S56942 Sania PDF
S56942 Sania PDF
E-mail: saniasaniaaa@yahoo.co.id
Abstrak
Salah satu efek samping obat antihipertensi kaptopril adalah batuk kering. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efek samping batuk kering pada pasien rawat jalan yang mendapatkan obat antihipertensi kaptopril di
Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.
Pengambilan data dilakukan secara prospektif dengan menggunakan data sekunder dari resep pasien dan data primer
dari wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengumpulan
data dilakukan dari Maret-Mei 2014 secara total sampling. Penilaian kausalitas reaksi obat yang tidak dikehendaki
(ROTD) batuk kering menggunakan algoritma Naranjo. Total pasien yang memenuhi kriteria sebagai subyek
penelitian adalah 31 pasien dari jumlah total 128 pasien yang menggunakan obat kaptopril. Sebanyak 7 pasien
(22,6%) mengalami efek samping batuk kering. Berdasarkan analisis algoritma Naranjo, 1 dari 7 ROTD yang terjadi
dikategorikan pasti (definite) dan 6 kejadian dikategorikan besar kemungkinan (probable). Hasil analisis secara
statistik memperlihatkan bahwa usia, jenis kelamin, suku, lama penggunaan obat, dan merek obat kaptopril tidak
memiliki hubungan bermakna dengan efek samping batuk kering. Prevalensi efek samping batuk kering pada
penelitian ini tergolong tinggi.
Kata kunci: antihipertensi, algoritma Naranjo, batuk kering, efek samping, kaptopril
Monitoring of Side Effects Dry Cough in Patients Treated with Drug Captopril in
Universitas Kristen Indonesia General Hospital period of March-May 2014
Abstract
One of the side effects of antihypertensive drugs captopril is a dry cough. This study aimed to evaluate the side
effects of dry cough in outpatients receiving antihypertensive drugs captopril in RSU UKI. The method used in this
study was descriptive analytical. Data was collected prospectively using secondary data from the patient's
prescription and primary data from patient interviews using a questionnaire that had been tested for validity and
reliability. Data collection was conducted from March to May 2014 by total sampling. The causality evaluation on
the adverse drug reaction (ADR) of dry cough using Naranjo algorithm. Total patients who participated in this study
were 31 patients from a total of 128 patients using the drug captopril. As much as 7 patients (22.6%) experienced
side effect dry cough. Based on Naranjo algorithm analysis, 1 of the 7 ADR which occured was catagorized as
definite and six were catagorized as probable. Results of statistical analysis showed that age, sex, ethnicity, duration
of medication, and brand of Captopril does not have a significant correlation with the dry cough side effect. The
prevalence of dry cough side effects in this study is high.
Kaptopril adalah obat Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE Inhibitor) yang
pertama kali dilaporkan pada tahun 1977 dan telah disetujui sebagai pengobatan hipetensi pada
tahun 1980. Penggunaan kaptopril sebagai obat antihipertensi berkaitan dengan sejumlah efek
samping, seperti batuk kering, angioedema, hipotensi, ruam, gangguan pengecapan, hiperkalemia,
neutropenia, dan lain-lain (Al-Youzbaki & Mahmood, 2006).
Batuk kering adalah salah satu kendala utama pengobatan menggunakan kaptopril (Amir,
Khan, &Tahir, 2005). Berdasarkan American Hospital Formulary Service (AHFS), batuk sering
diabaikan sebagai efek samping potensial dari obat ACE Inhibitor (Ikawati, Djumiani, & Putu,
2008). Seharusnya efek samping batuk tidak boleh diabaikan karena selain dapat mengganggu
kualitas hidup pasien, batuk dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan dapat menyebabkan
pembuluh darah pecah (Elan, 2011). Efek samping batuk kering dapat menyebabkan pasien
menjalani serangkaian evaluasi, tes diagnostik dan pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan
(Amir, Khan, & Tahir, 2005).
Prevalensi efek samping batuk kering pada pasien yang mendapatkan terapi kaptopril
cukup tinggi (Al-Youzbaki & Mahmood, 2006). Beberapa studi melaporkan wanita dan usia
lansia memiliki risiko lebih besar untuk mengalami efek samping batuk kering. Penelitian lain
menyebutkan tidak terdapat perbedaan kemungkinan terjadinya efek samping batuk kering pada
perbedaan jenis kelamin dan usia. Selain itu, terdapat studi bahwa efek samping lebih dominan
terjadi pada ras tertentu (Salami & Katibi, 2005).
Penelitian untuk mengevaluasi efek samping batuk kering di Indonesia secara khusus
belum pernah dilakukan, maka peneliti ingin mengamati efek samping batuk kering pada pasien
ras Indonesia yang mendapat terapi obat kaptopril. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi efek samping batuk kering pada pasien yang mendapapatkan obat kaptopril di Rumah
Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia (RSU UKI). Peneliti juga akan mencoba
mengevaluasi terkait hubungan antara usia, jenis kelamin, suku pasien, lama penggunaan obat,
dan merek obat kaptopril yang diberikan dengan kejadian efek samping batuk kering.
2. Tinjauan Teoritis
Insiden terjadinya batuk kering dapat sangat bervariasi, tergantung metode dari masing-
masing studi. Prevalensi efek samping batuk yang serendah mungkin terjadi pada rentang 0,2 –
Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif analitik dan pengambilan data secara
prospektif. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Farmasi RSU UKI, Jakarta. Pengambilan data
dilakukan pada periode bulan Maret-Mei 2014.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang mendapatkan terapi obat
antihipertensi kaptopril di RSU UKI pada periode pengambilan sampel, yaitu 4 Maret-15 April
2014. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling, dimana sampel yang diambil adalah
pasien rawat jalan yang mendapatkan terapi obat antihipertensi kaptopril yang memenuhi kriteria
inklusi dan bukan kriteria eksklusi di Instalasi Farmasi RSU UKI periode 4 Maret-15 April 2014.
Kriteria inklusi pada penelitian ini, yaitu:
1. Pasien rawat jalan mendapatkan terapi obat antihipertensi kaptopril (maksimal 3 bulan
pemakaian obat).
2. Pasien bersedia mengikuti penelitian ini dengan menandatangani formulir pernyataan
persetujuan (Informed Consent).
Kriteria eksklusi sampel adalah:
1. Pasien dengan kondisi penyakit yang dapat menyebabkan batuk, seperti gagal jantung
kongestif dan penyakit jantung kondisi akut lainnya, kanker pada saluran nafas (kanker paru,
kanker laring), laringitis, pneumonia (radang paru), PPOK (Penyakit Paru Obstruktive
Kronik), Asma, dan TBC
2. Pasien yang merokok
3. Pasien yang memiliki riwayat alergi yang dapat menyebabkan batuk
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan bukan kriteria eksklusi akan dilakukan follow
up setiap 1 minggu selama 1 bulan. Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data
sekunder berupa resep pasien dan data primer dari wawancara pasien. Bentuk wawancara yang
digunakan pada penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin. Kuesioner yang akan
digunakan untuk wawancara pasien diuji validitas dan reliabilitasnya menggunakan data hasil
kuesioner 30 responden. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan program Statistical Package
for the Social Sciences (SPSS). Wawancara yang diberikan pada pasien dapat dilihat pada
lampiran 1.Data yang diperoleh dari resep pasien dan hasil wawancara pasien akan digunakan
untuk menganalisis kausalitas ROTD batuk kering dengan menggunakan algoritma Naranjo.
Hasil dari uji validitas kuesioner adalah dengan signifikansi 95% (sig=0,05), seluruh butir
pertanyaan memiliki korelasi positif dan memberikan nilai Pearson Correlation (r hitung) yang
lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner valid. Hasil dari uji
reliabilitas memberikan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,910 atau >0,6 sehingga dapat
dinyatakan bahwa kuesioner reliabel.
Jumlah pasien yang mendapatkan obat antihipertensi kaptopril pada periode 4 Maret-15
April 2014 sebanyak 128 pasien. Peneliti mendapatkan sebanyak 49 pasien yang menggunakan
obat kaptopril dengan maksimal lama penggunaan obat 3 bulan dan 71 pasien yang menggunakan
obat kaptopril lebih dari 3 bulan penggunaan obat. Delapan pasien tidak dapat peneliti ketahui
mengenai lama penggunaan obat kaptopril. Tiga pasien tidak bersedia sebagai subyek penelitian,
sehingga terdapat 46 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 12 pasien yang termasuk
kriteria eksklusi dan terdapat 3 pasien yang harus peneliti keluarkan sebagai sampel penelitian
(drop out) karena pasien tidak dapat dipantau kembali (follow up). Total subyek penelitian yang
Hubungan Usia, Jenis Kelamin, Suku Pasien dengan Efek Samping Batuk Kering
Berdasarkan hasil analisis proporsi dan analisis dari hasil uji statistik hubungan usia, jenis
kelamin, dan suku pasien dengan efek samping batuk kering, dapat dilihat pada Tabel 4. Analisis
proporsi menggunakan uji deskriptif Crosstabs dan analisis statistik yang digunakan adalah uji
mutlak Fisher. Hasil dari uji tersebut menunjukkan probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, suku
pasien dengan efek samping batuk kering.
Hasil penelitian mengenai hubungan usia dan jenis kelamin dengan efek samping batuk
kering sesuai dengan hasil penelitian oleh Woo & Nicholls (1995), Salami & Katibi (2005), dan
Al-Youzbaki & Mahmood (2006), yaitu kejadian efek samping batuk kering karena penggunaan
obat kaptopril tidak ada hubungan yang bermakna dengan usia dan jenis kelamin. Hasil penelitian
mengenai hubungan suku dengan efek samping batuk kering sesuai dengan hasil penelitian Ya
Feng Li et al. (2012), yaitu tidak terdapat hubungan antara suku dengan polimorfisme gen ACE
Tabel 4. Hubungan usia, jenis kelamin, suku pasien dengan efek samping batuk kering
Jumlah Efek samping batuk
Kategori pasien kering P
(n) n %
Usia
1. Bukan Lansia (di 15 3 20,0% P = 1,000
bawah 60 tahun)
2. Lansia (60 tahun 16 4 25,0%
ke atas)
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 17 3 17,6% P = 0,671
2. Perempuan 14 4 28,6%
Suku
1. Suku di Sumatera 12 2 16,7% P = 0,871
2. Suku di Jawa 11 3 27,3%
3. Campuran 8 2 25,0%
Hubungan Lama Penggunaan Obat dan Merek Obat Kaptopril dengan Efek Samping
Batuk Kering
Berdasarkan hasil analisis proporsi dan analisis dari hasil uji statistik hubungan lama
penggunaan obat dan merek obat kaptopril dengan efek samping batuk kering dapat dilihat pada
Tabel 5. Analisis proporsi menggunakan uji deskriptif Crosstabs dan analisis statistik yang
digunakan adalah uji mutlak Fisher. Hasil dari uji tersebut menunjukkan probabilitas lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama
penggunaan obat dan merek obat kaptopril dengan efek samping batuk kering.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Al-Youzbaki & Mahmood (2006), yaitu
kejadian efek samping batuk kering karena penggunaan obat kaptopril tidak terdapat hubungan
yang bermakna dengan lama penggunaan obat kaptopril. Onset terjadinya efek samping batuk
kering pada penelitian ini adalah 4 hari sampai 1,5 bulan (90 hari) dari dimulainya pengobatan
menggunakan kaptopril.
Obat kaptopril dengan merek generik berlogo “C” dan obat kaptopril bermerek “D”,
keduanya diproduksi oleh perusahaan farmasi yang sama. Kedua obat tersebut mengandung zat
Tabel 5. Hubungan Lama Penggunaan Obat dan Merek Obat Kaptopril dengan Efek Samping
Batuk Kering
Jumlah efek samping batuk
Kategori pasien kering P
(n) n %
Lama Penggunaan Obat
Kaptopril (bulan)
1. 0-1 17 5 29,4% P = 0,728
2. >1-2 5 1 20,0%
3. >2-3 9 1 11,1%
Merek Obat Kaptopril
1. C 19 5 26,3% P = 0,676
2. D 12 2 16,7%
Kesimpulan
Berdasarkan monitoring efek samping batuk kering pada pasien yang mendapatkan terapi
antihipertensi kaptopril di RSU UKI periode Maret-Mei 2014, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu :
1. Periode pengambilan sampel yang lebih panjang, sehingga didapat jumlah sampel yang lebih
besar supaya sampel menjadi bervariasi dan kesimpulan hasil penelitian lebih reliabel.
2. Periode follow up yang lebih lama, supaya lebih terdeteksi kejadian batuk kering karena efek
samping obat kaptopril.
3. Penelitian dengan pendekatan prospektif menggunakan metode studi cohort, dengan jumlah
sampel kelompok kontrol dan jumlah sampel kelompok risiko tidak berbeda jauh.
4. Data sekunder yang digunakan tidak hanya dari resep pasien tetapi dari data rekam medik
pasien sehingga identitas (data diri), data mengenai riwayat penyakit dan alergi, serta riwayat
pengobatan pasien lebih lengkap.
5. Penelitian efek samping batuk kering tidak hanya pada obat kaptopril tetapi pada obat ACE
Inhibitor lainnya karena efek samping batuk kering merupakan efek samping yang dapat
terjadi pada semua obat golongan ACE Inhibitor.
6. Daftar Referensi
Al-Youzbaki, W.B., & Mahmood, I.H.(2006). Prevalence of Captopril Induced Cough in Mosul Hypertensive.
Journal of Iraqi Medical Community, 2, 225-227.
Amir, M., Khan, B.,& Tahir, M. (2005). Incidence of Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor Induced Cough.
Journal of Classified Medical Specialist Combined Military Hospital Rawalpindi.
Brooks, S.M.(2011). Perspective on the human cough reflex. Journal of Public Health and Medicine University of
South Florida, 7, 10
Chung, K.F.,Widdicombe, J.G.,& Boushey, H.A.(2003).Cough: Mechanisms and Theraphy (pp.293-
294).Massachusetts:Blackwell Publishing
Dicpinigaitis, P.V. (2006). Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor induced Cough: ACCP Evidence Based
Clinical Practice Guidelines. Journal of American College of Chest Physicians, 129, 169-173.
1. Identitas pasien:
i) Nama :
ii) Usia : … th
iii) Jenis kelamin : L/P
iv) Suku : Ibu :
Bapak :
2. Lama Penggunaan Obat
0 - ≤ 1 bulan
>1 - ≤ 2 bulan
>2 - ≤ 3 bulan
3. Penyakit lain yang diderita
Penyakit Jantung
16. Apakah batuk bertambah berat setelah dosis obat kaptopril ditingkatkan?
Tidak tahu
17. Apakah batuk berkurang setelah dosis obat kaptopril diturunkan?
Tidak tahu
18. Apakah batuk membaik setelah obat kaptopril dihentikan /diberikan antagonis spesifik?
Tidak tahu