Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BERDASARKAN PESANAN
MAKALAH
Disusun oleh :
1. Yusuf Juanda 1816220070
2. Sifa Fauyiah 1816220012
3. Kiki Andriani Oktavia 1816220106
4. Herta Natalia 1816220115
5. Yuli Yanti 1816260117
6. Angeline Ari Kusumawati 1816220027
7. Meli Julianti Br Lumban Gaol 1816220046
8. Isna Ramadhani Priyana 1816220113
9. Indrya Puspita 1816220007
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki,
tentunya masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ................................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order
Costing atau Job Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap
pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan adalah output yang
didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk
mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk
suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen.
Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan
harus dapat didentifikasikan secara terpisah. Agar rician dari perhitungan
biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus
terdapat perbedaan penting dalam biaya per- unit suatu pesanan dengan
pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan secara simultan
mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar
temple, maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah
dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-
pesanan tersebut juga berbeda, sehingga perhitungan biaya berdasarkan
pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu
biaya pesanan (Job Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas atau elektronik.
Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara silmutan, setiap kartu
biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diberikan
ke setiap pesanan. Sebagai akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan
pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan.
Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku,
membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan
baku ke overhead.
1
Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan
dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan
membebankan tenaga kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi
overhead mengakumulasikan biaya overhead, memelihara catatan terinci
atas overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap
pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan
hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan baku,
pengakuan biaya tenaga kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik,
penggunaan bahan baku, distribusi beban gaji tenaga kerja, pembebanan
estimasi biaya overhead, penyelesaian pesanan dan penjualan produk.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan
pesanan) ?
Apa saja yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya
berdasarkan pesanan?
C. Tujuan
Mengetahui konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan).
Mengetahui hal-hal yang membebankan biaya produksi pada
perhitungan biaya berdasarkan pesanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga
pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok produk secara
keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan. Maka dari itu, sistem
perhitungan ini sangat berperan penting di berbagai pabrik maupun
perusahaan. Contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job
order costing adalah adalah perusahaan pembuatan pesawat udara,
perusahaan mebel, perusahaan modister, industri gelanggang kapal,
pembuatan mesin atau alat berat khusus, jam tangan mewah, percetakan, dan
lainnya. Umumnya, produknya dicirikan sebagai produk yang khusus
(custome) dan tidak diproduksi secara masal. Kartu harga pokok di samping
dipergunakan untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga berfungsi
sebagi rekening pembantu (subsidiary account) dari rekening control.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan delapan ayat jurnal yang
digunakan untuk mencatat transaksi. Ayat-ayat jurnal sebagai berikut.
1. Pembelian bahan baku
2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3. Pengakuan biaya overhead pabrik
4. Penggunaan bahan baku
5. Distribusi beban gaji tenaga kerja
6. Pembebanan estimasi biaya overhead
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan produk
Dokumen dasar perhitungan biaya pesanan, sumber untuk
memasukkan biaya dalam kalkulasi biaya pesanan. Catatan ini kadang-
kadang disebut sebagai lembar biaya pekerjaan, arsip biaya pekerjaan atau
kartu biaya pekerjaan. Karena biaya diakumulasi setiap pekerjaan, batch atau
lot, maka dalam dokumen ini memperlihatkan bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk
suatu pesanan.
4
File kartu biaya pesanan yang belum selesai dapat berfungsi sebagai buku
besar tambahan untuk persediaan produk dalam proses.
Contoh 1
Pada tanggal, 5 april 2007 P.T. Aceh Besar Garment menerima pesanan
Busana muslim dari Toko Cut Busana, sebanyak 100 lusin dengan
spesikfikasi stelan bordir + payet. Berdasarkan kontrak kerja tanggal
dibutuhkan Toko Cut Busana adalah tanggal: 27 April 2007, dengan harga jual
berdasar kontrak Rp 624.000 per-lusin.
Bedasarkan pesanan tersebut perusahaan melakukan perhitungan biaya
dengan menggunakan kartu pesanan berikut :
5
B. Akuntansi untuk Bahan Baku
Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan pengeluaran bahan
berbeda di tiap pabrik. Biasanya sebelum tanggal produksi dimulai, karyawan
dibagian yang bertanggung jawab atas penjadwalan akan memberi informasi
kepada bagian pembelian, dengan menggunakan formulir permintaan
pembelian, tentang bahan- bahan yang ingin dibeli. Bagian pembelian
kemudian megeluarkan pesanan pembelian kepada pemasok. Setelah itu,
pegawai di bagian departemen penerimaan membuat laporan penerimaan
barang dilihat dari kondisi dan kuantitas.
Perkiraan bahan dalam buku besar (general ledger) merupakan
perkiraan pengendali. Perkiraan yang terpisah untuk masing-masing jenis
bahan yang diselenggarakan dalam buku tambahan adalah buku bahan
(materials ledge). Kegunannya adalah sebagai alat bantu memlihara kuantitas
persediaan barang.
Bahan-bahan yang ingin di produksi, maka akan dipindahkan dari
gudang ke pabrik dengan menyesuaikan dengan formulir permintaan bahan,
yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh bagian produksi atau bagian
penjadwalan. Formulir ini berfungsi sebagai dasar pembukuan (pemasukan)
data kuantitas dan jumlah dolar ke perkiraan buku bahan.
Formulir yang telah diisi akan dijadikan sebagai dasar pemindah harga
pokok bahan dari perkiraan pengendalian dalam buku besar ke perkiraan
pengendalian unuk barang dalam proses dan overhead pabrik.
Ada dua tahapan dalam pencatatan bahan baku, yaitu saat pembelian
dan saat penggunaan Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan
pengunaan bahan baku ini di antara perusaha bisa berbeda-beda.
Kadangkala sebelum tanggal produksi untuk produk tertentu dimulai
departemen yang bertanggung jawab terhadap skedul produksi memberi
informasi kepada departemen pembelian dengan menggunakan formulir
permintaan pembelian mengenai bahan yang dibutuhkan, kemudian
departemen pembelian mengeluarkan order pembelian yang ditujukan ke
pemasok, dengan mendebit bahan baku dan mengkredit utang usaha/kas.
6
Jurnal:
Pembelian Bahan Baku
Bahan Baku Rp. xx
Utang usaha/Kas Rp. Xx
7
mudah. Kartu ini digunakan untuk menghitung penghasilan dari karyawan
dengan upah per jam.
Dari segi hubungan dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua,
yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja
langsung adalah pekerja atau karyawan yang secara langsung ikut
berpartisipasi dalam proses produksi dan yang upahnya merupakan bagian
yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja langsung
diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan
langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung
adalah pekerja atau karyawan yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi
dalam proses produksi. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya
tenaga kerja tak langsung. Jadi upah tenaga kerja tak langsung dibebankan
pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik
yang ditentukan di muka.
Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung,
setiap karyawan membuat satu atau lebih kartu jam kerja karyawan setiap hari.
Setiap kartu jam kerja karyawan merupakan dokumen yang menunjukkan
waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja untuk sutu pesanan tertentu
(tenaga kerja langsung) atau untuk tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung).
Tenaga kerja yang tidak digunakan dalam proses produksi dibebankan ke
akun beban pemasaran atau beban administratif. Kartu jam kerja biasanya
dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik, dan jumlah jam kerja
setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja dicocokkan dengan jumlah jam
kerja menurut kartu absen.
Jumlah waktu yang telah dicatat dalam kartu jam kerja (time tickets),
kemudian dibandingkan dengan kartu karyawan (clock cards). Gunanya untuk
dijadikan sebagai pengecekan internal (internal check) dari ketepatan
pengeluaran upah. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja, meliputi
perhitungan gaji, pendistribusian ke masing-masing bagian.
Proses perhitungan sampai dengan pendistribuasian dan pembayaran
berdasarkan data kehadiran, jumlah dan pembayaran kepada masing-masing
tenaga kerja berdasarkan bagian masing-masing.
8
Proses pencatatan terjadinya gaji dengan mendebit beban gaji, dan
mengkredit Utang Beban Gaji. Sedangkan untuk pendistribusian gaji kebagian
yang berhubungan biaya pabrikasi, dengan mendebit produk dalam proses,
pengendali ovehead pabrit dan mengkredit beban gaji. Arus biaya pekerja ke
dalam produksi digambarkan dengan ayat jurnal berikut ini.
Jurnal:
Biaya Tenaga Kerja yang Terjadi
Beban Gaji Rp. xx
Beban Gaji yang masih harus dibayar Rp. xx
9
langsung. Sejalan dengan meningkatnya penggunaan mesin dan otomasi,
maka overhead pabrik mewakili bagian–bagian yang lebih besar dari total
biaya. Sebagian jenis biaya overhead pabrik terjadi untuk keseluruhan pabrik
dan tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan produk jadi. Masalah
menjadi rumit, karena beberapa jenis biaya overhead pabrik relatif besarnya
tetap, sementara yang lainnya cenderung bergerak sesuai dengan perubahan
produktifitas.
Menunggu sampai akhir periode akuntansi untuk mengalokasikan
overhead pabrik ke berbagai pekerjaan merupakan hal yang sangat dapat
diterima dari sudut pandang keakuratan (accurancy), namun hal ini sangat
tidak memuaskan jika ditinjau dari ketepatan waktu (timesliness). Agar sistem
biaya dapat mempunyai kegunaan yang sebesar-besarnya, maka
kehendaknya data biaya dapat tersedia pada saat setiap pekerjaan selesai,
meskipun ada pengorbanan dalam ketelitian. Hanya melalui pelaporan yang
tepat waktu manajemen dapat membuat penyesuaian yang dipandang perlu
dalam penetapan harga dan metode produksi, untuk mencapai kombinasi
terbaik yang mungkin dari pendapatan dan dari biaya pekerjaan di masa
mendatang. Oleh karena itu, dengan maksud agar data biaya dari
pekerjaan dapat selalu tersedia, terdapat kebiasaan untuk membebankan
overhead pabrik pada produksi dengan penggunaan tarif overhead pabrik
yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined factory overhead rate).
Tarif overhead pabrik yang ditentukan dengan menghubungkan
estimasi jumlah overhead pabrik untuk tahun yang akan datang dengan
beberapa dasar kegiatan yang umum, yaitu dasar yang dapat membebankan
secara adil pada barang yang diproduksi. Pada saat biaya (overhead pabrik)
terjadi, biaya tersebut didebet ke perkiraan overhead pabrik. Biaya
overhead pabrik yang dibebankan ke produksi secara periodik dikresit
keperkiraan overhead pabrik dan didebet ke perkiraan barang dalam proses.
Maka perhitungan dan pembebanan ke pesanan tertentu memerlukan
dasar tersendiri seperti jam kerja langsung, jam kerja mesin, biaya tenaga
kerja, biaya bahan baku langsung dan unit produksi.
10
Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dapat diidentifikasi
langsung ke setiap pesanan dan dapat diukur secara lebih akurat. Sedangkan
untuk biaya overhead pabrik lebih sulit, karena membutuhkan perhitungan
yang lebih rumit, mengingat jenis biaya ini sangat beragam yaitu semua biaya
yang berhubungan dengan proses pabrikasi, selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung.
Pencatatan untuk biaya overhead pabrik dapat dilakukan dua langkah
yaitu Pertama: saat terjadi overhead pabrik sesungguhnya (actual) dengan
mendebit pengendali overhead pabrik, dan mengkredit ke akun setiap jenis
biaya, Kedua: pada saat pembebanan overhead pabrik ke pesanan, dengan
mendebit produk dalam proses dan mengkredit overhead pabrik dibebankan.
Jurnal:
Blaya Overhead PabrIk Sesungguhnya (Aktual)
Pengedali Overhead Pabrik Rp. xx
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. xx
Pengedali Overhead Pabrik Rp. xx
Asuransi Biaya Dimuka Rp. Xx
11
Jurnal
Penyerahan langsung ke pemesan:
Piutang Usaha Rp. xx
Penjualan Rp. xx
Harga Pokok Penjualan Rp. xx
Produk Dalam Proses Rp. xx
Mengisi persediaan produk jadi:
Produk Selesai Rp. xx
Produk Selesai Rp. Xx
F. Contoh Kasus
PT Kenapa Kaya Manufakturing menggunakan sistem akuntansi job
order cost. Informasi berikut diambil dari catatan perusahaan setelah semua
posting telah diselesaikan pada akhir bulan Agustus:
Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik ke Barang Dalam
Proses.
2. Hitunglah biaya produksi setiap job.
3. Buatlah ayat jurnal untuk mentransfer biaya barang yang telah selesai
ke Barang Jadi.
4. Hitunglah biaya per unit setiap job.
5. Hitunglah harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan
kenaikan (mark up) 30% dari biaya per unit.
12
Jawab:
1. Ayat jurnal pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrikasi ke Barang Dalam Proses (semua job)
3. Ayat jurnal untuk mencatat biaya barang yang selesai ke barang jadi
(semua Job)
13
4. Biaya per unit setiap job
5. Harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan kenaikan
(mark up) 30% dari biaya per unit.
14
overhead. Sedangkan biaya yang dapat ditelusuri langsung ke pesanan,
pembebanan tidak begitu rumit, karena biaya ini dapat dibebani langsung
kepesanan secara individual contoh pada perusahaan jasa akuntan seperti
biaya perjalanan, biaya interlokal, biaya foto copy biaya jasa yang
disubkontrakkan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job order
costing (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan
pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya
produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu
pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai
dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan
yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem
perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang
terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan
membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.
Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan
biaya berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan
baku yang dibeban kan pada bon permintaan. Jadi, biaya bahan baku
dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya tenaga
kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya dengan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada
pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-
tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
B. Saran
Berhubungan dengan makalah yang telah kami buat ini semoga
bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya dan bagi penyusun
pada khususnya. Namun penulis menyadari bahwa makalah yang telah kami
buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
penulis perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
16
DAFTAR PUSATAKA
17