Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis)
yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang
terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka
berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan
berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan,
penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan
membuatnya berperilaku negatif.
Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku
kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan
anak-anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus stigmatisasi di atas
menjadi sangat penting. Sebenarnya anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik
keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang
memberatkan rakyat. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu
dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar
anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan terhadap anak jalanan. Sesuai
konvensi hak anak-anak yang dicetuskan oleh PBB (Convention on the Rights of the
Child), sebagaimana telah diratifikasi dengan Keppres nomor 36 tahun 1990,
menyatakan bahwa karena belum matangnya fisik dan mental anak-anak, maka
mereka memerlukan perhatian dan perlindungan. Fenomena merebaknya anak
jalanan di Indonesia merupakan persoalansosial yang komplek. Hidup menjadi anak
jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka
berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak
jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara.
Namun, perhatian terhadap nasibanak jalanan tampaknya belum begitu besar dan
solutif. Padahal mereka adalahsaudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus
dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia
dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah.
Begitu pula kiranya anak jalanan yang memerlukan perhatian dan perlindungan
terhadap hak-haknya sebagai anak bangsa untuk memperoleh pendidikan sesuai
dengan pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara
berhak mendapat pengajaran.Melihat isi dari pasal 31 ayat 1 tersebut sangat bertolak
belakang dengan yang dialami anak jalanan. Mereka hampir tidak mendapatkan
haknya untuk mendapatkan pengajaran. Ironisnya di tengah pendidikan bagi anak
jalanan yang terabaikan, DPR justru berencana mendirikan gedung baru yang megah
dengan alasan “kinerja”. Sepertinya akan lebih bijak apabila dana tersebut
digunakan untuk mendirikan sekolah untuk anak jalanan, memberikan honor bagi
pengajar, dan penyediaan sarana belajar mengajar untuk mereka. Akan tetapi di
balik hal tersebut kita patut bangga karena kepedulian masyarakat Indonesia
terhadap pendidikan justru semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dari banyaknya
masyarakat yang mengabdikan diri sebagai pengajar di sanggar yang telah didirikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi anak jalanan ?
1.2.2 Apa ciri – ciri anak jalanan ?
1.2.3 Bagaiman jenis – jenis anak jalanan ?
1.2.4 Apa masalah anak jalanan ?
1.2.5 Apa psychological well-being ?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
a) Untuk mengetahui definisi anak - anak jalanan.
b) Untuk mengetahui ciri – ciri anak jalanan
c) Untuk mengetahui jenis – jenis anak jalanan
d) Untuk mengetahui masalah anak jalanan
e) Untuk mengetahui psychological well-being
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa (i) memahami tentang Anak jalanan.
1.4 Manfaat penulisan
a) Untuk memahami definisi anak - anak jalanan.
b) Untuk memahami ciri – ciri anak jalanan
c) Untuk memahami jenis – jenis anak jalanan
d) Untuk memahami masalah anak jalanan
e) Untuk memahami psychological well-being

Anda mungkin juga menyukai