PENDAHULUAN
1|Masa 3 Kerajaan
Kerajaan Usmani, setelah Sultan Sulaiman al-Qanuni wafat masih tetap
kuat, bahkan masih mampu melakukan ekspansi ke beberapa daerah Eropa Timur.
Berbeda dengan dua kerajaan besar yang lain, Kerajaan Usmani adalah yang
terbesar. Karena itu, meskipun banyak mengalami kemunduran yang cukup
drastis di akhir abad ke-17 dan abad ke-18 M, ia tetap dipandang sebagai sebuah
Negara besar yang disegani lawan. Kerajaan ini baru berakhir pada abad ke 20-M.
Kemunduran yang paling drastis di alami Kerajaan Safawi. Setelah Abbas,
raja-raja Kerajaan Safawi adalah orang-orang yang lemah yang mengakibatkan
kerajaan ini dengan cepat mengalami kemunduran. Hanya satu abad setelah
ditinggal Abbas, kerajaan ini mengalami kehancuran.
Untuk mengetahui perkembangan dari awal berdirinya sampai kemunduran
ketiga kerjaan tersebut tentu perlu adanya pengkajian lebih rinci. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas pembahasan mengenai sejarah perkembangan
tiga kerajaan besar islam pada abad pertengahan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah perkembangan Kerajaan Turki Ustmani di Turki?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Kerajaan Safawi di Persia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Kerajaan Mughol di India?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Kerajaan Turki Ustmani di
Turki.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Kerajaan Safawi di Persia.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Kerajaan Mughol di India.
D. Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui tiga kerajaan besar Islam diabad pertengahan.
2|Masa 3 Kerajaan
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih bagi penulis dan rekan
mahasiswa yang lain tentang sejarah peradaban islam pada abad
pertengahan yang ditandai dengan munculnya tiga kerajaan besar.
3. Bisa mengkaji negara-negara yang dulunya dikuasai oleh tiga kerajaan
besar tersebut.
3|Masa 3 Kerajaan
BAB II
PEMBAHASAN
Dinasti Usmani berasal dari suku bangsa pengembara Qayigh Oghuz yang
dipimpin oleh Sulaiman Syah. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari
serbuan bangsa Mongol yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah
kekuasaan Dinasti Khawarizmi Syah pada tahun 1219-1220. Sulaiman dan
anggota sukunya lari ke arah barat dan meminta perlindungan kepada Jalaludin,
pemimpin terakhir Dinasti Khawarizmi Syah di Transoxiana. Jalaluddin
menyuruh Sulaiman agar pergi ke arah barat (Asia Kecil), kemudian mereka
4|Masa 3 Kerajaan
menetap disana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan Mongol.
Dalam usahanya pindah ke Syam itu, pemimpin orang-orang Turki mengalami
kecelakaan dan hanyut di sungai Eufrat yang tiba-tiba pasang karena banjir besar
pada tahun 1228. Akhirnya mereka terbagi menjadi dua kelompok, yan pertama
ingin pulang ke negeri asalnya, dan yang kedua meneruskan perjalanannya ke
Asia Kecil. Kelompok kedua berjumlah sekitar 400 keluarga yang dipimpin oleh
Ertoghol bin Sulaiman. Mereka menghambakan dirinya pada Sultan Alauddin dari
Dinasti Saljuk Rum yang pemerintahannya berpusat di Konya, Anatolia, Asia
Kecil. Tatkala dinasti saljuk berperang melawan Romawi Timur (Bizantium),
Ertoghol membantunya, sehingga Dinasti Saljuk mengalami kemenangan. Sultan
merasa senang dan memberinya wilayah kekuasaan yang berbatasan dengan
Bizantium, dan mereka menjadikan Sogud sebagai pusat pemerintahannya (Ali
Sodikin, dkk, 2003:152).
5|Masa 3 Kerajaan
Gambar : Peta Kekuasaan Khilafah Utsmani
Sumber : alfath.org
a. Perluasan Wilayah
6|Masa 3 Kerajaan
Meskipun baru didirikan, Dinasti Usmani begitu kuat dan sangat ditakuti.
Banyak dari mereka yang tunduk dan memeluk islam, sebagian yang lain mau
membayar jizyah, tetapi ada pula yang bersekutu dengan suku Tartar untuk
melawannya. Usman pun tak gentar menghadapinya, dan akhirnya berhasil
menaklukkan musuh-musuhnya. Usman beserta anaknya, Orkhan, menyerang
daerah barat Bizantium hingga selat Bosphorus. Daerah ini adalah bagian bumi
Eropa yang pertama kali diduduki Dinasti Usmani (Samsul Munir, 2009:195).
Ekspansi yang lebih besar terjadi pada masa Sultan Murad I. Di masa ini,
Dinasti Usmani berhasil menguasai Balkan, Andrianopel (sekarang bernama
Edirne, Turki), Macedonia, Sofia (Bulgaria), dan seluruh wilayah Yunani. Melihat
kemenangan yang diraih Sultan Murad I, kerajaan-kerajan Kristen di Balkan dan
Eropa timur menjadi murka. Mereka lalu menyusun kekuatan yang terdiri atas
Hungaria, Bulgaria, Serbia, Transylvania, dan Wallacia (Rumania) untuk
menggempur pasukan Usmani. Meskipun Sultan Murad I gugur dalam
pertempuran, pihak Usmani tetap meraih kemenangan. Ekspansi berikutnya
dilanjutkan oleh putranya, Bayazid I. Pada tahun 1931, pasukan Bayazid I dapat
merebut benteng Philadelpia dan Gramania atau Kirman (Iran). Dengan demikian,
Dinasti Usmani secara bertahap tumbuh menjadi kerjaaan besar (Ali Sodikin, dkk,
2003:155).
7|Masa 3 Kerajaan
Gambar : Sultan Muhammad All-Fatih
Sumber : Globalmuslim.com
b. Sistem Pemerintahan
8|Masa 3 Kerajaan
Usmani bergelar Sultan sekaligus Khalifah. Sultan menguasai kekuasaan duniawi,
sedangkan Khalifah menguasai bidang agama/spiritual/ukhrawi. Mereka
mendapatkan kekuasan secara turun-temurun, akan tetapi tidak harus putra
pertamanya yang berhak menjadi penggantinya. Ada kalanya putra kedua atau
putra ketiga yang menjadi pengganti. Bahkan pada perkembangan selanjutnya,
pergantian kekuasaan diserahkan pada saudara sultan, bukan anaknya (Ali
Sodikin, dkk, 2003:157).
9|Masa 3 Kerajaan
Periode I (1299-1402) : pertumbuhan dan perkembangan kekuasaan
yang disusul dengan perluasan wilayah hingga menyeberang ke daratan Eropa.
Sultan-sultannya adalah sebagai berikut:
1. Usman I 1299-1326
2. Orkhan (putera Usman I) 1326-1359
3. Murad (putera Orkhan) 1359-1389
4. Bayazid I Yildirim (Putera Murad) 1389-1402
Periode Kedua
Periode ini ditandai dengan restorasi kerajaan dan cepatnya
pertumbuhan sampai ekspansi wilayah yang terbesar.
Sultan-sultannya adalah:
1. Muhammad I (Putera Bayazid I) 1 403-1421
2. Murad II (Putera Muhammad I) 1421-1451
3. Muhammad II Fatih (Putera Murad II) 1451-1481
4. Bayazid II (Putera Muhammad II) 1481-1512
5. Salim I (Putera Bayazid II) 1512-1520
6. Sulaiman I Qanuni (Putera Salim I) 1520-1566
Periode Ketiga
Periode ini ditandai dengan kemampuan Usmani untuk
mempertahankan wilayahnya, sampai lepasnya Hungaria. Namun kemunduran
segera terjadi. Sultan sultan yang berkuasa pada periode ini, yaitu :
1. Salim II (Putera Sulaiman I) 1566-1573
2. Murad III (Putera Salim II) 1573-1596
3. Muhammad III (Putera Murad III) 1596-1603
4. Ahmad I (Putera Muhammad III) 1603-1617
5. Mustafa I (Putera Ahmad I) 1617-1618
6. Usman II (Putera Ahmad I) 1618-1622
7. Mustafa I (Yang kedua kalinya) 1622-1623
8. Murad IV (Putera Ahmad I) 1623-1640
9. Ibrahim I (Putera Ahmad I) 1640-1648
10. Muhammad IV (Putera Ibrahim I) 1648-1687
10 | M a s a 3 K e r a j a a n
11. Sulaiman III (Putera Ibrahim I) 1687-1691
12. Ahmad II (Putera Ibrahim I) 1691-1695
13. Mustafa II (Putera Muhammad IV) 1695-1703
Periode Keempat
Periode ini ditandai dengan secara berangsur-angsur surutnya kekuatan
kerajaan dan pecahnya wilayah di tangan para penguasa wilayah.
Sultan-sultannya adalah sebagai berikut:
1. Ahmad III (Putera Muhammad IV) 1703-1730
2. Mahmud I (Putera Mustafa II) 1730-1754
3. Usman III (Putera Mustafa II) 1754-1757
4. Mustafa III (Putera Ahmad III) 1757-1774
5. Abdul Hamid (Putera Ahmad III) 1774-1788
6. Salim III (Putera Mustafa III) 1789-1807
7. Mustafa IV (Putera Abd. Al-Hamid I) 1807-1808
8. Mahmud II (Putera Abd. Al-Hamid II) 1808-1839
Periode Kelima
Periode ini ditandai dengan kebangkitan kultural dan administratif dari
negara di bawah pengaruh ide-ide barat (terjadi modernisasi).
Sultan-sultanya adalah:
1. Abdul Majid I (Putera Mahmuud II) 1839-1861
2. Abdul Aziz (Putera Mahmud II) 1861-1876
3. Murad V (Putera Abd. Majid I) 1876-1876
4. Abdul Hamid II (Putera Abd. Majid I) 1876-1909
5. Muhammad V (Putera Abd. Majid I) 1909-1918
6. Muhammad IV (Putera Abd. Majid I) 1918-1922
7. Abdul Majid II 1922-1924
Sampai kemudian jatuh pada 1924. Berdirilan Republik Islam Turki1
1 Rahmawati, Moh. Azizuddin. Peradaban Islam di Turki Usmani. Jur. Vol. 1 tahun 2013
11 | M a s a 3 K e r a j a a n
c. Masa Kejayaan Dinasti Turki Usmani
Pada awalnya kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil,
namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani
menjadi kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama.
1. Bidang Kemiliteran
Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga
kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Namun, kerajaan Turki
Usmani mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan
12 | M a s a 3 K e r a j a a n
Gambar : Seragam Polisi di zaman Khilafah Utsmaniah
Sumber : Hizbuttahririndonesia.com
Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara.
Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya.
Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan harta
rampasan perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau Inkisyariyah
(tentara yang direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak
Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin yang kuat). Pasukan inilah yang
dapat mengubah negara Turki Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan
memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri non
muslim.
Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang besar
dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki
Usmani mencapai puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai
wilayah yang amat luas baik di Asia, Afrika, maupun Eropa.
Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini adalah tabiat
bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap
peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari nenek
moyangnya di Asia Tengah.2
2. Bidang Pemerintahan
Suksesnya Ekspansi Turki Usmani selain karena ketangguhan tentaranya juga
dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam
mengelola wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak
tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu
oleh shadr al-a‘zham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur).
Gubernur mengepalai daerah tingkat I. di bawahnya terdapat beberapa orang al-
2 Fahrizal. http://www.jejakpendidikan.com/2015/03/kejayaan-peradaban-turki-usmani.html
13 | M a s a 3 K e r a j a a n
Zanaziq atau ‗Alawiyah (bupati). Contohnya, ketika Turki Usmani dipimpin oleh
Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan dicintai rakyatnya, ia
juga seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Bahkan
Murad II banyak mendapat pujian dari sejarawan barat. Selain itu, di masa
pemerintahan Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan pemerintahan negara
disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa al-Abhur
yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.3
3. Bidang Pendidikan
Institusi pendidikan pada masa Turki Usman mula-mula didirikan oleh Sultan
Orkhan (1326-1359),24 Sistem pengajaran yang dikembangkan adalah menghafal
matan-matan meskipun murid tidak mengerti maksudnya, seperti menghafal
matan al-Jurumiah, matan Taqrib, matan Alfiah, matan Sultan dan lain-lain.
Murid-murid setelah menghafal matan itu barulah mempelajari syarahnya,
kadang-kadang serta khasiyahnya.25 Sedangkan Ilmu pengetahun keislaman
seperti fiqih, tafsir, ilmu kalam dan lain-lain tidak mengalami perkembangan.
Kebanyakan penguasa Usmani cenderung bersikap taqlid dan fanatik terhadap
suatu mazhab dan menentang mazhab yang lain. Melihat kondisi ini maka Khoirul
Anam dalam tulisannya yang berjudul Melacak Paradigma Pendidikan Islam:
Sebuah Upaya Menuju Pendidikan yang Memberdayakan, mengemukakan
sebagai berikut: ―…..seiring dengan kemunduran Islam-terutama setelah
kejatuhan
Bagdad tahun 1258 M--, pendidikan dalam dunia Islam pun ikut mengalami
kemunduran dan ke-jumud-an. Sehingga, pendidikan tidak lagi mampu menjadi
sebuah 'sarana pendewasaan' umat. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan
Fazlur Rahman, pendidikan menjadi tidak lebih dari sekedar sarana untuk
mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai 'lama' (tradisional) dari ancaman
'serangan' gagasan Barat yang dicurigai akan meruntuhkan tradisi Islam, terutama
'standar' moralitas Islam. Pendidikan tidak lagi mampu menjadi sebuah proses
intelektualisasi yang merekonstruksi paradigma (pola pikir) peserta didik melalui
3 Fahrizal. http://www.jejakpendidikan.com/2015/03/kejayaan-peradaban-turki-usmani.html
14 | M a s a 3 K e r a j a a n
interpretasi secara continue dengan berbagai disiplin ilmu sesuaim perkembangan
jaman…... Akibatnya, pendidikan Islam melakukan proses 'isolasi' diri sehingga
pendidikan Islam akhirnya termarginalisasi dan terhadap perkembangan
pengetahuan maupun tehnologi.4
15 | M a s a 3 K e r a j a a n
1807.33 Meskipun demikian, program pembaharuan tersebut baru terealisasi pada
periode Sultan Mahmud II, Tanzimat dan Usmani Muda.
Berikut ini adalah ulama-ulama yang terkenal pada masa Turki Usmani:
1. Syaikh Hasan bin Ali Ahmad al-Syabi‘iy yang termasyur dengan al-
Madabighy. Ia adalah pengarahng Khasiyah Jam’ul dan Syarah al-
Jurmiyah (w. 1179 H./1756 M.).
2. Syamsuddin Ramali (w. 1004 H./1595 M) pengarang Nihayah.
3. Ibn Hajar al-Haijsyamy (w. 975 H./1567 M.) pengarang Tuhfa.
4. Muhammad bin Abdur Razaq, Murthadhod al-Husaini al-Zubaidi
pengarang sejarah al-Qamus, bernama tajjul Urusy (w. 1205 H/1790 M).
5. Syaikh Hasan al-Kafrawy al-safiy al-Azhary (w. 1202 H./1787 M.)
pengarang syarah-syarah dan khaisiroh-khaisiroh.
6. Syaikh Muhammad bin Ahmad bin arfah al-Dusuqy al-maliki 9w. 1230
H./1814 M) ahli filsafat dan ilmu falak serta ilmu ukur.
Sementara perpustakaan yang termasyur pada masa Turki Utsmani
pada 1300-1808 M adalah :
4. Bidang Budaya
16 | M a s a 3 K e r a j a a n
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas, sehingga
kebudayaannya merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan. Diantaranya
adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab.
Orang-orang Turki Usmani memang terkenal sebagai bangsa yang suka dan
mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima
kebudayaan luar.
5. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama,
dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi
hukum yang berlaku.
Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan antara katolik, mereka diberi
kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Usmani. Bahkan
Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan dan
kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan Sulaiman yang paling adil
17 | M a s a 3 K e r a j a a n
dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam.
Di kerajaan Turki Usmani Tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling
terkenal ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua Tarekat banyak dianut
oleh kalangan sipil dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang
sangat dominan di kalangan Jenissary, sehingga mereka sering disebut dengan
tentara Bektasyi. Sementara tentara Maulawi mendapat dukungan dari para
penguasa dalam mengimbangi Jenissary Bektasyi.
Di lain pihak, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan
Hadist boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para
penguasa lebih cenderung untuk menegakkan satu paham (Madzab) keagamaan
dan menekan Madzab lainnya. Contoh Sultan Abd Al-Hamid II begitu fanatik
terhadap aliran Ash-‗Ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan
fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang.
18 | M a s a 3 K e r a j a a n
membuat kerajaan safawi menjadi kuat. Setelah itu Abbas 1 mulai memusatkan
perhatiannya keluar dengan berusaha merebut kembali wilayah kekuasaannya
yang hilang (Badri Yatim.1997:143).
1. Isma'il I (1501-1524 M)
2. Tahmasp I (1524-1576 M)
3. Isma'il II (1576-1577 M)
5. Abbas I (1587-1628 M)
19 | M a s a 3 K e r a j a a n
6. Safi Mirza (1628-1642 M)
7. Abbas II (1642-1667 M)
8. Sulaiman (1667-1694 M)
9. Husein I (1694-1722 M)
1. Bidang keagamaan
2. Bidang arsitektur
3. Bidang ekonomi
20 | M a s a 3 K e r a j a a n
salah satu jalur dagang laut antara timur dan barat yang biasa di perebutkan oleh
belanda, inggris, dan perancis sepenuhnya telah menjadi milik kerajaan syafawi.
Di samping sektor perdagangan, kerajaan syafawi juga mengalami kemajuan di
sektor pertanian terutama di daerah bulan sabit subur( Badri Yatim.1997:144).
Beberapa ilmuan yang selalu hadir di majelis istana, yaitu: Baha Al-Din
Al-Syaerazi seorang filosof dan Muhammad Bagir Ibn Muhammad Damad,
seorang filosof ahli sejarah, teolog seorang yang pernah mengadakan observasi
mengenai kehidupan lebah (Badri Yatim.1997:144).
5. Bidang kesenian
21 | M a s a 3 K e r a j a a n
3) Muhammad Bagir Ibn Muhammad Damad ( filosof, ahli sejarah, dan
teolog). Beliau pernah melakukan penelitian ( observasi )tentang
kehidupan lebah. Ia wafat pada tahun 1631 M.
22 | M a s a 3 K e r a j a a n
Jengis Khan. Ekspansinya ke India dimulai dengan penundukan penguasa
setempat yaitu Ibrahim Lodi dengan Alam Khan (Paman Lodi) dan gubernur
Lohere(Siti Maryam, dkk. 2002: 184). Ia berhasil munguasai Punjab dan berhasil
menundukkan Delhi, sejak saat itu ia memproklamirkan berdirinya kerajaan
Mughal. Proklamasi 1526 M yang dikumandangkan Babur mendapat tantangan
dari Rajput dan Rana Sanga didukung oleh para kepala suku India tengah dan
umat Islam setempat yang belum tunduk pada penguasa yang baru itu, sehingga ia
harus berhadapan langsung dengan dua kekuatan sekaligus. Tantangan tersebut
dihadapi Babur pada tanggal 16 Maret 1527 M di Khanus dekat Agra. Babur
memperoleh kemenangan dan Rajput jatuh ke dalam kekuasaannya.
23 | M a s a 3 K e r a j a a n
syi‘ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di
Jullandur tahun 1561 M.
24 | M a s a 3 K e r a j a a n
sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini
Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure
pemimpinnya (Ikram, 1967:247).
Sistem yang menonjol adalah politik sulh e-kul atau toleransi universal,
yaitu pandangan yang menyatakan bahwa derajat semua penduduk adalah sama.
Sistem ini sangat tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu
sedangkan Mughal adalah Islam (Ali Sodikin, dkk, 2003:220). Dalam urusan
pemerintahan, pada masa Akbar menyusun pentadbiran secara teratur yang jarang
taranya, sehingga Inggris satu setengah abad kemudian setelah menaklukan India,
25 | M a s a 3 K e r a j a a n
tidak dapat memilih jalan lain, hanya meneruskan administrasi Sultan Akbar
(Dedi Supriyadi, 2008:262).
2. Bidang Ekonomi
Ciri yang menonjol dari arsitektur Mughal adalah pemakaian ukiran dan
marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Bangunan sejarah yang
ditinggalkan periode ini adalah Tajmahal di Aqra, Benteng Merah, Jama Masjid,
istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi (Ali Sodikin, dkk,
2003:221) .
26 | M a s a 3 K e r a j a a n
Gambar 1.5 Bangunan Indah Taj Mahal di Aqra
Sumber : http://www.fascinatingplanet.com
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya
seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang
indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri,
villa dan mesjid-mesjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun mesjid
berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra,Mesjid Raya Delhi dan istana indah di
Lahore(Dedi Supriyadi, 2008:263).
27 | M a s a 3 K e r a j a a n
4. Bidang Ilmu Pengetahuan
28 | M a s a 3 K e r a j a a n
b. Kemunduran Dinasti Syafawi di Persia
Setelah sebagian besar wilayah dikuasai oleh Afghan, Turki Usmani dan
Rusia, Nadir Syah (dinasti Asfhariah) karena mendapat dukungan dari suku Zand
di Iran Barat menundukan dinasti safawiyah. Nadir Syah (bergelar Syah Iran)
memadukan Sunni-Syi‘ah untuk mendapat dukungan dari Afgan dan Turki
Usmani; dan ia mengusulkan agar madzhab fiqih ja‘fari (Syi‘ah) dijadikan
madzhab hukum yang kelima oleh ulama Sunni. Dinasti safawi pimpinan Nadir
Syah kemudian di taklukan oleh dinasti Qajar (Ibid:300).
29 | M a s a 3 K e r a j a a n
tindakan-tindakan Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran
puritanisme. Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu
menghadapi problema yang ditinggalkan (Badri Yatim,2008:159).
30 | M a s a 3 K e r a j a a n
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Tiga kerajaan Islam penting diciptakan pada akhir abad 15 dan awal abad
16: Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan Safawi di
Persia. Tiga Kerajaan penting tersebut tampak lebih memusatkan pandangan
mereka pada tradisi demokratis Islam, dan membangun imperium absolute.
Hampir setiap segi kehidupan umum dijalankan dengan ketepatan sistematis dan
birokratis dan berbagai kerajaan mengembangkan sebuah administrasi yang rumit.
Ketiga kerajaan besar ini seperti membangkitkan kembali kejayaan Islam setelah
runtuhnya Bani Abbasiyah. Namun, kemajuan yang dicapai pada masa tiga
kerajaan besar ni berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam.
Kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual,
kemajuan di zaman klasik. Dalam bidang ilmu keagamaan, umat Islam sudah
mulai bertaklid kepada imam-imam besar yang lahir pada masa klasik Islam.
Kalau pun ada mujtahid, maka ijtihad yang dilakukan adalah ijtihad fi al-
mazhab, yaitu ijtihad yang masih berada dalam batas-batas mazhab tertentu. Tidak
lagi ijtihad mutlak, hasil pemikiran bebas yang mandiri. Filsafat dianggap bid‘ah.
Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban, dan
kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, pada
masa tiga kerajaan besar kemajuan dalam bidang filsafat — kecuali sedikit
berkembang di kerajaan Safawi Persia — dan ilmu pengetahuan umum tidak
didapatkan lagi. Kemajuan yang dapat dibanggakan pada masa ini hanya dalam
bidang politik, kemiliteran, dan kesenian, terutama arsitektur.
31 | M a s a 3 K e r a j a a n