Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BLOK BIOMEDIK 2
SKENARIO “MAHASISWA BELAJAR PEMBELAHAN SEL”
KELOMPOK B16
ROZAAN AFAAF MAHASHIN (1102018337)
MUHAMMAD ALFIN AL FAISAL (1102018338)
SONIA CHANDRA GRENOVIVA R.A (1102018339)
NINA YOLANDA PUTRI (1102018340)
WINITA (1102018341)
MAULIDYA FARADIBA (1102018342)
DAFFA RIZQI FAUZI (1102018354)
PUJA KHAIRUNNISA (1102018355)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI 2017/2018
Jl. Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................................. 2
Skenario .................................................................................................................................. 4
Kata Sulit ................................................................................................................................ 5
Pertanyaan ............................................................................................................................... 5
Jawaban ................................................................................................................................... 6
Hipotesis ................................................................................................................................. 7
Sasaran Belajar........................................................................................................................ 8
LO.1 Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh
LO1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Oksigen ………………………………..10
LO1.2 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Oksigen………………………………….10
LO.2 Memahami dan Menjelaskan Hipoksia
LO2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia …………………………………12
LO2.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Hipoksia ………………………………12
LO2.3 Memahami dan Menjelaskan mekanisme Hipoksia..................................………..13
LO2.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia........................................................14
LO2.5 Memahami dan Menjelaskan penyebab Hipoksia...................................................14
LO2.6 Memahami dan Menjelaskan dampak Hipoksia…………………………………..15
LO2.7 Memahami dan Menjelaskan penanganan Hipoksia……………………………....16
LO2.8 Memahami dan Menjelaskan pencegahan Hipoksia……………………………....17
LO.3 Memahami dan Menjelaskan Hipotermia
LO3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipotermia………………………………. .18
LO3.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Hipotermia……………………………. .18
LO3.3 Memahami dan Menjelaskan mekanisme Hipotermia………………………….....19
LO3.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipotermia……………………………….....22
LO3.5 Memahami dan Menjelaskan penyebab Hipotermia……………………………… 23
LO3.6 Memahami dan Menjelaskan faktor resiko Hipotermia……………………………23
LO3.7 Memahami dan Menjelaskan penanganan Hipotermia…………………………….24
LO3.8 Memahami dan Menjelaskan pencegahan Hipotermia……………………….........25
2
LO.4 Memahami dan Menjelaskan acute mountain sickness
LO4.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi acute mountain sickness………………… 26
LO4.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis acute mountain sickness……………….26
LO4.3 Memahami dan Menjelaskan gejala acute mountain sickness……………………27
LO4.4 Memahami dan Menjelaskan penyebab acute mountain sickness………………..27
LO4.5 Memahami dan Menjelaskan penanganan acute mountain sickness……………..28
Hukum berprasangka Baik Kepada Allah SW…………………………………………….29
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... …31
3
SKENARIO 1
Dua pendaki Gunung Sumbing terpaksa dievakuasi oleh tim SAR Kabupaten
Temanggung Jawa Tengah. Mereka dilaporkan mengalami hipoksia akut dan hipotermia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah melaporkan peristiwa hipotermia
terjadi karena kurangnya persiapan saat mendaki. Menurut keterangan dokter yang merawat dua
pendaki tersebut, jika keadaan hiportemia tidak segera ditangani dapat menyebabkan kegagalan
fungsi tubuh yang lebih dikenal sebagai Acute Mountain Sickness.
4
KATA SULIT
1. Hipoksia
2. Acute Mountain Sickness
3. Akut
4. Hipotermia
5. Evakuasi
PERTANYAAN
1. Apa hubungan antara Hipoksia & Hipotermia ?
2. Organ apa yang terkena pada Hipoksia ?
3. Apa saja jenis-jenis Hipoksia ?
4. Perbedaan Acute Mountain Sickness dengan Hipoksia
5. Apa gejala pada Hipoksia & Hipotermia
6. Pada ketinggian berapa akan muncul Acute Mountain Sickness ?
7. Persiapan seperti apa yang diperlukan agar tidak terkena Hipotermia ?
8. Mengapa Hipoksia dapat menyebabkan kegagalan fungsi tubuh ?
9. Apa tata laksana pada kasus Acute Mountain Sickness ?
10. Apa gejala yang muncul pada seseorang jika terkena Acute Mountain Sickness ?
11. Apa faktor penyebab Hipoksia ?
12. Mengapa pada ketinggian tekanan oksigen menurun ?
5
ANALISA
1. Hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadiakibat
pengaruh perbedaan ketinggian. Hipoksia terjadi karena adanya defisiensyoksigen yang
mengakibatkan kerusakan sel akibat penurunan respirasi oksidatif aerobsel. Hipoksia
adalah suatu kumpulan gejala yang bersifat mendadak akut yang timbuloleh karena
jumlah oksigen yang tidak cukup pada jaringan tubuh akibat penurunantekanan parsial
oksigen dalam udara pernapasan.
2. Jantung, Paru-paru, Otak
3. Hipoksik, Hipoksia Staknan/ Hipoperfusi, Hipoksia Anemik, Histotoksik
4. Hipoksia bisa menyebabkan Acute Mountain Sickness
5. Gejala pada Hipoksia adalah adanya masalah pernafasan, batuk, nafas cepat, nafas
berbunyi, masalah saluran Kardiovaskular, perubahan warna kulit. Gejala pada
Hipotermia adalah bibir bewarna biru, menggigil terus menerus, merinding.
6. 1500 mdpl-2400 mdpl
7. Menjaga kondisi tubuh, mempersiapkan obat pribadi, pakaian lebih tebal, membawa
minuman hangat non kafein, mengontrol diri, mental.
8. O2 diangkut pembuluh darah, jika darah kekurangan O2 menyebabkan keracunan di dalam
tubuh ada sel yang membawa O2.
9. Diberhentikan dan dikeluarkan dari kondisi tersebut, Menghangatkan tubuh, meminum
obat (diberi oksigen).
10. Sakit kepala, mual, muntah, lelah, peningkatan denyut jantung, sesak nafas.
11. Kekurangan O2, adanya cairan di paru-paru, rendahnya sel darah merah, asma yang
parah.
12. Semakin tinggi O2, oksigen semakin rendah karena tekanan menjadi rendah.
6
HIPOTESIS
Seseorang yang mengalami Hipoksia Akut dan Hipotermia, tubuh mengalami kekurangan O2,
sehingga meresponkan dengan cara menurunkan suhu tubuh untuk mengurangi proses
metabolisme. Dalam penurunan suhu tubuh inilah menyebabkan Hipotermia dan dapat
menimbulkan gejala pada Hipoksia adalah adanya masalah pernafasan, batuk, nafas cepat, nafas
berbunyi, masalah saluran Kardiovaskular, perubahan warna kulit. Gejala pada Hipotermia
adalah bibir bewarna biru, menggigil terus menerus, merinding. Kondisi ini menyebabkan Acute
Mountain Sickness dengan gejala sakit kepala, mual, muntah, lelah, peningkatan denyut jantung,
sesak nafas, gejala ini muncul pada ketinggia 1500-2400 mdpl. Pada kondisi ini kita bisa
melakukan tata laksana dengan cara diberhentikan dan dikeluarkan dari kondisi tersebut,
Menghangatkan tubuh, meminum obat (diberi oksigen).
7
SASARAN BELAJAR
LO.1 Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh
LO1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Oksigen
LO1.2 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Oksigen
LO.2 Memahami dan Menjelaskan Hipoksia
LO2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia
LO2.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Hipoksia
LO2.3 Memahami dan Menjelaskan mekanisme Hipoksia
LO2.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia
LO2.5 Memahami dan Menjelaskan penyebab Hipoksia
LO2.6 Memahami dan Menjelaskan dampak Hipoksia
LO2.7 Memahami dan Menjelaskan penanganan Hipoksia
LO2.8 Memahami dan Menjelaskan pencegahan Hipoksia
LO.3 Memahami dan Menjelaskan Hipotermia
LO3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipotermia
LO3.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Hipotermia
LO3.3 Memahami dan Menjelaskan mekanisme Hipotermia
LO3.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipotermia
LO3.5 Memahami dan Menjelaskan penyebab Hipotermia
LO3.6 Memahami dan Menjelaskan faktor resiko Hipotermia
LO3.7 Memahami dan Menjelaskan penanganan Hipotermia
LO3.8 Memahami dan Menjelaskan pencegahan Hipotermia
LO.4 Memahami dan Menjelaskan acute mountain sickness
LO4.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi acute mountain sickness
LO4.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis acute mountain sickness
LO4.3 Memahami dan Menjelaskan gejala acute mountain sickness
LO4.4 Memahami dan Menjelaskan penyebab acute mountain sickness
8
LO4.5 Memahami dan Menjelaskan penanganan acute mountain sickness
9
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh
Oksigen masuk kedalam tubuh dalam proses inspirasi pada system pernapasan.
Kemudian terjadi proses difusi antara udara dalam alveolus dengan darah di dalam
kapiler pulmonal, yang saling menukarkan O2 dengan CO2. Kemudian darah yang
berada pada paru-paru memasuki vena pulmonalis, di hantarkan menuju jantung
lalu di pompa ke seluruh tubuh arteri.(Sherwood). O2 diangkut oleh darah dalam
jumlah besar oleh Hb dalam eritrosit (Biokimia Harper).
Dalam 1 sel darah merah (eritrosit) terdapat 280jt molekul Hb. Hb merupakan
sejenis protein yang terdiri atas 4 rantai polipeptida, yang tiap satunya mengandung
satu pigmen non-protein berbentuk seperti cincin yang disebut sebagai kelompok
heme aktif yang mengandung ion Fe2+. Ion Fe2+ tersebut mengikat satu molekul O2.
Sehingga secara keseluruhan, 1 Hb mengikat 4 molekul O2. Pada kondisi normal,
darah arteri memasuki jaringan tubuh dengan tekanan parsial 95mmHg dengan
saturasi Hb >97%. Kemudia aliran balik vena bertekanan 40mmHg dengan saturasi
Hb 75-80%.
Oksigen penting untuk makhluk hidup karena merupakan unsur penting dari DNA
dan hampir semua bahan biologis penting lainnya.Dua per tiga tubuh manusia
terdiri dari oksigen. Sel manusia membutuhkanoksigen untuk mempertahankan
kelangsungan metabolism. Karena oksigen merupakan komponen penting pada
pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). ATP adalah sumber energi untuk
melakukan aktivitas seluler secara maksimal danmemelihara efektivitas segala
fungsi tubuh.Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang
sangatmendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan
10
mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak
merupakanorgan yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih
mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel
otak secarapermanen (Kozier dan Erb 1998). Bila oksigen yang tersedia banyak
maka mitokondria akan memproduksi ATP.Tanpa oksigen, mitokondria tidak akan
membuat ATP. Jika oksigen dalam jumlahyang sedikit, tubuh akan tetap
menghasilkan ATP pada sitosol melalui prosesglikolisis dan merupakan reaksi
anaerob. Tapi jumlah yang dihasilkan tidak sebanyak yang dihasilkan mitokondria.
Oleh karena itu, jika tubuh terus menerusdalam keadaan tanpa oksigen maka
sel akan kehilangan fungsinya.
Oksigen dapat diangkut dari paru-paru ke jaringan melalui dua jalan: secara fisik
larut dalam plasma atau secara kimia berikatan dengan Hb sebagai oksiHb (HbO2).
Ikatan kimia oksigen dengan Hb ini bersifat reversible dan jumlah sesungguhnya
yang diangkut dalam bentuk ini mempunyai hubungan nonlinear dengan tekanan
parsial O2 dalam darah arteri (PaO2), yang di tentukan oleh jumlah oksigen yang
secara fisik larut dalam plasma darah. Selanjutnya, jumlah oksigen yang secara fisik
larut dalam plasma mempunyai hubungan langsung dengan tekanan parsial oksigen
dalam alveolus (PAO2). Jumlah oksigen juga bergantung pada daya larut oksigen
dalam plasma. Hanya sekitar 1% dari jumlah oksigen total yang diangkut ke
jaringan-jaringan ditranspor dengan cara ini. Cara transport seperti ini tidak
memadai untuk mempertahankan hisup walaupun dalam keadaan istirahat
sekalipun. Sebagian besar oksigen diangkut oleh Hb yang terdapat dalam sel darah
merah. Dalam keadaan tertentu (misalnya: keracunan karbon monosikda atau
hemolysis massif dengan insufisiensi Hb), oksigen yang cukup untuk
mempertahankan hidup dapat diangkut dalam bentuk larutan fisik dengan
memberikan pasien oksigen bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfer (ruang
oksigen hiperbarik).
Pada tingkat jaringan, oksigen akan melepaskan diri dari Hb ke dalam plasma dan
berdifusi dari plasma ke sel-sel jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan jaringan
yang bersangkutan. Meskipun kebutuhan jaringan bervariasi, namun sekitar 75%
Hb masih berikatan dengan oksigen pada waktu Hb kembali ke paru dalam bentuk
darah vena campuran. Jadi hanya sekitar 25% oksigen dalam darah arteri yang di
gunakan untuk keperluan jaringan. Hb yang telah melepaskan oksigen pada tingkat
jaringan disebut Hb tereduksi. Hb tereduksi bewarna ungu dan menyebabkan warna
kebiruan pada darah vena, seperti yang kita lihat pada vena superfisia, misalnya
pada tangan, sedangkan HbO2 bewarna merah terang dan menyebabkan warna
kemerah-merahan pada darah arteri.
11
LO.2 Memahami dan Menjelaskan Hipoksia
LO2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang
terjadiakibat pengaruh perbedaan ketinggian. Hipoksia terjadi karena adanya
defisiensyoksigen yang mengakibatkan kerusakan sel akibat penurunan respirasi
oksidatif aerobsel. Hipoksia adalah suatu kumpulan gejala yang bersifat mendadak
akut yang timbuloleh karena jumlah oksigen yang tidak cukup pada jaringan tubuh
akibat penurunantekanan parsial oksigen dalam udara pernapasan.
C. Overventilasi Hipoksia yaitu Hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan
sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya
12
kembali dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal
(oksigen darah vena meningkat)
Pada saat berada di daerah ketinggian, tubuh kita merespon fisiologi yang efesien.
Sebagian besar masalahnya disebabkan oleh kekurangan oksigen. Karena tekanan
atmosfer menurun berbanding terbalik dengan ketinggian bertambah, pada ketinggian
2.000 M di atas permukaan laut, setiap volume udara mengandung kira-kira 20% lebih
sedikit oksigen, dan pada ketinggian 4.000 M, udara mengandung 40% lebih sedikit
oksigen. Kekurangan oksigen mempengeruhi sebagian besar fungsi tubuh.
Pada saat O2 berkurang di sekitar kita, maka tubuh akan kekurangan O2 . ini
menyebabkan sel sel tubuh kita terhambat dalam menjalankan fungsi metabolisme.
Pada otak akan memberi respon kepada otot-otot pernafasan untuk berkontraksi cepat
karena tubuh membutuhkan pasokan O2 yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan
frekuensi nafas menjadi cepat bertujuan untuk mencukupi O2 dalam menjalankan
fungsi metabolism sel. Jika ini terjadi secara terus menenrus akan menyebabkan
kelelahan otot pada tubuh.
Resiko klinis akan menyebabkan hipoksia akut. Kondisi tersebut yaitu penurunan
kemampuan adaptasi peningkatan frekuensi pernapasan, denyut jantung naik. Jika
berlanjut terus terjadi gangguan pandangan, bahkan perubahan proses mental. Pada
tahapan kritis, tingkat kesadaran berangsur hilang, Pada tahap akhir bisa terjadi kejang
dilanjutkan dengan henti napas.
13
Mekanisme Hipoksemia
14
Terjadinya purau (shunting) darah dari sisi sirkulasi kanan ke kiri menyebabkan
terjadinya bypass paru, sehingga tidak terjadi oksigenasi . Dugaan klinis piaru bila
kadar oksigen inspirasi yang tinggi tidak meperbaiki PO2
Hipoksemia pada ketinggian
Hipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan sehingga sel-sel
tidak memperoleh oksigen yang cukup akibatnya metabolisme sel terganggu.Hipoksia
dapat terjadi karena O2 paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik.
Penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran nafas
ataupemenuhan paru menurun.
Shunt vena ke arteri.
Transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai.5)
Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jarinagn disebabkan keracunanenzim
sel, kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.
Emosi seperti rasa takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan kebutuhanterhadap
oksigen.
Gaya hidup seperti kebiasaan merokok dapat memengaruhi status oksigenasi
Hipoksia Kronik
Hipoxic pulmonary vasoconstriction terutama terjadi pada arteri pulmonalis kecil,
dimana hipoksia alveoli merupakan,faktor penyebab utama. Akibat nyata dari hipoksia
alveoli adalah proses muskularisasi pada arteri pulmonalis berdiameter kurang dari 70
um, yang pada keadaan normal hanya mengandung satu lapisan elastik tanpa otot
polos. Hypoxic pulmonary vasoconstriction pembuluh darah paru menyebabkan
hipertensi pulmonal, hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan serta hipoksia kronis
ditandai dengan meningkatnya rangsangan pada bone marrow, dimana kadar P02
dipertahankan pada 80 mm Hg, sesuai dengan kurva disosiasi oksihemoglobin.
15
LO2.7 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Hipoksia
Penanganan pada Hipoksia
2. Turun segera Dengan turun segera dari ketinggian dapat menyembuhkan gejala
dalam beberapa jam, namun misi naik gunung dapat tertunda
5. Terapi oksigen hiperbarik Gejala akan hilang dalam beberapa menit, namun hanya
dapat meningkatkan jumlahO2 yang larut dalam darah arteri, sehingga memberikan
arti yang terbatas padahipoksia stagnan, anemik, histotoksik, dan hipoksik.
16
LO2.8 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipoksia
1.Jangan menggunakan helikopter ketika menuju dataran tinggi dan usahakan jalan
kepuncak mulai dari ketinggian dibawah 3000m.
3.Menjaga asupan nutrisi, terutama zat besi, folat, vitamin B-12 dan B-6.
17
LO.3 Memahami dan Menjelaskan Hipotermia
LO3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipotermia
Hipotermia adalah keadaan darurat medis. dimana mekanisme tubuh kehilangan
panas lebih cepat daripada yang dapat dihasilkan. Keadaan ini menyebabkan suhu
tubuh menurun drastis dibawa suhu normal. Suhu tubuh normal yaitu 36,5 0C –
37,50C. Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh menurun drastis yaitu dibawah 950F
(350C)
Suhu inti (core temperature) menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala,
dada, abdomen) dan dipertahankan sangat konstan mendekati sekitar 370C. Suhu
kulit (shell temperature) menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan subkutan,
batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu tubuh
rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti
dan suhu kulit.
18
cedera yang berhubungan dengan dingin dalam
kombinasi dengan hipotermia meliputi:
Bengkak karena kedinginan yang
dangkal ulcers kulit yang terjadi ketika
seorang individu yang cenderung
berulang kali terkena dingin.
Frostbite melibatkan beku dan
kerusakan jaringan. Tubuh terpajan
terhadap suhu yang sangat rendah,
daerah permukaan dapat membeku.
Menyebabkan terbentuknya Kristal es
dalam sel
Parit kaki atau Pencelupan kaki ini
disebabkan oleh paparan berulang
basah, non-beku suhu. Dingin diuresis, mental kebingungan, hiperglikemia,
serta hepatic disfungsi mungkin juga ada.
Konduksi
3% perpidahan panas dari kulit kelingkungan melalui mekanisme konduksi.
Konduksi adalah perpindahan panas secara langsung dari permukaan tubuh ke
benda benda padat, seperti kursi atau tempat tidur. Sebaliknya, pengeluaran
panas melalui konduksi ke udara mencerminkan pengeluaran panas tubuh yang
cukup besar (kira-kira 15%) walaupun dalam keadaan normal.
19
Konveksi
Perpindahan panas dari tubuh melalui aliran udara. Sebenarnya, panas
pertama – tama harus dikonduksikan ke udara dan kemudian dibawa melalui
aliran udara konveksi. Sejumlah kecil konveksi hamapir selalu terjadi di sekitar
tubuh akibat kecenderungan udara disekitar kulit untuk naik ketika menjadi
panas. Oleh karena itu, pada orang telanjang yang duduk diruangan yang
nyaman tanpa gerakan udara yang besar, akan kehilangan sekitar 15 % dari
total panas yang keluar melalui konduksi ke udara kemudian melalui konveksi
udara yang menjauhi tubuhnya.
Radiasi
Seperti pada gambar, orang telanjang yang sedang duduk pada suhu kamar
yang normal, sekitar 60% pengeluaran panasnya melalui radiasi. Pengeluaran
panas melalui radiasi berarti pengeluaran dalam bentuk gelombang panas
inframerah, suatu jenis gelombang elektromagnetik. Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas kesegala penjuru.
Evaporasi
kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh.
Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0.58 kalori
(kilokalori) akan hilang untuk setiap satu gram air yang mengalami evaporasi.
Evaporasi melalui kulit dan paru yang tidak kelihatan ini tidak dapat
dikendalikan untuk tujuan pengaturan suhu karena evaporasi tersebut
dihasilkan dari difusi molekul air terus menerus melalui permukaan kulit dan
system pernafasan.
20
digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan panas
di dalam tubuh.
Dalam kondisi lingkungan yang semakin dingin, tubuh otomatis membutuhkan
panas. Maka, hipotalamus akan bekerja untuk mengenali perubahan suhu ini. Dengan
begitu, tubuh akan menggigil dalam bentuk respon perlindungan tubuh untuk
menghasilkan suhu panas melalui aktivitas otot.
21
oksidatif yang berarti kelebihan makanan akan dioksidasi dan dengan cara tersebut
akan melepaskan energi dalam bentuk panas tanpa menyebabkan pembentukan ATP.
Derajat thermogenesis kimia yang terjadi hampir selalu sebanding dengan jumlah
lemak cokelat dalam jaringan organisme. Lemak cokelat sangat kaya akan saraf-saraf
simpatis yang melepaskan norepinefrin, yang merangsang ekspresi jaringan
mitochondrial uncoupling protein (disebut juga termogenin) dan meningkatkan
thermogenesis.
Peningkatan keluaran tiroksin sebagai penyebab peningkatan pembentukan panas
jangka panjang. Pendinginan di area preoptik-hipotalamus anterior juga
meningkatkan pembentukan hormone neurosekretorik thyrotropin-releasing hormone
(hormone pelepas tirotropin) oleh hipotalamus. Hormon ini diangkut melalui vena
porta hipotalamus ke kelenjar hipofisis anterior, tempat hormone merangsang sekresi
thyroid-stimulating hormone (hormone perangsang tiroid). Thyroid-stimulating
hormone merangsang peningkatan keluaran tiroksin oleh kelenjar tiroid. Peningkatan
tiroksin akan menggiatkan uncoupling protein dan meningkatkan kecepatan
metabolisme seluler di seluruh tubuh. Peningkatan metabolisme ini tidak terjadi
segera tetapi membutuhkan waktu beberapa minggu pajanan terhadap dingin untuk
membuat kelenjar tiroid menjadi hipertrofi dan mencapai tingkat sekresi tiroksin yang
baru.
Efek rangsangan udara dingin yang terus-menerus pada kelenjar tiroid mungkin
dapat menjelaskan insiden goiter tiroid toksik yang jauh lebih tinggi pada orang yang
tinggal di iklim yang lebih dingin daripada orang yang tinggal di iklim yang lebih
panas.
Jantung dan hati juga dapat menghasilkan suhu panas untuk tubuh tetapi saat di
lingkungan dingin, organ tersebut kurang menghasilkan suhu panas untuk tubuh
karena dalam kondisi suhu tubuh yang rendah akan memperlambat aktivitas otak,
pernafasan dan detak jantung.
Gemetaran
Bergumam
Nafas lambat dan dangkal
Kikuk atau kurang koordinasi
Mengantuh atau energy sangat rendah
Kebingungan atau kehilangan memori
Hilang kesadaran
Denyut nadi rendah
22
hipotermia mencegah kesadaran diri. Pemikiran yang membingungkan juga dapat
menyebabkan perilaku pengambilan risiko.
Hipotermia mempengaruhi setiap sistem organ tubuh manusia. Sistem saraf pusat
(SSP) pada awalnya dilindungi dari hipotermia oleh mekanisme autoregulasi tubuh,
tetapi SSP menjadi tertekan ketika suhu inti turun. Bahkan pada hipotermia ringan,
pasien dapat mengalami bicara yang tidak jelas, kebingungan, gangguan penilaian dan
amnesia. Karena hipotermia memburuk, pasien berkembang dari lesu menjadi koma,
refleksnya menghilang, dan SSP berhenti mengatur sistem kardiovaskular.
Gejala-gejala kognitif sangat berbahaya, karena mereka mencegah pasien
mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan diri. Contoh paling
ekstrem dari pengambilan keputusan yang ganjil dalam hipotermia adalah membuka
pakaian secara paradoks. Sejumlah besar (lebih dari 20% dalam satu seri kasus) pasien
hipotermik sedang hingga berat mulai merasa sangat hangat dan menanggalkan
pakaian mereka saat masih terkena unsur-unsur.
Ketika suhu jaringan turun, metabolisme sel melambat. Otak yang dingin lamban
dan tidak berfungsi optimal, tetapi juga membutuhkan lebih sedikit oksigen dan bahan
bakar metabolik untuk tetap hidup. Sudah diakui selama beberapa dekade bahwa
hipotermia dapat memperlambat perkembangan cedera otak anoxic.
Kelelahan. Toleransi Anda untuk dingin berkurang ketika Anda lelah. Usia yang lebih
tua. Kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan rasa dingin dapat berkurang seiring
bertambahnya usia. Dan beberapa orang dewasa yang lebih tua mungkin tidak dapat
berkomunikasi ketika mereka kedinginan atau pindah ke lokasi yang hangat jika
mereka merasa kedinginan.
Usia sangat muda. Anak-anak kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa.
Anak-anak juga dapat mengabaikan kedinginan karena mereka terlalu bersenang-
senang untuk memikirkannya. Dan mereka mungkin tidak memiliki penilaian untuk
23
berpakaian dengan benar dalam cuaca dingin atau untuk keluar dari dingin ketika
mereka seharusnya.
Masalah mental. Orang dengan penyakit mental, demensia, atau kondisi lain yang
mengganggu penilaian mungkin tidak berpakaian dengan tepat untuk cuaca atau
memahami risiko cuaca dingin. Orang dengan demensia mungkin berkeliaran dari
rumah atau tersesat dengan mudah, membuat mereka lebih mungkin terdampar di luar
dalam cuaca dingin atau basah.
Alkohol dan penggunaan narkoba. Alkohol dapat membuat tubuh Anda terasa
hangat di dalam, tetapi itu menyebabkan pembuluh darah Anda mengembang,
sehingga kehilangan panas lebih cepat dari permukaan kulit Anda. Respons menggigil
alami tubuh berkurang pada orang-orang yang telah minum alkohol. Selain itu,
penggunaan alkohol atau narkoba dapat mempengaruhi penilaian Anda tentang
kebutuhan untuk masuk ke dalam atau memakai pakaian hangat dalam kondisi cuaca
dingin. Jika seseorang mabuk dan pingsan dalam cuaca dingin, dia kemungkinan akan
mengalami hipotermia.
Kondisi medis tertentu. Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan
tubuh Anda untuk mengatur suhu tubuh. Contohnya termasuk tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme), nutrisi yang buruk atau anorexia nervosa, diabetes, stroke, artritis
yang parah, penyakit Parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang.
Obat-obatan. Beberapa obat dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengatur
suhunya. Contohnya termasuk antidepresan tertentu, antipsikotik, obat nyeri narkotik
dan obat penenang
24
menghangatkan korban sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Alumunium foil dapat dimanfaat untuk menutupi sleeping bag agar panas tubuh
yang dihasilkan tidak menguap ke lingkungan sekitar. Untuk membantu korban
memproduksi panas tubuh lebih cepat, Anda dapat meletakkan sumber panas ke
sejumlah pembuluh darah: leher, ketiak, dan groin. Semakin dingin temperatur
korban, maka semakin hati-hati penanganan-nya. Jantung akan semakin sensitif
terhadap sentuhan fisik, sehingga memudahkan korban Hipotermia mengalami
gagal jantung.
25
LO.4 Memahami dan Menjelaskan Acute Mountain Sickness
LO4.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi acute mountain sickness
Para pendaki , pemain ski , dan petualang yang melakukan perjalanan ke dataran tinggi
kadang-kadang dapat mengembangkan acute mountain sickness . Nama lain untuk
kondisi ini adalah penyakit ketinggian atau edema paru ketinggian tinggi . Biasanya
terjadi pada sekitar 8.000 kaki atau 2.400 meter diatas permukaan laut. Pusing , mual ,
sakit kepala,dan sesak napas adalah beberapa gejala kondisi ini. Sebagian besar contoh
penyakit ketinggian ringan dan cepat sembuh . Dalam kasus yang jarang,penyakit
ketinggian bias menjadi parah dan menyebabkan komplikasi dengan paru-paru dan
otak .
26
LO4.3 Memahami dan Menjelaskan Gejala acute mountain sickness
Gejala akut umumnya terjadi di dalam dorongan untuk bergerak ke ketinggian yang
lebih tinggi . Mereka bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi anda
Penyakit gunung akut ringan
Pusing
Sakit kepala
Nyeri otot
Insomnia
Mual dan muntah
Iritabilitas
Kehilangan nafsu makan
Pembengkakan tangan , kaki, dan wajah
Denyut jantung cepat
Napas pendek
Penyakit gunung akut berat
Batuk
Sesak dada
Kulit pucat dan perubahan kulit
Inabilitas untuk berjalan
Penarikan social
LO4.4 Memahami dan Menjelaskan penyebab acute mountain sickness
Ketinggian yang lebih tinggi memiliki tingkat oksigen yang lebih rendah dan
penurunan tekanan udara . Ketika kita berpergian dengan pesawat , mengemudikan
27
kendaraan atau mendaki gunung atau bermain ski tubuh kita mungkin tidak memiliki
cukup waktu untuk menyedsuaikan dirii , ini dapat menyebabkan acute mountain
sickness . Mendorong diri untuk mendaki lebih cepat , misalnya dapat menyebabkan
acute mountain sickness
LO4.5 Memahami dan Menjelaskan penanganan acute mountain sickness
Penanganan untuk AMS bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Anda
mungkin dapat menghindari komplikasi hanya dengan kembali ke ketinggian yang
lebih rendah. Rawat inap diperlukan jika dokter anda menentukan bahwa anda
memiliki bengkak dibagian otak atau cairan diparu-paru. Anda mungkin diberikan
oksigen jika anda memiliki masalah pernapasan. Ada beberapa cara untuk mengobati
kondisi yang lebih ringan,yaitu:
Kembali ke ketinggian yang lebih rendah
Mengurangi tingkat aktivitas Anda
Beristirahat,setidaknya sehari sebelum pindah ke ketinggian yang lebih tinggi
Menghindrasi dengan air
28
HUKUM SIKAP BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH DAN SIKAP DOKTER
MUSLIM
Untuk mengingatkan dan menjelaskan pentingnya prasanvja baik kepada allah . Watsila ibnu Al-
Asqa menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “ Allah SWT. Berfirman ‘Aku bersama
prasangka hamba-ku,entah dia menyangka baik atau menyangja buruk.”
Ibnu Mas’ud r.a bersumpah dengan nama Allah dan berkata , tdaklah seseorang berprasangka
baik kepada allah kecuali dia memeneriak apa yang diinginkannya. Sebab ,seluruh kebaikan ada
di tangan Nya. Jika seseorang hamba berprasangak baik kepada Nya , sudah pasti Dia akkan
memeberikan apa yang ada dalam sangkaanya. Sebab , orang yang berprasangkan baik kepada
allah , niscaya Dia akan mewujudkan apa yang di sangkaanya.
Setelah berprasangka baik kepada Allah , kita juga harus meyakini bahwa semua yang ditetapkan
Allah pasti terjadi. Ini merupakan slaah satu rukun iman yang wajib di patuhi. Nabi SAW.
Bersabda, “ Tidaklah seseorang mencapai hakikat iman sebelum ia memahami bahwa apa yang
menimpa nya tidak mungkin salah dan menimpa yang lain dan apa yang meninmpa orang lain
tidak mungkin menimpa dirinya.” Dengan keyakinan itu ,niscaya ia akan meridai takdir yang
ditetapkan allah dan tidak ikut mengatur dalam semua urusan.
Prasangak baik kepada Allah mengahruskan seseorang tidak bersedih menghadapi segala
masalah dan tidak mengkhawatirkan apa yang akan terjadi. Sikap kedua mengahruskan hamba
bersikap tenang, senang, dan tidak meminta-minta kepada mahluk disaat membutuhkan sesuatu
Berprasngka baik kepada Allah dusebut juga dengan “ HUSNUZHAN” yaitu selalu meyakini
bahwa apa saja yang Allah berikan kepada manusia baik yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan ,pasti bermanfaat bagi manusia itu sendiri, sebagaimana yang terkandung di dalam
Al-Qur’an dan hadist:
اط ًل َٰ َهذَا َخلَ ْقتَ َما َربَّنَا َ َار َعذ
ُ اب فَ ِقنَا
ِ َس ْب َحانَكَ ب ِ َّالن
Artinya : “ .... Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran 191)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
َّ تَعَالَى: ظ ِن ِع ْندَ أَنَا
ّللاُ يَقُو ُل َ ل فِي ذَك ََرنِي َوإِ ْن نَ ْفسِي في ذَك َْرتُهُ نَ ْف ِس ِه فِي ذَك ََرنِي فَإ ِ ْن ذَك ََرنِي إِذَا َمعَهُ َوأَنَا بِي َع ْبدِي ذَك َْرتُهُ َم أ
ل فِي ب َو ِإ ْن ِم ْن ُه ْم َخي أْر َم أ َّ َب َو ِإ ْن ذ َِراعًا ِإلَ ْي ِه تَقَ َّربْتُ ِب ِشب أْر ِإل
َ ى تَقَ َّر َّ َأَت َ ْيتُهُ َي ْمشِي أَت َانِي َو ِإ ْن َباعًا ِإلَ ْي ِه تَقَ َّربْتُ ذ َِراعًا ِإل
َ ى تَقَ َّر
ًالبخاري رواه( ه َْر َولَة، رقم7405 ومسلم، رقم2675 )
“Allah Ta’ala berfirman, 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau
dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu.
Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih
baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta.
Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia
mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR bukhari,
no. 7405 dan Muslim, no. 2675)
29
Dengan demikian husnuzaan kepada Allah dapat tumbuh dan berkembang pada diri seseorang
apabila dilandasi oleh aqidah atau keyakinan yang kuat. Diantara sikap yang harus di wujudkan
sebagai dasar alam berhusnudzan kepada Allah adalah seperti berikut:
1. Meyakini bahwa Allah itu Maha Esa ( Tauhid )
2. Bertakwa kepada Allah SWT
3. Beribadah dan berdoa kepada Allah
4. Beserah diri kepada Allah ( Tawakal )
5. Menerima dengan ikhlas semua keputusan Allah
Contoh-contoh perilaku Husnuzaan kepada Allah SWT
1. Syukur
Yaitu berterima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan
karunia-Nya, melalui ucapan,sikap, dan perbuatan
2. Sabar
Yaitu upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk
memcapai ridha Allah.
30
Daftar pustaka
8. Marieb E, Hoehn K: Human anatomy and physiology, 8th edition. Pearson Benjamin
Cummings: San Francisco, pp. 953, 2010.
31
Asmadi.2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Pp 25
32