Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Pneumonia CAP

2.2.1 Definisi & Etiologi

Pneumonia merupakan suatu peradangan parenkim paru yang bersifat akut.


Peradangan paru ini disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur
atau parasit.Pneumonia boleh dibedakan atas pneumonia komunitas, Community-
Acquired Pneumonia (CAP); Pneumonia didapat di Rumah Sakit, Hospital-Acquired
Pneumonia (HAP), pneumonia setelah perawatan di pelayanan kesehatan, Health
Care Associated Pneumonia (HCAP) dan pneumonia akibat pemakaian ventilator,
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) berdasarkan klinis dan epidemiologis.
Pneumonia komunitas adalah peradangan akut pada parenkim paru yang sering
terjadi dan bersifat serius di masyarakat khususnya umur lanjut dan pasien komorbid.
Tabel di bawah menunjukkan penyebab utama pneumonia komunitas di Indonesia.

Penyebab pneumonia komunitas

Rawat jalan Rawat inap (non ICU) Rawat ICU

 Steptococus  Steptococus  Steptococus


pneumoniae pneumoniae pneumoniae
 Mycoplasma  Mycoplasma  Staphylococcus
pneumoniae pneumoniae aureus
 Haemphilus  Chlamidophila  Legionella spp
influenzae pneumoniae  Haemphilus
 Chlamidophila  Haemphilus influenzae
pneumoniae influenzae  Basil Gram
 Virus respirasi  Legionella spp negatif
 Aspirasi
 Virus respirasi

2.2.2 Epidemiologi
Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak terjadi dan
juga penyebab kematian dan kesakitan terbanyak di dunia. Infeksi saluran napas
bawah termasuk pneumonia komunita menduduki urutan ke-3 dari 30 penyebab
kematian di dunia. Risiko kematian lebih meningkat pada pasien umur > 65 tahun,
laki-laki dan ada komorbid.
Di Amerika, rerata insidens tahunan 6/1000 pada kelompok umur 18-39 tahun dan
meningkat menjadi 34/1000 pada kelompok umur diatas 75 tahun dan memerlukan
tatalaksana adekuat dan optimal untuk mencegah peningkatan angka kematian. Di
Jepang, pneumonia komunitas merupakan penyebab kematian yang keempat. Di
Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit
dengan proporsi kasus laki-laki > perempuan dengan crude fatality rate(CFR) 7.6%.

2.2.6 Tatalaksana

Hal yang harus diperhatikan dalam mengobati pneumonia


 Pasien tanpa riwayat pemakaian antibiotic 3 bulan sebelumnya
 Pasien dengan komorbid

2.2.6.1.1 Non Farmakologi

a. Pasien rawat jalan


- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Dikompresi bila panas tinggi

b. Pasien rawat inap di ruang rawat biasa


- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

c. Pasien rawat inap di ruang rawat intensif


- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Bila ada indikasi pasien dipasang ventilasi mekanis

2.2.6.1.2 Farmakologi

a. Rawat jalan
 Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa riwayat pemakaian antibiotil 3 bulan
sebelumnya
- Golongan  lactam // anti  laktamase
- Makrolid baru (klaritromisin, azitromisin)
 Pasien dengan komorbid atau mempunyai riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan
sebelumnya
- Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin 750mg, moksifloksasin
- Golongan  lactam +  laktamase
-  lactam + makrolid
b. Rawat inap non ICU
 Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin 750mg, moksifloksasin
  lactam + makrolid

c. Ruang rawat intensif


  lactam (cefotaxime, ceftriaxone atau ampicillin sulbactam) + makrolid //
Fluorokuinolon respirasi IV

2.2.6.2 Pencegahan

Antara langkah pencegahan yang dapat dilakukan pada pneumonia komunitas


adalah:
i. Vaksinasi (pneumokok dan influenza)
ii. Berhenti merokok
iii. Menjaga kebersihan tangan, penggunaan masker dan menerapkan etika
batuk
iv. Menerapkan kewaspadaan standar dan isolasi pada kasus khusus

2.2.7 Komplikasi & prognosis

Antara komplikasi pneumonia adalah efusi pleura, empiema, abses paru, superinfeksi
noskomial, edema paru, gagal nafas, bronchiolitis obliterans organizing pneumonia,
pneumothorax, bacterimia dan syok sepsis.

Prognosis pneumonia komunitas pada umumnya baik, tergantung dari faktor pasien ,
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat dan adekuat. Prognosis juga
dipengaruhi oleh perawatan yang baik dan intensif pada pasien yang dirawat. Angka
kematian pasien rawat jalan adalah 5% dan pasien rawat inap 20%.

Anda mungkin juga menyukai