Anda di halaman 1dari 7

A.

Model Kepemimpinan Transformational

1. Definisi

Menurut Bass dalam Ali, at.el (2016) transformasional leadership adalah


pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang
diindividualkan dan memiliki kharisma. Menurut Bass (1985) menjelaskan bahwa
transformasional leadership adalah suatu keadaan dimana para pengikut dari seorang
pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan
hormat terhadap pemimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih
dari pada yang awalnya diharapkan mereka

2. Dimensi-Dimensi Kepemimpinan Transformasional Model

Dalam Bhakti Tirto. N.A. (2012), Transformational leadership berisi empat


komponen yaitu : Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual
Stimulation, dan Individualized Consideration

Gambar 1
Dimensi Kepemimpinan Transformasional Model

a. Idealized influence

Pengaruh yang ideal berkaitan dengan reaksi bawahan terhadap


pemimpin, di mana bawahan terpengaruh oleh pemimpin karena pemimpin
memiliki sebuah karisma yang kuat untuk mempengaruhi bawahannya.
Pemimpin diidentifikasikan dengan dijadikan sebagai panutan, dihormati,
dipercaya dan mempunyai visi dan misi yang jelas menurut persepsi bawahan
dapat diwujudkan

b. Inspirational Motivation

Seorang pemimpin yang bertindak dengan cara memberikan motivasi dan


inspirasi kepada bawahannya, yang berarti seorang pemimpin harus mampu
mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi kepada bawahannya, menggunakan
simbol-simbol untuk berfokus pada upaya bawahannya dan menyatakan tujuan-
tujuan penting secara sederhana.

c. Intelectual Stimulation

Perilaku pemimpin yang berupa upaya meningkatkan kepandaian dan


rasionalitas dalam menemukan metode-metode baru dalam organisasi, dan
sebagai pemecah masalah (problem solver) yang dapat memecahkan masalah
secara hati-hati dan kreatif sehingga dapat memberikan solusi terhadap berbagai
permasalahan yang muncul dalam organisasi perusahaan

d. Individual Consideration

Pemimpin memberikan perhatian secara pribadi kepada bawahannya,


seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh, mempertimbangkan
kebutuhan dari bawahannya, serta melatih dan memberikan saran kepada
bawahannya.
Pemimpin mengakat nuansa
Pemimpin kebutuhan bawahan ke
membangun rasa tingkat yang lebih tinggi
percaya diri pada dari pada hierarki motivasi
bawahan

Pemimpin
memperluas
kebutuhan
bawahan Pemimpin
Pemimpin mentransformasikan
mempertinggi perhatian kebutuhan
probabilitas bawahan
keberhasilan yang
subjektif

Pemimpin
mempertinggi nilai
kebenaran bawahan

Kondisi sekarang dan upaya Makin meningginya motivasi


yang diharapkan bawahan bawahan untuk mencapai hasil
dengan upaya tambahan

Bawahan menghasilkan Bawahan mempersembahkan


kinerja sebagaiman yang kinerja melebihi apa yang
diharapkan diharapkan

Sumber: Bass dan Avolio (1994)

Gambar 2
Model Kepemimpinan Transformasional

3. Efek Additive dari Transformasional Leadership

Penggunaan kepemimpinan transformasional yang efektif akan menghasilkan


kinerja yang melebihi harapan organisasi Hal ini sering disebut sebagai "efek tambahan"
transformasional kepemimpinan. Pemimpin transformasional mengumpulkan empat
komponen transformasional kepemimpinan untuk mencapai keadaan kinerja yang jauh
melampaui harapan organisasi Efek aditif (IS + IC + IM + II = PBE) diringkas sebagai
gambar 3.

Gambar 3
Efek Additive dari Transformasional Leadreship

4. Transcational VS Transformasional Leadership

Kepemimpinan transaksional dan transformasional adalah dua gaya kepemimpinan


yang berbeda. Kepemimpinan Transaksional lebih mementingkan pemeliharaan standar
praktik. Hal ini sering disebut sebagai "menjaga kapal mengapung ". Pemimpin
transaksional memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan dan memberi penghargaan
kepada mereka untuk pekerjaan baik mereka Pemimpin Transformasional adalah
seseorang yang tidak hanya peduli dalam sehari operasi, tapi juga tertarik pada
pertumbuhan masa depan organisasi. Mereka melampaui tingkat operasi sehari-hari.
Seorang pemimpin transformasional membayangkan masa depan organisasi dan
menyusun strategi untuk mencapainya.

B. Full Range Theory

Teori kepemimpinan penuh (gambar 4) menjelaskan bahwa ada konstelasi gaya


kepemimpinan (perilaku) yang berkisar dari perilaku kepemimpinan transaksional hingga
perilaku kepemimpinan transformasional (Michel, Lyons, & Cho, 2010). Komponen
kepemimpinan transaksional mencakup kepemimpinan LaissezFaire (LF), Management
By Exception (MBE), dan Contingent Rewards (CR). Inspirasional Motivasi (IM);
Stimulasi Intelektual (IS); Pengaruh Idealized (II); dan Individu Pertimbangan (IC) adalah
komponen kepemimpinan transformasional. Model teori kepemimpinan penuh
memungkinkan pemimpin untuk memilih gaya kepemimpinan yang paling relevan untuk
konteks atau situasi (Jacobs, at. el, 2015)
gambar 4. Skema Full Range Leadership

Bass (1985) dalam Santos, at. el (2015) mengembangkan model kepemimpinan


“Full Range” yang didasarkan atas keyakinannya bahwa kepemimpinan
transformasional dan transaksional bukan merupakan akhir bentuk yang tunggal namun
lebih sebagai pola kepemimpinan yang dimiliki oleh seluruh pemimpin dan digunakan
dalam kuantitas yang berbeda.
Model kepemimpinan full range ini tidak berarti bahwa seorang pemimpin memiliki
seluruh dimensi kepemimpinan, akan tetapi merupakan model kepemimpinan yang
mencakup aspek dari pemimpin yang pasif hingga kepada pemimpin yang menjadi role
model karena memiliki charisma yang tinggi.

Bass dalam Santos, at. el (2012) mengatakan bahwa pemimpin yang berhasil akan
mempraktikan kepemimpinan transaksional sehingga membuat perusahaan berputensi
lebih efisien, sementara kepemimpinan transformasional yang memmandu perusahaan
menjadi lebih kompetitif di industrinya, dan tidak melakukan gaya laissez – faire (tidak
mau terlibat dalam suatu masalah atau tidak berada ditempat bila dibutuhkan bawahan.

Kepemimpinan transformasional merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk


menyampaikan ide-ide, gagasan-gagasan dan apa yang diinginkannya pada pengikutnya.
Kepemimpinan transformasional adalah kunci dari keberhasilan suatu organisasi, karena
nilai-nilai yang terkandung dalam kepemimpinan tipe ini sangatlah tinggi, para pemimpin
dalam model ini dapat memberikan inspirasi bagi pengikutnya, memiliki intelektual yang
tinggi, perhatikan dan peduli terhadap kondisi bawahan, serta berkharisma.
Kepemimpinan transformasional memiliki lima dimensi khusus yaitu :
1. Idealized influence attribute, yaitu mengacu pada charisma social yang dimiliki
oleh seorang pemimpin, disini akan terlihat apakah pemimpin memiliki tingkat
kepercayaan diri yang tinggi dan tangguh, memiliki idealism yang tinggi dan juga
standar etika yang tinggi.

2. Idealized influence Behavior, yang mengacu pada tindakan pemimpin yang


berpusat kepada nilai-nilai, keyakinan dan cita-cita yang ditanamkan kepada
bawahannya sehingga bawahan tersebut memahami dan mengikutinya.

3. Inspirational Motivation, yaitu mengacu kepada cara pemimpin untuk memberi


semangat kepada para pengikutnya dengan memproyeksinya visi akan masa
depan yang idela, dan menekankan tujuan serta mengkomunikasikan tujuan
tersebut ke pengikutnya dengan penuh optimism bahwa visi dan tujuan tersebut
dapat dicapai bersama-sama.

4. Intellectual stimulation, yaitu pemimpin memberikan rangsangan kepada para


pengikutnya untuk dapat mengembangkan cara berpikir dan kreativitasnya dalam
menghadapi permasalahan dalam organisasi.

5. Individualized Consideration, yaitu pemimpin memberikan perhatian yang tinggi


kepada para pengikutnya, peduli terhadap kebutuhan individu pengikutnya, dan
bahkan mampu mengadaptasikan gaya kepemimpinannya terhadap kebutuhan
individu pengikutnya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Gholam, Maryam Mehrpour, and Aghdas Nikooravesh. 2016. “Organizational


Structure.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 230(May): 455–62.
http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.09.057.
Bhakti Tirto. N.A. (2012. Landasan teori dan kerangka pemikiran kepemimpinan
2.1. 6–35.
Jacobs, C. D., & Ward, C. W. (2012). Empowering frontline nurses to transform
shared governance. Nursing, 42(7), 18–20. https://doi.org/10.1097n
/01.NURSE.0000415321.70217.0d
Santos, J. L. G. dos, & Erdmann, A. L. (2015). Governance of professional nursing
practice in a hospital setting: a mixed methods study. Revista Latino-
Americana de Enfermagem, 23(6), 1024–1032. https://doi.org/10.1590/0104-
1169.0482.2645

Anda mungkin juga menyukai