Anda di halaman 1dari 6

Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari HIV/AIDS ?


2. Bagaimana sejarah penyebaran HIV / AIDS?
3. Tanda dan gejala penderita HIV/AIDS
4. Apa saja Faktor-faktor penyebab terjangkit dan / atau tertularnya penyakit HIV/ AIDS?
5. Keadaan-keadaan seperti apa ketika HIV tidak dapat ditularkan?
6. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS

2.1 Definisi HIV/AIDS


Human Immuno Deficiency Virus (HIV) yaitu virus yang merusak system
kekebalan tubuh manusia. Sedangkan, Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
adalah kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan atau didapat karena hilangnya
kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit (Direktorat Rehabilitasi Tuna Susila1995: 4).
ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS) adalah seseorang yang telah terinfeksi HIV.
Jadi di dalam tubuhnya terdapat virus HIV. AIDS merupakan penyakit yang oleh
masyarakat umum dipandang sebagai suatu ancaman yang membahayakan dan sangat
menakutkan.AIDS dipandang menakutkan, karena apabila seseorang terserang penyakit
tersebut merupakan isyarat atau vonis kematiaan.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya
ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro),
yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,
membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi. Virus HIV ini dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat
bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV
menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru
kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang
penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat
meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan
waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh
yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus
HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi
AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang
mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan
manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

2.2 Sejarah Penyebaran


Awalnya HIV / AIDS banyak terjangkit di kalangan gay sehingga dinamai GRID
atau Gay-Related Immune Deficiency. Seiring dengan perjalanan waktu, penyakit ini
semakin menyebar dan menular bukan hanya di kalangan gay namun juga para
heteroseksual terutama orang-orang yang menggunakan jarum suntik, seks bebas, bayi dari
ibu terinfeksi, dan penderita hemofolia (yang mendapat transfusi darah tercemar HIV).
Pada tahun 1981, kurang dari 100 orang yang meninggal akibat AIDS di Amerika
Serikat. CDC meramalkan bahwa pada akhir tahun 1994, sejumlah 415.000 hingga 535.000
orang akan telah terdiagnosa sebagai penderita AIDS dan sejumlah 330.000 hingga
385.000 orang meninggal karenanya. Menjelang tahun 1990, setiap 12 menit seorang mati
akibat AIDS di Amerika Serikat. Pada tahun itu 1 juta orang Amerika dan 10 juta penduduk
dunia diperkirakan telah terinfeksi HIV. Dan menjelang tahun 2000, Badan Kesehatan
Dunia memperkirakan bahwa sekitar 40 juta orang di seluruh dunia akan terinfeksi HIV
dan 10 juta sudah menderita AIDS. Indonesia mulai mengenal penyakit ini pada tahun 1987
pada saat mana ada beberapa orang dicurigai terinfeksi HIV. Selama tahun 1991 dan 1992
terjadi penularan virus dua kali lipat. Pada tahun 1992, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mengumumkan jumlah orang terinfeksi HIV di seluruh dunia sebanyak 10 - 12
juta orang dan 2 juta diantaranya sudah mencapai tahap AIDS.Tahun 1993 AIDS
dilaporkan sebagai pembunuh nomor 1 orang dewasa di negara Uganda, Afrika. Satu dari
lima dewasa yang kehidupan seksnya aktif dilaporkan telah mengidap HIV, dan kejadian
penyakit pada wanita lebih banyak daripada pria.
Sekalipun asal mula HIV masih belum dapat dipastikan, banyak pihak yang
menduga bahwa strain virus yang asli berasal dari monyet dan simpanse di Afrika. Para
ahli telah menemukan sejenis virus mirip HIV pada seekor monyet di Afrika Barat.
Menurut sebuah hipotesis yang menarik tetapi belum dapat dibuktikan, para ahli menduga
bahwa virus itu mulanya masuk ke dalam tubuh manusia sebagai akibat sampingan dari
percobaan-percobaan malaria mulai tahun-tahun 1920-an hingga 1950-an. Pada
percobaan-percobaan tersebut, manusia disuntik dengan darah dari monyet dan simpanse
yang kemungkinan mengandung virus yang ternyata telah berubah menjadi HIV. Tujuan
dari eksperimen ini sebenarnya adalah untuk melihat apakah parasit malaria di dalam tubuh
binatang-binatang tersebut akan dapat juga menulari tubuh manusia.

2.3 Gejala
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang
terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang
khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan
tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang
terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya
menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk
mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang
merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.

Berikut Tanda dan Gejala klinis penderita AIDS/HIV :


1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati.
6. Hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada
rongga mulut dan kerongkongan.
7. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang
ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon
anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan
menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon
yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
8. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan
demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia).
9. Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api
(herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri
pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit
(Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema
atau psoriasis.

2.4 Penularan
HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa
seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan,
penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang,
penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah
bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Cara penularan HIV/AIDS:
1. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang
pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi penularan
bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti
herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Resiko
pada seks anal lebih besar disbanding seks vaginal dan resiko juga lebih besar pada
yang reseptive dari pada yang insertive.
2. Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a) Transfusi darah yang tercemar HIV
b) Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan
sempritnya pada para pencandu narkotik suntik.
c) Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3. Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama hamil,
saat melahirkan ataupun setelah melahirkan.

2.5 HIV yang tidak dapat ditularkan

Perlu pula diketahui keadaan-keadaan di mana HIV tidak dapat ditularkan.


Pengetahuan ini akan dapat menghilangkan keragu-raguan dan ketakutan yang tak perlu
terhadap orang-orang yang tertular HIV. Telah terbukti bahwa HIV tidak dipindahkan
dengan cara bersentuhan biasa seperti berjabat tangan, rangkulan atau persinggungan tubuh
di dalam bis atau kereta api. HIV juga tidak dipindahkan melalui gigitan nyamuk atau
serangga (HIV tidak dapat hidup di dalam aliran darah serangga). HIV juga tidak dapat
ditularkan dengan mencoba pakaian di toko, memegang gagang pintu, uang atau benda lain
yang baru digunakan oleh orang tertular, atau melalui pesawat telepon, toilet, alat minum,
atau kolam renang. Demikian pula tak dapat dipindahkan melalui udara yang dihirup atau
makanan. Tak ada bukti penularan di antara anggota keluarga yang bersama-sama makan,
duduk bahkan memakai alat-alat mandi. Juga anak-anak tak mungkin tertular dengan
hubungan nonseksual dengan teman sekelasnya, atau antara sesama teman kerja. Bahkan
berciuman pun tidak dapat menularkan HIV karena virus HIV memiliki komposisi yang
kecil dalam air liur. Kecuali jika ciuman hingga berdarah maka HIV bisa ditularkan ke
pasangannya.

2.6 Pencegahan

Mencegah lebih baik dari mengobati. Dalam hal apapun itu. Termasuk penularan
dan penjangkitan HIV/AIDS. Remaja yang merupakan usia dimana mereka ingin
mengetahui segalanya, sangat baik jika mereka dibekali pengetahuan tentang pencegahan
HIV/AIDS dikalangan remaja. Pencegahan AIDS difokuskan terhadap tiga cara penularan
yang utama: (1) kontak seks, (2) penggunaan jarum suntik, dan (3) transfusi darah. Upaya-
upaya yang telah dilakukan untuk menjamin adanya suplai darah yang aman dengan cara
menguji calon-calon donor darah yang telah menghilangkan kemungkinan infeksi melalui
transfusi darah. Namun upaya-upaya untuk mengurangi infeksi melalui hubungan seksual
dan penggunaan jarum suntik masih belum memberikan hasil yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai