Anda di halaman 1dari 44

1

A. JUDUL Penggunaan Media Model Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Pendidikan Agama Islam Siswa Pada Materi Sholat di kelas II
SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.

B.BAB I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, sating
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Tuntutan visi mi mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai
dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri, 1.
lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan
materi; 2.mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia; 3. memberikan kebebasan yang lebih tuas kepada
pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya
pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan
peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh
dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam
pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun
global.
Dalam pergaulan, regional maupun global, pendidik diharapkan dapat
mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar untuk menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan
yang muncul dalam pergaulan masyarakat. Pencapaian seluruh kompetensi
dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur
2

sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk, 1.
menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT; 2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
Kondisi pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) khususnya Pendidikan
Agama Islam pada saat in! masih banyak menggunakan model belajar
konvensional (metode Ceramah). Pada pembelajaran, siswa hanya menjadi
objek, sehingga kurang mendorong potensi yang dimiliki siswa untuk
berkembang. Pembelajaran kurang merangsang siswa untuk bisa mandiri
sehingga prestasi siswa kurang optimal. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan, guru harus memiliki kecakapan dalam menentukan dan
memilih metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah proses komunikasi,
proses mi hams diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan
tukar menukar pesan atau informasi antara guru dan siswa. Agar tidak terjadi
kesalahan dalam proses komunikasi, perlu digunakan sarana yang membantu
yang disebut dengan media. Sebagaimana pendapat Hamidjojo (dalam azhar
2003 :4) Media adalah “perantara yang digunakan manusia untuk
menyampaikan ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan sampai kepada
penerima yang dituju”.
Media merupakan perantara yang berguna untuk menyampaikan ide,
pesan dan gagasan pada orang yang dituju. sebab menyampaikan pesan dan
gagasan pada orang lain tidak cukup diungkapkan dengan kata-kata saja,
3

karena tidak semua pesan bisa diwakili dengan kata-kata untuk itu diperlukan
perantara sebagai pelengkapnya yaitu media terutama dalam menyampaikan
materi pembelajaran pada siswa.
Sebagaimana pendapat Aristo (2003 :25) Media model adalah “tiruan
yang dibuat dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau
pengganti dan benda yang ash pada saat proses pembelajaran media bisa
dibawa kedalam kelas untuk menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin
diperoleh dan benda yang sesungguhnya, model suatu benda dapat dibuat
dengan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil”.
Media model yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan pengalaman perpepsi visual siswa dan dapat melibatkan
indera penglihatan dan indera perabaan, sebab media model bisa dibuat dan
diamati secara langsung sebagaimana bentuk aslinya. Sehingga dalam proses
pembelajaran tentang suatu konsep tidak meragukan anak atau anak tidak
verbalisme.
Sebagaimana tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas
PAl di Sekolah Dasar (2008:44) bahwa “siswa diarahkan pada pengalaman
belajar nyata dengan menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
memupuk, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya
kepada Allah.S WI”. Sehingga media pembelajaran dirancang berbagai ragam
agar siswa tertarik untuk belajar dan mudah untuk mengingatnya.
Menurut Nana (1997:173) “Pembuatan media model sangat berharga
bagi siswa dalam proses pembelajaran sebab siswa dapat memperoleh
pengalaman sendiri dan kegiatan yang dilakukannya”. Dengan adanya
pembuatan media model dalam proses pembelajaran dapat menambah
pengalaman belajar siswa dan dapat meningkatkan motivasi. Dimana mereka
akan lebih tertarik dan senang untuk belajar, siswa akan dapat menyerap materi
dengan baik, mudah diingat dalam waktu yang lama.
Namun kenyataan yang penulis temukan di lapangan dan hasil
4

wawancara dengan guru kelas LI SDN 26 Pasaman. Proses pembelajaran


selama ini belum sesuai dengan tuntutan kurikulum, dimana siswa belum
sepenuhnya diarahkan untuk merancang dan membuat suatu karya atau
menggunakan media, karena guru masih beranggapan bahwa pembuatan media
model sangat rumit digunakan dalam pembelajaran dan memerlukan waktu
yang lama serta biaya mahal, akhirnya dalam proses pembelajaran PAL dalam
materi Sholat siswa kurang termotivasi dan kurang memahami konsep yang
telah diberikan guru dan hash belajar siswa tergolong rendah, gejala mi dapat
dilihat dan mid semester tahun ajaran 2010-2011 yaitu 6.0 sedangkan KKM
pada mata pelajaran PAI materi Sholat disekolah tersebut adalah 7,5. (Sumber
Jaluak, A.Ma.Pd Kepala Sekolah SDN 26 Pasaman).
Ketidak mampuan dan rendahnya nilai siswa itu, antara lain disebabkan
oleh faktor guru dan siswa itu sendiri. Dan faktor guru yakni dalam
menyajikan pembelajaran metode yang digunakan kurang bervariasi, dalam
proses pembelajaran guru tidak menggunakan media sehingga pembelajaran
yang diajarkan menjadi monoton, guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah sehingga pembelajaran yang diberikan jadi membosankan bagi siswa
dan tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Tugas guru dalam pembelajaran PAI dalam mated Sholat dengan
pembuatan dan penggunaan media model akan membantu agar siswa
memperoleh pengalaman sendiri dan kegiatan yang dilakukannya sesuai
dengan situasi konkrit, sehingga basil pembelajaran dapat ditingkatkan.
Sebagaimana pendapat Gagne dan Briggs (dalam Wahyudin, 2008:1)
menyatakan bahwa basil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses pembelajaran”. basil belajar siswa dikatakan baik
apa bila ranah kognitif, afektif dan psikomotor meningkat. Meningkatnya
ketiga aspek mi dapat diamati secara langsung dalam pembelajaran PAI yang
dilaksanakan.
Hamalik (dalam Azhar, 2003:15) mengatakan bahwa “pemakaian media
pengajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
5

psikologi terhadap siswa”. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi


akan sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran pada saat itu.
Berdasarkan fënomena diatas, peneliti tertarik untuk meningkatkan
motivasi dan basil belajar siswa dalam pembelajaran Sholat dengan
penggunaan media model melalui suatu penelitian dengan juduP Penggunaan
Media Model untuk Meningkatkan Basil Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Pada Materi Sholat di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan diatas, maka rumusan
masalah dalam skripsi mi adalah bagaimana penggunaan Media Model dapat
meningkatkan basil belajar Pendidikan Agama Islam siswa pada materi Sholat
di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Untuk itu penulis perlu
mengetahui:
1. Bagaimanakah bentuk rancangan pembelajaran dengan penggunaan Media
Model dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa
pada materi Sholat di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat?
2. Bagaimanakah pelaksanaan penggunaan media model dapat meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa pada materi Sholat di kelas LI
SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat?
3. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan
Media Model dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
siswa pada materi Sholat di kelas 11 SDN 26 Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka
tujuan penelitian dalam skripsi mi adalah mendeskripsikan:
6

1. Mendeskripsikan bentuk rancangan pembelajaran dengan penggunaan


Media Model dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
siswa pada materi Sholat di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan Media Model dapat
meningkatkan basil belajar Pendidikan Agama Islam siswa pada materi
Sholat di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
3. Mendeskripsikan hash belajar siswa dengan penggunaan Media Model
dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa pada
materi Sholat di kelas II SDN 26 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.

D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian mi dapat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan tentang
pembelajaran PAI dalam materi Sholat dengan penggunaan media model
di kelas II Sekolah Dasar.
2. Bagi guru, Sebagai pedoman bagi guru bagaimana cam melaksanakan
pembuatan dan penggunaan media model pada pembelajaran Sholat di
kelas II Sekolah Dasar.
3. Bagi Siswa, Menambah pengalaman dan pengetahuan siswa bahwa belajar
PM tidak hanya melalui ceramah dan guru, tetapi dapat dilakukan dengan
pembuatan dan penggunaan media model sehingga proses pembelajaran
mengesankan dan menyenangkan bagi siswa.

C. BAB II. KEJIAAN TEORI DAN KERANGKA TEORI


A. Kajian Teori
1. Media
a. Pengertian media
Secara umum media itu sama dengan “perantara” yang berarti
perantara antara pengirim pesan dengan penerima pesan. Menurut Arief
(2007:25) media berasal dan bahasa latin yaitu “medium” yang artinya
7

perantara, yang mempunyai makna bahwa media itu menunjukkan kepada


sesuatu yang memberi informasi dan sebuah sumber kepada penerima.
Pengertian media banyak dikemukakan oleh pam ahli pendidikan, dan
terdapat diberbagai literature dengan berbagai arab dan pandangan yang
berbeda sesuai dengan maksud kebutuhan dan tujuan dan penggunaan media.
Menurut Arief (2007: media adalah “segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim ke penerima sehingga
dapat meransang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar”
Pengertian media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau
pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa. alat bantu itu disebut media pendidikan,
sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaianya.
Dengan demikian ada perbedaan antara teknologi pendidikan dengan
media pendidikan. Media pendidikan itu banyak dan bervariasi, sedangkan
teknologi pendidikan itu menekankan pada pendekatan mengintegrasikan
aspek manusia, proses prosedur dan peralatan.
Dari pendapat—pendapat diatas, dapat diketahui bahwa secara umum
media pendidikan merupakan alat bantu atau sarana pelengkap bagi guru
dalam menyampaikan pesan disaat proses pembelajaran berlansung ~dan
sebagai sistem penyampaiannya adalah komunikasi. Sedangkan dalam
pengertian khusus, menurut Sriyono (1992:123), media pendidikan adalah
“alat bantu mengajar yang merupakan sarana yang dipergunakan atau
dimanfaatkan dalam pembelajaran, dengan adanya media proses
pembelajaran akan berjalan dengan baik dan apa yang telah direncanakan
bisa tercapai “.
Dengan demikian media pendidikan merupakan sarana atau alat bantu
mengajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran
agar peserta didik lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Basuki (1992:8), yang
8

menyatakan bahwa:
Dalam suatu proses pembelajaran, pesan yang disalurkan media dan
sumber pesan, ke penerima pesan itu adalah isi pelajaran. Dengan
perkataan lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dan kurikulum
yang disampaikan oleh guru pada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan
mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan
dengan baik kepada siswa.
Dan pendapat di atas, dipahami bahwa dalam proses pembelajaran, media
merupakan sarana yang membantu guru dalam menyampaikan pesan
kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Kriteria Pemilihan media
Dalam pembelajaran seorang guru hams bisa menentukan atau
memilih media yang cocok agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana
dengan baik, oleh sebab itu seorang guru hams memperhatikan kriteria
dalam memilih media yang sesuai dengan pembelajaran.
Menurut Nana (1997:4) ada 6 kriteria dalam memilih suatu media yaitu:
1.) Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
Media yang dipilih atau digunakan dalam proses pembelajaran hams
sesuai dengan tujuan pembelajaran, sebelum memilih media guru hams
mengetahui tujuan pembelajaran terlebih dahulu, media yang tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran akan mengakibatkan pembelajaran kurang
efektif sehingga hasil belajar tidak dapat tercapai secara optimal.
2.) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran.
Dengan menggunakati media yang sesuai dengan isi materi, akan
mempermudah guru dalam menerangkan pembelajaran karena media
merupakan sarana pendukung dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.) Kemudahan dalam memperoleh Media.
Dalam memilih media perlu dipertimbangkan kemudahan dalam
memperolehnya balk dan segi pembuatan atau pengadaanya. Seorang guru
tidak perlu mencari media yang tidak mungkin dijangkau, karena bisa
menggunakan media yang ada disekitamya.
9

4.) Keterampilan guru dalam menggunakannya.


Keterampilan guru dalam menggunakan suatu media harus diperhatikan
karena jika tidak terampil menggunakan suatu media maka pesan yang
terkandung dalam media tidak akan tersalurkan secara optimal. Jadi guru
hams memilih media yang benar—benar bisa digunakan dengan baik.
5.) Tersedia waktu untuk menggunakannya.
Dalam memilih media juga perlu diperhatikan beberapa waktu yang tersedia
untuk menggunakannya, jika waktu tidak mencukupi maka guru mencari
media lain yang relevan.
6.) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Seorang guru hams memilih media yang dapat dimengerti oleh siswa., jadi
media yang digunakan hams sesuai dengan taraf berfikir dan pola pikir
siswa, media yang digunakan untuk siswa SD tidak sama dengan media yang
digunakan untuk siswa SLTP.
c. Fungsi Media
Fungsi media menurut Mulyani (1999: 178-179): adalah “(1) alat bantu
untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif (2) bagian integral dan
keseluruhan situasi mengajar (3) meletakkan dasar-dasar yang kongkret dan
konsep yang abstrak (4) membangkitkan motivasi belajar siswa (5)
mempertinggi mutu pembelajaran”.
d. Prinsip Pemilihan Suatu Media
Adapun prinsip pemilihan suatu media menurut Mulyani (1999: 181-
182), adalah: “(1) Berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan
pembelajaran yang akan disampaikan (2) disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa (3) disesuaikan dengan kemampuan guru (dalam
pengadaan dan penggunaan) (4) disesuaikan dengan situasi dan kondisi (5)
memahami karakterstik dan media itu sendiri”.
2. Media Model
a. Pengertian Model
Apabila suatu benda terlalu besar atau berat untuk dibawa kedalam kelas
dan tidak dapat diamati secara langsung maka untuk mengatasi hal tersebut
10

dapat digunakan model sebagai alat bantu mengajar.


Sebagaimana pendapat Nana (1997:156) mengemukakan bahwa model
adalah “tiruan tiga dimensional dan beberapa objek nyata yang terlalu besar,
terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mabal, terlalu jarang atau tenlalu ruwet untuk
dibawa kedalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya”. Model
merupakan tiruan dan benda ash yang pembuatanya disesuaikan dengan kondisi
dan situasi sekolah.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model adalah tiruan tiga
dimensi dan objek nyata yang dibawa kedalam kelas dimana media model mi
bisa lagnsung diamati oleh siswa.
b. Jenis—Jenis Model.
Menurut Subana (2005:329 ) model terbagi atas 3 yaitu:
(1) X- ray, yaitu suatu model yang memperlihatkan bagian dalam dan benda
aslinya padahal pada benda aslinya tidak terlihat dari luar.
(2) Model Saud, yaitu suatu model yang memperlihatkan persamaan dengan
yang aslinya, tetapi hanya bagian luarnya saja.
(3) Model working, yaitu suatu model yang mampu mendemontrasikan fungsi
atau proses kerja.
Ketiga model mi dapat digunakan dalam proses pembelajaran, peneliti
dalam menyampaikan materi pembelajaran perubahan energi kepada siswa
menggunakan model salid karena model salid bentuk nya sederhana dan dapat
dibuat oleh siswa atas bimbingan oleh guru.
c. Bentuk-Bentuk Model
Oemar (1997:95) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk model adalah
sebagai berikut:
1.) Model diperkecil atau diperbesar, yaitu model mi dibuat ukurannya lebih
kecil atau lebih besar dan benda sebenarnya. Misalnya model Globe,
model miniatur Candi Borobudur dan sebagainya.
2.) Model kerja yaitu model yang memperlihatkan proses kerja dan suatu
objek tertentu. Misalnya hubungan parallel kipas angin dan sebagainya.
11

3.) Model perbandingan, yaitu model yang memperlihatkan perbedaan suatu


benda dengan benda lainnya misalnya model tumbuhan yang
memperlihatkan perbandingan tumbuhan dan kecil tubuh hingga besar.
4.) Model susunan yaitu model yang memperlihatkan model—model susunan
telinga, susunan gigi manusia susunan organ tubuh manusia, susunan tata
surya dan sebagainya.
5.) Model lapangan, yaitu model yang menggambarkan situasi keadaan atau
lingkungan.
6.) Model padat atau utuh, yaitu model yang memperlihatkan bagaimana
permukaan luar dan benda ash misalnya model buah—buahan yang
ukurannya kurang lebih dan hasilnya.
7.) Model irisan, yaitu model yang memperlihatkan bagaimana keadaan dalam
suatu objek, misalnya irisan dalam bumi, irisan dalam tanah, irisan
penampang daun dan sebagainya.
Seorang guru dapat menggunakan salah satu media model didalam
menyampaikan materi pembelajaran pada siswa. Pembuatan dan penggunaan
media model dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan
minat siswa yang barn, dapat meningkatkan motivasi dan rangsangan didalam
kegiatan pembelajaran, membawa pengaruh psikologis terhadap siswa serta
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Menurut paparan di atas penulis memilih media model pada materi Sholat,
dengan pemodelan siswa, siswa yang lain mengamati dengan menggunakan Iem
bar pengamatan yang sudah disediakan guru. Jadi penulis memakai bentuk
model keija. Dengan memperlihatkan proses kerja dan suatu objek tertentu
siswa sholat, membaca ayat-ayat sholat, siswa yang lain meniru menanggapi.

d. Cara Penggunaan Media Model


Menurut Oemar (1997:155-157) penggunaan media model didalam kelas
hendaknya hams disesuaikan dengan program mengajar agar pembelajaran bisa
menjadi lebih efektif
1) Bentuk dan besarnya model perlu diperhatikan agar bisa dilihat didalam
12

kelas. Model yang lebih besar dapat dilihat oleh semua siswa secara jelas.
2) Jangan terlalu banyak memberikan penjelasan sebab biasanya para siswa
mengkonsentrasikan perhatiannya kepada model dan bukan kepada
penjelasan.
3) Gunakan model untuk menyampaikan isi materi yang akan diajarkan disaat
pembelajaran berlangsung, bukan bertujuan untuk mengisi waktu guru dan
mengurangi peranan gum dalam kelas.
4) Usahakan agar para siswa sebanyak mungkin belajar dan model dengan
mendorong mereka bertanya, diskusi atau memberikan kritik.
5) Model hendaknya diintegrasikan dengan alat-alat lainnya supaya pengajaran
lebih berhasil.
6) Didalam pembelajaran digunakan hanya model-model yang terpilih saja,
jangan menggunakan bermacam-macam model karena bisa menyebabkan
kebingungan pada anak.
7) Kalau menggunakan beberapa model, hendaknya model yang digunakan
saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan menghubungkan
pembelajaran satu dengan pembelajaran yang lainnya.
8) Baik juga di gunakan model dad skala yang berbeda tetapi menunjukkan
benda yang sama.
9) Apabila sebuah model sudah digunakan, maka simpanlah baik-baik pada
tempat yang aman dan bersih agar dapat dipergunakan dalam pembelajaran
yang akan datang atau bisa diperlukan oleh guru yang lain.
e. Kelebihan Penggunaan Media Model
Media model memiliki beberapa kelebihan terhadap penggunaan dalam
proses pembelajaran. Sebagaimana pendapat Aristo (2003:25) bahwa:
“penggunaan model sebagai media pembelajaran dimaksud untuk mengatasi
kendala tertentu untuk pengadaan realita”
Selanjutnya kelebihan media model menurut Subana (2005:330) yaitu
(1) dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat (2) dapat
dipakai berulang-ulang (3) dapat melukiskan bentuk dan keadaan
yang sebenarnya (4) besarnya dapat ditentukan dan yang sebenarnya
(5) dapat digunakan untuk mendemontrasikan cara kerja suatu alat (6)
13

dapat digunakan sebagai alat untuk bongkar pasang suatu alat (7)
dapat digunakan untuk memperlihatkan bagian dalam sesuatu yang
dalam keadaan, yang sebenarnya tidak bisa dilihat

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa media model memiliki


beberapa keuntungan dan penggunaan diataranya adalah untuk mengatasi kendala
tertentu untuk pengadaan realita, media model dapat menyerupai benda yang
sebenarnya karena media model dapat dimodifikasi sesuai dengan ukuran yang
diperlukan, dan dapat memperjelas apa-apa yang diperlukan dalam proses
pembelajaran karena media model dapat dibongkar pasang dalam pemakaiannya.

f. Kelemahan penggunaan media model


Menurut Subana (2005:330) kelemahan media model adalah: “(1) pada
umumnya hanya baik untuk kelompok kecil (2) untuk beberapa jenis model,
ada yang sukar dibuat dan harganya pun mahal”.

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


a. Pengertian Pembelajaran
Menurut (Gagne:200 8), Pembelajaran adalah “suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk pengganti dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal”.
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajaran,
pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa
bantuan sarana penyampaian pesan dan media.
b. Pembelajaran Sholat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini(S. 107:4-7) turun
berkenaan dengan kaum Munafiqin yang mempertontonkan shalat kepada
kaum Mukminin (na) dan meninggalkannya apabila tidak ada yang melihatnya
serta menolak memberikan bantuan ataupun pinjaman. Ayat mi (S.107:4-7)
turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang berbuat seperti itu.
(Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dan Tharif bin Abi Thalhal yang bersumber
14

dan Ibnu Abbas.) Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini. Al-Quran
Hadist (AI-Insan. 76:26) yang artinya:
“Dan pada sebagian dan malam, maka sujudlah kepada-Nya dan
bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.”
Menurut Devito (dalam Usman 2006) “pembelajaran yang baik hams
mengaitkan PAL dengan kehidupan sehari-hari siswa, siswa diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa
ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya membangun
keterampilan (skill) yang perlu untuk dipelajari”. Oleh sebab itu dalam
mengelola pembelajaran guru perlu:
(1) Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa jenuh.
(2) Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, menyediakan buku acuan,
dan media pembelajaran.
(3) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, karena belajar
akan bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan
lingkungan siswa.
(4) Kreatif menghadirkan media alat peraga dalam proses pembelajaran.
Proses mi dapat memudahkan siswa untuk memahami materi
pembelajaran atau dapat menolong proses berpikir siswa dalam
membangun pengetahuannya.
(5) Menciptakan suasana yang menarik, misalnya memajangkan hasil karya
siswa dan benda-benda lain atau menyediakan media atau alat peraga yang
mendukung proses pembelajaran
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep waktu belajar. Apabila telab
terjadi perubahan tingkah laku pada din seseorang, maka seseorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Oemar
(2008:2) yaitu “basil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya dan tidak
tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan barn, perubahan dalam tahap kebiasaan
keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional,
15

dan pertumbuhan jasmani”.


Dan pendapat Oemar, terlihat bahwa belajar melibatkan tiga hal pokok
yaitu:
a. Belajar mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku.
b. Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat relatif dan permanen.
c. Perubahan tersebut disebabkan oleh hasil latihan atau pengalaman, bukan
oleh proses pertumbuhan atau perubahan kondisi fisik.
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan keterampilau dan
prilaku barn sebagai akibat latihan atau pengalaman. Dalam hal ini Soedirjo
(dalam Wahyudin) mendefenisikan “hash belajar sebagai tingkat penguasaan
suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang dimiliki seseorang”.
Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dan kemampuan siswa dalam mengingat
pelajaran yang telah disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran dan
bagaimana siswa tersebut dapat menerapkannya dalam kehidupan. Siswa mampu
memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan apa yang telah dipelaiarinya.
Hal ini sesuai dengan pendapat M. Ngalim (1996:18) “hasil belajár siswa dapat
ditinjau dari beberapa aspek kognitif yaitu kemampuan siswa dalam pengetahuan
(ingatan), pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis, sintesis, dan evaluasi”.

B. Kerangka Teori
Penggunaan media dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap basil
belajar yang diperoleh, semakin tepat media yang digunakan maka basil yang
diperoleh semakin maksimal. Salah saw media yang dapat digunakan untuk
meningkatkan basil belajar adalah media model.
Media model merupakan tiruan yang dibuat dalam wujud tiga dimensi yang
merupakan representasi atau pengganti dan benda yang ash pada saat proses
pembelajaran media bisa dibawa kedalam kelas untuk menjelaskan hal-hal yang
tidak mungkin diperoleh dan benda yang sesungguhnya, model suatu benda dapat
dibuat dengan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil.
Pembuatan dan penggunaan media model dalam proses pembelajaran dapat
16

membangkitkan keinginan dan minat siswa yang barn, dapat meningkatkan


motivasi dan rangsangan didalam kegiatan pembelajaran, membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa serta dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan.

D.BAB III. METODE PENELITIAN


A. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian mi direncanakan di SDN 26 Pasaman Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat. Alasan peneliti memilih lokasi mi berdasarkan
kepada beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Berdasarkan pengamatan peneliti, di SI) tersebut belum pernah
dilakukan pembuatan dan penggunaan media model pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam khususnya materi Sholat.
b. Lokasi sekolah dekat dengan tempat tinggal peneliti
c. Peneliti sebagai guru PAI pada SDN 26 Pasaman.

2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian mi adalah siswa kelas II SDN 26 Pasaman
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, yang berjumlah 24 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut adalah
berdasarkan pengamatan penulis terhadap siswa kelas II telah memiliki
kemampuan berdiskusi dalam menyampaikan pendapat.

3. Waktu I lama Penelitian


Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian selama 6 bulan, Januari s/d
Juni 2013. Mulai terhitung dan waktu perencanaan sampai penulisan laporan
hasil penelitian, waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Januari
sampai bulan Juni 2013. mulai dan siklus I sampai siklus II.

B. Rancangan penelitian
17

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang penetiti gunakan adalah pendekatan kualitatif. karena
peneliti ingin mengamati fenomena yang terjadi di lapangan. Dimana masih
banyak guru yang belum menggunakan media model dalam pembelajaran
dengan berbagai alasan, diantaranya adalah pengetahuan guru tentang
pembuatan dan penggunaan media model masih kurang, sarana dan prasarana
yang terbatas dan jumlah siswa yang terlalu banyak
Jenis penelitian mi adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action
Research. Menurut Linda Adnan (dalam IMP Padang, 2006: 15), PTK adalah
proses yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki
perubahan dalam situasi tertentu. Penelitian dilakukan berdasarkan
perencanaan sebelumnya oleh guru kelas terhadap kekurangan-kekurangan
selama ini dimana guru belum sepenuhnya menggunakan media dalam proses
pembelajaran, guru hanya menggunakan metoda ceramah sehingga
pembelajaran tidak bervariasi dan menimbulkan kebosanan pada siswa
sehingga hasil belajar yang diinginkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Ritawati Mahyuddin dan Yetti
Ariani, 2007: 69) proses penelitian tindakan merupakan:
“Proses daur ulang atau siklus yang dimulai dan aspek: mengembangkan
perencanaan, melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan observasi
terhadap tindakan, dan melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap
perencanaan. kegiatan tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Sesuai
dengan prinsip umum penelitian tindakan setiap tahapan dan siklusnya selakt
secara partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti, guru dan kepala sekolah
dalam sistem persekolahan”.
18

2. Alur Penelitian kelas


Studi pendahuluan , Latar SD, guru dan KBM berbentuk sholat dan cara membaca ayat-ayat sholat

Rencana I Rencana Pembelajaran II

Pertemuan I
Tahap Persiapan
Memperkenalkna materi tentang “sholat”
Tahap pelaksanaan
Merancang bentuk karya atau model yang akan
dibuat (sholat)
Menentukan memilih siswa yang akan digunakan
dalam model
Pertemuan 2
SIKLUS I Tindakan dan Menyampaikan langkah-langkah pembuatan
Pengamatan karya atau model
Melaksanakan pemodelan sesuai dengan
rancangan yang akan dibuat
Mendemontrasikan cara sholat dan pembacaan
ayat-ayat dalam sholat
Menyimpulkan hasil media model
Tindak lanjut
Menyimpulkan materi pembelajaran
Evaluasi hasil

Refleksi I Observasi dan diskusi Kesimpulan

Belum berhasil

Rencana II Rencana Pembelajaran II

Tahap Persiapan
Memperkenalkna materi tentang “sholat”
Tahap pelaksanaan
SIKLUS II Tindakan dan Merancang bentuk karya atau model yang akan
Pengamatan dibuat (sholat)
Menentukan memilih siswa yang akan digunakan
dalam model
Menyampaikan langkah-langkah pembuatan
karya atau model
Melaksanakan pemodelan sesuai dengan
rancangan yang akan dibuat
Mendemontrasikan cara sholat dan pembacaan
ayat-ayat dalam sholat
Menyimpulkan hasil media model
Tindak lanjut
Menyimpulkan materi pembelajaran
Evaluasi hasil

Refleksi II Observasi dan diskusi Kesimpulan

Berhasil
19

1. Prosedur penelitian
a. Perencanaan
b. Sesuai dengan perumusan masalah hash studi pendahuluan, peneliti
membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa
pembelajaran PAI dengan Kompetensi Dasar 5.mengenal bacaan sholat,
5.1 Melafalkan bacaan sholat dengan penggunaan media model.
Kegiatan itu dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan
pembelajaran PAI berdasarkan pelaksanaan media model yaitu dengan
kegiatan berikut:
c. Perencanaan disusun dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 dalam bentuk rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) komponennya adalah sebagai berikut (a) standar
kompetensi, (b) kompetensi dasar, (c) memilih dan menetapkan materi,
(d) kegiatan pembelajaran, (e) memilih dan menetapkan media sumber
belajar dan, (f) evaluasi.
d. Menyusun lembar observasi untuk pengamatan kegiatan guru (peneliti)
dan kegiatan siswa selama pembelajaran.
e. Menyusun soal atau tes untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.
f. Pelaksanaan
g. Tahap ini dimulai dan pelaksanaan pembelajaran Sholat dengan
penggunaan media model sesuai dengan rencana. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan satu kali
pertemuan dan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh
peneliti sebagai praktisi dan guru kelas serta teman sejawat sebagai
observer. Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas berupa
kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan berikut ini:
1) Praktisi melaksanakan pembelajaran dengan pembuatan dan penggunaan
media model sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat yaitu dibagi
20

dalam tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir


2) Guru kelas dan kepala sekolah melakukan pengamatan dengan menggunakan
format observasi.
3) Peneliti dan observer melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan,
kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau
penyempurnaan selanjutnya.
Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama
satu kali pertemuan dan siklus kedua satu kali pertemuan dan setiap siklus
mempunyai materi tersendiri yang diambil berdasarkan materi yang ada dalam
GBPP kurikulum PAI, pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan
KO.5.mengenal bacaan sholat, SKD.5.I.melafalkan bacaan sholat, dengan materi
sholat.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dengan pembuatan dan
penggunaan media model dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal
liii dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan
oleh teman sejawat pada waktu guru melaksanakan tindakan pembelajaran.
Dalam kegiatan mi peneliti (praktisi) dan teman sejawat (observer) berusaha
mengenal, dan mendokumentasikan semua indikator dan proses hasil perubahan
yang terjadi, yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi
dalam pembelajaran dengan pembuatan dan penggunaan media model,
Keseluruhan hash pengamatan ditulis dalam bentuk lembar observasi.
Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dan siklus I sampai dengan
siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi
penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian
didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya.
d. Refleksi
Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap peneliti dan
observer (teman sejawat) mengadakan diskusi terhadap tindakan yang barn
dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah (a) menganalisis tindakan yang barn
21

dilakukan, (b) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan


tindakan yang telah dilakukan, (C) Melakukan intervensi, pemaknaan, dan
penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai
masukan pada tindakan selanjutnya. Selain itu hasil kegiatan refleksi setiap
tindakan digunakan untuk menyusun simpulan terhadap hasil tindakan I, dan II.

C. Data dan Sumber Data


Data penelitian ini berupa hash lembaran pengamatan dan dokumentasi
dan setiap tindakan perbaikan pada pembelajaran sholat dengan penggunaan
media model pada siswa kelas IL SDN 26 Pasaman Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan basil pembelajaran yang berupa basil
informasi berikut:
1) Perencanaan pembelajaran merupakan perkiraan tentang apa yang akan
dilakukan dalam pembelajaran sehingga tercipta yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran yang dapat mengantar siswa mencapai
tujuan yang diharapkan.
2) Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan
siswa yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru-siswa, siswa-
siswa, dan siswa-guru dalam pembelajaran.
3) Evaluasi pembelajaran, baik yang berupa evaluasi proses maupun
evaluasi basil.
4) Hasil tes siswa., baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan
pembelajaran perubahan energi dengan pembuatan dan penggunaan
media model.
Sumber data penelitian adalah proses kegiatan pembelajaran sholat
dengan penggunaan media model di kelas II SDN 26 Pasaman Kecamatan
Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yang meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan, pembelajaran, kegiatan evaluasi, prilaku guru
dan siswa sewaktu berlangsungnya proses belajar mengajar.
Data diperoleh dan peneliti sendiri, Kepala Sekolah dan guru kelas II
22

SDN 26 Pasaman Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat dengan


jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah sebanyak 21 orang.

D. lnstrumen Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan observasi,
dokumentasi dan hasil tes. Untuk masing-masingnya diuraikan sebagai
berikut:
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan guru (peneliti) dan
kegiatan siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Dengan berpedoman
pada lembar lembar pengamatan peneliti mengamati apa yang terjadi pada
proses pembelajaran. Unsur-unsur yang menjadi butir-butir sasaran
pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan
memberikan ceklis dikolom yang ada pada lembar pengamatan. Peneliti
berperan sebagai partisipan, maksudnya pengamat berada diluar aktivitas,
tetapi masih berada dalam setting penelitian.
Dokumentasi berupa foto sewaktu peneliti melakukan proses
pembelajaran dimaksudkan untuk melengkapi dan sebagai bukti data lapangan
pada saat observasi terutama pada saat berlangsungnya pembelajaran.
Tes, digunakan untuk memperkuat data observasi pada lembar
pengamatan yang terjadi dalam kelas terutama pada butir penguasaan materi
pembelajaran perubahan energi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data
yang akurat atas kemampuan siswa memahami pembelajaran.
Instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri, peneliti juga
berperan sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran di kelas. Peneliti
sebagai instrumen utama menurut Bogdan dan Biklen (dalam Ritawati
Mahyuddin dan Yetti Ariani, 2007:77) bertugas menyaring, menilai,
menyimpulkan dan memutuskan data yang digunakan.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan
Model Analisis Data Kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman
23

(dalam Ritawati, 2007:77) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak
pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi
berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir
penyimpulan atau verifikasi. Tahap analisis yang demikian dilakukan
berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap
pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1.Menelaah yang telah terkumpul melalui lembar pengamatan penyeleksian
dan pemilihan data. Seperti pengelompokan data pada siklus satu, siklus
dua. dan seterusnya kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak awal da~ta
dikumpulkan.
2.Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data
yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompok-kelompokkan sesuai
dengan fokus. Data yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu di seleksi
mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan
dianalisis dan yang tidak relevan dibuang.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang
sudah direduksi, data tersebut mula-mula disajikan terpisah, tetapi setelah
tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data tindakan dirangkum dan
disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan
fokus pembelajaran sholat. Menyimpulkan basil penelitian tindakan ini
merupakan penyimpulan akhir penelitian. Kegiatan dilakukan dengan cara
(1) peninjauan kembali lembar pengamatan, (2) bertukar fikiran dengan
ahli, teman sejawat, dan guru serta kepala sekolah.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data
perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan dengan
cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi
yang spesifik dan terfokus kepada berbagai informasi yang mendukung
pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian
pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat
pada aspek yang bersangkutan.
24

E. DAFTAR RUJUKAN

Azhar Arsyad.2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo, Persada

…………….. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo, Persada

Aristo Rahadi. 2003. Media Pengajaran. Jakarta: Depdiknas, Direjen, PDM,


Direktorat Tenaga Kependidikan.

Arief Sadiman, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo, Persada

Basuki Wibawa dkk. 1992. Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud

Depdikbud. 1997. Didaktik /Metodik Umum. Jakarta; Depdikbud

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkai satuan pendidikan, Jakarta: Depdiknas

Gagne. Pengertian Pembelajaran.


(Http://PengertianPembelajaran.com/01/04/2008)

Manshur Muslich. 2007 KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta;


Bumi Aksara.

M. Ngalim Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Dedikbud

Mulyani Sumatri, dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD

Ritawati Mahyuddin. 2001. “penggunaan pendekatan Kontruktivisme dalam


Pembelajaran Memaca pemahaman Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sumber Sari III Kec. Lowokwaru Kodya Malang. “Tesisi tidak
diterbitkan. PPs Universitas Negeri Malang.

Susanto. 2007. Pengembangan KTSP dengan dengan Presfektif Manajemen Visi,


Jakarta : Mata Pena.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA Jakarta: Rineka Cipta.
25

LAMPIRAN I

DATA PENELITI

1. Nama Lengkap : ARNISMA, S.PdI

2. Tempat Tgl Lahir : Simpang Duku/13-02-1966

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda III/A

5. Jabatan : Guru PAI

6. Alamat Kantor : SDN 26 Pasaman

7. Alamat Rumah : Pasaman

8. Telepon/ HP :

9. Riwayat pekerjaan :

10. Riwayat Pendidikan :


26

LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN 26 Pasaman
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : II/I
Standar Kompetensi : 5. Mengenai bacaan sholat
Kompetensi Dasar : 5.1 Malafalkan bacaan sholat
Alokasi waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran** :

1. Siswa dapat hafal bacaan salat dengan benar

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa


hormat dan perhatian ( respect ) , Tekun (
diligence ) , Tanggung jawab (
responsibility ), Berani ( courage ),
Ketulusan (Honesty ), Integritas
( integrity ) , Peduli ( caring ) dan Jujur (
fairnes ),

Materi Pembelajaran :

1. Bacaan salat .

Metode Pembelajaran :

1. Siswa menghafal bacaan salat secara klasikal, kelompok dan


individu

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

 Pembahasan singkat tentang materi bacaan salat sebelumnya


2. Kegiatan Inti
27

 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa menghafal bacaan salat
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa menghafal bacaan salat secara berkelompok
 Siswa menghafal bacaan salat secara individu
 Siswa menampilkan hafalan bacaan salat di depan kelas
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Siswa memahami bacaan intisari
 Siswa mengerjakan latihan serta ditulis di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:

1. Tulisan lafal bacaan salat di karton atau papan tulis

2. Gambar peraga gerakan salat

3. Buku tata cara salat

4. Buku Pendidikan Agama Islam.

5. Pengalaman guru

6. Lingkungan sekitar

Penilaian:

Indikator Teknik Bentuk


Instrumen/ Soal
Pencapaian Penilaian Instrumen

 Melafalka Tes lisan Hafalan 1. Hafalkan bacaan salat


n bacaan satu persatu!
salat Pilihan ‫ضيي كولك يييق ك‬
‫ضىَ كعلكيي ك‬
2. ‫ك‬ ‫ك تكيق ض‬
‫فكإ ضنن ك‬
dengan Fainnaka taqdî walā
28

benar ganda yuqdā ‘……….


3. ‫ت‬ ‫فكإ ضننهي لكيكضذلِل كمين كواَلكيي ك‬
Fainnahū
laayadzillu man
Esay
………..
4. ‫ت‬ ‫كولك يكضعلِز كمين كعاَكديي ك‬
Walā ya’izzu man
‘………………
5. ‫ت‬ ‫ت كربننَّاَ ك كوتككعاَلكيي ك‬ ‫كتبَاَ ككريك ك‬
Jawaban Tabārakta rabbanā
singkat wata’ ………….
6. ‫ت‬ ‫ضيي ك‬‫ك اَيلكحيميد كعكلىَ ماَ ك ك‬
‫ك‬ ‫ق‬ ‫فكلك ك‬
Falakal hamdu ‘alā
mā ……….
7. ‫ك‬ ‫ك‬
‫ب اَضليي ك‬ ‫ك كواَكتييو ي‬ ‫اَكيستكيغفضير ك‬
Astaghfiruka wa’a tūbu
……………
8. Bagaimana artinya
Allāhummahdinî fîman
hadait
9. Bagaimana artinya
Watawallanî fîman
tawallait
10. Bagaimana artinya
Waqinî syarramā qadait

Format Kriteria Penilaian

1.PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar 4

* sebagian besar benar 3

* sebagian kecil benar 2

* semua salah 1
29

2.PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1. Kerjasama * bekerjasama 4

* kadang-kadang kerjasama 2

* tidak bekerjasama 1

2. Partisipasi * aktif berpartisipasi 4

* kadang-kadang aktif 2

* tidak aktif 1

3. Lembar Penilaian

Performan Produk
No Nama Siswa Jumlah Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.
30

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan Remedial.

Mengetahui Guru Pendidikan Agama Islam


Kepala Sekolah SDN 26 Pasaman SDN 26 Pasaman

JALUAK, A.Ma.Pd ARNISMA, S.PdI


NIP. 195411101980121006
31

MATA PELAJARAN
BACAAN SALAT

Nabi Muhammad SAW bersabda


Yaitu artinya:
“ salat itu tiang agama, barang siapa mendirikan salat berarti mendirikan agama,
dan barang siapa meninggalkan salat berarti merobohkan agama” (al-hadis)
Bunyi doa qunut
Bacaan doa qunut dibaca waktu shalat subuh bagi yang membacanya
1) .
Allahummahdini fiman hadait (a)
2) .
Wa;afini fiman ‘afait (a)
3) .
Watawallani fiman tawallait (a)
4) .
Wabarakilli fima a thait (a)

5) .
Waqini syarrama qadait (a)

6) .
Fainnaka tadi wala yuqda alaik (a)

7) .
Faiinahu laayadzillu man walait (a)

8) .
Wala ya’izzu man dait
9) .
Tabarakta rabbana wata alait (a)

10) .
Falakal hamdu ‘alla ma wadait

11) .
32

Astaghfiruka wa’a tubu ilaik (a)

12) .
Wassallahu ‘ala syyidina muhammadininabiyyil ummiyi wa’ala alihi
wasahbihi wassalam (a)

Artinya:
1. Ya allah ! berilah petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri
petunjuk
2. Berilah kami akan kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau
beri kesehatan
3. Berilah kekuasaan pada kami sebagaimana orang yang telah Engkau
beri kekuasaan
4. Berilah berkah pada barang yang telah Engkau berikan kepada kami
5. Jagalah kami dari keburukannya barang yang telah Engkau pasti
6. Sesungguhnya Engkau Dzat yang menetapkan dan tiada seorangpun
yang menetapkan Engkau
7. Sesungguhnya tidak ada hina bagi orang yang Engkau beri kekuasaan
8. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi
9. Maha Berkah Engkau dan Maha Luhur Engkau
10. Bagi Engkau segala puji atas barang yang telah engkau pasti
11. Aku mohon ampun dan taubat kepada engkau
Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas Nabi kita Muhammad nabi
yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya.
33

Latihan Ulangan Pengayaan

A. Pilihlah jawaban yang paling benar !


1. Doa qunut dibaca waktu shalat…
a. Subuh b. zuhur c. asar
2. Allahummahdini fiman …
a. ‘afait b. hadait c. a’fait
3. Watawallani…..tawallait
a. Fima b. syarrama c. fiman
4. Wabarikli fima…
a. ‘afait b. qadait c. ‘alaik
5. Waqini syarrama…
a. Tawalait b. kadait c. qadait
B. Isilah titik-titik dibawah ini!
1. Wa’afini fiman …
2. Fa innaka taqdi wala yuqda…
3. Fainnahu laayadzillu man …
4. Wala ya’izzu man…
5. Tabarakta rabbana…
C. Jawablah
Bagaimana artinya?
1. Falakal hamdu ‘ala ma wadait
2. Astaghfiruka wa’a tubu ilaik
3. Allahummahdini fiman hadait
4. Watawallani fiman tawallait
5. Wagini syarrama qadait
34

Lampiran 3
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Dibuat setelah pelaksanaan penelitian

Lampiran 4
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Dibuat setelah pelaksanaan penelitian
35

Lampiran 5
Lembar Pengamatan Pembuatan dan Penggunaan Media Model Dalam
Pembelajaran Shalat SDN 26 Pasaman
(Dari Aspek Guru)
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan keberhasilan mengajar guru :
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pa da kolom kualifikasi berdasarkan
pengamatan observer pada saat guru mengajar !
Kualifikasi
No Karakteristik Deskriptof
SB B C
1 Appersepsi a) Mengaitkan materi minggu
lalu dengan materi yang akan
diajarkan
b) Mengajukan pertanyaan pada
siswa tentang shalat
c) Memberikan pertanyaan yang
sesuai dengan pengetahuan
siswa
2 Memajangkan a) Gambar “orang shalat” yang
media gambar dipajang guru di depan kelas
“orang shalat” cukup jelas.
b) Gambar “orang-orang yang
tidak sholat” yang dipajang
guru di depan kelas dapat
menarik minat siswa.
c) Bacaan doa qunut
3 Meminta siswa a) Pertanyaan yang diajukan
menyebutkan pada siswa sesuai dengan
gambar “orang gambar yang dipajangkan di
shalat” yang depan kelas.
dipajang di depan b) Kalimat yang digunakan guru
kelas tepat dan jelas
c) Kalimat yang digunakan
36

siswa mudah dimengerti siswa


4 Mengajukan a) Memberikan acuan
pertanyaan pertanyaan
tentang b) Menggunakan kalimat tanya
pengertian shalat yang mudah dimengerti siswa
c) Memberikan pertanyaan yang
tidak menimbulkan jawaban
yang serempak
5 Mengajukan a) Memberikan acuan
pertanyaan pertanyaan
tentang jumlah b) Menggunakan kalimat tanya
rakaat shalat 5 yang mudah dimengerti siswa
waktu c) Memberikan pertanyaan yang
tidak menimbulkan jawaban
yang serempak
6 Membagi siswa ke a) Kelompok dibentuk
dalam beberapa berdasarkan rentang
kelompok kecil intelektual yang beragam
kelompok yang b) Kelompok dibentuk
beranggota 3 berdasarkan keadaan sosial
orang siswa dalam yang berbeda antar anggota
masing-masing kelompok
kelompok c) Mengorganisasikan fasilitas
yang dibutuhkan dalam kerja
kelompok
7 Menugasi masing- a) Membagikan lembar kerja
masing kelompok siswa dalam diskusi
mendiskusikan kelompok
media model yang b) Langkah-langkah kerja
akan kelompok dijelaskan dengan
dilaksanakan menggunakan kata-kata yang
(dengan bisa dipahami siswa.
37

menunjuk c) Langkah-langkah kerja


perwakilan kelompok dijelaskan sesuai
kelompok untuk urutan
shalat)
38

8 Membimbing a) Membimbing masing-masing


siswa dalam kelompok dalam membuat
merencanakan media model
model yang akan b) Memotivasi siswa agar mau
dilaksanakan menjadi model
c) Meminta siswa
mempresentasikan kedepan
model yang akan ditunjuk
perwakilan kelompok
9 Menugasi masing- a) Memberi petunjuk cara
masing kelompok mempresentasikan hasil
mempresentasika diskusi
n hasil diskusi b) Membimbing siswa dalam
secara bergantian menjadi model
c) Memberikan penguatan
terhadap kelompok yang
sudah siap melaksanakan
model
10 Menugasi a) Memotivasi setiap kelompok
kelompok yang untuk menanggapi hasil
belum presentasi diskusi kelompok
untuk b) Membantu mengelola
memberikan presentasi hasil diskusi
tanggapan c) Memantau jalannya
terhadap presentasi hasil diskusi
kelompok yang
menjadi media
11 Menyimpulkan a) Meminta siswa
pelajaran menyimpulkan pelajaran
b) Membimbing siswa
menyimpulkan pelajaran
39

c) Menyimpulkan pelajaran
sesuai dengan materi yang
diajarkan

Keterangan :
SB (sangat baik) : Jika ketiga descriptor pada setiap karakteristik
pembelajaran nampak (ada dilakukan guru)
B (baik) : Jika kedua dari ketiga descriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak
C (cukup) : Jika satu dari ketiga descriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak
40

Lampiran 6
Lembar Pengamatan Pembuatan dan Penggunaan Media Model dalam
Pembelajaran Shalat SDN 26 Pasaman
(Dari Aspek Siswa)
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan :
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis ( √) pada kolom kualifikasi berdasarkan
pengamatan observer pada saat siswa belajar!
Kualifikasi
No Karakteristik Deskriptof
SB B C
1 Ketersediaan a) Siswa yang dijadikan model
anggota b) Kelengkapan siswa untuk
shalat
2 Kesesuaian a) Langkah-langkah yang
dengan langkah digunakan dalam shalat
b) Dalam melakukan pembacaan
jelas
c) Gerakan dalam shalat berurut
3 Keterampilan a) Terampil dalam melaksanakan
shalat
b) Terampil dalam pembacaan
ayat
c) Terampil dalam melakukan
gerakan shalat
4 Keaktifan a) Aktif dalam kelompok
b) Aktif dalam diskusi
c) Aktif dalam
mendemonstrasikan ketika
menjadi model
5 Kerapian a) Kerapian
b) Tertib dalam pelaksanaan
shala
c) Disiplin ketika menjadi model
6 Kesesuai dengan a) Jumlah rakaat shalat tepat
41

bentuk b) Suara jelas


sebenarnya c) Bacaan tepat
42

7 Berhasil atau a) Model sesuai dengan rencana


tidak berhasil b) Tepat jumlah rakaat shalat
c) Urutan gerakan shalat tepat

Keterangan :
SB (sangat baik) : Jika ketiga descriptor pada setiap karakteristik
pembelajaran nampak (ada dilakukan guru)
B (baik) : Jika kedua dari ketiga descriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak
C (cukup) : Jika satu dari ketiga descriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak
Total skor maksimal : 21
90% - 100% : Sangat Baik
70% - 89% : Baik
50% - 69% : Cukup

Penentuan Skor = x100%


43

Lampiran 7
Format Penilaian Proses dan Penilaian Produk Siklus I

sebenarnyaKesesuain dengan Bentuk

Berhasil atau Tidak Berhasil


Ketersediaan Bahan

Kesesuaian dengan Langkah

Keterampilan
Nama Siswa

Kualifikasi
Keaktifan

Kerapian

Jumlah
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
SB
Jumlah

B
C

(Masnur Muslich. 2007 KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan,


Jakarta Bumi Aksara)
44

Anda mungkin juga menyukai