Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok : 1.

Lukita nur

2. Miftahul Amraini

Kelas : XII – BHS

Hal 8
Hal 11

Musso atau Paul Mussotte bernama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso (lahir: Kediri, Jawa
Timur, 1897 - Madiun, Jawa Timur, 31 Oktober 1948) adalah seorang tokoh komunis Indonesia yang
memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1920-an

Secara pribadi, dia dikenal oleh teman-temannya sebagai orang yang cerdas, pintar mengorganisir, dan
penulis politik yang sangat handal. Dia juga dikenal sebagai sosok yang keras dan nekat. Namun begitu,
dia sangat disenangi kawan seperjuangan.

Karena sikapnya itu, dia keluar masuk penjara kolonial Belanda. Pernah suatu kali, dia ditahan oleh
Belanda. Lantaran terlibat aksi Serikat Islam (SI) Afdeling B. Selama di penjara, dia banyak mendapatkan
siksaan, karena menolak memberikan keterangan apa pun tentang gurunya Tjokroaminoto.

Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di


Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
menggantinya dengan negara komunis.

Amir Sjarifoeddin Harahap (ejaan baru: Amir Syarifuddin Harahap) (lahir di Medan, Sumatra Utara, 27
April 1907 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 19 Desember 1948 pada umur 41 tahun) adalah
seorang politikus sosialis dan salah satu pemimpin terawal Republik Indonesia. Ia menjabat sebagai
Perdana Menteri ketika Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung.[1] Berasal dari keluarga
Angkola Muslim, Amir menjadi pemimpin sayap kiri terdepan pada masa Revolusi. Pada tahun 1948, ia
dieksekusi mati oleh pemerintah karena terlibat dalam pemberontakan komunis.

Amir Syarifuddin pernah menempati sejumlah posisi penting saat Indonesia baru merdeka. Dia pernah
menjadi Menteri Penerangan, Menteri Pertahanan, bahkan Perdama Menteri Republik Indonesia. Tapi
hasil perjanjian Renville memutar nasib Amir 180 derajat.Saat itu Amir menjadi negosiator utama RI
dalam perjanjian itu. Isi perjanjian Renville memang tak menguntungkan RI. Belanda hanya mengakui
Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera. Maka Amir dikecam kiri-kanan. Kabinetnya jatuh. Dia
kemudian bergabung dengan Muso dalam Negara Republik Soviet Indonesia di Madiun tanggal 19
September 1948.Saat pemberontakan Madiun dihancurkan TNI, Amir melarikan diri. Dia akhirnya
ditangkap TNI di hutan kawasan Purwodadi. Tanggal 19 Desember 1948, bersamaan dengan Agresri
Militer II, Amir ditembak mati bersama para pemberontak Madiun yang tertangkap. Eksekusi dilakukan
dengan buru-buru.

Sebelum meninggal Amir menyanyikan lagu internationale, yang merupakan lagu komunis. Amir juga
sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Peluru seorang polisi militer mengakhiri hidupnya.

Akibat yang ditimbulkan PKI madiun yang berkait dengan penderitaan rakyat adalah goyahnya prinsip
pancasila, terutama pada sila pertama, yakni ketuhanan yang maha esa, dimana kepercayaan yang
dibawah oleh partai komunis indonesia bertentangan dengan hal tersebut.
Hal 15

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) ini dimulai oleh Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo, di Jawa Barat pada tahun 1948.

Awalnya pemberontakan ini sebagai penolakan atas perjanjian Renville yang menyerahkan kekuasaan di
Jawa Barat kepada Belanda. Namun setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, pemberontakan
ini masih tidak berhenti, namun berusaha untuk mengganti dasar negara Indonesia dengan ajaran
agama Islam. Pemberontakan Kartosuwiryo kemudian diikuti oleh berbagai kelompok lain di
daerah.Kahar Muzakkar bergabung dengan DI/TII setelah tuntutannya agar Kesatuan Gerilya Sulawesi
Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin
di bawah pimpinanya ditolak. Pemberontakan DI/TII.di Sulawesi selatan berakhir setelah Kahar
Muzakkar ditembak mati pada tahun 1965. Amir Fatah bergabung dengan DI/TII dengan memimpin
pemberontakan di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di daerah Tegal-Brebes, karena menanggap
pemerintahan Indonesia berpihak ke “golongan kiri”. Pemberontakan ini berakhir setelah ditaklukkan
oleh TNI.DI/ TII juga diikuti oleh pemberontak di Kalimantan Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar.
Pemberontakan berakhir tahun 1959 setelah Ibnu Hadjar beserta seluruh anggota gerombolannya
tertangkap dan dihukum mati. Daued Beureueh di Aceh memplokamirkan dukungannya kepada DI/TII
sebagai ungkapan kekecewaan atas dihapuskannya provinsi Aceh. Melalui diplomasi, Daued Beureueh
bersedia meletakkan senjata dan berdamai setelah provinsi Aceh kembali didirikan pada
1959.Pemerintah republik indonesia serikat RIS,(nama indonesia saat itu). memadamkan
pemberontakan di/tii dengan cara melakukan operasi militer dalam menumpas pemberontakan ini.
seperti OPM barathayuda, pagar betis, dan operasi merdeka timur. Akibat yang dialami rakyat akibat
pemberontakan tersebut adalah Rakyat semakin miskin,
Kehilangan hak mereka

Hal 20

Rencana PKI di balik usul dipersenjatainya petani dan buruh adalah untuk membentuk kekuatan baru
sebagai tandingan dari kekuatan militer yang ada, yaitu ABRI Akibat yang ditimbulkan dengan adanya
usulan PKI tentang dipersenjatainya petani dan buruh bagi masyarakat Indonesia pada masa itu
adalah meningkatnya pertentangan TNI dan PKI

Hal 22

Konflik Adalah Sebuah Pertentangan Antar Pihak yang Satu dengan Pihak yang lain. Pergolakan bisa
diartikan Sebagai Penentangan atau ketidakstabilan. Ideologi Adalah Konsep Pemikiran serta Gagasan
Suatu Golongan. Jadi Dapat diartikan Bahwa Konflik dan Pergolakan Yang Berkaitan Dengan Ideologi
adalah Perbedaan pendapat yang terjadi antar Golongan satu dan Golongan lainnya, dalam
Mempertahankan Konsep Pemikiran Masing-masing, Sehingga menimbulkan Pertentangan. Misalnya,
Konflik Yang berkaitan Dengan Ideologi:

√ PKI di Madiun

√Pemberontakan G30S/PKI

√Pemberontakan DI/TII

PERISTIWA PKI MADIUN

setelah jatuhnya kabinet Amir Syarifudin, presiden Soekarno menunjuk Moh. hatta sebagai formatur
kabinet ( 29 Januari 1948 s/d 4 Agustus 1949 ).

kabinet Hatta mempunyai agenda program kerja diantaranya :

1. melaksanakan persetujuan Renvile

2. mempercepat terbentuknya RIS ( Republik Indonesia Serikat )

3. melaksanakan Rasionalisasi di dalam negeri dan pembangunan.

4. menunjuk Moh. Roem . sebagai ketua delegasi Indonesia.

Akan tetapi kabinet ini mendapat rongrongan dari berbagai pihak diantaranya :

A. Dari organisasi FDR ( Front Demokrasi Rakyat) yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin. sehingga pada
tanggal 5 Juli 1945, kaum buruh yang bernaung di bawah FDR mengadakan pemogokan di pabrik karung
Delanggu ( Klaten ), dan di Sumatera juga mengadakan rapat-rapat besar, yang bertujuan agar kabinet
Hatta diubah.

B. Dari organisasi GRR ( Gerakan Revolusi Rakyat ) pengikut Tan Malaka yang dipimpin oleh Dr. Muwardi
( ketua ), Sjamsu Harsja ( wakil Ketua ), dan Chairul Saleh ( sekretaris ) organisasi ini menuntut agar
pemerintah membebaskan para pemimpin yang sealiran dengan mereka, seperti Tan Malaka, Sukarni,
dan Abikusno.

C. Dari Muso. ia seorang tokoh PKI yang bermukim di Moskow sejak tahun 1926 dan kembali ke
Indonesia pada bulan Agustus 1948. sehingga partai-partai yang berhaluan Komunis seperti Partai
Sosialis dan Partai Buruh berfusi dengan PKI. mereka menentang kebijakan Kabinet Hatta yang dianggap
telah menjual bangsa Indonesia kepada kaum kapitalis Belanda.

-Pertentangan politik terus meningkat menjadi insiden bersenjata di Solo. insiden antara simpatisan PKI
dengan lawan-lawan politiknya serta dengan TNI pada tanggal 2 Juli 1948. pada insiden tersebut
Kolonel Sutarto( panglima Divisi Panembahan Senopati ), dr. Muwardi pimpinan barisan Banteng yang
propemerintah diculik dan dibunuh.
-kemudian pada 18 September 1948, diproklamasikan berdirinya Republik Soviet Indonesia oleh tokoh-
tokoh PKI di Madiun. Muso menganggap bahwa Soekarno - Hatta telah menjalankan politik kapitulasi
terhadap Belanda dan Inggris serta hendak menjual tanah air kepada kaum kapitulasi.

- pemerintah segera mengambil tindakan untuk menumpas pemberontakan PKI dengan membentuk
GOM ( Gerakan Operasi Militer ) I yang dilancarkan oleh angkata perang. yang dipimpin oleh Kolonel
Gatot Subroto ( gubernur militer ) dan pasukan siliwangi, pasukan tersebut menyerang PKI dari arah
Surakarta, Kediri, dan Malang.

- Pada tanggal 30 September 1948 pasukan pemerintah menguasai kembali madiun. dan muso ditembak
mati oleh pasukan MOBRIG di daerah Ponorogo. Amir Sjarifuddin dan Suripno ditangkap di hutan Ketu (
Purwodadi ) mereka diadili dan dihukum mati. yang lainnya dapat melarikan diri seperti D.N. Adit dan
Nyoto.

G30S/PKI atau dengan kepanjangan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia


adalah materi pelajaran sejarah yang akan di bahas dengan lengkap pada artikel dibawah ini.
Adapun pembahasan mengenai rangkuman sejarah peristiwa 1965 berikut ini yakni kronologis
terjadinya pemberontakan yang dilakukan oleh partai komunis indonesia hingga menewaskan 7
jenderal. Berikut contoh ringkasan peristiwa sejarah 1965.
Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30 S/PKI)
Peristiwa (G-30S/PKI) adalah salah satu pemberontakan komunis yang terjadi di bulan
september tahun 1965. Dalam kudeta ini, setidaknya 7 perwira tinggi militer yang terbunuh.
Hingga saat ini, peristiwa (G-30 S/PKI) tetap menjadi perdebatan antara benar atau tidaknya
partai komunis IDN yang bertanggung jawab dalam peritiwa tersebut.
Masyarakat curiga karena adanya isu yang menyatakan bahwa PKI adalah dalang dibalik
terjadinya peristiwa 30 september, yang mana pada saat itu parlemen sedang dibubarkan dan
Soekarno sendiri justru menetapkan bahwa konstitusi harus berada di bawah dekrit presiden.

Pemberontakan DI/TII terjadi di beberapa tempat. Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang
meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah gerakan di Jawa Barat yang
dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo. Dahulu dikenal sebagai salah seorang tokoh Partai Sarekat
Islam Indonesia (PSII). Perjanjian Renville yang membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih
mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam. Salahsatu keputusan Perjanjian
Renville adalah harus pindahnya pasukan RI dari daerah yang diklaim dan diduduki Belanda ke
daerah yang dikuasai RI. Begitu juga Divisi Siliwangi sebagai pasukan resmi RI dipindahkan ke
Jawa Tengah karena Jawa Barat dijadikan negara bagian Pasundan oleh Belanda. Parahnya lagi
laksar bersenjata Hizbullah dan Sabilillah yang telah berada di bawah pengaruh Kartosuwiryo
tidak bersedia pindah dan malah membentuk Tentara Islam Indonesia (TII). Kekosongan
kekuasaan RI di Jawa Barat segera dimanfaatkan oleh Kartosuwiryo meski awalnya dia
memimpin perjuangan melawan Belanda dalam rangka menunjang perjuangan untuk
merealisasikan cita-citanya.
Pasca membentuk Darul Islam (negara Islam) sekitar bulan Agustus 1949, muncul persoalan
yang serius yaitu Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat, Kartosuwiryo tidak mau mengakui
pemerintahan RI melainkan bergabung dengan DI/TII. Hal ini sangat tegas bahwa Kartosuwiryo
tidak mengakui pemerintahan RI di Jawa Barat. Sehingga pemerintahpun bersikap tegas yaitu
dengan cara melakukan operasi militer 1959.

Anda mungkin juga menyukai