B.BAB I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, sating
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Tuntutan visi mi mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai
dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri, 1.
lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan
materi; 2.mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia; 3. memberikan kebebasan yang lebih tuas kepada
pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya
pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan
peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh
dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam
pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun
global.
Dalam pergaulan, regional maupun global, pendidik diharapkan dapat
mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar untuk menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan
yang muncul dalam pergaulan masyarakat. Pencapaian seluruh kompetensi
dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur
2
sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk, 1.
menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT; 2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
Kondisi pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) khususnya Pendidikan
Agama Islam pada saat in! masih banyak menggunakan model belajar
konvensional (metode Ceramah). Pada pembelajaran, siswa hanya menjadi
objek, sehingga kurang mendorong potensi yang dimiliki siswa untuk
berkembang. Pembelajaran kurang merangsang siswa untuk bisa mandiri
sehingga prestasi siswa kurang optimal. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan, guru harus memiliki kecakapan dalam menentukan dan
memilih metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah proses komunikasi,
proses mi hams diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan
tukar menukar pesan atau informasi antara guru dan siswa. Agar tidak terjadi
kesalahan dalam proses komunikasi, perlu digunakan sarana yang membantu
yang disebut dengan media. Sebagaimana pendapat Hamidjojo (dalam azhar
2003 :4) Media adalah “perantara yang digunakan manusia untuk
menyampaikan ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan sampai kepada
penerima yang dituju”.
Media merupakan perantara yang berguna untuk menyampaikan ide,
pesan dan gagasan pada orang yang dituju. sebab menyampaikan pesan dan
gagasan pada orang lain tidak cukup diungkapkan dengan kata-kata saja,
3
karena tidak semua pesan bisa diwakili dengan kata-kata untuk itu diperlukan
perantara sebagai pelengkapnya yaitu media terutama dalam menyampaikan
materi pembelajaran pada siswa.
Sebagaimana pendapat Aristo (2003 :25) Media model adalah “tiruan
yang dibuat dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau
pengganti dan benda yang ash pada saat proses pembelajaran media bisa
dibawa kedalam kelas untuk menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin
diperoleh dan benda yang sesungguhnya, model suatu benda dapat dibuat
dengan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil”.
Media model yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan pengalaman perpepsi visual siswa dan dapat melibatkan
indera penglihatan dan indera perabaan, sebab media model bisa dibuat dan
diamati secara langsung sebagaimana bentuk aslinya. Sehingga dalam proses
pembelajaran tentang suatu konsep tidak meragukan anak atau anak tidak
verbalisme.
Sebagaimana tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas
PAl di Sekolah Dasar (2008:44) bahwa “siswa diarahkan pada pengalaman
belajar nyata dengan menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
memupuk, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya
kepada Allah.S WI”. Sehingga media pembelajaran dirancang berbagai ragam
agar siswa tertarik untuk belajar dan mudah untuk mengingatnya.
Menurut Nana (1997:173) “Pembuatan media model sangat berharga
bagi siswa dalam proses pembelajaran sebab siswa dapat memperoleh
pengalaman sendiri dan kegiatan yang dilakukannya”. Dengan adanya
pembuatan media model dalam proses pembelajaran dapat menambah
pengalaman belajar siswa dan dapat meningkatkan motivasi. Dimana mereka
akan lebih tertarik dan senang untuk belajar, siswa akan dapat menyerap materi
dengan baik, mudah diingat dalam waktu yang lama.
Namun kenyataan yang penulis temukan di lapangan dan hasil
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan diatas, maka rumusan
masalah dalam skripsi mi adalah bagaimana penggunaan Media Model dapat
meningkatkan basil belajar Pendidikan Agama Islam siswa pada materi Sholat
di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Untuk itu penulis perlu
mengetahui:
1. Bagaimanakah bentuk rancangan pembelajaran dengan penggunaan Media
Model dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa
pada materi Sholat di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat?
2. Bagaimanakah pelaksanaan penggunaan media model dapat meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa pada materi Sholat di kelas LI
SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat?
3. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan
Media Model dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
siswa pada materi Sholat di kelas 11 SDN 26 Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka
tujuan penelitian dalam skripsi mi adalah mendeskripsikan:
6
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian mi dapat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan tentang
pembelajaran PAI dalam materi Sholat dengan penggunaan media model
di kelas II Sekolah Dasar.
2. Bagi guru, Sebagai pedoman bagi guru bagaimana cam melaksanakan
pembuatan dan penggunaan media model pada pembelajaran Sholat di
kelas II Sekolah Dasar.
3. Bagi Siswa, Menambah pengalaman dan pengetahuan siswa bahwa belajar
PM tidak hanya melalui ceramah dan guru, tetapi dapat dilakukan dengan
pembuatan dan penggunaan media model sehingga proses pembelajaran
mengesankan dan menyenangkan bagi siswa.
menyatakan bahwa:
Dalam suatu proses pembelajaran, pesan yang disalurkan media dan
sumber pesan, ke penerima pesan itu adalah isi pelajaran. Dengan
perkataan lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dan kurikulum
yang disampaikan oleh guru pada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan
mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan
dengan baik kepada siswa.
Dan pendapat di atas, dipahami bahwa dalam proses pembelajaran, media
merupakan sarana yang membantu guru dalam menyampaikan pesan
kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Kriteria Pemilihan media
Dalam pembelajaran seorang guru hams bisa menentukan atau
memilih media yang cocok agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana
dengan baik, oleh sebab itu seorang guru hams memperhatikan kriteria
dalam memilih media yang sesuai dengan pembelajaran.
Menurut Nana (1997:4) ada 6 kriteria dalam memilih suatu media yaitu:
1.) Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
Media yang dipilih atau digunakan dalam proses pembelajaran hams
sesuai dengan tujuan pembelajaran, sebelum memilih media guru hams
mengetahui tujuan pembelajaran terlebih dahulu, media yang tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran akan mengakibatkan pembelajaran kurang
efektif sehingga hasil belajar tidak dapat tercapai secara optimal.
2.) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran.
Dengan menggunakati media yang sesuai dengan isi materi, akan
mempermudah guru dalam menerangkan pembelajaran karena media
merupakan sarana pendukung dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.) Kemudahan dalam memperoleh Media.
Dalam memilih media perlu dipertimbangkan kemudahan dalam
memperolehnya balk dan segi pembuatan atau pengadaanya. Seorang guru
tidak perlu mencari media yang tidak mungkin dijangkau, karena bisa
menggunakan media yang ada disekitamya.
9
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model adalah tiruan tiga
dimensi dan objek nyata yang dibawa kedalam kelas dimana media model mi
bisa lagnsung diamati oleh siswa.
b. Jenis—Jenis Model.
Menurut Subana (2005:329 ) model terbagi atas 3 yaitu:
(1) X- ray, yaitu suatu model yang memperlihatkan bagian dalam dan benda
aslinya padahal pada benda aslinya tidak terlihat dari luar.
(2) Model Saud, yaitu suatu model yang memperlihatkan persamaan dengan
yang aslinya, tetapi hanya bagian luarnya saja.
(3) Model working, yaitu suatu model yang mampu mendemontrasikan fungsi
atau proses kerja.
Ketiga model mi dapat digunakan dalam proses pembelajaran, peneliti
dalam menyampaikan materi pembelajaran perubahan energi kepada siswa
menggunakan model salid karena model salid bentuk nya sederhana dan dapat
dibuat oleh siswa atas bimbingan oleh guru.
c. Bentuk-Bentuk Model
Oemar (1997:95) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk model adalah
sebagai berikut:
1.) Model diperkecil atau diperbesar, yaitu model mi dibuat ukurannya lebih
kecil atau lebih besar dan benda sebenarnya. Misalnya model Globe,
model miniatur Candi Borobudur dan sebagainya.
2.) Model kerja yaitu model yang memperlihatkan proses kerja dan suatu
objek tertentu. Misalnya hubungan parallel kipas angin dan sebagainya.
11
kelas. Model yang lebih besar dapat dilihat oleh semua siswa secara jelas.
2) Jangan terlalu banyak memberikan penjelasan sebab biasanya para siswa
mengkonsentrasikan perhatiannya kepada model dan bukan kepada
penjelasan.
3) Gunakan model untuk menyampaikan isi materi yang akan diajarkan disaat
pembelajaran berlangsung, bukan bertujuan untuk mengisi waktu guru dan
mengurangi peranan gum dalam kelas.
4) Usahakan agar para siswa sebanyak mungkin belajar dan model dengan
mendorong mereka bertanya, diskusi atau memberikan kritik.
5) Model hendaknya diintegrasikan dengan alat-alat lainnya supaya pengajaran
lebih berhasil.
6) Didalam pembelajaran digunakan hanya model-model yang terpilih saja,
jangan menggunakan bermacam-macam model karena bisa menyebabkan
kebingungan pada anak.
7) Kalau menggunakan beberapa model, hendaknya model yang digunakan
saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan menghubungkan
pembelajaran satu dengan pembelajaran yang lainnya.
8) Baik juga di gunakan model dad skala yang berbeda tetapi menunjukkan
benda yang sama.
9) Apabila sebuah model sudah digunakan, maka simpanlah baik-baik pada
tempat yang aman dan bersih agar dapat dipergunakan dalam pembelajaran
yang akan datang atau bisa diperlukan oleh guru yang lain.
e. Kelebihan Penggunaan Media Model
Media model memiliki beberapa kelebihan terhadap penggunaan dalam
proses pembelajaran. Sebagaimana pendapat Aristo (2003:25) bahwa:
“penggunaan model sebagai media pembelajaran dimaksud untuk mengatasi
kendala tertentu untuk pengadaan realita”
Selanjutnya kelebihan media model menurut Subana (2005:330) yaitu
(1) dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat (2) dapat
dipakai berulang-ulang (3) dapat melukiskan bentuk dan keadaan
yang sebenarnya (4) besarnya dapat ditentukan dan yang sebenarnya
(5) dapat digunakan untuk mendemontrasikan cara kerja suatu alat (6)
13
dapat digunakan sebagai alat untuk bongkar pasang suatu alat (7)
dapat digunakan untuk memperlihatkan bagian dalam sesuatu yang
dalam keadaan, yang sebenarnya tidak bisa dilihat
dan Ibnu Abbas.) Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini. Al-Quran
Hadist (AI-Insan. 76:26) yang artinya:
“Dan pada sebagian dan malam, maka sujudlah kepada-Nya dan
bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.”
Menurut Devito (dalam Usman 2006) “pembelajaran yang baik hams
mengaitkan PAL dengan kehidupan sehari-hari siswa, siswa diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa
ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya membangun
keterampilan (skill) yang perlu untuk dipelajari”. Oleh sebab itu dalam
mengelola pembelajaran guru perlu:
(1) Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa jenuh.
(2) Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, menyediakan buku acuan,
dan media pembelajaran.
(3) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, karena belajar
akan bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan
lingkungan siswa.
(4) Kreatif menghadirkan media alat peraga dalam proses pembelajaran.
Proses mi dapat memudahkan siswa untuk memahami materi
pembelajaran atau dapat menolong proses berpikir siswa dalam
membangun pengetahuannya.
(5) Menciptakan suasana yang menarik, misalnya memajangkan hasil karya
siswa dan benda-benda lain atau menyediakan media atau alat peraga yang
mendukung proses pembelajaran
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep waktu belajar. Apabila telab
terjadi perubahan tingkah laku pada din seseorang, maka seseorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Oemar
(2008:2) yaitu “basil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya dan tidak
tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan barn, perubahan dalam tahap kebiasaan
keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional,
15
B. Kerangka Teori
Penggunaan media dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap basil
belajar yang diperoleh, semakin tepat media yang digunakan maka basil yang
diperoleh semakin maksimal. Salah saw media yang dapat digunakan untuk
meningkatkan basil belajar adalah media model.
Media model merupakan tiruan yang dibuat dalam wujud tiga dimensi yang
merupakan representasi atau pengganti dan benda yang ash pada saat proses
pembelajaran media bisa dibawa kedalam kelas untuk menjelaskan hal-hal yang
tidak mungkin diperoleh dan benda yang sesungguhnya, model suatu benda dapat
dibuat dengan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil.
Pembuatan dan penggunaan media model dalam proses pembelajaran dapat
16
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian mi adalah siswa kelas II SDN 26 Pasaman
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, yang berjumlah 24 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut adalah
berdasarkan pengamatan penulis terhadap siswa kelas II telah memiliki
kemampuan berdiskusi dalam menyampaikan pendapat.
B. Rancangan penelitian
17
Pertemuan I
Tahap Persiapan
Memperkenalkna materi tentang “sholat”
Tahap pelaksanaan
Merancang bentuk karya atau model yang akan
dibuat (sholat)
Menentukan memilih siswa yang akan digunakan
dalam model
Pertemuan 2
SIKLUS I Tindakan dan Menyampaikan langkah-langkah pembuatan
Pengamatan karya atau model
Melaksanakan pemodelan sesuai dengan
rancangan yang akan dibuat
Mendemontrasikan cara sholat dan pembacaan
ayat-ayat dalam sholat
Menyimpulkan hasil media model
Tindak lanjut
Menyimpulkan materi pembelajaran
Evaluasi hasil
Belum berhasil
Tahap Persiapan
Memperkenalkna materi tentang “sholat”
Tahap pelaksanaan
SIKLUS II Tindakan dan Merancang bentuk karya atau model yang akan
Pengamatan dibuat (sholat)
Menentukan memilih siswa yang akan digunakan
dalam model
Menyampaikan langkah-langkah pembuatan
karya atau model
Melaksanakan pemodelan sesuai dengan
rancangan yang akan dibuat
Mendemontrasikan cara sholat dan pembacaan
ayat-ayat dalam sholat
Menyimpulkan hasil media model
Tindak lanjut
Menyimpulkan materi pembelajaran
Evaluasi hasil
Berhasil
19
1. Prosedur penelitian
a. Perencanaan
b. Sesuai dengan perumusan masalah hash studi pendahuluan, peneliti
membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa
pembelajaran PAI dengan Kompetensi Dasar 5.mengenal bacaan sholat,
5.1 Melafalkan bacaan sholat dengan penggunaan media model.
Kegiatan itu dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan
pembelajaran PAI berdasarkan pelaksanaan media model yaitu dengan
kegiatan berikut:
c. Perencanaan disusun dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 dalam bentuk rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) komponennya adalah sebagai berikut (a) standar
kompetensi, (b) kompetensi dasar, (c) memilih dan menetapkan materi,
(d) kegiatan pembelajaran, (e) memilih dan menetapkan media sumber
belajar dan, (f) evaluasi.
d. Menyusun lembar observasi untuk pengamatan kegiatan guru (peneliti)
dan kegiatan siswa selama pembelajaran.
e. Menyusun soal atau tes untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.
f. Pelaksanaan
g. Tahap ini dimulai dan pelaksanaan pembelajaran Sholat dengan
penggunaan media model sesuai dengan rencana. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan satu kali
pertemuan dan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh
peneliti sebagai praktisi dan guru kelas serta teman sejawat sebagai
observer. Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas berupa
kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan berikut ini:
1) Praktisi melaksanakan pembelajaran dengan pembuatan dan penggunaan
media model sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat yaitu dibagi
20
D. lnstrumen Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan observasi,
dokumentasi dan hasil tes. Untuk masing-masingnya diuraikan sebagai
berikut:
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan guru (peneliti) dan
kegiatan siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Dengan berpedoman
pada lembar lembar pengamatan peneliti mengamati apa yang terjadi pada
proses pembelajaran. Unsur-unsur yang menjadi butir-butir sasaran
pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan
memberikan ceklis dikolom yang ada pada lembar pengamatan. Peneliti
berperan sebagai partisipan, maksudnya pengamat berada diluar aktivitas,
tetapi masih berada dalam setting penelitian.
Dokumentasi berupa foto sewaktu peneliti melakukan proses
pembelajaran dimaksudkan untuk melengkapi dan sebagai bukti data lapangan
pada saat observasi terutama pada saat berlangsungnya pembelajaran.
Tes, digunakan untuk memperkuat data observasi pada lembar
pengamatan yang terjadi dalam kelas terutama pada butir penguasaan materi
pembelajaran perubahan energi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data
yang akurat atas kemampuan siswa memahami pembelajaran.
Instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri, peneliti juga
berperan sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran di kelas. Peneliti
sebagai instrumen utama menurut Bogdan dan Biklen (dalam Ritawati
Mahyuddin dan Yetti Ariani, 2007:77) bertugas menyaring, menilai,
menyimpulkan dan memutuskan data yang digunakan.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan
Model Analisis Data Kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman
23
(dalam Ritawati, 2007:77) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak
pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi
berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir
penyimpulan atau verifikasi. Tahap analisis yang demikian dilakukan
berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap
pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1.Menelaah yang telah terkumpul melalui lembar pengamatan penyeleksian
dan pemilihan data. Seperti pengelompokan data pada siklus satu, siklus
dua. dan seterusnya kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak awal da~ta
dikumpulkan.
2.Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data
yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompok-kelompokkan sesuai
dengan fokus. Data yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu di seleksi
mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan
dianalisis dan yang tidak relevan dibuang.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang
sudah direduksi, data tersebut mula-mula disajikan terpisah, tetapi setelah
tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data tindakan dirangkum dan
disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan
fokus pembelajaran sholat. Menyimpulkan basil penelitian tindakan ini
merupakan penyimpulan akhir penelitian. Kegiatan dilakukan dengan cara
(1) peninjauan kembali lembar pengamatan, (2) bertukar fikiran dengan
ahli, teman sejawat, dan guru serta kepala sekolah.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data
perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan dengan
cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi
yang spesifik dan terfokus kepada berbagai informasi yang mendukung
pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian
pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat
pada aspek yang bersangkutan.
24
E. DAFTAR RUJUKAN
Arief Sadiman, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo, Persada
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA Jakarta: Rineka Cipta.
25
LAMPIRAN I
DATA PENELITI
8. Telepon/ HP :
9. Riwayat pekerjaan :
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN 26 Pasaman
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : II/I
Standar Kompetensi : 5. Mengenai bacaan sholat
Kompetensi Dasar : 5.1 Malafalkan bacaan sholat
Alokasi waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran** :
Materi Pembelajaran :
1. Bacaan salat .
Metode Pembelajaran :
1. Kegiatan Pendahuluan
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa menghafal bacaan salat
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa menghafal bacaan salat secara berkelompok
Siswa menghafal bacaan salat secara individu
Siswa menampilkan hafalan bacaan salat di depan kelas
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Siswa memahami bacaan intisari
Siswa mengerjakan latihan serta ditulis di buku tugas
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar
Penilaian:
* semua salah 1
29
2.PERFORMANSI
1. Kerjasama * bekerjasama 4
* kadang-kadang kerjasama 2
* tidak bekerjasama 1
* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1
3. Lembar Penilaian
Performan Produk
No Nama Siswa Jumlah Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
30
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan Remedial.
MATA PELAJARAN
BACAAN SALAT
5) .
Waqini syarrama qadait (a)
6) .
Fainnaka tadi wala yuqda alaik (a)
7) .
Faiinahu laayadzillu man walait (a)
8) .
Wala ya’izzu man dait
9) .
Tabarakta rabbana wata alait (a)
10) .
Falakal hamdu ‘alla ma wadait
11) .
32
12) .
Wassallahu ‘ala syyidina muhammadininabiyyil ummiyi wa’ala alihi
wasahbihi wassalam (a)
Artinya:
1. Ya allah ! berilah petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri
petunjuk
2. Berilah kami akan kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau
beri kesehatan
3. Berilah kekuasaan pada kami sebagaimana orang yang telah Engkau
beri kekuasaan
4. Berilah berkah pada barang yang telah Engkau berikan kepada kami
5. Jagalah kami dari keburukannya barang yang telah Engkau pasti
6. Sesungguhnya Engkau Dzat yang menetapkan dan tiada seorangpun
yang menetapkan Engkau
7. Sesungguhnya tidak ada hina bagi orang yang Engkau beri kekuasaan
8. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi
9. Maha Berkah Engkau dan Maha Luhur Engkau
10. Bagi Engkau segala puji atas barang yang telah engkau pasti
11. Aku mohon ampun dan taubat kepada engkau
Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas Nabi kita Muhammad nabi
yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya.
33
Lampiran 3
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Dibuat setelah pelaksanaan penelitian
Lampiran 4
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Dibuat setelah pelaksanaan penelitian
35
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Pembuatan dan Penggunaan Media Model Dalam
Pembelajaran Shalat SDN 26 Pasaman
(Dari Aspek Guru)
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan keberhasilan mengajar guru :
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pa da kolom kualifikasi berdasarkan
pengamatan observer pada saat guru mengajar !
Kualifikasi
No Karakteristik Deskriptof
SB B C
1 Appersepsi a) Mengaitkan materi minggu
lalu dengan materi yang akan
diajarkan
b) Mengajukan pertanyaan pada
siswa tentang shalat
c) Memberikan pertanyaan yang
sesuai dengan pengetahuan
siswa
2 Memajangkan a) Gambar “orang shalat” yang
media gambar dipajang guru di depan kelas
“orang shalat” cukup jelas.
b) Gambar “orang-orang yang
tidak sholat” yang dipajang
guru di depan kelas dapat
menarik minat siswa.
c) Bacaan doa qunut
3 Meminta siswa a) Pertanyaan yang diajukan
menyebutkan pada siswa sesuai dengan
gambar “orang gambar yang dipajangkan di
shalat” yang depan kelas.
dipajang di depan b) Kalimat yang digunakan guru
kelas tepat dan jelas
c) Kalimat yang digunakan
36
c) Menyimpulkan pelajaran
sesuai dengan materi yang
diajarkan
Keterangan :
SB (sangat baik) : Jika ketiga descriptor pada setiap karakteristik
pembelajaran nampak (ada dilakukan guru)
B (baik) : Jika kedua dari ketiga descriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak
C (cukup) : Jika satu dari ketiga descriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak
40
Lampiran 6
Lembar Pengamatan Pembuatan dan Penggunaan Media Model dalam
Pembelajaran Shalat SDN 26 Pasaman
(Dari Aspek Siswa)
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan :
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis ( √) pada kolom kualifikasi berdasarkan
pengamatan observer pada saat siswa belajar!
Kualifikasi
No Karakteristik Deskriptof
SB B C
1 Ketersediaan a) Siswa yang dijadikan model
anggota b) Kelengkapan siswa untuk
shalat
2 Kesesuaian a) Langkah-langkah yang
dengan langkah digunakan dalam shalat
b) Dalam melakukan pembacaan
jelas
c) Gerakan dalam shalat berurut
3 Keterampilan a) Terampil dalam melaksanakan
shalat
b) Terampil dalam pembacaan
ayat
c) Terampil dalam melakukan
gerakan shalat
4 Keaktifan a) Aktif dalam kelompok
b) Aktif dalam diskusi
c) Aktif dalam
mendemonstrasikan ketika
menjadi model
5 Kerapian a) Kerapian
b) Tertib dalam pelaksanaan
shala
c) Disiplin ketika menjadi model
6 Kesesuai dengan a) Jumlah rakaat shalat tepat
41
Keterangan :
SB (sangat baik) : Jika ketiga descriptor pada setiap karakteristik
pembelajaran nampak (ada dilakukan guru)
B (baik) : Jika kedua dari ketiga descriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak
C (cukup) : Jika satu dari ketiga descriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak
Total skor maksimal : 21
90% - 100% : Sangat Baik
70% - 89% : Baik
50% - 69% : Cukup
Lampiran 7
Format Penilaian Proses dan Penilaian Produk Siklus I
Keterampilan
Nama Siswa
Kualifikasi
Keaktifan
Kerapian
Jumlah
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
SB
Jumlah
B
C