b. Simetdin
Merk dagang : Cimetidine, Cimexol, Corsamet, Licomet, Nulcer
Bentuk Obat : Tablet dan cairan yang diminum
Jenis Obat : Histamine H2-receptor antagonist
Cara mengkonsumsi :
- Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan
simetidin sebelum mulai mengonsumsinya.
- Simetidin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telanlah tablet
simetidin dengan dibantu air minum.
- Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya. Jangan menggandakan dosis simetidin pada jadwal berikutnya
untuk mengganti dosis yang terlewat.
- Jika gejala belum juga membaik setelah beberapa hari mengonsumsi
simetidin, segera temui dokter yang meresepkannya. Jangan mengonsumsi
obat ini selama lebih dari dua minggu tanpa bertanya terlebih dahulu pada
dokter.
- Hindarilah beberapa makanan atau minuman yang dapat memperburuk
gejala yang berkaitan dengan asam lambung.
- Khusus untuk refluks asam, kelebihan berat badan dapat memperburuk
gejala yang timbul dari kondisi tersebut. Karena itu bagi mereka yang berat
badannya melebihi batas yang sehat, lakukanlah upaya untuk
menurunkannya.
Dosis obat :
- Untuk orang dewasa, takaran dan frekuensi pemberian dosis simetidin akan
disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan pasien,
dan responsnya terhadap obat ini.

9
Penyakit Dosis
Tukak lambung 400 mg dua kali sehari
800 mg sekali minum sebelum tidur malam. Jika belum
efektif, Anda bisa mengonsumsi 200 mg tiga kali dari
Tukak duodenum
pagi hingga sore dan 400 mg sekali sebelum tidur
(usus halus)
malam. Jika masih belum efektif juga, Anda bisa
mengonsumsi 400 mg empat kali sehari.
Refluks asam 400 mg empat kali sehari
Gangguan
200 mg empat kali sehari
pencernaan
Untuk pasien anak-anak, dosis juga akan disesuaikan oleh dokter dengan berat
badan mereka.
Peringatan :
- Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dosis dan
penggunaan dengan anjuran dokter.
- Tanyakan dosis simetidin untuk anak-anak kepada dokter.
- Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal dan hati.
- Harap waspada jika mengalami mual, penurunan berat badan, pendarahan,
atau kesulitan
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Efek samping :

- Sama seperti obat-obat lain, simetidin juga berpotensi menyebabkan efek


samping. Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi
obat ini seperti lelah, nyeri otot, pusing, sakit kepala, diare.

2.3.3 Proton Pump Inhibitor (Inhibitor pompa proton)


Obat-obat golongan ini menghambat asam lambung dengan cara menghambat
pompa proton dari sel parietal lambung. Obat yang termasuk penghambat pompa
proton adalah Lansoprozol, Omeprazol, Pantoprazol.
a. Lansoprozol
Merk dagang : Betalans, Laz, Prosogan, Prolanz, Compraz, Digest,
Gastrolan, Laproton, Lasgan, Protica, Solans, Sopralan, Ulceran, pysolan,
Inhipraz, Loprezol

10
Bentuk Obat : Kapsul, obat larut
Jenis Obat : Proton pump inhibitor
Cara mengkonsumsi :
- Baca informasi pada kemasan obat dan ikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi lansoprazol. Telan kapsulnya secara utuh, jangan dibuka,
dihancurkan, atau dikunyah.
- Disarankan untuk diminum 30 menit sebelum makan.
- Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya.
- Obat antasida sebaiknya dikonsumsi dua jam sebelum atau sesudah
mengonsumsi lansoprazol.
- Bagi pasien yang lupa mengonsumsi lansoprazol, disarankan segera
meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu
dekat. Jangan menggandakan dosis lansoprazol pada jadwal berikutnya
untuk mengganti dosis yang terlewat. Jika mengalami masalah atau
mencurigai mengalami overdosis, segera temui dokter.
Dosis obat :
- Dosis dan jangka waktu lansoprazol diresepkan tergantung pada kondisi
yang perlu ditangani dan respons tubuh terhadap obat. Dosis lansoprazol
umumnya adalah di antara 15-60 mg per hari.
Peringatan :
- Obat ini tidak dianjurkan untuk mereka yang berencana atau sedang hamil.
- Obat ini tidak untuk dikonsumsi oleh wanita yang sedang menyusui.
- Penggunaan lansoprazol dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang panjang
dapat meningkatkan risiko retak tulang terutama pada kelompok lansia dan
penderita osteoporosis.
- Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek samping :
- Diare, sakit perut, mual, kembung, konstipasi, sakit kepala atau pusing dan
kadar besi darah rendah.
b. Omeprazol
Merk dagang : Lambuzole, Loklor, Losec, OMZ, Prilos, Protop,
Pumpitor, Socid, Contral, Dudencer, Norsec, Opm, Onic, Promezol, Stomacer,

11
Prohibit, Ulzol, Zollocid, Zepral, Lokev, Meisec, Omevell, Ozid
Bentuk Obat : Kapsul, tablet dan suntik
Jenis Obat : Penghambat pompa proton
Cara mengkonsumsi :
- Perhatikan informasi yang diberikan oleh dokter terkait obat ini atau baca
informasi yang tertera di dalam kemasan. Hindari pemakaian omeprazole
lebih dari 4 minggu tanpa membicarakannya dengan dokter.
- Omeprazole dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, tapi lebih baik
untuk dikonsumsi sebelum makan.
- Telanlah tablet dan kapsul omeprazole dengan air dan jangan
mengunyahnya. Jika anda termasuk orang yang kesulitan menelan, tersedia
omeprazole dalam bentuk obat larut.
- Konsumsilah omeprazole sesuai takaran dosis dan frekuensi yang
ditetapkan oleh dokter.
- Konsumsilah makanan dalam porsi-porsi kecil. Porsi terlalu besar dapat
menekan lambung sehingga terlalu banyak asam lambung yang diproduksi.
Hindarilah makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala
penyakit lambung Anda.
Dosis obat :
- Dosis omeprazole akan disesuaikan dengan kondisi dan respons pasien
terhadap pengobatan. Berikut adalah dosis omeprazole secara umum
menurut kondisi yang diobati.

Kondisi Dosis per hari (sebelum makan)


Gangguan pencernaan/nyeri ulu hati 20mg
Tukak lambung 40 mg
Tukak usus halus 20 mg
Penyakit asam lambung atau GERD 10-40 mg
Infeksi H. Pylori 20-40 mg
Sindrom Zollinger Ellison 60-120 mg
Esofagitis atau radang kerongkongan 20 mg

Bagi pasien anak-anak, selain kondisi, dokter akan mempertimbangkan usia


serta berat badan mereka dalam menentukan dosis omeprazole. Untuk

12
informasi lebih lengkap mengenai dosis omeprazole untuk anak, tanyakan
pada dokter.

Peringatan :
- Bagi anak-anak, wanita hamil dan yang sedang menyusui, sesuaikan
dengan anjuran dokter.
- Harap berhati-hati menggunakan omeprazole jika menderita penyakit hati,
mempunyai kadar kalsium tubuh yang rendah atau gangguan tulang.
- Tanyakan pada dokter sebelum mengonsumsi omeprazole jika mengalami
kesulitan menelan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, mual,
dan pendarahan.
- Jika terjadi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek samping :
- Efek samping omeprazole yang berpotensi terjadi misalnya sakit kepala,
konstipasi, diare, sakit perut, nyeri sendi, sakit tenggorokan, kram otot,
hilang selera makan

c. Pantoprazol
Pantropazole adalah obat golongan penghambat pompa proton. Obat yang
hanya bisa didapat dengan menggunakan resep dokter ini juga digunakan dalam
mengobati infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan tukak
lambung, serta mengobati sindrom Zollinger-Ellison.
Merk dagang : Pantozol
Bentuk Obat : tablet
Jenis Obat : Penghambat pompa proton
Cara mengkonsumsi :
- Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan
pantoprazole sebelum mulai mengonsumsinya.
- Pantoprazole bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun
alangkah baiknya jika obat ini dikonsumsi sebelum makan.
- Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya.

13
- Bagi pasien yang lupa mengonsumsi pantoprazole, disarankan segera
meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu
dekat.
- Hindarilah beberapa makanan atau minuman yang dapat memperburuk
gejala yang berkaitan dengan asam lambung.
- Ada penelitian yang mengatakan bahwa obat-obatan penghambat pompa
proton yang dikonsumsi selama lebih dari satu tahun dapat meningkatkan
risiko penggunanya terkena fraktur tulang. Jika anda termasuk orang yang
menggunakan obat ini secara jangka panjang, konsultasikan kepada dokter
untuk dicarikan solusinya.
- Jika gejala belum juga mereda setelah beberapa hari mengonsumsi
pantoprazole, segera temui dokter yang meresepkannya. Jangan
mengonsumsi obat ini selama lebih dari dua minggu tanpa bertanya terlebih
dahulu pada dokter.
Dosis obat :
- Dosis pantoprazole yang umum digunakan adalah 20 mg per hari. Jika
digunakan dalam jangka panjang untuk mencegah kambuhnya refluks asam
lambung, dosisnya adalah 20-40 mg per hari.
Peringatan :
- Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dosis dengan
anjuran dokter.
- Pantoprazole hanya boleh dikonsumsi oleh orang-orang berusia 12 tahun ke
atas.
- Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal dan hati.
- Harap waspada jika mengalami gejala berupa mual, penurunan berat badan,
kurang darah, dan sulit menelan.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek samping :
- Beberapa efek samping yang mungkin saja terjadi setelah mengonsumsi
obat ini seperti pusing, sakit kepala, gangguan tidur, lelah, mulut terasa
kering, konstipasi, sakit perut, diare.

14
2.4 Jenis-jenis Antasida dan Karakteristiknya

Dapat digunakan dalam terapi hiperfosfatemia (abnormalitas kadar fosfat


dalam darah) dengan cara mengikat senyawaan fosfat di saluran cerna
Aluminium sehingga menghambat proses absorbsinya. Karena kemampuan ini juga
karbonat aluminium karbonat dapat digunakan untuk mencegah pembentukan
batu ginjal (batu ginjal terbentuk dari berbagai macam senyawaan salah
satunya adalah fosfat)

Calcium Dapat digunakan pada kondisi kekurangan kalsium contohnya


karbonat osteoporosis posmenopause

Magnesium
Dapat digunakan pada kasus defisiensi magnesium
karbonat

2.5 Mekanisme Kerja


Antasida secara langsung akan menetralisir keasaman, peningkatan pH, atau secara
reversibel mengurangi atau menghalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk
mengurangi keasaman di perut.
Rasa pedih terasa ketika asam klorida lambung mencapai saraf di mukosa saluran cerna.
Lalu saraf tersebut mengirim sinyal rasa sakit ke sistem saraf pusat. Hal ini terjadi pada
bagian saraf yang terkena asam.

2.6 Indikasi, Efek Samping


Indikasi :
a. Pengobatan hiperasiditas, hiperfosfatemia.
b. Pengobatan jangka pendek konstipasi dan gejala-gejala hiperasiditas, terapi
penggantian magnesium. Magnesium hidroksida juga digunakan sebagai bahan
tambahan makanan dan suplemen magnesium pada kondisi defisiensi
magnesium.
Efek samping :
- Gastrointestinal : konstipasi, kram lambung, fecal impaction, mual, muntah,
perubahan warna feses (bintik-bintik putih). Endokrin dan metabolisme :
hipofosfatemia, hipomagnesemia.

15
- Kardiovaskuler : hipotensi. Endokrin dan metabolisme : hipermagnesemia.
Gastrointestinal : diare, kram perut. Neuromuskuler dan skeletal : kelemahan otot.
Pernapasan : depresi pernapasan.
- Kadang-kadang menyebabkan konstipasi, kembung akibat pelepasan
karbondioksida pada beberapa pasien. Dosis tinggi dan penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan hipersekresi lambung dan kembalinya asam (acid
rebound). Kalsium karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia, khususnya pada
pasien dengan gangguan ginjal atau pada pemberian dengan dosis tinggi.
Alkalosis dapat juga terjadi akibat absorpsi ion karbonat.
- Efek samping lain (1-10% paisne) : bengkak, CHF, hipertensi, takikardi, aritmia,
hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan,
asma, sindrom seperti flu,hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi
pernafasan.

2.7 Kombinasi dan Interaksi Antasida


Antasida sering dikombinasikan dengan :
a. Anti Kolinergik, yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawan
kejang-kejang (contohnya ekstrak belladoneae)
b. Obat penenang/sedatif, yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu sekresi
asam lambung (contohnya klordiazepoksida)
c. Spasmolitik, yaitu untuk melemaskan ketegangan otot lambung-usus dan
mengurangi kejang-kejang (contohnya papaverin)
d. Dimetikon (dimetilpolisiloksan) berfungsi memperkecil gelembung gas yang
timbul sehingga mudah diserap dengan demikian dapat dicegah masuk angin,
kembung, dan sering buang angin (flatulensi)

Obat antasida dapat berinteraksi dengan :

a. Dengan Obat Lain :


- Aluminium hidroksida dapat mengurangi absorpsi allopurinol, efek antibiotik
(tetrasiklin, kuinolon, beberapa sefalosporin), turunan bifosfonat,
kortikosteroid, siklosporin, garam-garam besi, antifungi imidazol, isoniazid,
penisilamin, suplemen fosfat, fenitoin, fenotiazin. Absorbsi aluminium
hidroksida dapat dikurangi oleh turunan asam sitrat.

16
- Menurunkan absorpsi tetrasiklin, digoksin, garam-garam besi, isoniazid, atau
kuinolon.
- Kalsium karbonat berinteraksi dengan banyak obat karena mengubah pH asam
lambung dan pengosongan lambung dengan pembentukan kompleks yang tidak
diabsorpsi. Interaksi dapat diminimalisasi melalui pemberian terpisah kalsium
karbonat dari obat lainnya selama 2-3 jam.
b. Terhadap Kehamilan :
Tidak ada data yang tersedia mengenai efek klinis pada fetus; bukti yang ada saat
ini menyatakan aman digunakan selama kehamilan dan menyusui.
c. Terhadap Ibu Menyusui : Tidak diketahui.
d. Terhadap Anak-anak :
Dosis magnesium-aluminium hidroksida 0,5 ml/kg direkomendasikan untuk infant
dengan refluks. Berdasarkan monitoring pH intragastrik serial, hasil terbaik
diperoleh bila antasida diberikan sebelum dan sesudah asupan formula
e. Terhadap Hasil Laboratorium :
- Mengurangi kadar fosfat anorganik.
- Meningkatkan magnesium; menurunkan protein, kalsium, menurunkan kalium

2.8 Obat-obat Antasida dan Bentuk Sediaannya

No Generik Dagang Pabrik


1. Aluminium Hidroksida Alukol PIM
2. Kombinasi Al(OH)3 dan Maag tab Erela
Mg (OH)2 Aludona
3. Simetikon/Dimetichone Diloxan Bernofarm
Disflatyl Pharos
4. Antasida Maalok Rhone P
Antasida DOEN Indo Farma
5. Simetidin Corsamet Corsa
Ulsikur Kalbe Farma
6. Famotidin Facid Kalbe Farma
Famos Dankos
Gaster Novartis

17
7. Ranitidin Zantac Glaxo Wellcome
Rantin Kalbe Farma
8. Omeroprazole Lokev Ifars
9. Lansoprazole Lanvell Novell Pharma

Dosis :

a. Antasida : dewasa : oral : 600-1200 mg antara waktu makan dan sebelum tidur
malam.
b. Hiperfosfatemia : anak:50-150 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam, titrasi
dosis sampai tercapai kadar fosfat dalam rentang normal. Dewasa : dosis awal : 300-
600 mg 3 kali/hari bersama makanan.
c. Magnesium hidroksida sebagai antasida diberikan dalam dosis sampai dengan 1 g
per oral. Sebagai laksatif osmotik magnesium hidroksida diberikan dengan dosis
sekitar 2-5 g per oral.
Dosis sampai dengan sekitar 2 g per oral.
Diberikan dengan dosis hingga 500 mg per oral.
Diberikan dengan dosis sampai dengan 2 g per oral.1 Magaldrate diberikan di antara
waktu makan dan malam sebelum tidur
Dosis sebagai antasida biasanya sampai dengan 1,5 g per oral. Kalsium karbonat
mengikat posfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan
absobsi mengurangi posfat

Tablet 200 mg, 250 mg, 300 mg, 325 mg, 400 mg; Tablet Kunyah 250 mg, 300 mg, 400
mg, 500 mg.

18
2.9 Hal yang perlu diperhatikan

a. Tidak dianjurkan digunakan terus menerus selama lebih dari dua minggu, kecuali atas
petunjuk dokter. Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain, seperti simetidin
atau antibiotika tetrasiklin, sebaiknya diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.
b. Tidak dianjurkan diberikan pada anak-anak di bawah 6 tahun, karena biasanya kurang
jelasa penyebabkan, kecuali atas petunjuk dokter.
c. Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama, karena
dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida
yang diberikan secara oral (diminum) dan berfungsi untuk menetralkan asam
lambung. Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam.
Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa
lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium
hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja panjang.
Alumunium hidroksida dapat menyebabkan konstipasi dan magnesium hidroksida
menyebabkan diare, dengan memadukan keduanya akan dapat meminimalisir efek
samping yang ditimbulkan.

3.2 Saran
Penulisan makalah ini masih belum lengkap dan belum tertuang secara detail
terhadap topik yang kami bahas. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca agar kami bisa memperbaiki dimakalah selanjutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

2011. FARMAKOLOGI Jilid 1 (Untuk Kelas X) .Bandar Lampung : SMK Cendikia Farma
Husada

2012. FARMAKOLGI Jilid 2 (Untuk Kelas XI). Bandar Lampung : SMK CENDIKIA Farma
Husada

https://uus07khasanah.wordpress.com/kimia-farmasi/ (diakses pada 14 September 2019,


08.00 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Antasid (diakses pada 14 September 2019, 08.00 WIB)

http://www.kerjanya.net/faq/5183-antasida.html (diakses pada 14 September 2019, 08.00


WIB)

http://www.alodokter.com/ranitidin (diakses pada 14 September 2019, 08.00 WIB)

http://www.aldokter.com/sucralfate (diakses pada 14 September 2019, 08.00 WIB)

https://www.alodokter.com/omeprazole (diakses pada 16 September 2019, 21.00 WIB)

https://www.alodokter.com/cimetidine (diakses pada 16 September 2019, 21.00 WIB)

https://www.alodokter.com/sakit+maag/penyebab (diakses pada 16 September 2019, 21.00


WIB)

21

Anda mungkin juga menyukai