Pneumoniae Pneumoniae Influenzae Pneumoniae Pneumoniae Pneumoniae Pneumoniae Influenzae Pneumoniae Aureus
Pneumoniae Pneumoniae Influenzae Pneumoniae Pneumoniae Pneumoniae Pneumoniae Influenzae Pneumoniae Aureus
2 Pneumonia CAP
2.2.2 Epidemiologi
Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak terjadi dan
juga penyebab kematian dan kesakitan terbanyak di dunia. Infeksi saluran napas
bawah termasuk pneumonia komunita menduduki urutan ke-3 dari 30 penyebab
kematian di dunia. Risiko kematian lebih meningkat pada pasien umur > 65 tahun,
laki-laki dan ada komorbid.
Di Amerika, rerata insidens tahunan 6/1000 pada kelompok umur 18-39 tahun dan
meningkat menjadi 34/1000 pada kelompok umur diatas 75 tahun dan memerlukan
tatalaksana adekuat dan optimal untuk mencegah peningkatan angka kematian. Di
Jepang, pneumonia komunitas merupakan penyebab kematian yang keempat. Di
Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit
dengan proporsi kasus laki-laki > perempuan dengan crude fatality rate(CFR) 7.6%.
2.2.6 Tatalaksana
2.2.6.1.2 Farmakologi
a. Rawat jalan
Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa riwayat pemakaian antibiotil 3 bulan
sebelumnya
- Golongan lactam // anti laktamase
- Makrolid baru (klaritromisin, azitromisin)
Pasien dengan komorbid atau mempunyai riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan
sebelumnya
- Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin 750mg, moksifloksasin
- Golongan lactam + laktamase
- lactam + makrolid
b. Rawat inap non ICU
Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin 750mg, moksifloksasin
lactam + makrolid
2.2.6.2 Pencegahan
Antara komplikasi pneumonia adalah efusi pleura, empiema, abses paru, superinfeksi
noskomial, edema paru, gagal nafas, bronchiolitis obliterans organizing pneumonia,
pneumothorax, bacterimia dan syok sepsis.
Prognosis pneumonia komunitas pada umumnya baik, tergantung dari faktor pasien ,
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat dan adekuat. Prognosis juga
dipengaruhi oleh perawatan yang baik dan intensif pada pasien yang dirawat. Angka
kematian pasien rawat jalan adalah 5% dan pasien rawat inap 20%.