I. PENDAHULUAN
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan,
karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Bidang ilmu
pendidikian dengan berbagai cabang-cabangnya merupakan landasan ilmiah
bagi pelaksanaan pendidikan, yang terus berkembang secara
dinamis, perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
terus menerus di lakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Pemikiran ini mengandung konsekwensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan
pendidikan menengah kejuruan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan
masa depan perlu terus menerus dilakukan penyelarasan dengan
perkembangan kebutuhan dunia usaha kerja, perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk
pendidkan formal setingkat pedidikan menengah. Berdasarkan Paturan
Pemerintah Noor 19 Tahun 2005 Tenang Standar Pendidikan Pasal 26 Ayat (3)
Standar Kompeensi Lulusan Pada satuan pendidikan menengah kejuruan
betujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya dengan karakteristik pendidikan kejuruan sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu;
2. Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”;
3. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja;
4. Kesuksesan siswa pada “Hands-On” atau performa di dunia kerja;
5. Hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan
kejuruan;
6. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi
7. Learning By Doing dan Hands On Experience;
8. Membutuhkan fasilitas mutakhir untuk praktik;
9. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari
pendidikan umum
Pendidikan vokasi memiliki nilai dasar yang khas yakni adanya hubungan
antara perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan nilai kekaryaan
(jabatan) khususnya terkait dengan dengan keahlian yang dibutuhkan oleh tenaga
kerja, nilai dasar ini merupakan hakikat penyelenggaraan pendidikan vokasi secara
2
terorganisir dari zaman ke zaman di setiap negara, teristimewa pada negara industri.
Hal tersebut sebagai mata rantai dari pendidikan teknologi.
Pendidikan kejuruan sebagai program pendidikan yang menyiapkan tenaga
kerja yang profesional, produktif yang mampu menciptakan produk
unggul yang dapat bersaing di pasar bebas juga siap untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Sejatinya sistem pendidikan merupakan
suatu tolak ukur Pembangunan suatu bangsa. Sistem Pendidikan yang baik akan
menghasilkan mutu Pendidikan yang baik pula. Mutu Pendidikan dapat dinilai dari
kualitas produk pendidikan itu sendiri yaitu Sumberdaya manusia.
Sumberdaya manusia yang berkualitas inilah yang menjadi salah satu modal
penting dari kemajuan pembangunan suatu Bangsa. Human Capital sering
diistilahkan dalam konteks Pembangunan. Dan memang tidak dapat dipungkiri
sekaya apapun suatu Negara dengan modal sumberdaya alamnya tanpa ada
sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola dan mengembangkannya
mustahil Negara tersebut dapat maju. Apalagi pengelolaan dan pengembangan
sumberdaya alam tersebut harus menggunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). Sumber daya alam yang banyak tanpa didukung dengan SDM yang
berkualitas, maka siap saja sumber daya alam itu akan habis termakan zaman.
II. Teori-Teori Filosofi PTK, Landasan Yuridis, dan Kebijakan PTK
Perkembangan ilmu pengetahuan ditandai dengan prinsip metodologi
keilmuan. Metodologi mengkaji perurutan langkah-langkah yang ditempuh sehingga
pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan ilmiah. Untuk memahami
prinsip metode filsafat, perlu dibahas pengertian metodologi, unsure metodologi dan
beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi para filsuf. Menurut Anton
Baker unsur-unsur metodologi ilmiah sebagai berikut (Dr.Beni Ahmad Saebani,
2015): 1) Interpretasi (penafsiran) 2) Induksi dan deduksi (menarik kesimpulan dari
pemikiran khusus pada pemikiran umum dan menarik kesimpulan dari pemikiran
umum ke pemikiran khusus.
Harsoyo menyatakan bahwa ilmu yang dimiliki umat manusia saat ini belum
seberapa dibandingkan dengan rahasia alam semesta yang melindungi manusia. Ia
mengemukakan bahwa kebenaran ilmiah tidaklah absolute dan final, kebenaran
ilmiah selalu terbuka untuk peninjauan kembali berdasarkan fakta-fakta baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Filsafat sebagai ilmu khusus merupakan salah satu
cabang dari ruang lingkup filsafat ilmu secara umum, selanjutnya ilmu merupakan
suatu bagian dari filsafat. Dengan demikian pembahasan lingkup filsafat tidak
terlepas dari persoalan filsafat ilmu.
3
d. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan
hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang
menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.
e. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk
kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga
sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
f. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman
yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi
dan proses kerja yang akan dilakukan.
g. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
h. Kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
i. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika
pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
j. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu
okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
k. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain.
l. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai
dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling
efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
m. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan
hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta
didik tersebut.
n. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
o. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka
pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.
p. Walaupun pendidikan kejuruan telah diusahakan dengan biaya investasi
semaksimal mungkin, nmaun apabila sampai dalam batas minimal tersebut
tidak efektif, maka lebih baik penyelenggaraan pendidikan kejuruan
dibatalkan. pendidikan kejuruan dibatalkan.
2. KEBIJAKAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
Banyak ragam kebijakan pendidikan kejuruan yang sedang dilaksanakan
saat ini, tetapi lima kebijakan pendidikan kejuruan berikut memerlukan kajian kritis,
yaitu proporsi jumlah siswa SMA:SMK, fungsi SMK, Kurikulum 2013, pendidikan
kewirausahaan, dan kespesifikan daerah.
1. Kebijakan pembalikan proporsi jumlah siswa SMA:SMK dari 70%:30% pada
tahun 2008 menjadi 30%:70% pada tahun 2015 juga merupakan keputusan
hedonis tanpa mendasarkan kajian yang luas dan mendalam berdasarkan
konteks Indonesia. Kebijakan ini ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
(sekarang Mendikbud) dalam bentuk perintah lisan, kemudian dituliskan dalam
Renstra Kemendikbud 2010-2014 (Permendiknas 44/2010), dirinci dalam
5
TK Setara Dengan TK
SD Setara Dengan SD
SMP Setara Dengan KURSUS / teknisi
SMU Setara Dengan SMK
D1 Ahli muda pembantu
D2 Ahli muda/ teknisi
D3 Ahli madya
S1 Setara Dengan D4 Ahli
S2 Setara Dengan Spesialis 1
S3 Setara Dengan Spesialis II
d. Model Pasar
Merupakan sitem pendidikan yang tanggung jawab industri dan dijalankan
sepenuhnya oleh industri. Pada model pasar pemerintah tidak terlibat dalamproses
kualifikasi kejuruan
e. Informal Vocantional Education
Sistim pendidikan yang lahir dengan sendirinya, atas inisiatif pribadi atau
kelompok untuk memenuhi ketrampilan yang tidak dapat dipenuhi di pendidikan
formal. Semua model pendidikan di atas sebetulnya bertujuan sama, yaitu
menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai
tuntutan kerja selain itu mampu mengembangkan potensi diri dan beradaptasi
dengan perkembangan teknologi.
A. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
(Studi Kasus)
Model pengembangan kurikum pembelajaran vokasi
(pendidikankejuruan) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Untuk merumuskan tujuan umum pendidikan kejuruan yang memiliki
karakteristik kurikulum pendidikan kejuruan bersumber dari Siswa,
Masyarakat DU/DI, dan Keilmuan sesuai dengan bidang yang
dikembangkan,
2) Hasil analisis data dari ketiga sumber tersebut sebagai dasar dalam
merumuskan tujuan (goal) dan sasaran (objective) pendidikan kejuruan,
3) Rumusan tujuan yang telah ditetapkan, untuk selanjutnya disaring
berdasarkan landasan filosofi dan psikologi yang telah dirumuskan yang
sesuai dengan pendidikan kejuruan,
4) Hasil dari penyaringan tujuan umum oleh landasan filosofi danpsikologi,
merupakan rumusan tujuan khusus pembelajaran yang menjadi dasar
untuk melakukan pemilihan pengalaman belajar, organisasi, dan orientasi
pembelajaran (tahap implementasi kurikulum),
5) Tahap akhir dari model tersebut adalah evaluasi proses yang digunakan
sebagai balikan dari proses pembelajaran yang berlangsung dan sebagai
evaluasi hasil belajar siswa untuk menentukan masing-masing bidang,
6) Evaluasi secara keseluruhan terhadap kurikulum yang diimplementasikan
diperlukan untuk mengetahui keberhasilan kurikulum dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan, hal tersebut dapat diukur dari keberhasilan
peserta didik (lulusan) yang diserap oleh dunia kerja (outcome).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka makalah ini penulis mengambil
sampel model pembelajaran pada SMK Negeri 2 Gowa Kabupaten Gowa
Provinsi Sulawesi Selatan. (Drs.Asman Nur, 2016)
1. Profil Sekolah
SMK Negeri 2 Gowa beralamatkan Jl. Mesjid Raya No 46
Sungguminasa, Bonto-bontoa, SOMBA OPU Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan, Kode Pos: 92111, Telpon: 0411-866451, Email:
smknegeri2sombaopu@yahoo.co.id.
Visi:
“Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan yang
11
4. Kompetensi Keahlian :
Ada 9 kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Gowa yaitu :
Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Musik Non Klasik, Seni Teater, Teknik
Komputer & Jaringan (TKJ), Multimedia, Tata Busana, Tata
Kecantikan (tata rias) dan Tata Boga
5. Sarana dan Prasarana
a) Ruang Kelas sebanyak 56 ruangan
b) Ruang belajar lain seperti: bengkel umum, lab fisika, lab
komputer sebanyak 6 ruangan , bengkel Elektronika, bengkel
Elektro, bengkel Produksi Grafika , lab. Gbr. Bangunan, lab.
Bahasa , lab. Agribisnis.
c) Ruang Kantor
d) Ruang Penunjang Seperti : aula, gudang,ruang guru,ruang
komite, ruang pimpinan, perpustakaan, ruang arsip, ruang
bahasa, ruang istirahat, ruang konseling, ruang sarpras, ruang
Bk, ruang organisasi, ruang Koperasi, ruang Satpam,ruang
invest, ruang tata usaha,ruang uks, ruang usaha unit produksi,
kamar mandi siswa, kamar mandi guru, Musholla, tempat
parkir.
e) Lapangan Upacara dan Lapangan Olahraga
f) Status Kepemilikan Tanah SHM dengan luas lahan sekolah
3.4903 Ha, luas bangunan sekolah 8.025.125
13
IV. KESIMPULAN
Filosofi memandang pendidikan kejuruan sebagai pihak yang harus
bertanggungjawab atas penyiapan orang untuk bekerja atau mandiri, oleh karena itu
pendidikan kejuruan diharapkan mampu menghasilkan alumni yang berkualitas,
mampu mengembangkan dirinya dan memiliki keahlian baik bekerja di dunia industri
maupun membuka lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan memiliki peran
untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja baik bekerja secara mandiri
(wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
dunia industri. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan
diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja. Secara makro arah
pengembangan pendidikan menegah kejuruan mengacu pada prinsip demand
driven.
SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut
mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja.
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya
saing yang tinggi serta berkwalitas. Kwalitas merupakan :”suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi bahkan melebihi harapan”(nurkholis : 2003). Untuk memperoleh sumber
daya manusia yang berkualitas, diterapkan model penyelenggaraan pendidikan yang
diadopsi dari kunci kesuksesan pendidikan kejuruan di Jerman dengan bekerjasama
dengan dunia industry.
Dalam rangka memperoleh lulusan yang kompeten, kreatif, dan siap kerja,
maka dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan berbagai Model atau
cara antara lain: 1) Pendidikan Sistem Ganda, 2) Penerapan teori belajar
konsep Situated Learning, 3) Work-Based Learning, 4) Model Pasar, 5) Informal
Vocational Education, meskipun konsep kurikulum sangat ideal tetapi tidak didukung
dengan sarana dan prasarana maka akan sangat berpengaruh terhadap keluaran
lulusan. Selain itu, dukungan pemerintah sangat berperan dalam system pendidikan.
Impelementasi pendidikan dan kejuruan yang terjadi di SMK Negeri 1
Pallangga sudah memenuhi standar kurikulum pendidikan kejuruan sesuai dengan
peraturan Kepmendikbud No. 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Sistem Ganda di SMK, peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan, yang disusul dengan nomor 40 tahun 2008 tanggal 31 juli 2008
Tentang Standar sarana dan prasarana sekolah menengah Kejuruan/madrasah
aliyah kejuruan (smk/mak).Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 53 tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Asman Nur (2016). Profile SMKN 2 Somba Opu dan Sistem Pembelajaran. Gowa
Sulawesi Selatan.
Haryoko, Sapto (2016). Materi Kuliah Filsafat Ilmu. Makassar
Putu Sudira (2016). Filosofi Teori dan Pendidikan Vokasi dan Kejuruan.UNY Press
http://documents.tips/documents2016/pendidikan-teknologi-dan-kejuruan.html
diakses 02 Oktober 2019
http://www.slideshare.net/2016/0894krishadi/landasan-filosofis-kurikulum-
pendidikan-kejuruan diakses diakses 02 Oktober 2019
https://www.scribd.com2016/documen/23997 http://wacana.siap.web.id/2015/03/filos
ofi-dan-perspektik-pendidikan-teknologi-kejuruan.html#.WB997PRRJLc
9094/PENGEMBANGAN-KEBIJAKAN- PENDIDIKAN-DAN diakses 02
Oktober 2019
https://ainamulyana.blogspot.com/2018/06/undang-undang-uu-nomor-20-tahun-
2003.html diakses 03 Oktober 2019
www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/10/KEJURUAN diakses diakses 02 Oktober
2019